OLEH :
KELOMPOK 4
1. DWI LARAS SUKMA (1920005)
2. EEN RIZKIANA (1920014)
3. DEWI CAHYATI (1920032)
4. RAIFA AZZAHRA (1920035)
5. VIRA AMELIA PUTRI (1920011)
6. MEGA PUTRI SEPTIAN (1920018
7. ANGGI PRATAMA (1920039)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah yang
merupakan salah satu kewajiban yang harus kami selesaikan pada praktek mata ajar
keperawatan dasar ini. Judul kasus yang kami ambil adalah “Asuhan Keperawatan
Ny.E Dengan Diagnosa Medis Presbo Hamil Oligohydramnion” dengan
menyelesaikan makalah ini kelompok banyak menemukan hambatan namun berkat
bimbingan,pengarahan dan saran dari berbagai pihak akhirnya kelompok dapat
menyelesaikan makalah ini,untuk itu kelompok mengucapkan banyak terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bpk. Abdul Majid, S.Kep.,Ners selaku Ka.Inst RANAP
2. Ibu. Desti Megawati,Amd.Keb selaku kepala ruangan Amanda ratu/maternitas
3. Ibu. Inggit Firmandini,AM.Keb selaku Katim ruangan Amanda ratu/maternitas
4. Ibu Dewi laelasari SE.MM selaku kepala diklat RSU Jampang Kulon
5. Bpk. Masykur Khair,S.Kep.,Ns selaku pembimbing
6. Seluruh staf di ruang Amanda ratu/maternitas RSU Jampang Kulon
7. Rekan – rekan mahasiswa dari AKPER AL – IKHLAS CISARUA–BOGOR yang
praktik di RSU Jampang Kulon
Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kelompok mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun untuk memperbaiki makalah-makalah kami selanjutnya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Oligohidramnion merupakan suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari yaitu 500
ml yang merupakan resiko terjadi gawat janin maupun infeksi. Terdapat insiden
Oligohdramnion sekitar 3,9% dari seluruh kehamilan, namun estimasi sekitar 12% dari
kehamilan 40 minggu atau lebih . Oligohidramnion dapat meningkatkan angka kematian
bayi(AKB) atau Infant Mortality Rate(IMR) merupakan indicator yang sangat sensitif
terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan bayi baru lahir
perinatal maupun neonatal. angka kematian bayi adalah angka yang menunjukan
banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun
tertentu.
AKB di Indonesia masih sangat tinggi , menurut hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia(SDKI) bahwa AKB di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 24/1000
KH(kelahiran hidup).
Jumlah kematian bayi (AKB) di Indonesia mengalami penurunan. penurunan yang
terjadi pada jumlah absolute kematian bayi dari 33,278 bayi(tahun 2015), menjadi 27,875
(tahun 2017) diseluruh Indonesia.
Hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukan AKB sebesar 22,23
per 1000 kelahiran hidup. Di Jawa Barat berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi sebanyak 4,09/1000 kelahiran hidup.
Tahun 2018, realisasi angka kematian bayi adalah 5,60/1000 kelahiran hidup, artinya
pada setiap 1000 kelahiran hidup diKabupaten Sukabumi terdapat 5 bayi yang
meninggal.Hasil survey pada bulan Februari tahun 2021 terdapat 45 kasus
oligohidramnion di RSU jampang kulon,sukabumi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan proses keperawatan, penulis mampu menjelaskan asuhan keperawatan
pada kasus pasien dengan Presbo Hamil Oligohydramnion yang mengalami Neusea
dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yang disusun secara
sistematis dan komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah studi kasus ini adalah ;
a. Memaparkan hasil pengkajian pada kasus Neusea yang diberikan kepada pasien
dengan diagnosa medis Presbo hamil oligohydramnion di Ruang Amanda Ratu/
maternitas RSU Jampang kulon.
