Kendari
OLEH :
IRDAYANI SUBAERA
NIM. P00320019017
TAHUN 2022
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. INDENTITAS
4. Agama : Islam
II. PENDIDIKAN
v
MOTTO
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas berkat
rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis penelitian ini dengan judul
Kota Kendari”. Karya tulis ilmiah ini terwujud atas bimbingan dan pengarahan
penelitian ini. Serta bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
kepada:
Kemenkes Kendari.
Keperawatan.
yang telah memberikan arahan dan masukan- masukanya sehingga Karya Tulis
yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasanya serta ilmu
yang bermanfaat.
vii
5. Orang tua saya ayah Sabar Subaera, S.Pd dan ibu Sartina yang telah banyak
6. Teman teman saya yang selalu mendukung saya dan memberi saya semangat
dan motivasi.
Serta semua pihak yang telah membantu saya dan tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, akhir kata, penulis berharap tuhan yang maha esa berkenan membalas
Penulis
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
KEASLIAN PENELITIAN…………………………………..…………..………iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………..…………….ix
DAFTAR GAMBAR………...……………………………………….……….…..x
vii
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 32
E. Instrumen Penelitian............................................................................................. 34
B. Pembahasan.......................................................................................................... 66
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 74
B. Saran .................................................................................................................... 76
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Perencanaan Keperawatan Pada Pasien dengan Kolik 20
Abdomen
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal.
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
ABSTRAK
xii
ABSTRACT
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(menegang) atau peradangan pada organ yang ada didalam rongga perut
seperti rectum, usus, kantong empedu, ginjal, atau saluran kemih. Obstruksi
sebanyak 810.00 penduduk (47%). Pada tahun 2019 jumlah kasus kolik
biji bijian seperti: cabai, biji tomat, dan biji jambu (Kemenkes RI, 2019).
pada tahun 2019 mencapai 2.600 kasus dengan wilayah kasus paling banyak
terdapat pada daerah kota Kendari sedangkan pada tahun 2020 mengalami
Rumah sakit Aliyah 1 Kota Kendari di proleh data pada tahun 2020, jumlah
1
peningkatan kasus pada tahun 2021 sebanyak 50 kasus kolik abdomen,
berupa rasa nyeri dibagian perut yang sifatnya hilang timbul diakibatkan
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Rasa nyeri akan
muncul akibat dari respon psikis dan refleks fisik, nyeri akan mempengaruhi
hubungan personal dan makna kehidupan. oleh karena itu masalah yang
2
dianggap cukup efektif dalam mengatasi masalah nyeri karena didalam
2018).
penyaluran zat asam dan makanan ke sel sel di perbesar dan pembuangan
dari zat zat diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri akibat kolik
abdomen. Selain itu kompres air hangat tidak akan melukai kulit karena
terapi kompres ini tidak dapat masuk jauh kedalam jaringan, maka dari itu
3
sedangkan pH darah mengalami penurunan. Aktivitas sel akan menjadi
meningkat dan pada otot otot akan mengurangi ketegangan sehingga nyeri
dalam mengurangi atau mengatasi nyeri pada pasien kolik abdomen yang
2017).
4
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
5
e. Melakukan evaluasi pada Tn R dengan kolik abdomen dalam
Kendari
1. Bagi peneliti
2. Bagi Klien/Masyarakat
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berat dan persisten, dapat terjadi secara tiba tiba serta membutuhkan
rasa nyeri pada daerah abdomen atau perut memiliki sifat hilang timbul,
hal yang mendasari terjadinya hal ini adalah adanya infeksi pada organ
yang ada didalam perut seperti mencret, batu ginjal, dan radang
2. Manifestasi Klinis
sebagai berikut :
7
b) Mekanika sederhana (Usus halus bawah)
atau tidak ada, distensi berat, bising usus berbunyi (Hush), nyeri
c) Strangulasi
3. Etiologi
b Valveolus
c Intusupsesi
d Obstipasi
e Polip
a Ileus paralitik
b Entiritis regional
c Ketidakseimbangan elektrolit
e Uremia
8
1) Adanya Inflamasi peritoneum parietal seperti apendistis,
3) Gangguan vaskuler
4) Gangguan motilitas
9
4. Patofisiologi
adalah sama, limen usus tersumbat prosesif akan terenggan oleh cairan
dan gas. Akumulasi gas dan cairan didalam limen usus sebelah proksimal
tekanan vena dan kapiler arteri yang akan berdampak pada terjadinay
akibatnya bakteri dan toksin terlepas dan masuk kedalam usus (Abarca,
2021).
