Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR II

PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL (TTV)


(Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Keperawatan Dasar II)

Dosen Pengampu:
Ns. Bayu Azhar, M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Annisa Dwi Maharani (20301011)
Cikha Oktaviandra (20301013)
Indy Syalsabilla (20301018)
Muthia Indah Miranti (20301021)
Suci Indah Putri (20301032)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI


PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadiran Allah swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya.Sehingga, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini sebagai
salah satu tugas kelompok mata kuliah bahasa Keperawatan Dasar II yang berjudul “ Pengukuran
Tanda-Tanda Vital (TTV)”. Banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan
makalahini.Atas dukungan dari dosen pengampu Keperawatan Dasar II yaitu bapak Ns. Bayu
Azhar, M.Kep.di STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU serta dukungan orang tua dan
teman – teman hambatan serta kesulitan dapat teratasi. Sehingga makalah ini dapat terwujud
walaupun sederhana.Saya ucapkan banyak terima kasih. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritikan dari para pembaca sangat di
perlukan sebagai motivasi agar saya bisa menulis dengan lebih bagus lagi. Dan bermanfaat bagi
pembaca serta dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan
prestasi yang akan mendatang.

Pekanbaru, 22 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2

2.1 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital............................................................................................2

2.2 Teori Panas Tubuh.................................................................................................................2

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh..............................................................................3

2.4 Pusat Pengatur Suhu Tubuh...................................................................................................3

2.5 Tempat Pengukuran Suhu Tubuh...........................................................................................4

2.6 Denyut Nadi (Menghitung Denyut Nadi)...............................................................................4

2.7 Tempat-Tempat Pengukuran Denyut Nadi............................................................................5

2.8 Pernafasan (Menghitung Pernafasan).....................................................................................6

2.9 Tiga Tahap Proses Permafasan..............................................................................................6

2.10 Pengaturan Pernafasan...........................................................................................................7

2.11 Macam-Macam Pemeriksaan Pernafasan...............................................................................9

2.12 Tekanan Darah (Mengukur Tekanan Darah).......................................................................11

2.13 Faktor Yang Memengaruhi Tekanan Darah.........................................................................12

2.14 Faktor Yang Mengontrol Tekanan Darah............................................................................13

ii
BAB III PENUTUP......................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................14

3.2 Saran.....................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan tanda vital adalah cara untuk mendeteksi perubahan sistem yang ada di dalam
tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan
darah. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam keadaan sakit atau kelelahan.
Perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh. Pemeriksaan tanda
vital dilakukan pada saat pertama kali Anda datang ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan perawatan medis. Apabila Anda dicurigai sedang menderita kondisi medis
yang serius, maka tanda vital akan dipantau secara berulang dan terus dilakukan evalauasi
untuk menilai perkembangan penyakit. Rrosedur ini akan terus dilakukan sampai nilai TTV
kembali normal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membahas bagaimana tentang pemeriksaan
tanda-tanda vital?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang pengukuran tanda-tanda vital.
2. Tujuan khusus
- Untuk mengetahui pemeriksaan tanda-tanda vital.
- Untuk mengetahui teori panas tubuh.
- Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.
- Untuk mengetahui pusat pengatur suhu tubuh.
- Untuk mengetahui tempat pengukuran suhu tubuh.
- Untuk mengetahui denyut nadi dan menghitung denyut nadi.
- Untuk mengetahui tempat-tempat pengukuran denyut nadi.

1
- Untuk mengetahui pernafasan dan menghitung pernafasan.
- Untuk mengetahui tiga tahap proses pernafasan.
- Untuk mengetahui pengaturan pernafasan.
- Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan pernafasan.
- Untuk mengetahui tekanan darah dan mengukur tekanan darah.
- Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tekanan darah.
- Untuk mengetahui faktor yang mengontrol tekanan darah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital


Pemeriksaan tanda-tanda vital atau TTV adalah prosedur pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui tanda vital seseorang.Hal ini bertujuan untuk mendeteksi
gangguan, kelainan, atau perubahan pada fungsi organ tubuh.Pemeriksaan TTV merupakan
metode paling dasar yang membantu dokter untuk mendiagnosis penyakit. Selain itu,
dokter juga akan lebih mudah merencanakan terapi medis yang tepat untuk pasien. Ada
empat komponen tanda vital utama yang harus dipantau secara rutin oleh tenaga kesehatan
yaitu tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.Pemeriksaan tanda vital
dilakukan pada saat pertama kali Anda datang ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan
perawatan medis. Apabila Anda dicurigai sedang menderita kondisi medis yang serius,
maka tanda vital akan dipantau secara berulang dan terus dilakukan evalauasi untuk
menilai perkembangan penyakit. Rrosedur ini akan terus dilakukan sampai nilai TTV
kembali normal

2.2 Teori Panas Tubuh


Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang kelingkungan luar. Suhu tubuh mudah sekali berubah dan
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal.Perubahan
suhu tubuh sangat erat kaitannya dengan produksi panas maksimal maupun pengeluaran
panas yang berlebihan. Sifat perubahan panas tersebut sangat mempengaruhi masalah
klinis yang dialami setiap orang, menurut WHO suhu tubuh normal manusia berkisar 36,5-
37,5 °C. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan
regulasi suhu tubuh.
Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feedback) yang
diperankan oleh pusat pengaturan di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus
mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, maka tubuh akan melakukan mekanisme umpan

3
balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas dari
toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu yang disebut titik tetap (set point).

Gambar 1.Mekanisme pertukaran panas antara tubuh manusia dengan lingkungannya


yang mencakup, radiasi, konduksi, konvensi dan evaporasi.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh


Beberapa hal yang mempengaruhi peningkatan suhu tubuh diantaranya adalah
1. Laju metabolism basal semua sel tubuh.
2. Laju metabolisme tambahan yaitu aktivitas otot.
3. Metabolisme yang disebabkan karena hormon tiroksin, hormon pertumbuhan dan
testosterone.
4. Metabolisme yang disebabkan karena epinefrin, norepinefrin, dan rangsangan simpatis
pada sel.
5. Metabolisme yang disebabkan karena meningkatnya aktivitas kimia di dalam sel pada
saat terjadi peningkatan suhu
6. Metabolism untuk pencernaan, absorpsi, dan penyimpanan makanan.

2.4 Pusat Pengatur Suhu Tubuh


Pengaturan suhu tubuh (regulasi termal) adalah pengaturan dari fisiologis tubuh
sehingga terjadi keseimbangan antara pembentukan panas dan pengeluaran panas sehingga
suhu tubuh dapat dipertahankan konstan.Pengaturan suhu tubuh dilakukan oleh
hipotalamus. Hipotalamus juga berperan mengintegrasikan berbagai informasi dari bagian
tubuh lain, kemudian menanggapinya untuk segera menyimpan atau melepaskan panas.
Kerja dari organ ini tergantung dari karakteristik lingkungan.Respon tubuh tersebut dapat

4
berupa kontriksi atau dilatasi pembuluh darah di permukaan kulit dan juga dapat berspon
menggigil atau berkeringat.
Dengan demikian hipotalamus dapat dianggap sebagai thermostart yang berfungsi
meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh. Apabila informasi dari reseftor panas yang
berasal dari bagian tubuh menunjukkan adanya peningkatan suhu dari yang semestinya,
maka akan dibangkitkan infuls eferen dari bagian anterior hipotalamus yang akan
mengaktifkan mekanisme pembuangan panas. Mekanisme ini dilakukan dengan
terbentuknya vasodilatasi pembuluh darah ke kulit dan mengaktifkan kelenjar keringat.
Apabila diinformasi oleh reseftor panas terdapat penurunan suhu tubuh, maka mekanisme
penyimpanan panas akan aktif. Selanjutnya diikuti dengan terjadinya vasokontriksi
pembuluh darah ke kulit dan tubuh menggigil.

2.5 Tempat Pengukuran Suhu Tubuh


Suhu tubuh dapat diukur pada sublingual (di bawah lidah), rektal (dubur), dan aksila
(ketiak).Pengukuran ketiga tempat ini memberikan informasi yang berbeda. Temperatur
rektal 0,3-0,5 oC lebih tinggi dari pada temperatur aksila sedangkan temperatur
permukaan kulit bervarisi sesuai dengan tempat pengukuran. Kulit kepala mempunyai
temperature yang lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah lainnya seperti badan,
tangan, atau kaki.
Suhu rektal dapat mencerminkan suhu inti tubuh (core temperature).Pengukuran pada
daerah ini paling sedikit dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik suhu maupun
kelembaban relatif udara. Suhu sublingual 0,5 lebih rendah dibandingkan dengan suhu
rektal. Pengukuran pada sublingual sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya
adalah makanan/minuman yang panas atau dingin, merokok, mengunyah permen karet, dan
bernapas melewati mulut.Di samping tempat pengukuran, faktor waktu pengukuran juga
sangat berpengaruh.Suhu tubuh pada saat tidur relatif lebih rendah dibandingkan saat
terjaga, yang mencapai temperature terendah pada pukul 06.00 pagi dan tertinggi pada
malam hari.

2.6 Denyut Nadi (Menghitung Denyut Nadi)


Nadi adalah gerakan atau aliran darah pada pembuluh darah arteriyang dihasilkan
oleh kontraksi dari ventrikel kiri jantung.Denyut nadiadalah rangsangan kontraksi jantung

5
yang dimulai dari NODESSINOURI atau NODUS SINOS ATRIAL yang merupakan
bagian atasserambi kanan jantung.Salah satu indikator kesehatan jantung adalahterjadinya
peningkatan denyut nadi pada saat beristirahat.Pemeriksaan nadi sangat penting dilakukan
agar petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan nadi dapat mengetahui keadaan nadi
(frekuensi irama dankuat lemah nadi).Mengukur denyut nadi yang terasa pada
pembuluhdarah arteri yang disebabkan oleh gelombang darah yang mengalir didalamnya
sewaktu jantung memompa darah ke dalam aorta atau arteri.
a) Cara mengukur denyut nadi
Denyut nadi bisa diukur pada beberapa titik dalam tubuh, seperti di pergelangan
tangan, siku bagian dalam, dan sisi leher bagian bawah.Di antara semua titik
pengukuran, kamu bisa lebih mudah menemukan denyut nadi di pergelangan tangan.
Berikut adalah cara pengukuran denyut nadi di pergelangan tangan:
 Putar pergelangan tangan, sehingga telapak tangan menghadap ke atas.
 Tempatkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan bagian dalam yang
dilewati pembuluh darah arteri. Tekan bagian tersebut sampai merasakan denyut
nadi. Jika pengukuran dilakukan di siku bagian dalam atau leher, tempatkan kedua
jari dan tekan sampai menemukan denyut nadi.
 Hitung denyut nadi selama 60 detik. Atau, kamu bisa menghitung denyut nadi selama
15 detik dan dikalikan 4 kali agar mendapatkan hasil denyut nadi per menit. Kamu
bisa mengulang pengukuran denyut nadi jika belum yakin dengan hasilnya.
b) Batas normal nadi

Usia Denyut nadi (x/menit)


Balita 120-160
Anak 90-140
Pra sekolah 80-110
Sekolah 75-100
Remaja 60-90
Dewasa 60.100

2.7 Tempat-Tempat Pengukuran Denyut Nadi


Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada:
a) Arteri Radialis : Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba di atas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.

6
b) Arteri Brachialis : Terlertak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku.
Digunakan untuk mengukur tekanan udara.
c) Arteri Karotis : Terletak di leher di bawah lobus telinga, di mana terdapat arteri karotid
berjalan di antara trakea dan otot sternokleidomastoideus.