b. Memaparkan hasil analisa data pada kasus Neusea yang diberikan kepada pasien
dengan diagnosa medis Presbo hamil oligohydramnion di Ruang Amanda
ratu/maternitas RSU Jampang Kulon
c. Memaparkan hasil perencanaan keperawatan pada kasus Neusea yang diberikan
kepada pasien dengan diagnosa medis Presbo hamil oligohydramnion di Ruang
Amanda ratu/maternitas RSU jampang kulon.
d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan pada Neusea yang diberikan kepada
pasien dengan diagnosa medis Presbo hamil oligohydramnion di Ruang Amanda
ratu/maternitas RSU jampang kulon
e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan pada Neusea yang diberikan kepada
pasien dengan diagnosa medis Presbo hamil oligohydramnion di Ruang Amanda
ratu/maternitas RSU jampang kulon
C. Ruang Lingkup
Mengingat luasnya permasalahan pada Ny. E yang mengalami Neusea akibat
oligohydramnion maka kelompok membatasi masalah sesuai dengan kasus yang
diperoleh yaitu “ Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan diagnose medis presbo hamil
oligohydramnion di RSU jampang kulon.
D. Metode Penulisan
1. Metode
Dalam penyusunan makalah seminar kasus ini, penulis menggunakan metode
penulisan deskriptif observasional dalam bentuk studi kasus yaitu metode yang dibuat
berdasarkan keadaan sebenarnya dan tertuju pada pemecahan masalah.
2. Teknik pengumpulan data
a. Metode wawancara
Data yang diperoleh melalui percakapan baik dengan klien, keluarga maupun tim
kesehtan lain.
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
Data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat pasien, catatan medis klien
dan hasil pemeriksaan dari tim kesehatan lain.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan studi kasus ini kami membagi 5 BAB, yaitu :
1. BAB I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan,
ruang lingkup masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.
2. BAB II : Landasan teori terdiri dari pengertian oligohydramnion etiologi,
manifestasi klinis, patofisiologi, pathway, komplikasi pemeriksaan penunjang,
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan evaluasi
3. BAB III : Tinjauan kasus berisi tentang dokumentasi asuhan keperawatan
4. BAB IV : Pembahasan meliputi analisa kesenjangan yang terjadi antara teori dan
praktik tentang proses keperawatan
5. BAB V : Penutupan berisi tentang kesimpulan dan saran pelaksanaan asuhan
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
OLIGOHIDRAMNION
A. Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc.
Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena VAK
tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah AFI yang kurang
dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil cukup bulan).
B. Etiologi Oligohidramnion
Penyebab oligohydramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita
hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohydramnion
yang telah terdeteksi adalah cacat bawaan janin dan bocornya kantung/ membran cairan
ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim. Sekitar 7% bayi dari wanita yang
mengalami oligohydramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan
saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah
tekanan darah tinggi, diabetes, SLE, dan masalah pada plasenta. Serangkaian pengobatan
yang dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan
namaangiotensin-converting enxyme inhibitor (mis captopril), dapat merusak ginjal janin
dan menyebabkan oligohydramnion parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki
penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu
dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa
tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman
selama kehamilan mereka.
E. Pemeriksaan Oligohidramnion
Pemeriksaan dengan USG dapat mendiagnosa apakah cairan ketuban terlalu sedikit
atau terlalu banyak. Umumnya para dokter akan mengukur ketinggian cairan dalam 4
kuadran di dalam rahim dan menjumlahkannya. Metode ini dikenal dengan nama
Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur
kurang dari 5 cm, calon ibu tersebut didiagnosa mengalami oligohydramnion. Jika
jumlah cairan tersebut lebih dari 25 cm, ia di diagnosa mengalami polihydramnion.
F. Prognosis Oligohidramnion
Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk prognosisnya.
Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas
G. Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion.
