DISUSUN OLEH:
Fakhiratunnisa
Gusti Arif Pamungkas
Karenina Damayanti
Nurul Ummami
Syifa Retno Manggali
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya penyusun masih diberi kesehatan, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien dengan Kebutuhan
Nutrisi” ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan di Akademi Keperawata Harum Jakarta.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................3
A. Pengertian Nutrisi...................................................................4
B. Komponen-komponen Nutrien...............................................4
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi..........6
D. Karakteristik Status Nutrisi....................................................7
1. Pengkajian Fokus..................................................................9
2. Diagnosa Keperawatan.........................................................11
3. Rencana Keperawatan..........................................................13
PEMBAHASAN KASUS
1. Pengkajian...........................................................................15
2. Diagnosa Keperawatan........................................................32
3. Rencana Keperawatan.........................................................32
4. Pelaksanaan Tindakan.........................................................34
5. Evaluasi Keperawatan.........................................................41
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.........................................................................46
4.2 Saran...................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................47
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Karenanya,
manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang
dikenal dengan istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara
jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta
untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur
kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam tubuh.
Ketika homeostasis tubuh terganggu atau dalam keadaan sakit, nutrisi yang
mencukupi dan tepat amat dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan. Akan
tetapi, nutrisi yang kurang atau berlebih justru akan memperburuk keadaan tubuh.
Beberapa kelainan atau penyakit memerlukan diet makanan khusus baik jenis dan
jumlah asupannya, seperti gangguan lambung, jantung, diabetes, dan gagal ginjal.
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan klien dengan masalah
nutrisi sangat diperlukan. Perawat berkesempatan untuk mengenali tanda-tanda
nutrisi buruk dan membuat langkah-langkah perubahan. Lewat kontak sehari-hari
dengan klien dan keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi status
fisik, asupan makanan, penambahan atau kehilangan berat badan, dan respon pada
terapi klien. Perawat dapat mengidentifikasi masalah aktual atau potensial dalam
status nutrisi dan mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi yang
tepat untuk mengurangi dan mengatasi masalah nutrisi klien.
1
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
2
1.4 MANFAAT
1. Tenaga Kesehatan
Bagi Tenaga Kesehatan, makalah ini bisa menjadi bahan masukan bahwa gizi
sangat penting dan memerlukan perhatian lebih, dan sangat menunjang untuk
kelangsungan karier perawat.
2. Mahasiswa
Bagi mahasiswa, makalah ini bisa menjadi bahan masukan bahwa materi gizi
sangat dibutuhkan untuk kelak menjadi seorang perawat yang berwawasan luas.
3. Masyarakat
BAB II
3
KONSEP PEMBAHASAN
KONSEP DASAR
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa.
Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain
yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.2006 ).
Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh
dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk
memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan
jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimiadalam tubuh (Suitor &
Hunter, 1980).
B. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein,air,
vitamin, dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiapgram karbohidrat
menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama
diperoleh dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu).
4
yang lebih dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose dibentuk dari
banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam airdan dicerna untuk
beragam tingkatan ( Potter & Perry, 2006 ). Dalam mendapatkan jumlah
karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan,
sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran(Hidayat, 2006 ).
2. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangku tvitamin A, D, E, K
yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya
lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak
asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa danlain-
lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam
lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan lainnya
(Hidayat, 2006 ).
3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna
dalam pembentukan protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah y
ang cukup, penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta
sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein initerdiri dari 24 asam amino
, diantaranya 9 asam amino esensial (yang tidak dapat dibuat didalam tubuh,
sehingga harus didatangkan dari luar) dan selebihnya asam amino non-esensial
( Pudjiadi,2001)
4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar
73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass).
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh,
5
antara lain sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi,
katalisator berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-sendi
tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan (Yuniasatuti,
2008).
5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator
metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta
dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang dibutuhkan antara lain vitamin A,
B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi,2001)
6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt
,tembaga, flourin, iodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium,natriun, sulfur,
dan seng. Semuanya harus tersedia dalam jumlah yangcukup
(Hidayat,2006 ).
