Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan keterampilan keperawatan
lansia berbasis IPTEK keperawatan
MK KEPERAWATAN ANAK
NAMA MAHASISWA:
Susadrina
NIM:
P3.73.20.1.19.075
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2021
1
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI
Visi
Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan keterampilan
keperawatan lansia berbasis IPTEK keperawatan
Misi
2
PENYUSUN
3
LEMBAR PERSETUJUAN
4
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN………………………………………………………………………...
I. Unit : Asuhan Keperawatan pada anak sehat
1
A. Tujuan ……………………………………………………………
B. Materi Pendukung ………………………………………………
C. Kasus dan Tugas………………………………………………..
D. Format Pendukung …………………………………………….
II. Unit : Asuhan Keperawatan pada anak sakit
2
A. Tujuan ……………………………………………………………
B. Materi Pendukung ………………………………………………
C. Kasus dan Tugas ……………………………………………….
D. Format Pendukung …………………………………………….
III. Unit : Asuhan Keperawatan pada bayi risiko tinggi
3
A. Tujuan ……………………………………………………………
B. Materi Pendukung ………………………………………………
C. Kasus dan Tugas ……………………………………………….
D. Format Pendukung …………………………………………….
Kepustakaan
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas perkenanNya kami dapat
menyelesaikan Modul dan Log Book Praktikum Mata Kuliah Keperawatan Anak I. Modul ini
dibuat agar mempermudah mahasiswa semester IV Prodi D III Keperawatan dalam memahami
dan melaksanakan kegiatan praktikum pada mata kuliah keperawatan anak I.
Modul dan Log Book Praktikum ini merupakan hasil karya dari dosen keperawatan anak
sebagai dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III yang melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Terima kasih kami ucapkan atas semua dukungan yang telah
diberikan khususnya kepada Jajaran Manajemen Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
Modul dan Log Book Praktikum ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran untuk
kesempurnaan modul dan log book praktikum ini sangat kami harapkan. Besar harapan kami,
agar modul dan log book praktikum ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan mahasiswa
Prodi D III Keperawatan khususnya.
Penyusun
6
PENDAHULUAN
Proses Belajar Mengajar (PBM) pada Mata Kuliah Keperawatan Anak I terdiri dari 3
SKS yang terdiri dari: 2 SKS Teori dan 1 SKS Praktikum. Modul dan log book
praktikum ini digunakan saat mahasiswa melaksanakan proses pembelajaran
praktikum. Proses pembelajaran praktikum dengan menggunakan pendekatan
student center learning (SCL). Adapun metode SCL yang digunakan adalah
metoda: contextual instruction (CI), small group discussion (SGD), simulasi,
analisis video, dan ujian praktikum. Praktikum dilaksanakan secara daring.
Sasaran pembelajaran dari modul dan log book praktikum ini adalah mahasiswa
semester IV Prodi D III Keperawatan. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan selama
1x170 menitx16 minggu. Waktu praktikum selama 5 hari dari hari Senin sampai
Jumat, dari jam 8.00 sampai jam 18.00 wib. Mahasiswa dibimbing oleh tim dosen
keperawatan anak.
7
MTBS. Melaksanakan ujian praktikum=30% tentang 1 prosedur yang dilakukan
pada phantom atau boneka dengan menggunakan alat yang ada di rumah dan
divideokan (pemilihan 1 prosedur berbeda antar mahasiswa dalam kelompoknya).
Prosedur yang dapat dipilih meliputi: pemberian imunisasi, inhalasi, perawatan
kolostomi, pemberian nutrisi melalui NGT, suction, pemberian obat melalui
parenteral, dan perawatan bayi dalam inkubator.
Kami berharap modul dan log book praktikum ini dapat digunakan saat
pelaksanaan praktikum mata kuliah keperawatan anak sehingga capaian
pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan.
8
kesepuluh. Pada bayi sehat, kenaikan berat badan normal pada triwulan
pertama adalah sekitar 700 –1000 gram/bulan, pada triwulan kedua sekitar
500 – 600 gram/bulan, pada triwulan ketiga sekitar 350 – 450 gram/bulan
dan pada triwulan keempat sekitar 250 – 350 gram/bulan.
9
Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir.
Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1, 5 x panjang badan usia 1
tahun.
Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir.
Dewasa = 3, 5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun
c. Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif
konstan. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm.
Kemudian akan bertambah sebesar ± 0,5 cm/bulan pada bulan pertama
atau menjadi ± 44 cm. Pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala
paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-
tahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun,
setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah ± 10 cm.
10
Pilih kolom berat badan untuk laki-laki (sebelah kiri) dan kolom berat
badan untuk perempuan sesuai jenis kelamin anak dan cari angka berat
badan yang terdekat dengan berat badan anak.
Dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk
mengetahui Standar Deviasinya.
Adapun interpretasinya adalah:
-Anak normal: -2 SD s.d 2 SD atau gizi baik.
-Anak kurus: < -2 SD s.d -3 SD atau gizi kurang.
-Anak kurus sekali: < -3 SD atau gizi buruk.
-Anak gemuk: > 2 SD atau gizi lebih
Apabila anak berusia 5 tahun dan memiliki tinggi badan lebih dari 115 cm,
maka pengukuran dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Adapun rumus IMT adalah:
11
Cara melakukan skrining perkembangan dengan menggunakan Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
a. Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan.
b. Jadwal skrining adalah usia 0,3,6,9,12,15,18,21,24 dan 30 bulan. Usia
36,42,48,54,60,66 dan 72 bulan.
c. Pelaksana skrining adalah: tenaga kesehatan, guru TK/PAUD yang
terlatih.
d. Alat bantu yang digunakan untuk skrining adalah: pinsil, kertas, bola
sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6
buah, kismis, kacang tanah dan potongan biscuit. Adapun formulir KPSP
sesuai usia terlampir.
e. Cara melakukan skrining: tentukan usia anak dalam bulan. Lakukan
skrining perkembangan dengan menggunakan formulir KPSP. Lakukan
intervensi hasil KPSP.
Interpretasi hasil KPSP
Jumlah jawaban Ya: 9 atau 10, perkembangan anak sesuai (S).
Jumlah jawaban Ya: 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M).
Jumlah jawaban Ya: 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan
(P).
Intervensi hasil KPSP
-Bila perkembangan anak sesuai: beri pujian kepada ibu, teruskan pola
asuh yang sudah dilakukan, lakukan stimulasi perkembangan anak,
lakukan penimbangan secara teratur, lakukan skrining secara teratur.
-Bila perkembangan anak meragukan: lakukan stimulasi
perkembangan perkembangan lebih sering, lakukan pemeriksaan
kesehatan, lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu lagi, jika hasil
KPSP ulang masih meragukan, kemungkinan ada penyimpangan.