7. Induksi dan kelahiran.
H. PATHWAY
Masalah
Cacat bawaan lahir kesehatan
Tekanan darah
Masalah pada meningkat
plasenta
Efek pengobatan
Bocornya ACE inhibitor
kantung/membr
ane cairan
Gangguan
ginjal/saluran
kemih
oligohydramnion
Cairan
amnion ≤ 500ml
Hormone serotonin
meningkat Robeknya jaringn Kesulitan
Resiko jatuh
kulit bergerak
Nyeri akut
Adrenalin
terganggu Port de entry Gangguan Gangguan
bakteri integritas mobilitas
jaringan fisik
Mual/muntah
Resiko infeksi
neusea Ketidak
seimbangan
nutrisi Defisit nutrisi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Meliputi nama,usia,jenis
kelamin,pendidikan,pekerjaan,suku/bangsa,agama,alamat,dignosa medis,dan nomor
rekam medis.
Keluhan utama :
Pasien sudah hamil 39 minggu,tetapi belum kontraksi,pasien merasa cemas.
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien tidak mengalami kontraksi selama seminggu dirumah,lalu pasien datang ke RS
untuk melakukan USG. Setelah di USG air ketuban sedikit lalu tali pusar melilit leher
bayi pasien pun di anjurkan untuk SC. Setelah sc pasien di rawat di ruang Amanda ratu.
Riwayat penyakit sebelumnya
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit dahulu
Analisa data
· Data subyektif
· Data obyektif
Pengkajian Fisik
1. Aktifitas / istirahat
Kemampuan untuk mengikuti aktivitas hidup yang diperlukan/diinginkan (kerja
dan kesenangan) dan untuk dapat tidur/istirahat.
2. Sirkulasi
Kemampuan untuk mentranspor oksigen dan nutrien yang perlu untuk memenuhi
kebutuhan seluler.
3. Integritas Ego
Kemampuan untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan dan perilaku
untuk mengintegrasikan dan mengatur pengalaman hidup.
4. Eliminasi
Kemampuan untuk mengeluarkan produksi sisa.
5. Makanan/Cairan
Kemampuan untuk mempertahankan masukan dan penggunakan nutrien dan cairan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologi.
6. Hygiene
Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari - hari.
7. Neurosensori
Kemampuan untuk menerima, menggabungkan, dan berespon terhadap isyarat
internal dan eksternal.
8. Nyeri/Ketidaknyamanan
Kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal/eksternal untuk
mempertahankan kenyamanan.
9. Pernapasan
Kemampuan untuk memberikan dan menggunakan oksigen untuk memenuhi
kebutuhan fisiologi.
10. Keamanan
Kemampuan untuk memberikan lingkungan yang meningkatkan pertumbuhan,
aman.
11.Seksualitas
Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan/karakteristik peran pria atau peran
wanita.
12.Interaksi Sosial
Kemampuan untuk membantu dan membutuhkan seseorang.
13.Belajar/Mengajar
Kemampuan untuk menghubungkan dan menggunakan informasi untuk mencapai
gaya hidup yang sehat/kesejahteraan optimal.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (pergerakan bayi)
2. Resiko cedera terhadap janin dengan faktor resiko berkurangnya cairan amnion
3. Ansietas berhubungan dengan resiko status kesehatan pasien dan janin (kelahiran
posterm)
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal informasi
C. Intervensi
Ny. E merupakan anak pertama dari Tn. E dan Ny. D lalu Ny. E menikah
dengan Tn.R, Tn. R adalah anak pertama dari Ny. A dan Tn. B. Ny. E dan Tn.R
memiliki 2 orang putri.Ny. E mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga.
3. Pengkajian 11 pola fungsi Gordon
a. Pola presepsi kesehatan
Klien mengatakan tidak merasakan apa-apa, sambal menunggu waktu kelahiran
tetapi setalah 39 minggubelum ada kontraksi pasien sedikit panik dan memutuskan
untuk melakukna USG.