6
2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisitubuh dan fungsi
reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada priamenjelaskan besarnya kebutuhan
kalori dan protein. Karena menstruasi,wanita memerlukan lebih banyak zat besi
dibandingkan pria sebelummenopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki
peningkatan kebutuhankalori dan cairan.
3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan status
nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah
makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi
tenggorokan yang menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat menghambat
seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,dkk. 2010).
4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua.Waktu lahir akan
meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan
akan berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier,2001)
D. Karakteristik Status Nutrisi
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Image Weight (IBW).
7
Tabel batas indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan <17,0
tingkat berat
Kekurangan berat badan 17,0-18,5
tingkat sedang
Normal 18,5-25,0
Gemuk Kelebihan berat badan >25,0-27,0
tingkat ringan
Kelebihan berat badan >27,0
tingkat berat
(Sumber:Repository USU )
BAB III
8
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
1. Berat badan
2. Tinggi badan
3. Berat badan ideal: (TB 100) ± 10%
4. BMI (Body Mass Index): BB (kg)TB × TB (m)
5. Lingkar pergelangan tangan
6. Lingkar lengan atas (MAC): Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
7. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF) Nilai normal Wanita : 16,5 ─ 18 cm
Pria : 12,5 ─ 16,5 cm
b. B (Biokimia)
c. C (Clinical)
9
1. Keadaan fisik: apatis, lesu
2. Berat badan: obesitas, kurus (underweight ).
3. Otot: flaksia / lemah, tonus kurang,
tenderness, tidak mampu bekerja.
4. Sistem saraf: bigung, rasa terbakar, parestbesia, reflek menurun.
5. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, pembesaran liver.
6. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 x/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
7. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah- patah.
8. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak di subkutan tidak ada.
9. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa pucat.
10. Gusi: perdarahan, peradangan.
11. Lidah: edema, hiperemasis.
12. Gigi: karies, nyeri, kotor.
13. Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
14. Kuku: mudah patah.
d. D (Diet)
1. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
3. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
4. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar
dan demam?
5. Adakah toleransi makanan atau minumam tertentu?
2. Diagnosa Keperawatan
10
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karakteristik:
1. Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
2. Bising usus hiperaktif
3. Cepat kenyang setelah makan
4. Diare
5. Gangguan sensasi rasa
6. Kehilangan rambut berlebihan
7. Kelemahan otot pengunyah
8. Kelemahan otot untuk menelan
9. Kerapuhan kapiler
10. Kesalahan informasi
11. Kesalahan persepsi
12. Ketidakmampuan memakan makanan
13. Kram abdomen
14. Kurang informasi
15. Kurang minat pada makanan
16. Membran mukosa pucat
17. Nyeri abdomen
18. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
19. Sariawan rongga mulut
20. Tonus otot menurun
11
Faktor yang berhubungan:
1. Faktor biologis
2. Faktor ekonomi
3. Gangguan psikososial
4. Ketidakmampuan makan
5. Ketidakmampuan mencerna makanan
6. Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
7. Kurang asupan makanan
3. Rencana Keperawatan
12
a.Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan yang diharapkan:
1. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu
2. Peningkatan status nutrisi
Intervensi Rasional
1.Kaji status nutrisi pasien meliputi 1.Membantu mengkaji keadaan
ABCD, tanda-tanda vital, sensori, pasien
dan bising usus.
