Oleh :
202102040079
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL NAFAS
A. Pengertian
Gagal nafas adalah memburuknya proses pertukaran gas paru yang
mendadak dan mengancam jiwa, menyebabkan retensi karbondioksida dan
oksigen yang tidak adekuat (Morton, 2011).
Gagal nafas adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi
hipoksia, hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan
asidosis (Puspasari, 2019).
Gagal nafas adalah suatu kondisi dimana oksigen tidak cukup masuk
dari paru-paru ke dalam darah. Keadaan ini disebabkan oleh pertukaran gas
antara paru dan darah yang tidak adekuat.
B. Etiologic
Menurut (Brunner&Sudarth, 2013) penyebab terjadinya gagal nafas meliputi :
1. Depresi Sistem saraf pusat
Mengakibatkan gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat. Pusat
pernafasan yang menngendalikan pernapasan, terletak dibawah batang
otak (pons dan medulla) sehingga pernafasan lambat dan dangkal.
2. Kelainan neurologis primer
Akan memperngaruhi fungsi pernapasan. Impuls yang timbul dalam
pusat pernafasan menjalar melalui saraf yang membentang dari batang
otak terus ke saraf spinal ke reseptor pada otot-otot pernafasan. Penyakit
pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, otot-otot pernapasan atau
pertemuan neuromuslular yang terjadi pada pernapasan akan sangat
mempengaruhi ventilasi.
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks
Merupakan kondisi yang mengganggu ventilasi melalui penghambatan
ekspansi paru. Kondisi ini biasanya diakibatkan penyakti paru yang
mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat
menyebabkan gagal nafas.
4. Trauma
Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat menjadi penyebab gagal
nafas. Kecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala, ketidaksadaran dan
perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi jalan
nafas atas dan depresi pernapasan. Hemothoraks, pnemothoraks dan
fraktur tulang iga dapat terjadi dan mungkin meyebabkan gagal nafas.
Flail chest dapat terjadi dan dapat mengarah pada gagal nafas.
Pengobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar.
5. Penyakit akut paru
Pnemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. Pnemonia kimiawi atau
pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi
lambung yang bersifat asam. Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru
dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal
nafas.
C. Patofisiologi
Gagal nafas ada dua macam yaitu gagal nafas akut dan gagal nafas
kronik dimana masing masing mempunyai pengertian yang berbeda.
1. Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang
parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan
penyakit timbul.
2. Gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik
seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit
penambang batubara).Pasien mengalalmi toleransi terhadap hipoksia dan
hiperkapnia yang memburuk secara bertahap. Setelah gagal nafas akut
biasanya paru-paru kembali kekeasaan asalnya. Pada gagal nafas kronik
struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.
Indikator gagal nafas telah frekuensi pernafasan dan kapasitas vital,
frekuensi penapasan normal ialah 16-20 x/mnt. Bila lebih dari20x/mnt
tindakan yang dilakukan memberi bantuan ventilator karena “kerja
pernafasan” menjadi tinggi sehingga timbul kelelahan. Kapasitas vital adalah
ukuran ventilasi (normal 10-20 ml/kg).
D. Manifestasi Klinis
Menurut (Brunner&Sudarth, 2013) tanda dan gejala pada gagal nafas
adalah sebagai berikut :
1. Tanda
a. Gagal nafas total
1) Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar/dirasakan.
2) Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikuladan
sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi.
3) Adanya kesulitan inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi
buatan.
b. Gagal nafas parsial
1) Terdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, Growing dan
whizing.
2) Ada retraksi dada.
2. Gejala
a. Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2).
b. Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau sianosis (PO2
menurun).
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemerikasan gas-gas darah arteri
Hipoksemia
Ringan : PaO2 < 80 mmHg
F. Penatalaksanaan
1. Terapi oksigen
Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker venturi atau nasal prong
2. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP)
atau PEEP
3. Inhalasi nebulizer
4. Fisioterapi dada
5. Pemantauan hemodinamik/jantung
6. Pengobatan
a. Antibiotic untuk melawan infeksi.
b. Bronkodilator untuk membuka jalan nafas.
c. Obat-obatan yang lain dapat diberikan untuk menurunkan proses
inflamasi dan mencegah pembekuan darah.
G. Komplikasi
Menurut (Kurniasih, 2017) komplikasi dari gagal nafas adalah ARDS
(Syndrom Gangguan Pernafasan Akut) yaitu suatu sindrom gagal nafas akut
akibat kerusakan sawar membrane kapiler alveoli sehingga menyebabkan
edema paru akibat peningkatan permeabilitas.
H. Pengkajian Fokus
1. Airway
a. Peningkatan sekresi pernapasan
b. Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
2. Breathing
a. Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,
retraksi
b. Menggunakan otot aksesori pernapasan
c. Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
3. Circulation
a. Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b. Sakit kepala
c. Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental,
mengantuk
d. Papiledema
e. Penurunan haluaran urine
I. Focus Intervensi
Etiologi
Peningkatan tahanan
Ventilasi dan perfusi tidak jalan nafas
seimbang Gangguan pertukaran
gas
Peningkatan produk
Hipoksemia dan
secret
hiperkapnia
Ketidakefektifan
Ventilasi mekanik Resiko infeksi
bersihan jalan nafas
(https: //id.scribd.com./doc/288008605/pathway-gagal-nafas)
Daftar Pustaka
Kurniasih, Erwin & Hamidatus Dais. 2017. Buku Ajar : Gangguan Sistem
Pernafasan. Yogyakarta : Samudra Biru.