c. Pola eliminasi
Sebelum masuk RS Setelah masuk rs
Pola BAK klien
a. Frekuensi 3x1 Memakai kateter
b. Volume Kurang lebih 200 cc Kurang lebih 200cc
c. Warna Kuning Kuning
d. Gangguan sistem
perkemihan _- -
e. Intake Kurang lebih 2000 cc Kurang lebih 1000 cc
minum/cairan/24
jam
f. Output cairan/24 Kurang lebih 800 cc Kurang lebih 700 cc
jam
Pola BAB klien
a. Frekuensi 1x 2 hari 1x/hari
b. Konsistensi Padat lunak Padat lunak
c. Warna Kuning Kuning
d. Bau Khas feses Khas feses
e. gangguan system Tidak ada Tidak ada
pencernaan
d. pola aktivitas dan latihan
8) Genitalia
Genitalia tampak bersih, adanya sedikit perdarahan terlihat adanya bercak darah pada
softek, pasien menggunakan kateter (700ml)
9) Ekstremitas atas & bawah
Tangan pasien tampak simetris dan bersih, terpasang infus RL+2 oxcy pada tangan
kanan, sehinggaa menyulitkan pasien dalam bergerak,lalu pada kaki terdapat edema
karena tidak banyak gerak.,crt <2 detik
5 5 5 5 4 5 5 5
5 5 5 4 4 5 5 5
10) Kulit :
Kulit tampak bersih,tidak ada luka,warna kulit sawo matang sawo matang,turgor
kulit baik
5. Pemeriksaan penunjang
LAB
Pemeriksaan Hasil Satuan nilai normal
Hemoglobin 11,6 g/dl 12,0-16,0
6. Terapi
Ceftriaxone 10ml IV
Paracetamol 100ml IV
Ranitidine 10ml IV
Ketorolac 30ml IV
7. Analisa data
Symptom Etiologi problem
DS: -klien mengeluh Faktor Psikologis Neusea
mual
-pasien mengatakan
merasa ingin muntah
C. Intervensi keperawatan
No Diagnose Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
keperawatan
1. Nausea b.d Setelah dilakukan Manejemen mual :
faktor tindakan - identifikasi faktor
psikologis keperawatan penyebab mual
d.d pasien 2x24 jam - berikan makanan dingin
merasa diharapkan cairan bening ,tidak berbau
mual,pasien tingkat nausea dan berwarna,jika perlu
merasa (menurun) - anjurkan istirahat dan tidur
ingin dengann kriteria yang cukup
muntah hasil: - ajarkan penggunaan
,pasien -perasaan Teknik nonfarmakologis
Nampak ingin untuk mengatasi mual
lemas, dan muntah (missal
pasien (menurun) biofeedbackhipnosis,relaks
Nampak -Keluhan asi,terapi music,akupresur)
sering mual - anjurkan sering
menelan (menurun) membersihkan mulut
-perasaan ,kecuali jika merangsang
asam mual
dimulut
menurun
2. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan mobilisasi:
mobillitas tindakan 1.identifikasi adanya nyeri atau
fisik b.d keperawatan keluhan fisik lainnya.
keengganan 2x24 jam 2.libatkan keluarga
melakukan diharapkan untukmembantu pasien dalam
pergerakan mobilitas fisik peningkatan pergerakan
d.d pasien (meningkat) 3. ajarkan mobilitas
mengatakan dengan kriteria sederhanayang harus
sulit hasil: dilakukan(missal, duduk di tempat
menggeraka 1.pergerakan tidur,duduk disisi tempat
n kaki nya ekstremitas tidur,pindah dari tempat tidur.
Terapat luka (meningkat) 4. jelaskan tujuan dan prosedur
Caesar di 2.rentang gerak mobilisasi
perut,pasien ROM ( 5. anjurkan melakukan mobilisasi
Nampak meningkat) dini
sulit 3. pergerakan
menggeraka ekstremitaas
n (meningkat)
tubuh,gerak
an pasien
nampak
terbatas,kek
uatan otot
pasien
tampak
melemah
pada
pergelangan
tangan
kanan dan
kedua paha
3. Risiko Setelah dilakukan Pencegahan infeksi :
infeksi d.d tindakan 1.cuci tangan sebelum dan sesudah
di daerah keperawatan kontak dengan pasien dan
luka cesar 2x24 jam lingkungan pasien.