-Bila perkembangan anak terjadinya penyimpangan: lakukan rujukan
ke PKM/RS.
12
Cara melakukan Tes Daya Dengar (TDD)
a. Tujuan untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran.
b. Jadwal TDD dilaksanakan tiap 3 bulan pada bayi kurang dari 12 bulan dan
setiap 6 bulan pada anak lebih 12 bulan.
c. PelaksanaTDD adalah: tenaga kesehatan dan petugas yang terlatih.
d. Alat bantu yang digunakan untuk TDD adalah: alat/bahan yang
menimbulkan suara, buku/kertas, majalah bergambar, gambar binatang,
kubus, benda di sekitar. Adapun formulir TDD sesuai usia terlampir.
e. Cara melakukan TDD: tentukan usia anak. Lakukan TDD. Tentukan
interpretasi hasilnya.
Interpretasi
Bila ada satu atau lebih jawaban “tidak”, kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran.
Intervensi
Rujuk ke RS apabila tidak dapat ditanggulangi.
13
Interpretasi
Bila kedua mata anak tidak dapat melihat pada baris ketiga poster,
kemungkinan anak mengalami gangguan penglihatan.
Intervensi
Lakukan pemeriksaan ulang saat anak datang kembali, bila masih
ada gangguan penglihatan, lakukan rujukan ke RS.
Stimulasi pada anak dilakukan oleh ayah, ibu, pengganti ibu/pengasuh anak,
anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah
masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemampuan dasar anak yang dilakukan stimulasi terdiri dari:
a. Kemampuan gerak kasar.
b. Kemampuan gerak halus.
c. Kemampuan bicara dan bahasa.
d. Kemampuan sosialisasi dan kemandirian.
14
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai usia anak,
terhadap ke-4 aspek kemampuan dasar anak.
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar
anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
Adapun panduan stimulasi terlampir.
15
membutuhkan energi yang banyak, harus mempertimbangkan keamanan
anak dan melibatkan orang tua/keluarga (Hockenberry & Wilson, 2017).
Sebelum dilaksanakan program bermain dilakukan persiapan dengan
membuat Rancangan Program Bermain yang dikonsultasikan kepada
pembimbing.
16
(Dipteri Pertusis Tatanus), polio, campak dan hepatitis. Pemberian imunisasi
dasar untuk mencegah penyakit: tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus,
poliomyelitis, campak dan hepatitis B.
C. Kasus Imunisasi
1. Kasus 1:
Bayi perempuan, berumur 4 hari lahir spontan di RS dipersiapkan untuk
pulang ke rumah pada hari ke-5 perawatan. Perawat memberitahukan kepada
ibu bayi tersebut bahwa bayinya akan diberikan imunisasi Hepatitis B-1 dan
Polio 0 sebelum pulang. Perawat menjelaskan tentang pemberian imunisasi
tersebut. Ibu menyatakan setuju dan bersedia apabila bayinya akan dilakukan
pemberian imunisasi. Perawat membuatkan status imunisasi serta kartu
imunisasi yang harus dibawa saat kunjungan berikutnya.
a. Lakukan pemberian imunisasi Hepatitis B-1 dan Polio 0 dengan tepat.
b. Lakukan pendokumentasian.
c. Ingatkan ibu untuk kunjungan berikutnya (1 bulan berikutnya untuk
imunisasi Hepatitis B-2.
2. Kasus 2:
Seorang ibu membawa bayinya yang berumur 1 bulan ke Puskesmas untuk
imunisasi. Berdasarkan kartu imunisasi yang dibawa oleh ibu, perawat
menjelaskan tentang pemberian imunisasi Hepatitis B-2 yang akan dilakukan.
Ibu menyatakan setuju dan bersedia apabila bayinya akan dilakukan
pemberian imunisasi.
a. Lakukan pemberian imunisasi Hepatitis B-2 dengan tepat.
b. Lakukan pendokumentasian.
17
c. Ingatkan ibu untuk kunjungan berikutnya (2 minggu berikutnya untuk
imunisasi BCG).
3. Kasus 3:
Seorang ibu membawa bayinya yang berumur 1.5 bulan ke Puskesmas untuk
imunisasi. Berdasarkan kartu imunisasi yang dibawa oleh ibu, perawat
menjelaskan tentang pemberian imunisasi BCG yang akan dilakukan. Ibu
menyatakan setuju dan bersedia apabila bayinya akan dilakukan pemberian
imunisasi.
a. Lakukan pemberian imunisasi BCG dengan tepat.
b. Lakukan pendokumentasian.
c. Ingatkan ibu untuk kunjungan berikutnya (2 minggu berikutnya untuk
imunisasi Polio-1 dan DPT-1).
4. Kasus 4:
Seorang ibu membawa bayinya yang berumur 2 bulan ke Puskesmas untuk
imunisasi. Berdasarkan kartu imunisasi yang dibawa oleh ibu, perawat
menjelaskan tentang pemberian imunisasi Polio-1 dan DPT-1 yang akan
dilakukan. Ibu menyatakan setuju dan bersedia apabila bayinya akan
dilakukan pemberian imunisasi.
a. Lakukan pemberian imunisasi Polio-1 dan DPT-1.
b. Lakukan pendokumentasian.
c. Ingatkan ibu untuk kunjungan berikutnya (2 bulan berikutnya untuk
imunisasi Polio-2 dan DPT-2).
5. Kasus 5:
Seorang ibu membawa bayinya yang berumur 4 bulan ke Puskesmas untuk
imunisasi. Berdasarkan kartu imunisasi yang dibawa oleh ibu, perawat
menjelaskan tentang pemberian imunisasi Polio-2 dan DPT-2 yang akan
dilakukan. Ibu menyatakan setuju dan bersedia apabila bayinya akan
dilakukan pemberian imunisasi.
18
a. Lakukan pemberian imunisasi Polio-2 dan DPT-2.
b. Lakukan pendokumentasian.
c. Ingatkan ibu untuk kunjungan berikutnya (2 bulan berikutnya untuk
imunisasi Hepatitis B-3, Polio-3 dan DPT-3).
6. Kasus 6:
Seorang ibu membawa bayinya yang berumur 6 bulan ke Puskesmas untuk
imunisasi. Berdasarkan kartu imunisasi yang dibawa oleh ibu, perawat
menjelaskan tentang pemberian imunisasi Hepatitis B-3, Polio-3 dan DPT-3
yang akan dilakukan. Ibu menyatakan setuju dan bersedia apabila bayinya
akan dilakukan pemberian imunisasi.
a. Lakukan pemberian imunisasi Hepatitis B-3, Polio-3 dan
DPT-3.
b. Lakukan pendokumentasian.
c. Ingatkan ibu untuk kunjungan berikutnya (3 bulan berikutnya untuk
imunisasi Campak).