ketika terjadi kehilangan cairan yang akut maka akan menyebapkan syok
10
Sumbatan dan distensi usus menyebapkan terjadinya rangsangan
dan gas akan makin bertambah dan menyebapkan distensi usus tidak
11
5. Pathway
Obstruksi Usus
Kolik
Abdomen
Gangguan Vasikuler
Statis Vena
Gelisah
12
6. Klasifikasi
sebagai berikut :
dan dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat perjalaran serabut saraf.
7. Pemeriksaan penunjang
a Pemeriksaan radiologi :
• USG Abdomen
b Pemeriksaan rektal
c Laboratorium :
• HB
• Leokosit
13
Tinjauan Umum Pelvis Renalis
titik temu dua tiga renal calyx, setiap renal papilla dikelilingi oleh
a. Calyces
Adalah bagian awal dan terbesar dari pelvis renalis. Bagian ini
terdiri dari ruang yang disebut dengan major calyx dan cabang
ginjal (nefron).
b. Hilum
14
Gambar 2.2 Pelvis Renal
bila ada penyumbatan pada ujung saluran misal akibat batu ginjal maka akan
Batu ginjal Sebagian besar tidak bergejala apapun dan tidak sengaja
a Nyeri pinggang hebat bila terjadi sumbatan. Dapat terasa juga pada
b Buang air kecil disertai darah karena gesekan batu pada dinding saluran
kemih.
Pada batu ginjal yang besar, kemungkinan besar tidak dapat keluar dari
15
a ESWL (extracorporeal shock wave lithotripsy), yaitu metode
ukuran batu menjadi lebih kecil dan dapat keluar saat buang air
kecil.
B. Kebutuhan Kenyamanan
aspek diantaranya :
a Kenyamanan fisik
b Kenyamanan sosial
c Kenyamanan psikospritual
d Kenyamanan lingkungan
16
2. Pengertian Nyeri
sangat subjektif karena perasaan nyeri dapat berbeda beda pada setiap
produksi bagi tubuh, akan timbul ketika jaringan sedang dirusak, dan
rasa nyeri.
3. Fisiologi Nyeri
ujung – ujung saraf yang bebas memiliki sedikit myelin dan tersebar pada
17
Setelah itu stimulasi yang telah diterima resptor akan ditransmisikan
berupa impuls- impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis
serabut yang memiliki mielin rapat atau serabut A delta dan serambut
serabut aferen kemudian masuk ke spinal melalui akar dorsal serta sinaps
pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri dari beberapa lapisan atau lamina,
spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur Spinathalamic tract atau
jalur SRT yang kemudian akan membawa informasi tentang sifat dan
yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate dikenal dengan
pertemuan reseptor otak yang terdiri atau jalur spinal dasendens dari
thalamus yang melalui otak tengah dan medulla ke tanduk dorsal dari
4. Klasifikasi Nyeri
menjadi dua yakni nyeri akut dan nyeri kronis (Pinzon, 2016) :
18
a Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
dalam diakibatkan oleh jejas pada struktur dinding tubuh seperti otot
rangka/skletet
b Nyeri visceral merupakan nyeri yang timbul akibat adanya jejas pada
jaringan.
5. Stimulus Nyeri
19
a Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat
reseptor.
asam laktat
(Kasiati, 2016) :
20
nyeri, faktor yang dapat mempengaruhi peningkatana toleransi nyeri
dan menjerit.
a Emosi
mempengaruhi kenyamanan
b Keadaan imunitas
d Usia
e Jenis kelamin
21
Secara umum pria dan Wanita tidak berbeda secara makna dalam
f Kebudayaan
8. Asesment Nyeri
Keterangan gambar
22
C. Tinjauan Umum Konsep Keperawatan Pada Pasien Dengan
Kolik Abdomen
1. Pengkajian
yang dapat di proleh, yaitu Data subjektif, data ini diproleh dari hasil
2017).
a Identitas klien
b Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
23
4) Riwayat penyakit keluarga
b Pengkajian nyeri
sebagai berikut :
rintangan nyeri.
tersayat.
c Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) Ukur suhu tubuh, tekanan darah, nadi, serta tinggi dan berat
24
5) Lakukan pemeriksaan status mental untuk mengetahui orientasi
2. Diagnosa Keperawatan
a Nyeri akut
1) Definisi
(PPNI, 2019).