terdapat diharapkan 2. ajarkan cara memeriksa kondisi
kemerahan tinglat infeksi luka atau luka operasi
(menurun) 3.anjurkan meningkatkan asupan
denagn kriteria cairan
hasil : 4. jelaskan anda dan gejala infeksi
1.bengkak 5. anjurkan meningkatkan asupan
(menurun) nutrisi
2. kemerahan (
menurun)
3. nafsu
makan(meningkat
)
D. Implementasi
N Tang Diagnose Implementasi Evaluasi kerja
o gal Keperawatan
/jam
1. 23/02 Nausea b.d faktor 1.menidentifikasi S: Pasien
/2021 psikologis d.d faktor penyebab mual mengatakan
pasien merasa 2.memberikan sedikit mual saat
mual,pasien merasa makanan dingin duduk lama
ingin muntah cairan bening ,tidak -klien
,pasien Nampak berbau dan mengatakan
lemas, dan pasien berwarna,jika perlu lebih enak
Nampak sering 3.menganjurkan memakan
menelan istirahat dan tidur makanan dingin
yang cukup -Klien
4. mengajarkan mengatakan siap
penggunaan Teknik istirahat yang
nonfarmakologis cukup
untuk mengatasi mual -Pasien
(missal mengatakan
biofeedbackhipnosis,r lebih nyaman
elaksasi,terapi setelah
music,akupresur) melakukan
5. menganjurkan napas dalam
sering membersihkan -pasien
mulut ,kecuali jika mngatakan akan
merangsang mual mengikuti
anjuran untuk
membersihan
mulut
O:
1. Pasien
mengiku
ti
intruksi
saat
diajari
Teknik
relaksasi
2. pasien
nampak
lebih
suka
memaka
n
makanan
dingin
3. klien
tampak
istirahat
dengan
cukup
A: nausea
( menurun)
P:modifiksi
intervensi
1. berikan
makanan dingin
cairan bening
,tidak berbau
dan
berwarna,jika
perlu
2.anjurkan
istirahat dan
tidur yang
cukup
3.ajarkan
penggunaan
Teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengatasi mual
(missal
biofeedbackhipn
osis,relaksasi,ter
api
music,akupresur
)
2 Gangguan 1.mengidentifikasi S:1. Pasien
mobillitas fisik b.d adanya nyeri atau mengatakan
keengganan keluhan fisik lainnya. tdak ada rasa
melakukan 2melibatkan keluarga nyeri
pergerakan d.d untuk membantu -kelurga pasien
pasien mengatakan pasien dalam mngatakan siap
sulit menggerakan peningkatan membantu
kaki nya Terapat pergerakan pasien
luka Caesar di 3. mengajarkan -Pasien
perut,pasien mobilitas mengatakan
Nampak sulit sederhanayang harus sedikit takut
menggerakan dilakukan(missal, bergerak,namun
tubuh,gerakan duduk di tempat siap untuk
pasien nampak tidur,duduk disisi mencoba
terbatas,kekuatan tempat tidur,pindah berubah posisi
otot pasien tampak dari tempat tidur. -pasien
melemah pada 4. menjelaskan tujuan mengatakan
pergelangan tangan dan prosedur paham akan
mobilisasi
kanan dan kedua 5. menganjurkan penting nya
paha melakukan mobilisasi bergerak
dini - pasien
mengatakan siap
untuk mencoba
berubah posisi
O:1.pasien
Nampak paham
tentang penting
nya bergerak
2.pasien terlihat
takut saat
bergerak
3.keluarga
pasien Nampak
selalu
membantu
pergerakan
pasien
-pasien Nampak
tidak merasa
nyeri
-pasien Nampak
mencoba
merubah posisi
A: Gangguan
mobillitas fisik
b.d keengganan
melakukan
pergerakan d.d
pasien
mengatakan ada
ada luka di
perut, pasien
mengatakan
takut
menggerakan
badan karena
luka
operasi,terdapat
luka Caesar
diperut
pasien,pasien
tampak sulit
menggerakan
tubuh.(meningk
at)
P:modifikasi
intervensi
1.libatkan
keluarga
untukmembantu
pasien dalam
peningkatan
pergerakan
2. ajarkan
mobilitas
sederhanayang
harus
dilakukan(misal,
duduk di tempat
tidur,duduk
disisi tempat
tidur,pindah dari
tempat tidur.