7. Kasus 7:
Seorang ibu membawa bayinya yang berumur 9 bulan ke Puskesmas untuk
imunisasi. Berdasarkan kartu imunisasi yang dibawa oleh ibu, perawat
menjelaskan tentang pemberian imunisasi Campak yang akan dilakukan. Ibu
menyatakan setuju dan bersedia apabila bayinya akan dilakukan pemberian
imunisasi.
a. Lakukan pemberian imunisasi Campak.
b. Lakukan pendokumentasian.
c. Ingatkan ibu untuk kunjungan berikutnya (9 bulan berikutnya untuk
imunisasi Polio-4 dan DPT-4).
D. Format Pendukung
Adapun format prosedur dan penilaian, target pencapaian praktikum serta
laporan terlampir.
19
II. Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit
A. Tujuan
Adapun tujuan pembelajarannya adalah mahasiswa mampu memahami dan
melaksanakan praktik asuhan keperawatan pada anak sakit sesuai kasus yang
ada.
B. Materi pendukung yang harus dipelajari dan dipahami oleh mahasiswa adalah
tentang:
1. Pemberian Cairan
Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh
manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda-beda sesuai
dengan tingkat usia seseorang. Kebutuhan cairan sangat diperlukan tubuh
dalam mengangkut zat makanan kedalam sel. Keseimbangan ini
dipertahankan oleh asupan, distribusi, dan haluaran air dan elektrolit, serta
pengaturan komponen-komponen tersebut oleh sistem renal dan paru. Banyak
faktor yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan, salah satunya karena
penyakit.
20
Kebutuhan Cairan bayi dan anak, dapat digambarkan sebagai berikut:
Kebutuhan cairan:
10 kgbb pertama : 100 cc/kgbb/hari
10 kgbb kedua : 50 cc/kgbb/hari
Selebihnya : 20 cc/kgbb/hari
Contoh anak dengan BB 25 kg, kebutuhan cairannya adalah :
10 x 100 cc = 1000 cc
10 x 50 cc = 500 cc
5 x 20 cc = 100 cc
Jumlah = 1600 cc
21
Pengawasan (Monitoring)
a. Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur berat
badannya, 6 –8 jam setelah pemberian cairan, dan kemudian sekali sehari.
b. Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur kadar
elektrolit dan glukosa serum sebelum pemasangan infus, dan 24 jam
setelahnya.
c. Bagi anak yang tampak sakit, periksa kadar elektrolit dan glukosa 4 – 6 jam
setelah pemasangan, dan sekali sehari sesudahnya.
22
Postural drainage dilakukan tiga sampai empat kali sehari dan lebih efektif jika
dilanjutkan dengan terapi pernapasan lainnya, seperti pengobatan bronkodilator
dan/atau nebulisasi.
Latihan postural drainage dapat diarahkan pada semua segmen paru. Bronki
lobus yang lebih rendah dan lobus tengah mengalir lebih efektif jika kepala lebih
rendah, bronki lobus yang atas akan mengalir lebih efektif jika kepala tegak.
Sehingga pasien dibaringkan dalam lima posisi, satu posisi untuk mendrainase
setiap lobus; kepala lebih rendah, pronasi, lateral kanan dan kiri dan duduk
tegak. Berikut macam-macam posisi postural drainage:
23
4. Pelaksanaan Inhalasi
Inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui
hirupan. Jadi, partikel obat dipecah terlebih dulu pada sebuah alat yang disebut
nebulizer, sehingga menjadi molekul-molekul lebih kecil berbentuk uap. Uap
itulah yang kemudian dihirup oleh anak, sehingga obat akan langsung masuk ke
saluran pernapasan, tanpa masuk ke peredaran darah sistemik. Dengan
demikian, efek samping bisa diminimalkan. Obat yang dimasukkan tergantung
penyakit anak. Apabila lendirnya kental, diberikan obat pengencer lendir
(expectorant) dan bila sesak, diberikan obat untuk melonggarkan saluran
pernapasannya (bronchodilator). Sedangkan jika saluran pernapasannya kering,
diberikan obat untuk melembabkan saluran tadi. Untuk mendapatkan manfaat
obat yang optimal, obat yang diberikan melalui inhalasi harus dapat mencapai
24
dalam saluran napas. Obat yang digunakan biasanya dalam bentuk aerosol,
yaitu suspensi partikel dalam gas.
5. Pelaksanaan Suction
Penghisapan lendir (suctioning) adalah suatu cara untuk mengeluarkan sekret
dari saluran nafas dengan menggunakan alat catheter suction yang dimasukkan
melalui hidung atau rongga mulut ke dalam pharing atau sampai trachea.
Penghisapan lendir merupakan tindakan untuk mempertahankan jalan nafas
sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan
cara mengeluarkan sekret pada pasien yang tidak mampu mengeluarkannya
25
sendiri. Tujuan penghisapan lendir adalah untuk membersihkan lendir dari jalan
nafas, sehingga kepatenan jalan nafas dapat dipertahankan dan meningkatkan
ventilasi serta oksigenasi.
6. Pemberian Oksigen
Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi. Apabila kebutuhan oksigen
dalam tubuh berkurang dan berlangsung lama, maka akan terjadi kerusakan
pada jaringan otak yang dapat menyebabkan kematian. Sistem yang berperan
dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen adalah sistem pernafasan, sistem
persarafan dan kardiovaskuler. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah
utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini terbukti pada
seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan terjadi
kematian.
26
kebutuhan oksigen dalam pelayanan keperawatan dapat dilakukan dengan
pemberian oksigen dengan menggunakan kanul dan masker:
a. Pemberian Oksigen melalui Nasal Kanul
Pemberian oksigen pada pasien yang memerlukan oksigen secara kontinyu
dengan kecepatan aliran 1- 5 liter/menit serta konsentrasi 20-40%, dengan
cara memasukan selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan
mengaitkannya di belakang telinga atau dibawah dagu. Panjang selang yang
dimasukan ke dalam lubang di hidung hanya berkisar 0,6 – 1,3 cm.
Pemasangan nasal kanul merupakan cara yang paling mudah, sederhana,
murah, relatif nyaman, mudah digunakan cocok untuk segala umur, cocok
untuk pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam
mengirimkan oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak mengganggu
pasien untuk melakukan aktivitas, seperti berbicara atau makan.
27
Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-60%
dengan kecepatan aliran 5-8 liter/menit.
Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80%
dengan kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus
mengembang baik saat inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat
inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara sungkup
dan kantung reservoir, ditambah oksigen kamar yang masuk dalam
lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur
dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi
daripada simple face mask. Diberikan pada pasien dengan kadar
tekanan CO2 yang rendah.
Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen
sampai 80-100% dengan kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada
prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan
tertutup saat pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya
mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka
pada saat ekspirasi. Diberikan pada pasien dengan kadar tekanan
CO2 yang tinggi.
28
Tepid water sponge dilakukan pada permukaan tubuh yang memiliki pembuluh
darah yang besar karena mekanisme kerjanya adalah memperlebar pembuluh
darah, agar darah banyak yang mengalir ke permukaan sehingga cepat
menguap. Pembuluh darah yang besar banyak terdapat di bagian ketiak,
selangkangan dan leher. Disinilah daerah yang paling efektif untuk dilakukan
pengompresan. Selain lokasi, media yang kita gunakan harus tepat, gunakan air
dengan suhu dibawah suhu tubuh, maksimal 10°C di bawah suhu tubuh. jika
anak demam dengan suhu 39°C, maka dapat menggunakan air yang bersuhu 32
- 36°C. Rentang suhu air dan tubuh jangan terlalu jauh, perbedaan yang terlalu
jauh menyebabkan penurunan yang terlalu signifikan.
8. Perawatan Kolostomi
Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan
antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat
bersifat sementara atau menetap selamanya.
Kolostomi pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat.
Kolostomi pada bayi dan anak umumnya tidak permanen, tindakan penutupan
kembali kolostomi akan dilakukan setelah kondisi penyakit sudah terkoreksi
dengan baik. Umumnya dilakukan pada bayi dengan atresia ani, hirschprung
maupun malformasi anorektum.
Beberapa komplikasi umum yang dapat terjadi adalah prolaps stoma, perforasi,
retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi anastomotik
dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah. Kebocoran dari
anastomotik usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan
suhu, serta tanda shock. Perbaikan pembedahan diperlukan pada kondisi
tersebut.
29
Fungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke-3 sampai hari ke-6
pascaoperatif. Perawatan kulit harus diajarkan bersamaan dengan bagaimana
menerapkan drainase kantung kolostomi dan melaksanakan irigasi. Pasien
dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci area tersebut
menggunakan sabun ringan, memberikan barrier kulit protektif di sekitar stoma,
dan mengamankannya dengan meletakan kantung drainase. Lubang kantung
harus sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. Bila terjadi iritasi kulit ringan
memerlukan tebaran bedak stomahesive sebelum kantung dilekatkan. Selain itu
juga perlu dilakukan irigasi, Tujuan pengirigasian kolostomi adalah untuk
mengosongkan kolon dari gas, mukus, dan feses. Sehingga pasien dapat
menjalankan aktivitas tanpa rasa takut terjadi drainase fekal. Dengan mengirigasi
stoma pada waktu yang teratur, terdapat sedikit gas dan retensi cairan.
30
b. Seorang anak laki-laki berumur 5 tahun dirawat di RS dengan diagnose
Leukemia Limfoblatik Akut (LLA). Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan: Hb < 10 gr/dl, hematokrit rendah, leukosit > 10.000/UL,
trombosit < 130.000/UL. Anak direncanakan mendapatkan transfuse PRC I,
PRC II, PRC III dan rencana kemoterapi fase induksi.
31
4. Kasus Gangguan Eliminasi
a. Seorang bayi laki-laki berumur 5 bulan mengalami perubahan eliminasi
fekal paska pembedahan kolostomi hari ke-3. Rencana bayi akan
dipulangkan pada hari ke-8. Ibu mengatakan tidak tahu cara merawat
anak dirumah yang b.a.b melalui kolostomi.
b. Seorang anak laki-laki berumur 1 tahun dirawat di RS. Anak mengalami
“distensi blader” sehingga dilakukan kateterisasi urin di IGD. Pasien
mengalami infeksi saluran kemih.
5. Kasus MTBS
a. Bayi 0-2 bulan
Seorang bayi berusia 12 hari. Bayi saat ini sulit untuk menyusui. BBL= 3000 gr dan
PL= 50 cm. Bayi tampak kuning. Kesadaran kompos mentis. Ibu mengatakan tidak
mengetahui penyebab anaknya sulit menyusu.
D. Format Pendukung
Adapun format prosedur dan penilaian, target pencapaian praktikum serta laporan
terlampir.
32
KEPUSTAKAAN
DepKes RI. 2012. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: DepKes RI.
Hockenberry, M.J., & Wilson, D. 2017. Wong’s Essentials of Pediatric Nursing, 10th
ed. St. Louis: Elsevier.
Kemenkes RI. 2015. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Revisi. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2017. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Kosim, M.S., dkk. 2012. Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama. Jakarta: IDAI.
Soedarmo, S.S., Garna, H., Hadinegoro, S.R.S., & Satari, H.I. 2012. Buku Ajar:
Infeksi dan Pediatri Tropis, edisi kedua. Jakarta: IDAI.
WHO. 2009. Buku Saku: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta:
WHO Indonesia.
Wilson, D., & Hockenberry, M.J. 2012. Wong’s Clinical Manual of Pediatric
Nursing, 8th ed. Mosby: Elsevier.
33
DAFTAR TARGET PENCAPAIAN
PRAKTIKUM KEPERAWATAN ANAK
Bekasi, …………………….
Mengetahui Mahasiswa
Pembimbing
………………………… …………………………
34
TATA TERTIB
Bagi mahasiswa yang melanggar tata tertib di atas tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
35
TATA CARA PENGISIAN LOG BOOK
36
MK KEPERAWATAN ANAK
Senin
1. 1 Maret 2021
- Penjelasan praktikum MK
08.00-09.00 -
anak
Bekasi, …………………….
Mengetahui Mahasiswa
Pembimbing
………………………… …………………………
MK KEPERAWATAN ANAK
37
No. Hari/Tgl/Jam Kegiatan Hambatan Masukan
Pembimbing
2 Selasa
2 Maret 2021
Bekasi, …………………….
Mengetahui Mahasiswa
Pembimbing
………………………… …………………………
MK KEPERAWATAN ANAK
38
No. Hari/Tgl/Jam Kegiatan Hambatan Masukan
Pembimbing
3 Rabu
3 Maret 2021
Bekasi, …………………….
Mengetahui Mahasiswa
Pembimbing
………………………… …………………………
MK KEPERAWATAN ANAK
39
No. Hari/Tgl/Jam Kegiatan Hambatan Masukan
Pembimbing
4 Kamis
4 Maret 2021
Bekasi, …………………….