2.8 Pernafasan (Menghitung Pernafasan)


Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dariluar yang
mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh, sertamenghembuskan udara yang banyak
mengandung CO2 (karbon dioksida)sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh. Penghisapan
ini disebut inspirasidan menghembuskan disebut ekspirasi.Secara normal orang dewasa
bernafas kirakira 16–20 x/menit, sementara bayi dan anak kecil lebihcepat daripada orang
dewasa.Naiknya kecepatan bernafas disebut polypnea.Jika suhu badan naik kecepatan
bernafas bertambah, karenatubuh berusaha melepaskan diri dari kelebihan panas.
Pemeriksaan pernafasan merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernafasan.
Cara mengukur denyut nadi :
1. Mintalah dia duduk tegak. Jika Anda akan mengukur tingkat pernapasan bayi,
baringkan bayi secara telentang pada permukaan yang kukuh.
2. Gunakan stopwatch untuk menghitung napas selama satu menit. Hitunglah berapa kali
dada orang tersebut naik dan turun selama menit tersebut.
3. Jika Anda mengatakan kepada orang tersebut bahwa Anda akan mengukur
pernapasannya, tingkat pernapasannya mungkin akan berubah tanpa disadarinya.
Mintalah dia untuk bernapas seperti biasanya. Untuk meningkatkan keakuratan hasil,
Anda dapat melakukan penghitungan sebanyak tiga kali dan hitunglah rara-rata dari
hasil tersebut.
4. Jika Anda memiliki waktu yang terbatas, hitunglah napas dalam waktu 15 detik, lalu
kalikan jumlah napas dengan 4. Ini akan memberikan perkiraan napas per menit yang
dekat dan berguna untuk keadaan darurat.

2.9 Tiga Tahap Proses Permafasan


1. Glikolisis

7
Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia di mana glukosa dioksidasi menjadi
molekul asam piruvat. Glikolisis adalah salah satu proses metabolisme yang paling
universal yang kita kenal, dan terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel
dalam hampir seluruh bentuk organisme. Proses glikolisis sendiri menghasilkan lebih
sedikit energi per molekul glukosa dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang
sempurna. Energi yang dihasilkan disimpan dalam senyawa organik berupa adenosine
triphosphate atau yang lebih umum dikenal dengan istilah ATP dan NADH.
2. Siklus Krebs (TCA Cycle)
Siklus Krebs adalah serangkaian reaksi kimia yang digunakan oleh semua organisme
aerobik untuk melepaskan energi yang tersimpan melalui oksidasi dari asetil -CoA
berasal dari karbohidrat , lemak , dan protein .
3. Sistem sitokhrom
Hemoprotein yang mengandung gugus heme dan berfungsi sebagai pengusung
elektron.Sitokrom dapat dijumpai dalam bentuk monomer, seperti cyt.c atau sebagai
sub-unit dari kompleks enzim yang merupakan katalisator reaksi redoks.

2.10 Pengaturan Pernafasan


Terdiri dari beberapa kelompok neuron yang terletak bilateral di medula oblongata
dan pons batang otak.
1. Kelompok Pernapasan Dorsal
Menempati sebagian besar panjang medula.Neuron nya terletak didalamnukleus
trajtus solitarius.Nukleus solitarius merupakan akhir sensoris dari nervusvagus dan
glosofaringeus yang menstransmisikan sinyak sensorisnya ke dalam pusatpernapasan
dari kemoreseptor, baroreseptor dan berbagai macam reseptor dalamparu.Irama dasar
pernapasan berasal dari kelompok neuron pernapasan dorsal.Kelompok neuron ini
mengeluarkan potensial aksi neuron inspirasi secara berulang-ulang terus-menerus
sepanjang hidup.
Sinyal Inspirasi “yang Landai” Sinyal saraf ditransmisikan ke otot inspirasi,
terutama diafragma tidaklangsung menjadi potensial aksi. Tapi pada pernapasan normal
dan tenangpermulaannya lemah dan meningkat secara perlahan-lahan (bentuk landai)
selamakira-kira 2 detik kemudian berakhir selama 3 detik berikutnya dan
mengakibatkan penghentian eksitasi diafragma dan menimbulkan sifat elastis daya

8
lenting paru dandinding dada yang disebut ekspirasi. Kemudian sinyal inspirasi mulai
kembali untuksiklus selanjutnya dengan ekspirasi diantara siklus.Keuntungan sinyal
landai (ramp sinyal) adalah bahwa sinyal ini menyebabkanpeningkatan volum paru yang
mantap selama inspirasi, sehingga tidak terengah-engah (gaps).
Dua sifat inspirasi landai yang diatur :
1. Pengaturan kecepatan peningkatan sinyal landaiSehingga selama pernapasan sulit,
kenaikan yang landai akan meningkatdengan cepat, makanya paru dapat terisi
dengan cepat juga.
2. Pengaturan titik batasan tempat sinyal landai ini tiba-tiba berakhirUntuk mengatur
kecepatan napas. Semakin dini sinyal landai berakhir, makinsingkat waktu
inspirasinya, dan juga akan memperpendek waktu ekspirasi.
2. Pusat Pneumotaksik
Terletak di sebelah dorsal nukleus parabrakialis pada pons bagian
tasmentransmisikan sinyal ke area inspirasi.Efek utama untuk mengatur titik
“penghentian” inspirasi landai, sehingga mengatur lamanya fase pengisian pada siklus
paru dan membatasi inspirasi juga memperpendek inspirasi dan seluruh periode
pernapasan. Sinyal kuat menyebabkan inspirasi dapat berlansung selama0,5 detik, jadi
pengisian paru hanya sedikit sehingga meningkatkan kecepatanpernapasan 30-40
kali/menit. Jika sinyal lemah menyebabkan inspirasi berlangsung terus-menerus selama
5 detik/lebih, jadi paru terisi dengan udara yang banyak sekalisehingga menurunkan
kecepatan 3-5 pernapasan/menit.
3. Kelompok pernafasan ventral
Terletak dibagian rostral dari nukleus ambigus dan bagian kaudal dari
nukleusretroambigus, terletak di setiap sisi medula, kira-kira 5 mm disebelah anterior
dan lateral kelompok neuron pernapasan dorsal.
Fungsi kelompok pernapasan ventral:
1. Neuron-neuron ini inaktif selama pernapasan tenang dan normal.
2. Tidak ada bukti bahwa neuron-neuron ventral ikut berpartisipasi dalam menentukan
irama dasar yang mengatur pernapasan.
3. Bila rangsang pernapasan meningkatkan ventilasi paru jadi lebih besar dari normal,
sinyal respirasi yang berasal dari mekanisme getaran dasar di area pernapasan dorsal

9
akan tercurah ke pernapasan ventral, akibatnya area ventral ikut membantu
merangsang pernapasan ekstra.
4. Neuron-neuron ini menyokong inspirasi maupun ekspirasi. Tapi terutama penting
dalam menghasilkan sinyal ekspirasi yang kuat ke otot-otot abdomen selama
ekspirasi yang sangat sulit

2.11 Macam-Macam Pemeriksaan Pernafasan


Berikut merupakan cara-cara yang digunakan dalam pemeriksaan fisik paru menurut
George Lawry (2015 : 81):
1. Inspeksi
a. Pemeriksaan dada dimulai dari thoraks posterior, klien pada posisi duduk.
b. Dada di observasi dengan membandingkan satu sisi dengan sisi yang lainnya.
c. Tindakan dilakukan dari atas(apex) sampai ke bawah.
d. Inspeksi thoraks posterior terhadap warna kulit dan kondisinya, skar, lesi, massa,
gangguan tulang belakang seperti : kiposis, skoliosis, dan lordosis.
e. Catat jumlah, irama, kedalaman pernapasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.
f. Observasi tipe pernapasan, seperti : pernapasan hidung atau pernapasan diafragma,
dan penggunaan otot bantu pernapasan.
g. Saat mengobservasi respirasi, catat durasi, dari fase inspirasi (I) dan fase ekspirasi
(E). Ratio pada fase ini normalnya 1 : 2. Fase ekspirasi yang memanjang
menunjukkan adanya obstruksi jalan napas dan sering ditemukan pada klien Chronic
Airflow Limitation(CAL)/COPD.
h. Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter antero posterior (AP) dengan
diameter lateral/transversal(T). Ratio ini normalnya berkisar 1:2 sampai 5:7,
tergantung dari cairan tubuh klien.
i. Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan dada atau tidak
adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura.
j. Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat
mengindikasikan obstruksi jalan napas.
2. Palpasi
Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan observasi
abnormalitas, mengindentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus

10
(vibrasi). Palpasi thorak untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi
seperti : massa, lesi, bengkak. Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh
nyeri. Vocal premitus : getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara.
3. Perkusi
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada
disekitarnya dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Jenis suara perkusi :
a. Suara perkusi normal:
Resonan (sonor): bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan paru normal.
Dullness : dihasilkan di atas bagian jantung atau paru.
Timphany : musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara.
b. Suara perkusi abnormal
Hipperresonan : bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul
pada bagian paru yang abnormal berisi udara .
Flatness : sangat dullness dan oleh karena itu nadanya lebih tinggi. Dapat didengar
oleh perkusi daerah paha, dimana area seluruhnya berisi jaringan.
4. Auskultasi
Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara
napas normal, suara tambahan (abnormal), dan suara . suara napas normal
dihasilkandari getaran udara ketika melalui jalan napas dari laring ke alveoli, dengan
sifatbersih.
a. Suara napas normal :
1) Bronchial : sering disebut juga dengan “tubular sound” karena suara inidihasilkan
oleh udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengarkeras, nyaring,
dengan hembusan yang lembut, fase ekspirasinya lebih panjangdaripada inspirasi,
dan tidak ada henti diatara dua fase tersebut. Normalterdengar di atas trachea atau
daerah suprasternal notch.
2) Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara napas bronchial danvesikular.
Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang.Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraksdimana bronchi
tertutup oleh dinding dada.

11
3) Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi
lebihpanjang dari ekspirasi , ekspirasi terdengar seperti tiupan.

b. Suara napas tambahan :


1) Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter
suaranyaring, musikal,suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran
udaradengan melalui jalan napas yang menyempit.
2) Ronchi : terdngar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara
terdenganperlahan, nyaring, suara mengorok terus-menerus. Berhubungan
dengansekresi kental dan peningkatan produksi sputum.
3) Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara :kasar,
berciut, suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura.Sering kali
klien juga mengalami nyeri saat bernapas dalam.
4) Crackles : setap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suarameletup,
terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoliatau
bronchiolus. Suara seperti rambut yang digesekkan.

2.12 Tekanan Darah (Mengukur Tekanan Darah)


Menurut Soeroso (2007), tekanan darah biasanya diukur secara tidak langsung
dengan sphygmomanometer air raksa pada posisi duduk atau terlentang. Pada saat
mengukur tekanan darah, perhatian utama harus ditujukan pada hal-hal berikut:
a. Sebelum pengukuran penderita istirahat beberapa menit di ruangan yang tenang.
b. Ukuran manset lebar 12-13 cm serta panjang 35 cm, ukurannya lebih kecil pada anak-
anak dan lebih besar pada orang gemuk (ukuran sekitar 2/3 lengan). Diperiksa pada fosa
cubiti dengan cuff setinggi jantung (ruang antar iga IV).
c. Tekanan darah dapat diukur pada keadaan duduk atau terlentang.
d. Tekanan darah dinaikkan sampai 30 mmHg (4,0 kPa) diatas tekanan sistolik (palpasi),
kemudian turunkan 2 mmHg/detik (0,3 kPa/detik) dan dimonitor di atas brakhialis.
e. Tekanan sistolik adalah tekanan pada saat terdengar suara korotkoff I sedangkan
tekanan distolik pada saat korotkoff V menghilang, kemudian apabila suara terdengar,
dipakai patokan korotkoff IV

12
f. Pada pengukuran pertama dianjurkan pada kedua lengan terutama bila terdapat penyakit
pembuluh darah perifer.

2.13 Faktor Yang Memengaruhi Tekanan Darah


Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah diantaranya:
1. Usia
Orang tua memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang muda.
Tekanan distolik meningkat sampai sekitar umur 50 tahun kemudian stabil, sedangkan
tekanan sistolik cenderung meningkat pada bagian akhir tahap kehidupan (Kozier, et, al,
2009).
2. Ras
Kajian populasi menunjukkan bahwa tekanan darah pada masyarakat berkulit
hitam lebih tinggi dibandingkan dengan golongan suku lainnya. Suku atau ras
mungkin berpengaruh pada hubungan antara umur dan tekanan darah (Koizer et al,
2009).
3. Jenis kelamin
Bahwa perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih
cenderung memiliki tekanan darah tinggi.Hal ini juga menyebabkan resiko wanita untuk
terkena penyakit jantung menjadi lebih tinggi (Miller, 2010).
4. Stress
Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulus simpatis secara
berkepanjangan yang berdampak pada vasokonstriksi, peningkatan curah jantung, dan
peningkatan produksi renin. Peningkatan renin mengaktivasi mekanisme angiotensin
dan meningkatakan sekresi aldosteron yang berdampak pada peningkatan tekanan
darah (Lewis, et al, 2005).
5. Medikasi
Banyak pengobatan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
tekanan darah, seperti obat antihipertensi seperti diuretik, penyakit beta adrenergik, dan
penyekat saluran kalsium (Muttaqin, 2012).
6. Olahraga

13
Perubahan mencolok sistem kardiovaskular pada saat berolahraga, termasuk
peningkatan aliran darah otot rangka, peningkatan bermakna curah jantung, penurunan
resistensi perifer total dan peningkatan sedang tekanan arteri rata-rata (Muttaqin, 2012).

2.14 Faktor Yang Mengontrol Tekanan Darah


Muttaqin (2012) mengatakan faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah
curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer dan volume atau aliran darah.Faktor-faktor
yang meregulasi (mengontrol) tekanan darah bekerja untuk periode jangka pendek dan
jangka panjang. Regulasi tekanan darah dibagi menjadi:
1. Regulasi Jangka Pendek terhadap Tekanan Darah
Regulasi jangka pendek ini diatur oleh:
a. Sistem Persarafan. Sistem persarafan mengontrol tekanan darah dengan
mempengaruhi tahanan pembuluh perifer.
b. Peranan Pusat Vasomotor. Pusat vasomotor yang mempengaruhi diameter
pembuluh darah adalah pusat vasomotor yang merupakan kumpulan serabut
saraf simpatis.
c. Reflex Baroreseptor. Mekanisme reflek baroreseptor dalam meregulasi perubahan
tekanan darah adalah dengan cara melakukan fungsi reaksi cepat dari
baroreceptor yaitu dengan melindungi siklus selama fase akut dari perubahan tekanan
darah.
d. Kontrol Kimia. Kadar oksigen dan karbondioksida membantu meregulasi tekanan
darah melalui refleks kemoreseptor, sejumlah kimia darah juga mempengaruhi
tekanan darah dengan bekerja langsung pada otot polos atau pusat vasomotor
(Muttaqin, 2012).

14
15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Pemeriksaan tanda-tanda vital atau TTV adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan
untuk mengetahui tanda vital seseorang. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi gangguan,
kelainan, atau perubahan pada fungsi organ tubuh. Ada empat komponen tanda vital
utama yang harus dipantau secara rutin oleh tenaga kesehatan yaitu tekanan darah,
denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
2. Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang kelingkungan luar.Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feedback) yang diperankan oleh pusat pengaturan di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang
terlalu panas, maka tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme
umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas dari toleransi tubuh
untuk mempertahankan suhu yang disebut titik tetap (set point).
3. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh: a. laju metabolism basal semua sel tubuh, b.
laju metabolisme tambahan yaitu aktivitas otot, c. metabolisme yang disebabkan
karena hormon tiroksin, hormon pertumbuhan dan testosterone, d. metabolisme yang
disebabkan karena epinefrin, norepinefrin, dan rangsangan simpatis pada sel, e.
metabolisme yang disebabkan karena meningkatnya aktivitas kimia di dalam sel pada
saat terjadi peningkatan suhu, f. etabolism untuk pencernaan, absorpsi, dan
penyimpanan makanan.
4. Pengaturan suhu tubuh dilakukan oleh hipotalamus. Hipotalamus juga berperan
mengintegrasikan berbagai informasi dari bagian tubuh lain, kemudian
menanggapinya untuk segera menyimpan atau melepaskan panas. Kerja dari organ ini
tergantung dari karakteristik lingkungan. Respon tubuh tersebut dapat berupa kontriksi
atau dilatasi pembuluh darah di permukaan kulit dan juga dapat berspon menggigil
atau berkeringat.
16
5. Suhu tubuh dapat diukur pada sublingual (di bawah lidah), rektal (dubur), dan aksila
(ketiak).
6. Denyut nadi adalah gerakan atau aliran darah pada pembuluh darah arteriyang
dihasilkan oleh kontraksi dari ventrikel kiri jantung. Denyut nadiadalah rangsangan
kontraksi jantung yang dimulai dari NODESSINOURI atau NODUS SINOS ATRIAL
yang merupakan bagian atasserambi kanan jantung. Salah satu indikator kesehatan
jantung adalahterjadinya peningkatan denyut nadi pada saat beristirahat.
7. Tempat pengukuran denyut nadi sebagai berikut : a) a) Arteri Radialis, b) Arteri
Brachialis, c) Arteri Karotis.
8. Pernafasan adalah Pernafasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dariluar
yang mengandung O2 (oksigen) ke dalam tubuh, sertamenghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2 (karbon dioksida)sebagai sisa dari oksidasi keluar tubuh.
9. 3 tahap proses pernafasan sebagai berikut : a) Glikolisis, b) Siklus Krebs (TCA Cycle),
c) Sistem Sitokhrom.
10. Pengaturan pernafasan sebagai berikut : a) Kelompok Pernafasan Dorsal, b) Pusat
Pneumotaksik, c) Kelompok Pernafasan Ventral.
11. Menurut George Lawry (2015:81), macam-macam pemeriksaan pernafasan sebagai
berikut: a) inspeksi, b) palpasi, c) perkusi, dan d) auskultasi.
12. Menurut Soeroso (2007), tekanan darah biasanya diukur secara tidak langsung dengan
sphygmomanometer air raksa pada posisi duduk atau terlentang.
13. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah diantaranya: a)
usia, b) ras, c) jenis kelamin, d) stress, e) medikasi, dan f) olahraga.
14. Muttaqin (2012) mengatakan faktor utama yang mempengaruhi tekanan darah adalah
curah jantung, tekanan pembuluh darah perifer dan volume atau aliran darah. Faktor-
faktor yang meregulasi (mengontrol) tekanan darah bekerja untuk periode jangka
pendek dan jangka panjang.

3.2 Saran
Dari penjelasan di atas kita harus lebih teliti untuk mengkaji suatu tanda-tanda vital.
Karena kalau kita tidak teliti dalam mengkaji tanda-tanda vitalmaka kita tidak bisa
memberikan evaluasi respon klien terhadap intravenayang diberikan karena pemeriksaan
tanda-tanda vital merupakan bagian dari proses pemeriksaan pasien.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. 2009.Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Jakarta: SalembaMedika.


Alimul H. A. Aziz. 2009.Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 2. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, Barbara, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Klinis.Edisi 5.Jakarta :EGC.
Lawry, George V. 2015. Pemeriksaan Fisik Keperawatan. Jakarta: Erlangga.
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper, M. M., Bucher, L., Camera, I. N. 2005. Medical
surgical nursing: Assessment and management of clinical problems. (8th ed). St. Louis:
Elsevier Mosby.
Miller, C., 2010. Factors Affecting Blood Pressure and Heart Rate. Available from:
http://www.livestrong.com/article/196479-factors
Muttaqin, A. & Sari, K. 2012.Asuhan Keperawatan Perioperatif: Konsep, Proses dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
Sandi, I Nengah dkk. 2017. Sport and Fitness Journal. Pengaruh Kelembaban Relatif Terhadap
Perubahan Suhu Tubuh Latihan. Volume 5, No. 1, Februari, 103-109.
Soeroso, Joewono,dkk. 2007. Osteoartritis, Dalam A.W. Sudoyo, B.Setyohadi, I. Alwi, M.
Simadibrata, S. Setiati, editor, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.
Wangean, Lesley Z dkk. 2016. Jurnal e-Biomedik. Pengaruh lamanya paparan energi panas
terhadap suhu tubuh dengan metode mandi uap pada wanita dewasa.Volume 4, Nomor 1,
Januari-Juni, 238-241.
Yuni Kusmiati. 2010.Keterampilan Dasar Praktik Klinik Keperawatan.Yogyakarta: Fitramaya.

18

Anda mungkin juga menyukai