3. jelaskan
tujuan dan
prosedur
mobilisasi
3. Risiko infeksi d.d 1.mencuci tangan S : -pasien
di daerah luka sebelum dan sesudah mengatakan
cesar terdapat kontak dengan pasien sudah bisa
kemerahan dan lingkungan memeriksa luka
pasien. sendiri
2. mengajarkan cara -Paisen
memeriksa kondisi mengatakan siap
luka atau luka operasi untuk selalu
3.menganjurkan minum
meningkatkan asupan -pasien
cairan mengatakan paham
4.menjelaskan anda tentang gejala
dan gejala infeksi infeksi
5. menganjurkan -pasien
meningkatkan asupan mengatakan siap
nutrisi untuk banyak
konsumsi makanan
yang mengandung
protein
O:- mencuci
tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien
- pasien Nampak
sudah bisa
memeriksa luka
sendiri
-Paisen Nampak
siap untuk selalu
minum
-pasien Nampak
paham tentang
gejala infeksi
-pasien nampak
siap untuk banyak
konsumsi makanan
yang mengandung
protein
A: Risiko infeksi
d.d di daerah luka
cesar terdapat
kemerahan pada
perut kuadran
bawah sepanjang
15 cm (menurun)
P: modifikasi
intervensi
1.cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien.
2. ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka
operasi
3.anjurkan
meningkatkan
asupan
Hari kedua implementasi
N Tangg Diagnosa Implementasi Evaluasi kerja
o al Keperawat
/jam an
1. 24/02/ Nausea b.d 1.memberikan makanan dingin S:-klien
2021 faktor cairan bening ,tidak berbau mengatakan lebih
08:00 psikologis dan berwarna,jika perlu sering memakan
d.d pasien 2.menganjurkan istirahat dan makanan dingin
merasa tidur yang cukup untuk
lemas, pasien 3. mengajarkan penggunaan menguranngi rasa
merasa Teknik nonfarmakologis untuk mual
mual,pasien mengatasi mual (missal -pasien
merasa ingin biofeedbackhipnosis,relaksasi,t mengatakan tidur
muntah erapi music,akupresur) dengan
,pasien nyenyak,dan
Nampak membersihkan
lemas, dan mulut sebelum
pasien tidur
Nampak -pasien
sering mengatakan sudah
menelan bisa melakukan
sendiri Teknik
relaksasi napas
dalam
O: pasien
Nampak sudah
paham dengan
Teknik
nonfarmakologis
yang sudah
diajarkan
-Pasien Nampak
tidur dengan
nyenyak
-pasien Nampak
sering makan
makanan dingin
A: Nausea b.d
faktor psikologis
d.d pasien merasa
lemas, pasien
merasa
mual,pasien
merasa ingin
muntah ,pasien
Nampak lemas,
dan pasien
Nampak sering
menelan
(menurun)
P: modifikasi
intervensi
1.anjurkan tidur
dan istirahat yang
cukup
Gangguan 1.melibatkan keluarga S:- keluarga
mobillitas untukmembantu pasien dalam pasien
fisik b.d peningkatan pergerakan mengatakan
keengganan 2. mengajarkan mobilitas membantu psien
melakukan sederhanayang harus dalam membantu
pergerakan dilakukan(missal, duduk di pergerakan
d.d pasien tempat tidur,duduk disisi -pasien
mengatakan tempat tidur,pindah dari mengatakan sudah
ada ada luka tempat tidur. bisa duduk
di perut, 3. menjelaskan tujuan dan -pasien
pasien prosedur mobilisasi mengatakan
mengatakan paham dengan
takut tujuan mobilisasi
menggerakan untuk
badan karena penyemuhan luka
luka
operasi,terda O:-keluarga
pat luka pasien Nampak
Caesar selalu membantu
diperut pasien agar mau
pasien,pasien bergerak
tampak sulit -Pasien Nampak
menggerakan sudah bisa duduk
tubuh. dan berjalan
-pasien Nampak
paham dengan
penjelasan tujuan
mobilisasi
A: Gangguan
mobillitas fisik
b.d keengganan
melakukan
pergerakan d.d
pasien
mengatakan ada
ada luka di perut,
pasien
mengatakan takut
menggerakan
badan karena luka
operasi,terdapat
luka Caesar
diperut
pasien,pasien
tampak sulit
menggerakan
tubuh.