2) Penyebap
25
a) Agen pencedera fisiologis (mis inflamasi, iskemia,
neoplasma)
iritan)
Subjektif :
a) Mengeluh nyeri
Objektif :
a) Tampak meringis
c) Gelisah
e) Sulit tidur
Subjektif :
a) (tidak tersedia)
Objektif :
26
e) Menarik diri
g) Diaforesis
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Rencana Keperawatan
27
4. Implementasi
5. Evaluasi
28
alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukanya,
et al., 2019).
sebagai berikut :
a Indikasi
b Kontra Indikasi
meningkatkan perdarahan
29
3. Edema nonflamasi, proses meningkatkan permeabilitas kapiler
dan edema.
2) Kasa/Kain
3) Pengalas
d Prosedur Tindakan
hangat
30
12) Bereskan Kembali alat alat yang telah di gunakan
e Evaluasi
3) Kontrak waktu
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sistematis dan akurat suatu situasi individu atau pasien yang bersifat faktual.
Kota Kendari
D. Definisi Operasioanal
merasa nyaman, bebas dari rasa sakit atau nyeri akibat kolik abdomen
32
2. Kolik Abdomen merupakan keadaan nyeri pada perut yang disebapkan
tersebut.
abdomen.
fisiologis
33
berdasarkan intervensi keperawatan yang telah di tetapkan
sebelumnya.
kolik abdomen.
E. Instrumen Penelitian
34
5. Format implementasi dan evaluasi keperawatan
1 Kota Kendari. Waktu pelaksanaan studi kasus ini dilakukan pada tanggal
Metode yang peneliti gunakan dalam studi kasus ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer dapat diperoleh dengan melakukan
data.
1. Data primer
35
Data primer adalah data yang sifatnya secara langsung diambil dari
a) Observasi
b) Wawancara
2. Pemeriksaan fisik
c) Perkusi. Perkusi atau bias akita sebut juga dengan cara mengetuk
36
Dengan tujuan agar hasil pemeriksaan bisa lebih mendukung dan
akurat.
3. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
teori teori yang sudah ada dibuku atau hasil penelitian lain untuk
kepentingan penelitian.
pada hasil awal dan akhir dengan teori dan penelitian terdahulu.
I. Etika Penelitian
37
Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan dengan menekan
4. Baneficience
ketidaknyamanan fisik.
5. Full disclosure
selengkap lengkapnya
38
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
1. Pengkajian
a Identitas Klien
Nama : Tn R
Agama : Islam
Pendapatan :-
39
b Identitas Penanggung
Nama Lengkap : Ny N
c Riwayat Kesehatan
S : Skala nyeri 6
40
Sebelum dibawah ke RSU Aliyah 1 Kota Kendari Tn R sejak
d Genogram
58
41
Ket :
= Laki – Laki
= Perempuan
= Pasien
= Tinggal serumah
= Meninggal
e Pemeriksaan Fisik
Suhu : 37,6°C
N : 110x/m
Spo2 : 98%
RR : 20x/m
anemis, sclera tidak ikterik (warna putih), tidak ada edema pada
42
kelompa mata, pupil isokor, tidak mengalami pitosis, bola mata
5) Hidung : Hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada secret, tidak
dada baik, retraksi dinding dada baik, tidak ada jejas, tidak ada
43
12) Ekesermitas : Turgor kulit lembab, tidak terdapat jejas, tidak ada
sayuran, dan lauk pauk, dan nafus makan baik. Dalam satu hari
44
keras dan BAK kurang lebih 6x dalam sehari dengan urin yang
mandiri.
sebanyak 2 kali dalam satu hari pada pagi hari dan sore hari
45
h) Pengkajian kebutuhan dasar (Spiritual): Tn R mengatakan
tidur.
f Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 4.1
Darah rutin
46
RBC 4.28 x10…UL 4.20-5.50
47
Kesan : Gambaran massa renal dexra dengan hydronephoresis,
g. Tindakan medik/pengobatan
5) Ciprofloxacin 1Tab/3x/Po
a Klasifikasi Data
Nama pasien : Tn R
Umur : 58 tahun
No RM : 07309
No Data
1. Data Subjektif :
a) Tn R mengatakan nyeri pada abdomen menjalar ke ulu
hati.
b) Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk.
c) Skala nyeri 6
d) Klien mengeluh sulit tidur dan sering terjaga saat malam
hari karena terasa nyeri pada abdomen.
Data Objektif :
48
a) Klien tampak sesekali meringis kesakitan.
b) Klien tampak kesulitan rileks.
c) Tampak klien mengalami nyeri sedang
d) Tanda tanda vital
TD : 150/90 mmHg N : 110 x/m
R : 20/M
S : 37,6°C
3. Analisa Data
Nama Pasien : Tn R
Umur : 58 Tahun
No RM : 07309
49
b) Klien tampak kesulitan
rileks. Nyeri Akut
c) Klien tampak
mengalami nyeri
sedang
d) Tanda tanda vital
TD : 150/90 mmHg
R : 20/M
S : 37,6°C
N : 110x/M
4. Diagnosa Keperawatan
dengan :
Data Subjektif :
c) Skala nyeri 6
d) Klien mengeluh sulit tidur dan sering terjaga saat malam hari karena
Data Objektif :
TD : 150/90 mmHg
R : 20/M
50
S : 37,6°C
N : 110x/M
5. Intervensi Keperawatan
a. Klasirifkasi Data
Nama : Tn R
Umur : 58 tahun
No RM : 07309
51
4. Kesulitan tidur 4. Jelaskan strategi
dari meningkat meredakan nyeri
menjadi menurun (yaitu dengan
(Klien mampu tidur menggunakan obat
siang selama 1-1,5 anti nyeri dan
jam dan tidur malam menerapkan tindakan
selama ±8 jam) kompres hangat)
Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian
analgetic (yaitu
Injeksi Ketorolak IV)
Nama : Tn R
Umur : 58 tahun
No RM : 07309
52
a Klien 2. Klien
mengatakan mengatakan
nyeri pada skala nyeri 6
area 3. Klien
abdomen mengatakan
menjalar ke sulit tidur saat
area ulu siang hari, ±
hati, 30 menit
b Klien O:
mengatakan 1. Klien tampak
nyeri terasa sesekali
seperi meringis
tertusuk 2. Klien tampak
tusuk, nyeri gelisah dan
terjadi tiba sulit rileks
tiba, Skala 3. TTV :
10:00 nyeri 6 TD :160/90
2. Memberikan mmHg
Teknik non S : 36°C
farmakologis P : 20
untuk N : 110x/m
mengurangi
rasa nyeri yaitu A :
Teknik masalah
Kompres keperawatan
hangat dengan nyeri akut
Hasil : belum teratasi
a Pemberian
kompres P:Intervensi
hangat 2x dilanjutkan
sehari pada
53
jam 10:00
dan 15:00
b Setelah di
observasi
Kembali
Klien
mengatakan
masih
terasa nyeri
di area
abdomen.
c Klien masih
11:00 tampak
gelisah.
3. Memfasilitasi
istirahat dan
tidur yaitu
dengan
menyediakan
lingkungan yang
nyaman
Hasil :
Klien
mengatakan
masih sulit
untuk tidur
12:00 siang karena
terasa nyeri
4. Menjelaskan
strategi
meredakan nyeri
yaitu dengan
54
menggonsumsi
obat anti nyeri
dan menerapkan
tindakan
kompres hangat
Hasil :
a Klien
mengatakan
paham dan
mengerti
12:30 penjelasan
perawat
5. Mengkolaborasi
pemberian
Analgetik
Hasil :
• Injeksi
Ketorolac 1
Amp/8Jam/I
V
• Omeprazol
1vial/12
jam/IV
• Injeksi
Ondansetron
1Amp/8jam/I
V
• Injeksi
Dexamethaso
ne 1Amp/8
jam/IV
55
• Ciprofloxaci
n 1Tab/3x/Po
• Amlodipin
10 mg/ 1x/Po
Nyeri Kamis 16 09:00 1. Mengidentifik S:
Akut bd Juni asi lokasi, 1. Klien
pencedera 2022 karakteristik, mengatakan
fisiologis durasi, nyeri pada area
frekuensi, Abdomen
kualitas, dan menjalar ke
intensitas nyeri ulu hati
Hasil : 2. Klien
a Klien mengatakan
mengatakan skala nyeri 5
nyeri pada area 3. Klien
abdomen mengatakan
menjalar ke sudah dapat
area ulu hati, beristirahat
b Klien saat malam
mengatakan hari selama ± 6
nyeri terasa jam
seperi tertusuk O :
tusuk, nyeri 1. Klien tampak
terjadi tiba sesekali
tiba, Skala meringis
nyeri 5 2. Klien tampak
2. Memberikan gelisah dan
09:30 Teknik non sulit rileks
farmakologis 3. TTV :
untuk TD :120/80
mengurangi mmHg
rasa nyeri yaitu S : 35°C
56
Teknik P : 20
Kompres N : 98x/m
hangat
Hasil : A:
a Pemberian masalah
kompres keperawatan
hangat 2x dengan nyeri akut
sehari pada belum teratasi
jam 09:30 dan
14:00 P:Intervensi
b Setelah di dilanjutkan
observasi
Kembali Klien
mengatakan
masih terasa
nyeri di area
abdomen.
c. Klien
tampak gelisah
3. Memfasilitasi
10:00 istirahat dan
tidur yaitu
dengan
menyediakan
lingkungan
yang nyaman
Hasil :
Klien
mengatakan
sudah dapat
berisitirahat
saat malam
57
hari selama ± 6
jam
4. Menjelaskan
strategi
11:30 meredakan
nyeri yaitu
dengan
menggonsums
i obat anti
nyeri dan
menerapkan
tindakan
kompres
hangat
Hasil :
Klien
mengatakan
paham dan
mengerti
penjelasan
perawat
5. Mengkolabora
si pemberian
12:00 Analgetik
Hasil :
• Injeksi
Ketorolac 1
Amp/8Jam/I
V
• Omeprazol
1vial/12
jam/IV
58
• Injeksi
Ondansetron
1Amp/8jam/I
V
• Injeksi
Dexamethaso
ne 1Amp/8
jam/IV
• Ciprofloxaci
n 1Tab/3x/Po
59
rasa nyeri yaitu 2.Klien sudah
Teknik tampak rileks
Kompres 3. TTV :
hangat TD :130/80
Hasil : mmHg
a Pemberian S : 36°C
kompres P : 22x/m
hangat 2x N : 90 x/m
sehari pada A :
jam 08:30 dan masalah
14:00 keperawatan
b setelah di dengan nyeri akut
observasi belum teratasi
Kembali Klien
mengatakan P:Intervensi
nyeri mulai dilanjutkan
berkurang
setelah
diberikan obat
dan kompres
10:00 hangat
c. Klien sudah
tampak tenang
3. Memfasilitasi
istirahat dan
tidur yaitu
denga
menyediakan
lingkungan
yang nyaman
Hasil :
60
Klien
mengatakan
sudah dapat
tidur siang
selama ± 2 jam
dan malam
hari ± 7 jam
12:10 4. Menjelaskan
strategi
meredakan
nyeri yaitu
dengan
menggonsums
i obat anti
nyeri dan
menerapkan
tindakan
kompres
hangat
Hasil :
a Klien
mengatakan
paham dan
mengerti
penjelasan
perawat
b Keluarga klien
mengatakan
mampu untuk
melakukan
kompres
61
hangar secara
12:30 mandiri
5. Mengkolabora
si pemberian
Analgetik
Hasil :
• Injeksi
Ketorolac 1
Amp/8Jam/I
V
• Omeprazol
1vial/12
jam/IV
• Injeksi
Ondansetron
1Amp/8jam/I
V
• Injeksi
Dexamethaso
ne 1Amp/8
jam/IV
• Ciprofloxaci
n 1Tab/3x/Po
62
a Klien 2. Klien
mengatakan mengatakan skala
nyeri pada area nyeri 3
abdomen 3. Klien
mulai menurun mengatakan
b Skala nyeri 3 sudah dapat tidur
10:00 2. Memberikan saat siang hari
Teknik non selama ±2 jam dan
farmakologis malam hari ±8
untuk jam
mengurangi O:
rasa nyeri yaitu 1. Klien sudah
Teknik tidak tampak
Kompres meringis
hangat 2.Klien sudah
Hasil : tampak rileks
a Pemberian 3. TTV :
kompres TD :120/70
hangat 1x mmHg
sehari pada S : 36°C
jam 10:00 P : 22x/m
b Setelah di N : 84 x/m
observasi
Kembali Klien A :
mengatakan masalah
nyeri pada keperawatan
abdomen dengan nyeri akut
menurun telah teratasi
setelah di
berikan P:Intervensi
kompres air dihentikan
hangat.
63
10:30 3. Memfasilitasi
istirahat dan
tidur yaitu
dengan
menyediakan
lingkungan
yang nyaman
Hasil :
Klien
mengatakan
dapat tidur
siang selama
±2 jam dan
malam hari
selama ± 8 jam
12:00 4. Menjelaskan
strategi
meredakan
nyeri yaitu
dengan
menggonsums
i obat anti
nyeri dan
menerapkan
tindakan
kompres
hangat
Hasil :
a Klien
mengatakan
paham dan
mengerti
64
penjelasan
perawat
b Keluarga
klien
mengatakan
sudah dapat
melakukan
kompres
hangat
secara
mandiri
5. Mengkolabora
12:20 si pemberian
Analgetik
Hasil :
• Omeprazol
1vial/12
jam/IV
• Injeksi
Ondansetron
1Amp/8jam/I
V
• Injeksi
Dexamethaso
ne 1Amp/8
jam/IV
• Ciprofloxaci
n 1Tab/3x/Po
65
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil studi kasus dan tujuan penulisan studi kasus ini,
maka penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dengan hasil
di ruagan Asoka VIII Rumah Sakit Aliyah 1 Kota Kendari yang meliputi
1. Pengkajian keperawatan
yaitu klien mengeluh nyeri pada area abdomen menjalar ke ulu hati.
Nyeri dirasakan skala 6, keadaan Umum klien lemah, klien juga tampak
66
nyeri 6 (Tingkat sedang) dengan menggunakan instrument Hayward, T
: Terjadi tiba tiba, selain itu didapatkan tanda tanda vital Tekanan darah
untuk memilih salah satu bilangan dari 0-10 yang menurutnya paling
nyeri ini sifatnya subjektif dan di pengaruhi oleh banyak hal seperti
pada tahun 2021 yang melakukan penelitian pada pasien dengan kasus
kolik abdomen didapatkan data yang sama yaitu berupa nyeri di area
abdomen yang menjalar ke ulu hati, klien juga sulit rileks/ gelisah, dan
nyeri yang dirasakan seperti tertusuk tusuk dengan skala nyeri 7. Dari
2. Diangnosa Keperawatan
67
proses kehidupan yang aktual dan potensial, selain itu diagnosa
Ruang Asoka Rumah Sakit Aliyah 1 Kota Kendari adalah nyeri akut bd
dan sulit rileks serta klien mengeluh sulit tidur dikarenakan terasa nyeri
pada abdomen. Data yang didapatkan tersebut sesuai dengan gejala dan
tanda mayor yang tersedia pada diagnosa nyeri akut yang ada pada buku
3. Intervensi Keperawatan
68
baik dan efektif sesuai dengan diagnosa yang ditetapkan untuk segera
menurun.
69
tindakanya adalah terapi kompres air hangat dapat membantu
(Darsini, 2019), hal ini dapat sejalan dengan intervensi pada penelitian
terapi kompres air hangat yang dapat menurunkan tingkatan nyeri bagi
4. Implementasi Keperawatan
2019).
70
intervensi yang telah dibuat dengan memperhatikan aspek tujuan dan
air hangat merupakan salah satu tindakan mandiri perawat, efek hangat
dan makanan ke sel sel di perbesar dan pembuangan dari zat zat
5. Evaluasi Keperawatan
71
digunakan untuk mengetahui keektifan dari tindakan keperawatan yang
klien masih mengeluh nyeri pada area Abdomen menjalar ke ulu hati
dengan skala nyeri 6, Klien mengatakan sulit tidur saat siang hari, hanya
dilanjutkan.
nyeri 4, Klien mengatakan sudah dapat tidur saat siang hari selama ±2
jam dan malam hari ±8 jam, Klien sudah tidak tampak meringis , Klien
72
keperawatan dengan nyeri akut belum teratasi sehingga intervensi
dilanjutkan.