2.Sajikan makanan yang mudah 2.Meningkatkan seleramakan
dicerna, dalam keadaan hangat, dan intake makan
tertutup,dan berikan sedikit-sedikit
tapi sering
3.Bantu pasien makan jika tidak 3.Membantu pasien makan
mampu
4.Ukur intake makanan dan timbang 4.Observasi kebutuhan nutrisi
berat badan
5.Anjurkan pasien untuk makan 5.Meningkatkan nafsu makan
sedikit-sedikit tapi sering
6.Anjurkan pasien untuk menghindar 6.Mengurangi rasa nyaman
i makanan yang banyak mengandung
gas
7.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 7.Diet sesuai dengan kebutuhan
menentukan diet yang tepat bagi nutrisi pasien
pasien
8.Monitor hasil lab, seperti glukosa, 8.Monitor status nutrisi
elektrolit,albumin,
hemoglobin,kolaborasi dengan
dokter
Kriteria Hasil:
1. Teridentifikasi kebutuhan nutrisi dan berat badan yangterkontrol
13
2. Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang
3. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan
Rencana Tindakan
(Tarwoto & Wartonah, 2006 ):
Intervensi Rasional
1.Lakukan pengkajian kembali 1.Informasi dasar
pola makan pasien untuk perencanaan awal dan
validasi data
2.Ukur intake makanan dalam 24 2.Mengetahui jumlah kalori yang
jam masuk
3.Buat program latihan untuk 3.Meningkatkan kebutuhan energi
olahraga
4.Anjurkan pasien untuk 4.Makanan berlemak
menghindari makanan yang banyakmenghasilkan energi
banyak mengandung lemak
5.Berikan pengetahuankesehatan 5.Memberikan informasi dan
tentang: mengurangi komplikasi
a. Program diet yang benar
b.Akibat yang mungkin timbul
akibat kelebihan berat badan
6.Kolaborasi dengan ahli diet yang 6.Menentukan makanan yang
tepat sesuai dengan pasien
PEMBAHASAN KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 20 Juli 2017
Jam masuk : 17:43 WIB
No.RM :217755
14
Tanggal pengkajian : 21 Juli 2017
Jam pengkajian : 07:00 WIB
Diagnosa medis : Disfagia, anoreksia
A. Biodata
1.Identitas pasien
Nama :Ny.S
Tempat tanggal lahir: 19 september 1964
Umur : 52 tahun 10 bulan 20 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SD
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Desa Lowa, RT 09 RW 04, kecamatan Comal,kabupaten Pemalang, Jawa
Tengah
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama : Tn. K
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
15
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Desa Lowa, RT 09 RW 04, kecamatan Comal,
kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
Hubungan dengan pasien : Suami pasien
B. Riwayat Kesehatan
Genogram
16
Keterangan :
: Laki-Laki
X : Laki-Laki meninggal
: Perempuan
: Pasien
: Suami- Istri
............. : Tinggal serumah
:Keturunan
17
a. Pasien peduli dan sadar akan kesehatan dirinya sendiri dan segera pergi
memeriksakan dirinya ke dokter jika merasakan gejala-gejala sakit.
b. Pasien sadar akan sakit yang dideritanya saat ini, namun pasien kurang
pengetahuan akan penyakitnya.
18
KETERAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
GAN
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Jenis Nasi,lauk,sayur,bua Bubur/
h,teh manis,dan air lembek,lauk,sayur,snack,t
putih eh,air putih
Porsi 1 porsi habis 3 sendok
Pola 10 gelas perhari,air 6 gelas perhari,air
minum putih,dan teh putih,teh,susu
Berat badan 70kg 60kg
Keluhan Tidak ada Mulut kering, nyeri
menelan,mual,tidak nafsu
makan,lidah pahit
3.Pola Eliminasi
a. Eliminasi urine
b.Eliminasi Alvi
19
berbentuk
Bau khas -
Warna Kuning -
kecoklatan
Keterangan :
A : Mandiri untuk 6 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi
C : Mandiri untuk 4 fungsi
D : Mandiri untuk 3 fungsi
E : Mandiri untuk 2 fungsi
F : Mandiri untuk 1 fungsi
20
G : Tergantung untuk 6 fungsi
21
Dalam mengambil keputusan, pasien selalu bermusyawarah dan
meminta pendapat dengan anggota keluarganya. Pasien menyelesaikanmasalahnya
dengan berbicara kepada anggota keluarganya.
D.Pemeriksaan Fisik
c.Pengukuran antropometri
1. Tinggi badan : 155 cm
2. Berat badan : 60 kg
3. Lingkar lengan atas : 25 cm
d.Kepala : Bentuk simetris dan tidak ada luka
1. Rambut : Warna hitam, bergelombang, tebal, dan agak kotor
2. Mata : Menderita hipermitropi, kedua mata bereaksi terhadap cahaya, sklera
tidak ikterik, memakai kacamata saat membaca, dan tidak ada sekret.
3. Hidung : Hidung bersih, tidak ada sekret, tidak memakai oksigen.
4. Telinga : Mampu mendengar pada jarak normal, tidak nyeri, tidak ada sekret
telinga, tidak ada pembengkakan, dan tidak memakai alat bantu.
22
5. Mulut : Selaput mukosa kering, mulut tampak kotor, gigi dan gusi baik, bau
mulut, bibir lembab dan berwarna merah muda.
6. Leher dan tenggorokan : posisi trakea simetris, terdapat jaringan parutdan
kemerahan di tenggorokan, tidakterpasang alat, namun nyeri waktu menelan
e. Dada dan Thorak : bentuk dada simetris, pergerakan simetris, tidak ada
luka dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan.
1. Paru-paru
a) Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan simetris, tidak ada luka
b) Perkusi : Terdapat bunyi sonor
c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Tidak ada suara tambahan, terdapat bunyi vesikule
2. Jantung
a) Inspeksi : Bentuk simetris, ictus cardis, tidak ada jaringan parut
b) Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung, suara jantung redup
c) Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
d) Auskultasi : Reguler, S1, S2, suara jantung resonan
3. Abdomen
a) Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada luka
b) Auskultasi : Bising usus hipoaktif
c) Perkusi : Terdengar suara hipertimpani di kwadran kiri bawah
d) Palpasi : Terdapat nyeri tekan di kwadran atas.
f. Genital : Daerah genital bersih, tidak ada luka, tidak ada tanda infeksi,tidak
terpasang kateter dan tidak ada hemoroid.
g. Ekstremitas
23
Kanan Kiri
5 5
2 2
h. Kulit
1. Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, tidak ada edema.
2. Terdapat luka di ujung kaki yang masih basah dan tidak ada tanda infeksi.
3. Terdapat jamur di daerah lipatan lutut sampai bokong.
E. Data Penunjang
24
RDW 17.0 10.0-15.0 %
MPV 10.1 7.0-11.0 FI
25
Cholirda 77 98 – 108 Mmol / l
Bau
Kejernihan Keruh Jernih
PH 6.0 4.8-7.4
Berat jenis 1.010 1.003-1.025
26
Leukosit TRACE Negative
MIKROSKOPIS
( SEDIMEN URIN )
- Lekosit 5– 8 <15 LPB
- Eritrosit 4– 7 0-3 LPB
- Ephitel SQUAMUS 20- LPK
25 , TRANSIAIONA
L 5-7 TUBULUS 4-
5
- Kristal NEGATIF
- Urat amorf NEGATIF
- Bakteri POSITIF
- Silinder GRANULA KASAR
0-1, GRANULA
HALUS 1-3 LPK
BENANG MUCUS
- Lain – lain POSITIF
Analisis data
Pengkajian data
A . Data subjektif
27
2. Pasien mengeluh nyeri saat menelan , nyeri seperti ditusuk – tusuk , berada di
skala 4 , dan hilang – timbul
3. Pasien mengatakan perut terasa sesak aau sebah (seperti rasa kenyang)
4. Pasien mengeluh mual dan rasa ingin muntah , tapi tidak keluar apa-apa
5. Pasien mengeluh tidak nafsu makan , makan dan minum hanya sedikit.
B. Data objektif
1. Pasien tampak lemah
2. Tampak mukosa mulut pasien kering
3. Turgor kulit pasien sedang
4. Pasien tampak kesakitan saat menelan minuman atau makanan dan
meringis kesakitan saat menelan
5. Saat diperiksa, tampak kemerahan disekitar tenggorokan pasien.
6. Pasien menunjukkan wajah gelisah
7. Pasien tampak tidak menghabiskan makanannya dan hanya habis 3
sendok saja .
28
A ( Antropometri)
Tb: 155 cm
Bb : sebelum sakit 70
kg
Setelah sakit 60 kg
LILA : 25 cm
IMT : 25
B ( Biokimia)
(tanggal 20 Juli 2017
pukul 20:00 – 20:34WIB)
a. Hb:13,9
g/Dl(N:12,
0-15,0)
b. Creatinin:0
,5
mg/dl(0,5-
1,2)
c. Natrium :
127mmol/l
(N:135-
145)
d. Kalium:1,8
mmol/l(N:
3,5-5,5)
e. Calsium:1,
9
mmol/l(N:
2,0-2,9)
C(clinical)
Tugor kulit
sedang,membrane
mukosa mulut
kering,tampak lemah
29
D(Diit)
Diet
lunak/lembek,frekuen
si 3x sehari,setiap
makan habis 3 sendok
.
21 – 7 -17 D.S : Nyeri akut Peradangan
07:00 P (Paliatif ) nyeri
WIB saat menelan
Q(Quality)
Seperti ditusuk –
tusuk
R(Regio)
Tenggorokan
S (Skala)
4
T (Time)
Hilang-timbul, saat
menelan
D.O :
Pasien tampak kesakitan
saat menelan minuman atau
makanan dan meringis
kesakitan saat
menelan,tampak kemerahan
di tenggorokan, pasien
menunjukkan wajah
gelisah .
30
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,2 0C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
31
mengeluh 4. Bantu pasien dengan
mual makan jika kebutuhan pasien
c. Konjungtiva tidak mampu dan antimetik
tidak anemis 5. Anjurkan dapat
d. Pasien pasien untuk mengurangi
mengatakan makan sedikit mual
perut tidak tapi sering
sesak seperti 6. Kolaborasi
kenyang dengan ahli gizi
e. Tidak terjadi untuk diet yang
penurunan tepat bagi
berat badan pasien dan
secara drastic dengan dokter
dalam
pemberian obat
antiemetic
2 Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Mengetahui mun
tindakan karakteristik daerah nyeri , a
keperawatan nyeri meliputi kualitas ,
selama 3 x 24 jam PQRST dan intensitas dan
diharpkan nyeri tanda tanda berat ringannya
akut dapat vital pasien nyeri
teratasi,dengan 2. Mengurangi rasa
kritera hasil : 2. Beri klien posisi nyeri
a. Skala nyeri yang nyaman 3. Klien merasa
berkurang nyaman dan
3. Berikan masase
menjadi skala nyeri dapat
ringan di daerah
2 berkurang
yang nyeri
b. Pasien tidak 4. Memberikan
menunjukkan kenyamanan
4. Berikan
ekpresi 5. Mengajarkan
kompres hangat
gelisah pasien untuk
di area yang
mengalihkan dan
nyeri
mengurangi rasa
32
nyeri apabila
5. Ajarkan teknik
nyeri timbul
distraksi dan
relaksasi
6. Kolaborasi
dengan dokter
dalam pemberia
n obat analgesic
antipyretik
6. Mengurangi rasa
nyeri
PELAKSANAAN TINDAKAN
33
TD : 11/80 mmHg
N : 85 x/menit
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,2 Oc
07:10 1 Mengidentifi S : pasien mengtakan bahwa sejak tidak makan nasi berat badannya
WIB kasi berkurang secara signifikan
perubahan
berat badan O : pasien tampak kurus BB sebelum sakit : 70 kg
terakhir BB setelah sakit 60 kg
07:15 1 Membantu S : pasien mengatakan tidak nafsu makan dan makanan terasa hambar
WIB pasien makan juga perut terasa sebah
07:15 2 Mengkaji S:
WIB karakteristik P : nyeri saat menelan
nyeri dan Q : seperti ditusuk-tusuk
tanda tanda R : tenggorokan
vital pasien S:4
T : hilang timbul , saat menelan
O : pasien meringis kesakitan saat menelan, pasien menunjukkan wajah
gelisah
Tanda – tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 85 x / menit
RR : 16 X/menit
Suhu : 36,2 o c
07:20 2 Memberikan S : pasien mengatakan sudah nyaman
WIB klien posisi
yang nyaman O : pasien tampak nyaman dengan posisinya
07:20 2 Memberikan S : pasien mengatakan nyaman saat dimasasae dan nyeri berkurang
WIB pasien O; -
masase
34
ringan pada
daerah yang
nyeri
08:00 1 Memberikan S:-
WIB injeksi ondancetron O : Injeksi ondancetron sebanyak 4 mg dan
4 mg dan omeprazole sebanyak 40 mg melalui IV
omeprazole 40 mg
melalui IV.
08 : 00 2 Memberikan obat S:-
WIB peroral O : obat per – oral paracetamol sebanyak 1 tablet
paracetamol 500 berisi 500 mg
mg
12 :00 2 Memberikan in S: - Hana
WIB jeksi cefotaxime 1 O : injeksi cefotaxime
gr melalui IV sebanyak 1 gr melalui IV
16 : 00 1 Memberikan S:- Ayu
WIB injeksi ondancetron O : injeksi ondancetron
4 mg dan sebanyak 4 mg dan omeprazole
omeprazole 40 mg sebanyak 40 mg melalui IV
melalui IV
16 : 00 2 Memberikan obat S:- Ayu
WIB per-oral O : obat per-oral paracetamol
paracetamol 500 sebanyak 1 tablet berisi 500
mg mg
24 : 00 1 Memberikan S:- Muna
WIB injeksi O : injeksi ondancetron
ondancentron4 mg sebanyak 4 mg dan omeprazole
dan omeprazole 40 sebanyak 40 mg melalui IV
mg melalui IV
24 : 00 2 Memberikan S:- Muna
WIB injeksi cefotaxime O : injeksi cefotaxime
1 gr melalui IV dan sebanyak 1 gr melalui IV dan
obat per-oral obat per oral paracetamol
paracetamol 500 sebanyak 1 tablet berisi 500
mg mg
22 – 7 1 Menganjurkan S : pasien mengatakan akan Sinta
35
– 17 untuk makan melakukannya
07 :30 sedikit-sedikit tapi
WIB sering O:-
07 : 30 2 Mengajarkan S : pasien mengatakan paham Sinta
WIB teknik distraksi dan dengan yang disampaikan
relaksasi kepada perawat
pasien
O : pasien dapat
mendemonstrasikan
08 : 00 1 Memberikan S:- Sinta
WIB injeksi omeprazole O : injeksi omeprazole melalui
40 mg melalui IV IV sebanyak 40 mg
08 : 00 2 Memberikan obat S:- Sinta
WIB per-oral O : obat per-oral paracetamol
paracetamol 500 sebanyak 1 tablet berisi 500
mg mg
12 : 00 2 Memberikan S:- Sinta
WIB injeksi cefotaxime O : injeksi cefotaxime
1 gr melalui IV sebanyak 1 gr melalui IV
16 : 00 1 Melakukan S : pasien mengatakan Diah
WIB perawatan mulutnya terasa lebih segar
kebersihan mulut O: mulut pasien tampak bersih
dengan membantu dan tidak bau lagi
menggosok gigi
pasien
16 : 00 1 Memberikan S:- Diah
WIB injeksi omeprazole O : injeksi omeprazole melalui
40 mg melalui IV IV sebanyak 40 mg
16 : 00 2 Memberikan obat S:- Diah
WIB per-oral O : obat per-oral paracetamol
paracetamol 500 sebanyak 1 tablet berisi 500
mg mg
16 : 20 2 Memberikan S : pasien mengatakan lebih Diah
WIB kompres hangat nyaman saat dikompres dan
pada daerah yang nyeri berkurang menjadi skala
nyeri 3
36
O : pasien tampak lebih
nyaman dan sudah tidak
segelisah kemarin
24 : 00 1 Memberikan S:- Muna
WIB injeksi omeprazole O : injeksi omerazole melalui
40 mg melalui IV IV sebanyak 40 mg
24 : 00 2 Memberikan S:- Muna
WIB injeksi cefotaxime O :injeksi cefotaxime
1 gr melalui IV dan sebnanyak 1 gr melalui IV dan
obat per-oral obat per-oral paracetamol
paracetamol 500 sebanyak 1 tablet berisi 500
mg mg
23 – 7 1 Menganjurkan S : pasien mengatakan akan Ronal
– 17 makan sedikit- melakukannya .
07 : 30 sedikit tapi sering O : pasien tampak saat makan
WIB mengikuti anjuran perawat
37
16 : 00 1 Memberikan S:- Muna
WIB injeksi omeprazole O : injeksi omeprazole melalui
40 mg melalui IV IV sebanyak 40 mg
24 : 00 1 Memberikan S:- Ayu
WIB injeksi omeprazole O : injeksi omeprazole melalui
40 mg melalui IV sebanyak 40 mg
24 : 00 2 Memberikan S:- Ayu
WIB injeksi cefotaxime O : injeksi cefotaxime
1 gr melalui IV sebanyak 1 gr melalui IV
EVALUASI KEPERAWATAN
P : lanjutan intervensi :
- Anjurkan
makanan sedikit
tapi sering
38
- Berikan obat
antimetik
- Lakukan
perawatan
kebersihan mulut
dengan membantu
pasien gosok gigi
22 – 7 – 17 S : pasien mengatakan
16 : 00 mulut masih terasa
WIB kering,perut terasa
sebah,masih tidak nafsu
makan,lidah terasa
pahit,namun sudah tidak
mual.
A: Masalah sebagian
teratasi.
P: Lanjutan intervensi:
- Anjurkan makan
sedikit tapi sering
23-7-17 S: Pasien mengatakan
07.30 masih tidak nafsu
makan,perut terasa sebah,
mulut masih terasa
kering,smeua makanan
terasa hambar,dan sudah
39
tidak mual.
A: Masalah sebagian
teratasi.
P: Lanjutan intervensi:
-Anjuran makan sedikit-
sedikit tapi sering
21-7-17 S: Pasien nyeri saat
07.15 menelan,nyeri seperti
ditusuk-tusuk,berada di
skala 4,dan hilanh-timbul
saat menelan.
O: Pasien tampak
meringis kesakitan saat
menelan makanan dan
minuman,menunjukkan
wajah gelisah.
P: Lanjutkan intervensi:
Nyeri Akut -Ajarkan teknik distraksi
relaksasi
-Beri obat analgetik
antipyretik
-Beri posisi nyaman
40
-Beri masase ringan pada
daerah yang nyeri
22-7-17 S: Pasien masih nyeri saat
16.00WIB menelan,namun sudah
berkurang
A: Masalah sebagian
teratasi
P: Lanjutan intervensi
-Beri posisi nyaman
- beri obat antipyretik
-berikan kompres hangat
pada area yang nyeri
23-7-17 S: Pasien mengatakan
07.30 WIB masih nyeri saat
menelan,namun
intensitasnya semakin
menurun menjadi skala
2,rasanya senat-senut dan
hilang-timbul saat
menelan.
41
A: Masalah sebagian
teratasi
P: Lanjutan intervensi
- Beri klien posisi
yang nyaman
- -Beri masase
ringan pada
daerah yang nyeri.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara
makan-makanan yang bergizi,memenuhi berbagai vitamin, dengan di imbangi
keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari,
karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imune
tubuh yang menurun.
42
DAFTAR PUSTAKA
http://rizkasuciindriyanti.blogspot.com/2013/08/makalah-ilmu-gizi-kebutuhan-nutrisi.html
http://anisfadil.blogspot.com/2013/04/gizi-pada-anak-usia-sekolah.html
https://www.academia.edu/35597610/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_NY._S_DENGAN_G
ANGGUAN_PEMENUHAN_KEBUTUHAN_NUTRISI
43