(meningkat)
P: modifikasi
intervensi
1.libatkan
keluarga untuk
membantu pasien
dalam pergerakan
3. Risiko 1.mencuci tangan sebelum dan S: pasien
infeksi d.d sesudah kontak dengan pasien mengatakan
efek prosedur dan lingkungan pasien. paham cara
invatif di 2. mengajarkan cara mencuci tangan
daerah luka memeriksa kondisi luka atau -pasien
cesar luka operasi mengatakan bisa
terdapat 3.menganjurkan meningkatkan memeriksa luka
kemerahan asupan cairan operasi secara
mandiri
-pasien
mengatakan sudah
banyak minum
sesuai anjuran
O:-pasien
Nampak lebih
banyak minum
-pasien sudah
memahami cara
mencuci tangan
dengan benar
-pasien Nampak
bisa cara
memeriksa luka
operasi
A: Risiko infeksi
d.d di daerah luka
cesar terdapat
kemerahan pada
perut kuadran
bawah sepanjang
15 cm (menurun)
P:dimodifikasi
1. anjurkan
meningkat
kan asupan
cairan
E. Evaluasi Akhir
No Tanggal Diagnose Evaluasi paraf
/jam
keperawatan
1 24/02/ Neusea S:-pasien mengatakan
2021 sudah tidak mual
-pasien mengatakan sering
melakukan napas dalam
untuk merelaksasi mual
-pasien mengatakan
istirahat dan tidur cukup
A: nausea teratasi
1.perasaan ingin muntah
menurun
2.keluhan mual menurun
3. perasaan asam dimulut
(menurun)
P: pertahankan
Anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
2 Gangguan S:- pasien mengatakan
mobilitas sudah bisa ke kamar mandi
fisik -pasien mengatakan sudah
bisa dudu kdan miring
kanan kiri
Pasien mengatakan sudah
tidak takut saat bergerak
O:-pasien Nampak sudah
bisa duduk denagn tegap
sendiri
-pasien Nampak sudah bisa
ke kamar mandi sendiri
- Pasien Nampak sudah
tidak takut saat bergerak
A: gangguan mobilitas
fisik teratasi
1.pergerakan ekstremitas
meningkat
2.rentang gerak ROM
meningkat
3.mobilitas fisik meningkat
P: pertahankan
1.libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
peningkatan pergerakan
3 Risiko S:-klien mengatakan
infeksi merasa aman dan nyaman
saat melakukan perawatan
-klien mengatakan sudah
makan-makanan yang
bergizi dan minum air
putih 8 gelas/hari
-klien mengetakan sudah
bisa memeriksa dan
mengetahui jika ada
infeksi di lukanya
A. PENGKAJIAN
Pengkajian yang telah di lakukan berdasarkan teoristis dan anamnesa dari pasien,
kemudian data dikumpulkan dan di analisa sehingga dapat diketahui kebetuhan pasien
sesuai dengan kebutuhan yang ada. Data yang di dapat setelah pengkajian yang di
lakukan pada Ny. E sudah cukup sesuai dengan pengkajian berdasarkan tinjauan teoristis
yang ada.Data-data tersebut sudah menunjang untuk melakukan asuhan keperawatan
selanjutnya, karena semua data sudah di dapatkan dengan jelas dan akurat.