Mengetahui Mahasiswa
Pembimbing
………………………… …………………………
MK KEPERAWATAN ANAK
40
No. Hari/Tgl/Jam Kegiatan Hambatan Masukan
Pembimbing
Jumat
5 Maret 2021
5
14.00- 17.00 - Ujian praktikum (responsi) -
Bekasi, …………………….
Mengetahui Mahasiswa
Pembimbing
………………………… …………………………
Kelompok :6
Nama Mahasiswa : Susadrina
41
Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu/03-03-2021
Tempat : Kediaman Anak
A. IDENTITAS
Nama Anak : Bilqis Faiha Rifda
TTL/Umur : Jakarta, 21-Maret-2015 / 72 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke…dari …saudara : Anak ke-4 dari 4 Bersaudara
Nama Ibu : Ely Fauziah
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. 10 Nopember no. 35 RT.04/005 Kelurahan Rawa
Badak Selatan Kec. Koja Jakarta Utara
D. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
1. BB : 22,3 kg
2. TB/PB : 125 Cm
3. Status gizi : Gizi Baik
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Potensial perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d situasi yang terjadi di
lingkungan
F. RENCANA TINDAKAN
- Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok usia
Rasional : Agar orang tua mampu melakukan tugas tumbuh kembang pada anak
- Tingkatkan rangsangan dengan menggunakan berbagai mainan
Mainan dapat meningkatkan rangsangan anak dalam tumbuh kembang
- KIE orang tua untuk control setiap bulan
Mengetahui adanya keluhan dalam tumbuh kembang anak
Bekasi, ……………
Pembimbing Mahasiswa
……………………. ………………………
42
LAPORAN PRAKTIKUM
MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT
Kelompok :6
Nama Mahasiswa : Susadrina
A. IDENTITAS
Nama Anak : Bilqis Faiha Rifda
TTL/Umur : Jakarta, 21-Maret-2015 / 72 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke…dari …saudara : Anak Ke-4 dari 4 Bersaudara
Nama Ibu : Ely Fauziah
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. 10 Nopember no. 35 RT.04/005 Kelurahan Rawa
Badak Selatan Kec. Koja Jakarta Utara
B. HASIL PEMERIKSAAN
1. Pertumbuhan
BB : 22,3 kg
TB : 125 Cm
Status Gizi :
a). Gizi baik b).Gizi kurang c).Gizi buruk d).Gizi lebih
2. Perkembangan (KPSP)
Jumlah jawaban Ya (lampirkan format KPSP):
43
44
Jumlah jawaban “Ya” = 8
Gerak Kasar :3
Gerak Halus :2
Bicara dan Bahasa :2
Sosialisasi dan Kemandirian : 1
Interpretasi KPSP :
a). Sesuai b). Meragukan c). Menyimpang
Tindakan:
- Beri petunjuk kepada Ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
- Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/mengejar ketertinggalannya
- Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit
yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya dan lakukan pengobatan
- Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan
diagram KPSP yang sesuai dengan umur anak.
- Jika hasil KPSP ulang jawaban ‘Ya’ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan (P)
45
C. PROGRAM BERMAIN
(Persiapan SAP Program Bermain)
1. Jenis permainan yang dilakukan:
Karena anak sudah berumur 6 tahun dan segera akan memasuki Sekolah Dasar,
namun tumbuh kembang bagian gerak halus masih tidak terpenuhi. Maka saya akan
memilih jenis permainan menggambar. Menggambar disini yaitu saya akan membawa
gambar orang dalam bentuk kartun, buku gambar untuk anak menggambar dan spidol
berwarna.
Karena dalam gambar anak, anak tidak menggambar hidung, tangan, telinga.
Maka saya akan memberitahu anak melalui gambar yang saya bawa bahwa kita
sebagai manusia mempunyai 1 pasang mata, 1 pasang telinga, 2 buah tangan, 2 buah
kaki, hidung, dan juga mulut.
2. Respon anak:
Anak mulai faham bahwa ada organ lain yang belum ia gambar pada
pemeriksaan KPSP kemarin. Setelah diberitahu, ia memegang telinganya sendiri dan
mulai menggambar orang dengan lengkap di buku gambar.
D. PENDIDIKAN KESEHATAN
(Persiapan SAP Pendidikan Kesehatan)
1. Pendidikan kesehatan tentang : Jajanan sehat
Karena anak akan memasuki Sekolah Dasar dan di sekolah banyak jajanan yang
tidak sehat, maka saya akan memberikan pendidikan kesehatan tentang jajanan
sehat. Saya akan print gambar jajanan yang tidak sehat dan juga gambar bekal sehat.
Saya akan memberitahu bahwa makanan di pinggir jalan tidak seharusnya dibeli
karena sudah terpapar oleh debu dan minyak yang dipakai sudah berulang kali. Lalu
saya akan memberitahu juga kepada orangtua bahwa memberikan anak bekal akan
lebih bagus daripada memberikan uang untuk anak jajan.
Bekasi, ……………
Pembimbing Mahasiswa
……………………. …………………………
46
LAPORAN PRAKTIKUM
IMUNISASI
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
TTL/Umur : 4 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pengkajian : 5 Maret 2021
B. DATA FOKUS
Data Subjektif : - Ibu menanyakan seberapa pentingnya imunisasi
- Ibu menanyakan apa saja efek samping setelah diberi imunisasi
- Ibu mengatakan bayinya sehat dan tidak rewel
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit Pengetahuan : Pemberian imunisasi b.d kurang terpaparnya informasi
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Jadwalkan pemberian imunisasi pada bayi dan edukasi tentang imunisasi
2. Jelaskan tujuan, prosedur, indikasi dan kontraindikasi pemberian imunisasi
3. Berikani imunisasi sesuai jadwal (Hepatitis B-1 dan Polio 0)
4. Berikan kesempatan ibu untuk bertanya
E. PROSEDUR KEPERAWATAN
1. Jenis prosedur : Tindakan keperawatan dan Edukasi orang tua
2. Tujuan : - Meningkatkan pengetahuan ibu pasien tentang imunisasi
- Pemenuhan kebutuhan dasar imunisasi
3. Persiapan alat :
- Vaksin carrier
- Vaksin hepatitis B dalam suhu yang stabil
- Vaksin polio 0 dalam suhu yang stabil
- Alat suntik
- Sarung tangan
- Kapas alcohol
- Plester
- Bengkok
- Buku KIE
- Buku KIA
4. Langkah-langkah pelaksanaan :
- Buat janji untuk pemberian imunisasi Hepatitis B-1 dan Polio 0
- Siapkan alat-alat
- Jelaskan tujuan, prosedur, indikasidan kontraindikasi pemberian imunisasi
47
- Biarkan ibu bertanya
- Jika sudah jelas, sebelum melakukan tindakan, lakukan cuci tangan.
- Persiapkan anak pada posisi yang benar
- Pakai sarung tangan
- Bersihkan menggunakan kapas alcohol bagian yang akan diberikan imunisasi
- Untuk imunisasi hepatitis, lakukan di 1/3 paha atas bagian luar
- Selanjutnya untuk imunisasi Polio 0, buka tutup metal vaksin dengan menggunakan
pengait jika vaksin berbentuk vial dan pasang dropper
- Buka mulut bayi secara hati-hati dengan ibu jari pada dagu
- Teteskan 2 tetes ke dalam mulut bayi
- Rapihkan alat
- Melespaskan sarung tangan
- Mencuci tangan kembali
- Edukasikan kepada ibu bahwa 30 menit ke depan bayi belom boleh diberikan asi
- KIE setelah imunisasi dan dokumentasikan
- Beritahu ibu untuk kunjungan selanjutnya yaitu 1 bulan berikutnya untuk imunisasi
Hepatitis B-2 dengan membawa buku KIA
Bekasi, …………
Pembimbing Mahasiswa
…………………. ……………………….
48
LAPORAN PRAKTIKUM
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SAKIT
Seorang bayi laki-laki berumur 5 bulan mengalami perubahan eliminasi fekal paska
pembedahan kolostomi hari ke-3. Rencana bayi akan dipulangkan pada hari ke-8. Ibu
mengatakan tidak tahu cara merawat anak dirumah yang b.a.b melalui kolostomi.
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Z
TTL/Umur : 5 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Pengkajian : 4 maret 2021
A. DATA FOKUS
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Terapeutik :
1. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan, prosedur, indikasi dan kontraindikasi perawatan kolostomi
2. Jelaskan prinsip-prinsip pencegahan infeksi (mencuci tangan sebelum melakukan
perawatan kolostomi)
3. Mendemonstrasikan cara membersihkan area stoma dan memasang kembali kantong
kolostomi
Observasi :
1. Monitor keberhasilan dan kemampuan dalam perawatan kolostomi
49
D. PROSEDUR KEPERAWATAN
1. Jenis prosedur : Demonstrasi kepada ibu pasien
2. Tujuan : Meningkatkan pengetahuan ibu pasien tentang perawatan
kolostomi anak di rumah
3. Persiapan alat :
Kantong Kolostomi
Klem kolostomi
Gunting kolostomi
Bengkok
Wadah berisi air hangat
Handuk bersih
Tissue
Spidol/pulpen
4. Langkah-langkah pelaksanaan :
Siapkan alat-alat (Kantong kolostomi, klem kolostomi, bengkok, wadah berisi air
hangat, handuk bersih, tissue, spidol)
Jelaskan tujuan perawatan kolostomi kepada ibu pasien : Menjaga kebersihan
anak, mencegah terjadinya infeksi, mencegah iritasi kulit di sekitar stoma dan
mempertahankan kenyamanan anak dan lingkungannya.
Demonstrasikan cara mengosongkan kantong kolostomi
- Persiapkan alat (bengkok atau wadah kosong dan tissue)
- Taruh bengkok atau wadah kosong di sebelah kantong kolostomi
- Buka perlahan klem kantong kolostomi
- Tuang isi kantong kolostomi ke bengkok atau wadah kosong
- Bersihkan ujung kantong kolostomi menggunakan tissue
- Lipat ujung kantong kolostomi dan klem kembali
- Pastikan sudah ter-klem dengan benar agar tidak terjadi kebocoran
Demonstrasikan cara mengganti kantong kolostomi
- Persiapkan alat (kantong kolostomi baru, pengalas, klem kolostomi, gunting
kolostomi, handuk/saputangan bersih, bengkok/wadah, wadah berisi air hangat,
tissue, alat pengukur stoma, spidol)
- Alasi anak dengan pengalas
- Copot kantong kolostomi dengan perlahan
- Bersihkan bagian sekitar stoma dengan handuk/kain bersih yang sudah
dibasuh dengan air hangat
- Keringkan kulit dengan tissue
- Kaji apakah ada kemerahan, ruam, atau tanda-tanda iritasi
- Jika tidak ada, ukur stoma menggunakan alat pengukur stoma
- Setelah mendapat ukurannya, tempelkan ke kantong kolostomi baru dan tandai
ukuran menggunakan spidol
- Gunting kantong kolostomi baru sesuai ukuran stoma anak
- Sebelum dipasang, kantong harus dihangatkan di tengah kedua tangan selama
30 detik agar kantong dapat menempel dengan baik
- Tempelkan kantong kolostomi baru
- Tekan dari bagian dalam ke bagian luar agar tertempel dengan sempurna
- Rapihkan alat dan buang alat yang sudah terpakai
Demonstrasikan cara membersihkan daerah sekitar stoma
- Persiapkan alat (Handuk atau kain bersih, wadah berisi air hangat, kasa atau
tissue)
50
- Kompres kain bersih dengan ari hangat
- Bersihkan dan lap daerah sekitar stoma
- Keringkan menggunakan kasa atau tissue
DS : - Ibu menanyakan alat pengganti apa yang bisa digunakan selain kasa
- Ibu bertanya tentang apa saja larangan anak yang dapat mencegah
komplikasi
Bekasi, …………
Pembimbing Mahasiswa
…………………. ……………………….
51
FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT
Kelompok :
Nama Mahasiswa :
Hari/Tanggal Pelaksanaan :
Tempat :
2. Pemeriksaan pertumbuhan.
3. Pemeriksaan perkembangan.
6. Pendokumentasian.
Bekasi, ……….
Pembimbing
…………………….
52
FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
IMUNISASI
Nama Mahasiswa :
Tingkat :
Tempat :
Hari/Tanggal :
2. Data Fokus.
3. Diagnosa Keperawatan.
4. Perencanaan Keperawatan.
5. Prosedur Keperawatan:
a. Jenis prosedur.
b. Tujuan.
c. Alat-alat.
d. Langkah-langkah.
f. Respon.
Bekasi, ……….
Pembimbing
…………………….
53
FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
ANAK SAKIT
Nama Mahasiswa :
Tingkat :
Tempat :
Hari/Tanggal :
2. Data Fokus.
3. Diagnosa Keperawatan.
4. Perencanaan Keperawatan.
5. Prosedur Keperawatan:
a. Jenis prosedur.
b. Tujuan.
c. Alat-alat.
d. Langkah-langkah.
f. Respon.
Bekasi, ……….
Pembimbing
…………………….
54
FORMAT PENILAIAN SIKAP (PERILAKU) MAHASISWA
PROSES PEMBELAJARAN PRAKTIKUM
Kelas/Kelompok :
Nama Mahasiswa :
Nilai
NO ASPEK YANG DINILAI 4 3 2 1 KET
80-100 68-79 56-67 41-55
1. Kejujuran ilmiah
2. Bertanggung jawab dan motivasi dengan baik
3. Bekerjasama dalam Tim/Kelompok dengan baik
4. Aktif, inovatif, kreatif saat diskusi kelompok
5. Menyampaikan ide dan gagasan dengan
komunikasi lisan dan tulisan dengan baik
6. Sikap sopan dan santun dalam kegiatan ilmiah
Jumlah
Bekasi, …………………………………
Pembimbing
……………………………..……………
55
RUBRIK PENILAIAN SIKAP/PRILAKU MAHASISWA
Bobot penilaian sikap/prilaku individu merupakan penilaian pada ranah sikap. Penilaian
didapatkan dari penyelesaian tugas-tugas yang diberikan pada perserta didik dan bagaimana
peserta didik aktif, inovatif serta bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugasnya, adapun
penilaian sikap bersifat individu mahasiswa.
Dibawah ini merupakan rubrik atau panduan dalam penilaian sikap/prilaku mahasiswa, sebagai
berikut:
Rubrik Penilaian Sikap/Prilaku Mahasiswa
56
1 Sangat pasif, tidak ada ide dan tidak inovatif.
41-55
6 Sikap sopan dan 4 Selalu santun dan sopan dalam setiap diskusi,
santun dalam 80-100 menyampaikan ide/gagasan, bicara tidak kasar dan
kegiatan ilmiah memegang teguh adat kesopanan antar teman dan
dosen, saling menghargai.
3 Dalam kegiatan diskusi dan individu sedikit agak ceroboh
68-79 dan kurang sopan, tetapi masih saling menghargai teman
dan dosen.
2 Cenderung kasar tidak santun tetapi masih memiliki
56-67 penghargan terhadap orang lain.
1 Tidak sopan dan tidak santun dan tidak menghargai
41-55 terhadap teman, dosen dan orang disekitarnya.
FORMAT PENILAIAN
57
PROSEDUR PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
58
2). Pengukuran tinggi badan anak
- Mintalah anak berdiri tegak, kaki
menempel pada lantai.
Pandangan ke depan. Punggung,
bokong, dan tumit menempel pada
tiang pengukur.
- Turunkan batas atas pengukur
sampai menempel di kepala anak.
- Baca hasil pengukuran dengan
jarak 0,6 cm
e. Melakukan pengukuran berat
badan
1). Menggunakan timbangan bayi
- Letakkan timbangan pada meja
yang datar.
- Pastikan posisi jarum pada angka
0.
- Baringkan bayi atau dudukkan
bayi pada timbangan dengan hati-
hati.
- Lihat jarum timbangan sampai
berhenti dan baca angka yang
ditunjukkan oleh jarum timbangan.
2). Menggunakan timbangan injak
- Letakkan timbangan di lantai yang
datar.
- Pastikan posisi jarum menunjuk
angka 0.
- Atur posisi anak berdiri diatas
timbangan tanpa dipegangi.
Lihat jarum timbangan sampai
berhenti dan baca angka yang
ditunjukkan oleh jarum atau angka
timbangan
f. Melakukan pengukuran
lingkar kepala dan lingkar dada
- Letakkan meteran di sekitar kepala,
pada lingkar frontal dan oksipital,
melewati dahi, diatas alis, diatas
telinga, dan sekitar tonjolan
oksipital.
- Baca hasil pengukuran.
- Ukur lingkar dada pada garis
putting payudara diantara inspirasi
dan ekspirasi
g. Tuliskan hasil pengukuran
pada tabel/KMS/Buku KIA.
h. Interpretasikan hasil
pengukuran.
i. Bereskan peralatan.
59
j. Cuci tangan.
4. Evaluasi:
a. Hasil pengukuran pertumbuhan
pada tabel/KMS/Buku KIA ditulis
dengan tepat.
b. Analisa dan catat hasil
pengukuran pertumbuhan
(gizi baik, kurang, buruk);
atau
KMS : berat badan sesuai umur,
terdapat pada garis : merah,
kuning, hijau, kuning diatas hijau
Nilai : ………………
Bekasi, ……….
Pembimbing
…………………….
60
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI DASAR
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
4. Tindakan:
a. Pendekatan pada bayi/anak dan
orang tua / salam teurapetik.
b. Pelaksanaan prosedur imunisasi:
1). Cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan.
2). Pasien diposisikan dengan
benar.
61
3). Tindakan dilakukan secara
Sistematis.
4). Tindakan pemberian
imunisasi dilakukan dengan
benar tentang imunisasi
dasar :
- BCG (0.05 cc/IC)
di lengan kanan.
- Polio ( 2 tetes/oral).
- Hepatitis B (0.5 cc/IM)
di paha kanan/kiri.
- DPT (0.5 cc/IM)
di paha kanan/kiri.
- Campak (0.5 cc/SC)
di lengan kiri.
c. Bereskan peralatan.
d. Cuci tangan.
5. Evaluasi:
a. Respons bayi/anak diamati :
1). Respon menelan vaksin polio.
2). Adanya gelembung / indurasi
pada kulit setelah suntikan
BCG.
3). Nyeri didaerah suntikan.
4). Menangis.
b. Informasi tentang kunjungan
selanjutnya disampaikan.
c. Informasi tentang penanganan
dirumah bila terjadi reaksi setelah
imunisasi diberikan.
d. Pencatatan pemberian imunisasi
dengan tepat tentang :
1). Cara pemberian imunisasi.
2). Waktu/tanggal.
3). Jenis vaksin.
4). Reaksi.
Nilai : ………………
Bekasi, ……….
Pembimbing
…………………….
62
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR POSTURAL DRAINAGE
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
63
4. Evaluasi:
a. Evaluasi respon bayi/anak.
b. Evaluasi karakteristik sputum.
c. Evaluasi status pernafasan.
Nilai : ………………
Bekasi, …………..
Pembimbing
…………………….
64
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR INHALASI
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
65
dapat bertahan di saluran
pernapasan.
j. Lanjutkan tindakan hingga obat
habis (kurang lebih 10 menit).
Nebulizer akan mengeluarkan
suara bising, dan pada mangkuk
akan terlihat obat dalam jumlah
sedikit.
k. Bereskan peralatan
l. Cuci tangan
m. Dokumentasikan tindakan
4. Evaluasi:
a. Evaluasi respon bayi/anak.
b. Evaluasi status pernafasan.
Nilai : ………………
Bekasi, …………..
Pembimbing
…………………….
66
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR PENGHISAPAN LENDIR (SUCTIONING)
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
67
3-4 detik.
j. Bila melakukan
orofaringeal/nasofaringeal suction:
memasukkan ujung selang suction
kedalam
orofaringeal/nasofaringeal (pada
bayi dan anak kecil sekitar 1-8 cm
dan anak lebih besar 8-12 cm).
k. Bilas ujung selang suction.
l. Biarkan anak bernafas dalam (bila
kooperatif).
m. Ulangi prosedur sesuai keperluan.
n. Selesaikan dulu bagian mulut baru
ke bagian hidung.
o. Bereskan peralatan.
p. Cuci tangan.
q. Dokumentasikan tindakan.
4. Evaluasi:
a. Evaluasi respon bayi/anak.
f. Evaluasi karakteristik sputum.
g. Evaluasi status pernapasan.
Nilai : ………………
Bekasi, …………..
Pembimbing
…………………….
68
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
…………………….
69
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR PEMASANGAN INFUS
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
4. Evaluasi:
a. Evaluasi kepatenan pemasangan
infus.
d. b. Evaluasi kepatenan tetesan infus.
e. c.Evaluasi respon bayi/anak.
70
Nilai : ………………
Bekasi, …………..
Pembimbing
…………………….
71
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR PEMASANGAN NGT
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
72
i. Jika sudah masuk cek lagi
apakah selang benar-benar
masuk lambung atau trakea
dengan memasukkan udara
sekitar 3-5 cc dengan spuit.
Kemudian dengarkan dengan
stetoskop, bila ada suara udara
berarti sudah benar masuk
lambung. Kemudian aspirasi
kembali udara yang di masukkan
tadi
j. Lakukan fiksasi.
k. Bereskan peralatan.
l. Cuci tangan.
m. Dokumentasikan tindakan.
4. Evaluasi:
a. Evaluasi kepatenan pemasangan
NGT.
b. Evaluasi respon bayi/anak.
Nilai : ………………
Bekasi, …………..
Pembimbing
…………………….
73
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI MELALUI NGT
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
74
makanan tersisa dilambung
kurang dari 30%, kembalikan isi
lambung dan beri makanan cair
pada anak, lanjut ke point g).
f. Masukkan ujung spuit pada
selang NGT dan tetap klem NGT
supaya tidak kemasukan udara.
g. Masukkan makanan cair pada
spuit dan lepaskan klem, posisi
spuit harus diatas supaya
makanan cairnya bisa mengalir
masuk ke lambung.
h. Jangan mendorong makanan
dengan spuit karena bisa
menambah tekanan lambung,
biarkan makanan mengalir
mengikuti gaya gravitasi
i. Makanan yang di masukkan max
200 cc, jadi jika spuitnya 50 cc
maka bisa dilakukan 4 kali .
j. Apabila akan memasukkan
makanan untuk yang kedua,
jangan lupa mencuci dulu spuit.
Jika sudah selesai aliri selang
NGT dengan air supaya sisa-sisa
makanan tidak mengendap di
selang karena bisa mengundang
bakteri.
k. Bereskan peralatan.
l. Cuci tangan.
m. Dokumentasikan tindakan.
4. Evaluasi:
a. Mengevaluasi respon bayi/anak.
b. Mengevaluasi nutrisi yang
diberikan.
Nilai : ………………
Bekasi, …………..
Pembimbing
…………………….
75
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR PERAWATAN KOLOSTOMI
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
76
l. Angkat tissue.
m. Pasang penghalang kulit (barrier).
Barrier harus 1/6 " sampai 1/8"
lebih besar dari stoma.
n. Pasang kantong kolostomi, jika
penghalang tersebut terpisah dari
kantong.
o. Kosongkan kantong kolostomi
ketika sudah terisi penuh
(sekitar2/3).
p. Membereskan peralatan.
q. Mencuci tangan.
r. Mendokumentasikan kondisi
stoma dan drainage.
4. Evaluasi:
a. Evaluasi respon bayi/ anak.
i. Evaluasi status integritas kulit.
Nilai : ………………
Bekasi, ……….
Pembimbing
…………………….
77
FORMAT PENILAIAN
PROSEDUR TEPID WATER SPONGE
Nama Mahasiswa :
NIM/Tingkat :
78
hentikan prosedur.
j. Setelah mandi, keringkan anak
dan kenakan pakaian dalam dan
pakaian yang tipis.
k. Ukur suhu anak kembali setelah
menghentikan prosedur, 30 menit
kemudian dan setiap 2 jam.
l. Ulangi sponging setiap 2 jam jika
diperlukan
m. Beritahu dokter jika suhu anak
tidak merespon dalam waktu 1
jam.
4. Evaluasi:
a. Evaluasi respon bayi/ anak.
b. Evaluasi status termoregulasi.
Nilai : ………………
Bekasi, …………..
Pembimbing
…………………….
79
Dibawah ini merupakan rubrik atau panduan dalam penilaian pada mata kuliah keperawatan
anak dengan menggunakan Scale Linked.
A. Pengetahuan
Nilai Deskripsi
B. Sikap
Nilai Deskripsi
C. Psikomotor
Deskripsi
80
tindakan keperawatan yang dilakukan sangat menguasai.
Mengerjakan semua indikator yang dinilai dan mengerjakan tugas dengan
baik, informasi yang diberikan kurang tepat/akurat dengan pemahaman
kurang utuh, diuraikan dan dijawab tidak dengan baik dan urut, tidak
3 langsung ke masalah yang diminta. Dalam diskusi kurang mampu
68-79 mengemukakan pendapat secara spontan, pikiran kurang jelas, argumentasi
kurang tepat, kalimat yang dikemukakan bertele-tele dan kurang tuntas,
penguasaan materi tentang tindakan keperawatan yang dilakukan kurang
menguasai.
Mengerjakan tugas kurang baik, informasi yang diberikan kurang dan kadang
tidak tepat/akurat dengan pemahaman kurang utuh, diuraikan dan dijawab
kurang baik (kurang urut), kurang langsung ke masalah yang diminta. Dalam
2 diskusi kurang mampu mengemukakan pendapat secara spontan, pikiran
56-67 kurang jelas, argumentasi kurang tepat, kalimat yang dikemukakan bertele-
tele dan kurang tuntas, penguasaan materi tentang tindakan keperawatan
yang dilakukan kurang menguasai
Mengerjakan tugas kurang baik, informasi yang diberikan kurang dan kadang
tidak tepat/akurat dengan pemahaman tidak utuh, diuraikan dan dijawab
1 kurang baik (kurang urut), kurang langsung ke masalah yang diminta. Tidak
41-55 siap melakukan diskusi, penguasaan materi tentang tindakan keperawatan
yang dilakukan tidak dikuasai
81