nyeri 3, Klien mengatakan sudah dapat tidur saat siang hari selama ±2
jam dan malam hari ±8 jam, Klien sudah tidak tampak meringis, Klien
tidur siang selama 1-1,5 jam dan tidur malam selama ±8 jam).
teori yang dijelaskan peneliti dalam studi kasus inipun juga masih terbatas.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kendari Ruangan Asoka VIII selama 5 hari mulai tanggal 14 Juni sampai 18
nyaman dapat dilaksanakan berdasarkan teori SDKI, SIKI dan SLKI, yang
pada area abdomen dan menjalar ke ulu hati. Pada pengkajian nyeri
hati, S : Skala nyeri 6, T : Terjadi tiba tiba, selain itu pada saat pemeriksaan
Abdomen), ketika dipalpasi perut klien teraba keras, tidak terdapat ostomy.
74
2. Diagnosa keperawatan utama pada Tn R adalah nyeri akut berhubungan
nyeri menurun.
menjadi skala 3, Klien mengatakan sudah dapat tidur saat siang hari selama
±2 jam dan malam hari ±8 jam, Klien sudah tidak tampak meringis , Klien
: 84 x/m.
efektif.
75
B. Saran
menyarakankan :
mampu menjalin kerjasama dengan tim kesehatan yang lain dan keluarga
76
Diharapkan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dapat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk
77
DAFTAR PUSTAKA
Bulan, S., & Nim, S. (2019). Pengkajian Keperawatan Dan Tahapannya Dalam.
Pengkajian Keperawatan Dan Tahapannya Dalam Proses Keperawatan,
1(1).
Darsini. (2019). Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan Skala Nyeri pada
Pasien dengan Kolik Abdomen. Jurnal Keperawatan Dan Kebidanan, 59–
62.
Ginting, D. S., Indriani, R., Andera, N. A., Sendra, E., Rini, D. S., Setiyorini, E.,
Juwariah, T., Kusumaningrum, V., & Sulupadang, P. (2022). Anatomi
Fisiologi Tubuh Manusia (M. Sari & R. M. Sahara (eds.); 1st ed.). Global
Eksekutif Teknologi.
Hannan, M., Suprayitno, E., & Yuliyana, H. (2019). Pengaruh Terapi Kompres
Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Osteoarthritis Pada Lansia Di
Posyandu Lansia Puskesmas Pandian Sumenep. Wiraraja Medika, 9(1), 1–
10. https://doi.org/10.24929/fik.v9i1.689
78
Intan, O. (2020). Standar Opersional Prosedur (SOP) Kompres Hangat pada
Nyeri. 1–3.
Kemenkes RI. (2019). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2019. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Putra, K. K., & Budiarta, I. G. (2017). Nosiseptor: klasifikasi dan fisiologi. Jurnal
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 1–19.
79
Saputra, D. (2019). Hubungan Batu Saluran Kemih Bagian Atas Dengan
Karsinoma Sel Ginjal Dan Karsinoma Sel Transisional Pelvis Renalis. BMC
Public Health, 5(1), 1–8.
Susanti, E. T., Rusminah, & Putri, A. K. (2016). Kompres hangat terhadap tingkat
nyeri dismenore. Jurnal Keperawatan Volume 2, Nomor 1, Juli 2016 Hal 1-
6, 2(1), 1–6.
Yeni, B., & Ukur, S. (2019). Latar belakang tujuan metode hasil pembahasan.
Komponen Dn Jenis-Jenis Evaluasi Dalam Asuhan Keperawatan, 1995, 1–5.
80
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Lampiran Dokumentasi kegiatan asuhan keperawatan selama di Rumah Sakit
2. Pemeriksaan Kesehatan Tn
R pada tanggal 16 Juni 2022
3. Pemberian terapi
nonfarmakologis : Terapi
Kompres air hangat pada Tn
R
10
Lampiran Standar Operational Procedure (SOP)
11
7. Ambil beberapa potong kasa/ kain lalu
masukan kedalam kom/ atau wadah yang
berisi cairan hangat
8. Kemudian ambil kasa/kain tersebut, lalu
bentangkan dan letakkan pada area yang akan
di kompres
12
Lampiran Evaluasi Nyeri
13