Menurut teori data yang lazim di dapatkan pada penderita Oligo adalah : Nyeri akut
Data yang penulis dapatkan ketika pengkajian Ny. E adalah : Neusea b.d faktor
psikologis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan teori yang penulis temukan terdapat 4 diagnosa keperawatan yang
ditemukan pada penderita oligohydramnion yaitu : Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis (pergerakan bayi),Resiko cedera terhadap janin dengan faktor resiko
berkurangnya cairan amnion,Ansietas berhubungan dengan resiko status kesehatan
pasien dan janin (kelahiran posterm),Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak
mengenal informasi.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Dalam rencana tindakan tidak semua dilakukan oleh penulis, dikarenakan penulis
tidak sepenuhnya 24 jam merawat klien. Namun sebagai Solusi penulis mendelegasikan
rencana tindakan tersebut kepada teman di ruangan dan perawat diruangan untuk melihat
tindakan yang di lakukan perawat. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai waktu yang
telah di tetapkan, yaitu : 2x24 jam secara umum semua rencana tindakan yang telah
disusun dapat dilaksanakan penulis seperti :
a. Identifikasi faktor penyebab mual
Memerikan makanan dingin cairan bening ,tidak berbau dan
berwarna,menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup,mengajarkan penggunaan
Teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (missal
biofeedbackhipnosis,relaksasi,terapi music,akupresur).
Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya,melibatkan keluarga
untukmembantu pasien dalam peningkatan pergerakan,mengjarkan mobilitas
sederhanayang harus dilakukan(missal, duduk di tempat tidur,duduk disisi tempat
tidur,pindah dari tempat tidur,menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien,mengajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi,menganjurkan
meningkatkan asupan cairan.
E. EVALUASI
Pada tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan
untuk menilai keberhasilan asuhan keperawatan atas tindakan yang diberikan pada teori
maupun kasus dalam membuat evaluasi disusun berdasarkan tujuan kriteria hasil yang
ingin dicapai. Dimana pada kasus, penulis melakukan evaluasi dari tindakan keperawatan
yang diberikan selama 2x24 jam yang dimulai dari tanggal 23 februari 2021 s/d 24
februari
Dalam melakukan evaluasi, adapun faktor pendukung adalah kerja sama yang baik
antara penulis dengan perawat ruangan, penulis menemukan adanya faktor penghambat,
ini dikarenakan keluarga klien kurang komperatif dan jarang berkunjung ke ruang
Amanda ratu/maternitas.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini kelompok akan menyimpulkan beberapa hal penting yang harus di
perhatikan serta sasaran-saran yang bermanfaat bagi pihak dalam melakukan asuhan
keperawatan.
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dalam makalah ini antara pengkajian pada tinjauan teoritis tidak seluruhnya muncul
pada tinjauan kasus sudah terdapat kesamaan antara teori dan aplikasi pada tinjauan
kasus
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan yang muncul pada tinjauan teoritis tidak seluruhnya muncul
pada tinjauan kasus. Namun diagnose yang diangkat sesuai dengan masalah yang ada
pada tinjauan kasus sudah cukup mewakili teoritis.
1). Nausea b.d faktor psikologis
2). Gangguan mobillitas fisik b.d keengganan melakukan pergerakan
3). Risiko infeksi d.d efek prosedur invatif.
3. Intervensi
Intervensi yang disusun berdasarkan prioritas masalah yang ada pada tinjauan
kasus sudah sesuai dengan tinjauan teoritis
4. Implementasi
Merupakan aplikasi dari intervensi yang telah tersusun
5. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil dari implementasi keperawatan pada tinjauan kasus setelah
dilakukan perawatan selama 2x24 jam sudah sangat memuaskan karena semua
masalah teratasi.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca.Kritik dan
saran sangat diharapkan untuk pengerjaan berikutnya yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA