Disusun oleh :
Eka Rahayuning Tyas
202102040079
A. Pengertian
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau
kadar Hb sampai dibawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat
(Behrman, 2010). Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai
normal jumlah SDM, kualitas Hb, dan volume packed red blood cell
(hematokrit) per 100 ml darah (Syilvia dan Price, 2012).
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel
darah dan kadar hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
(gangguan) fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila
terdapat kekurangan Hb untuk mengangkut oksigen ke jaringan. Anemia
tidak merupakan satu kesatuan tetapi merupakan akibat dari berbagai
proses patologik yang mendasari (Smeltzer, 2010).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau
kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat.
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn dan Doenges, 2012).
B. Etiologi
Penyebab anemia menurut Sudoyo (2015) sebagai berikut.
1. Anemia karena gangguan pembentukkan eritrosit dalam sumsusm
tulang :
a. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
1) Anemia defisiensi besi
2) Anemia defisiensi asam folat
3) Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
4) Kerusakan sumsum tulang
2. Anemia akibat hemoragi
a. Anemia pasca perdarahan akut
b. Anemia akibat pendarahan kronik
3. Anemia hemolitik
a. Gangguan membran eritrosit
b. Gangguan ensim eritrosit
c. Gangguan hemoglobin
4. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis
yang komplek.
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi yang sering muncul sebagai berikut.
1. Pusing
2. Berkunang-kunang
3. Lesu
4. Rasa mengantuk
5. Susah konsentrasi
6. Cepat lelah
7. Pikiran menurun
8. Aktivitas kurang
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah rutin
2. Pemeriksaan atas indikasi khusus
3. Pemeriksaan laboratorium
F. Komplikasi
1. Mudah terkena infeksi
2. Gagal jantung
G. Penatalaksanaan
Tindakan umum: Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari
penyebab dan mengganti darah yang hilang.
1. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
2. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah
merah.
3. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas
yang membutuhkan oksigen.
4. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
5. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
a. Anemia defisiensi besi
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan
makanan yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe, Perrosulfat 3x200mg/hari/per oral sehabis
makan Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.
b. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
c. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
d. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan
syok dengan pemberian cairan dan transfuse darah.
H. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian Fokus
a. Keluhan Utama
Badan lemas, sering lelah, tekanan darah rendah, dan biasanya
mengeluh pusing.
b. Riwayat penyakit sekarang
Gejala awal sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata
berkunang-kunang, kelemahan otot, iritabilitas, perasaan dingin
pada ekstremitas, lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardia, sesak
nafas saat beraktivitas.
c. Pemeriksaan fisik
Pada mata biasanya konjungtiva pucat, tugor kulit jelek, CRT > 3 detik,
kulit kering, mukosa bibir kering, wajah pucat, kadar hemoglobin di
bawah normal.
2. Diagnose Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
b. Perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan konsentrasi hemoglobin
c. Resiko deficit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna makanan
d. Resiko hipovolemi berhubungan dengan kehilangan cairan
secara aktif
3. Rencana Keperawatan
Diagnose Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Intoleransi Setelah dilakukan 1. Monitor frekuensi
aktivitas tindakan keperawatan nadi, respirasi, dan
selama 3x24 jam, saturasi oksigen
intoleransi aktivitas 2. Posisikan semi
membaik dengan kriteria fowler atau setelah
hasil : duduk