SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
NIM : 201080
RUANG :
1
Epidemis
Normalnya sel pada lapisan ini akan terus mengalami regenerasi setiap 2 ½ bulan. Epidermis
tidak disuplai pembuluh darah secara langsung, makanan dan oksigen melalui difusi dari jaring
pembuluh darah di lapisan dermis. Epidermis mempunyai 5 lapis didalamnya, diantaranya
Stratum corneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum
basalis. Lapisan epidermis mengandung empat jenis sel yang berbeda Melanosit, Keratinosit,
sel Langerhans dan sel Granstein.
Dermis
lapisan jaringan ikat yang mengandung banyak serabut elastin yang lentur dan serabut kolagen
yang kuat serta banyak pembuluh darah dan ujung saraf. Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan
serat elastis, Otot, Saraf Mendapat suplai darah dan saraf Lapisan di bawah epidermis yang
jauh lebih tebal daripada epidermis. Sensori aparatus: sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.
Terdiri dari 2 bagian :
Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pemb darah
Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut, pemb darah, saraf, kolagen.
Hipodermis
Merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan
makanan. Dalam lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
B. Fungsi Kulit
1. Proteksi
2
2. Sensori
3. Absorbsi
4. Ekskresi
5. Thermoregulasi
6. Metabolisme
7. Komunikasi sosial
C. Kelenjar Ekrin
Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di permukaan kulit.
Sekret berbentuk encer ± 1,5 lt/24 jam,pada Udara panas dan kering menghasilkan ± 6
lt/24 jam Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh stres emosional, faktor panas dan saraf
simpatis Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh
D. Kelenjar apokrin
Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental, Banyak terdapat pada axila, areola mamae,
pubis, dan saluran telinga luar, Fungsi belum jelas sebagai apa
E. Kelenjar Sebasea (kelenjar minyak)
Terdapat di seluruh permukaan kulit kecuali di telapak tangan dan kaki,Terletak di samping
akar rambut, bermuara pada folikel rambut. Berfungsi memberi lapisan lemak,
bakteriostatik, menahan evaporasi.lebih produktif saat sel berusia muda
F. Rambut
Terdiri dari akar rambut dan batang dan menutupi hampir seluruh permukaan tubuh }
Diproduksi oleh folikel rambut.Siklus pertumbuhan rambut:
Fase Anagen/pertumbuhan : 2-6 tahun dengan kecepataan tumbuh 0,35mm/hari
Fase Telogen/istirahat : beberapa bulan } Fase Katogen :fase diantara kedua fase
Pada saat 85% sel mengalami fase anagen,maka 15 % sel lainnya mengalami fase telogen
G. Kuku
Bagian terminal lapisan tanduk yang menebal
Akar kuku : bagian yang terbenam kulit jari
Badan kuku : bagian di atas jaringan lunak ujung jari
Kuku tumbuh 1mm/minggu dan memiliki fungsi untuk melindungi jari
3. Patofisiologi
Ada 3 fase penyembuhan luka, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodelling.
1. Fase Inflamasi, Fase ini dimulai saat terjadi luka dan berlangsung selama 2 hingga 3 hari.
Diawali dengan vasokonstriksi untuk mencapai hemostasis. Pada fase ini keping darah
melepaskan growth factor seperti plateletderived growth factor (PDGF) dan transforming
growth factor β (TGF-β). Neutrofil mencapai area luka dan memenuhi rongga perlukaan.
3
Neutrofil akan memfagosit jaringan mati dan mencegah infeksi. Selanjutnya monosit akan
memasuki area luka. Makrofag memfagosit debris dan bakteri serta berperan pada
produksi growth factor yang dibutuhkan untuk pembuatan matriks ekstraseluler oleh
fibroblas dan pembuluh darah baru untuk penyembuhan luka. Oleh karena itu,
ketidakhadiran monosit atau makrofag akan menghambat fase penyembuhan luka.
Terakhir, sel limfosit dan sel mast akan berdatangan ke area luka, tetapi peranannya masih
belum diketahui pasti.
2. Fase Proliferasi, Fase ini dimulai pada hari ke-4 hingga minggu ke-3 setelah luka. Makrofag
terus memproduksi growth factor seperti PDGF dan TNF-β1 yang membuat fibroblas dapat
terus berproliferasi dan migrasi membentuk jaringan matriks ekstraseluler. Selain itu, juga
menstimulasi sel endotel untuk membentuk pembuluh darah baru. Kolagen tipe III juga
mulai terbentuk yang nantinya akan digantikan oleh kolagen tipe I pada fase remodelling.
Yang penting pada fase ini adalah saat mulai terjadi pengisian rongga luka dengan kolagen
maka fibroblas harus sudah berkurang dan proses angiogenesis juga harus mulai melambat
agar didapatkan scar normal.
3. Fase Remodelling, Fase terpanjang dalam fase penyembuhan luka, berlangsung mulai
minggu ke-3 hingga 1 tahun. Fase ini ditandai dengan kontraksi luka dan remodelling
kolagen. Kolagen tipe I mulai menggantikan kolagen tipe III. Kekuatan luka terus meningkat
sejalan dengan reorganisasi kolagen.
4. Jenis Gangguan Kebutuhan Dasar Penyembuhan luka
1. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan
yang telah disepakati.
2. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat
karena faktor eksogen dan endogen
5. Tanda dan Gejala Gangguan Kebutuhan Dasar Penyembuhan luka
Menurut black (1993) manifestasi vulnus adalah sebagai berikut:
a. Deformitas: Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulangberpindah dari
tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti: rotasi pemendekan tulang,
penekanan tulang.
b. Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasidarah dalam jaringan
yang berdekatan dengan fraktur
c. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous
d. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur
e. Tenderness/keempukan
f. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang daritempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
4
g. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknyasaraf/perdarahan)
h. Pergerakan abnormal
i. Krepitasi
6. Etiologi Gangguan Kebutuhan Dasar Penyembuhan luka
a. Mekanik
Benda tajam
Merupakan luka terbuka yang terjadi akibat benda yang memiliki sisitajam atau
runcing. Misalnya luka iris, luka bacok, dan luka tusuk
Benda tumpul
Ledakan atau tembakan
Misalnya luka karena tembakan senjata apib.
b. Non Mekanik
Bahan kimia
Terjadi akibat efek korosi dari asam kuat atau basa kuat
Trauma fisika
Luka akibat suhu tinggi
Suhu tinggi dapat mengakibatkan terjadinyaheat exhaustion primer, heat exhaustion
sekunder, heat stroke, sun stroke, danheat cramps.
Luka akibat suhu rendah
Derajat Luka yang terjadi pada kulit karena suhu dingindiantaranya hyperemia, edema
dan vesikel,
Luka akibat trauma listrik
Luka akibat petir
Luka akibat perubahan tekanan udara (Mansjoer, 2001)
7. Komplikasi Kebutuhan Dasar Penyembuhan luka
Menurut Parry & Potter (2005) komplikais dari penyembuhan luka adalahsebagai berikut:
a. Pendarahan (hemoragi)
Pendarahan terjadi setelah homeostasis menunjukan lepasnya jahitanoperasi,
keluarnya bekuan darah, infeksi atau erosi pembuluh daraholeh benda asing (mis,
drainage). Hipovolemia mungkin tidak cepattampak, sehingga balutan jika mungkin
harus sering dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah
itu. Jikaterjadi perdarahan yang berlebihan, penambahan tekanan luka sterilmungkin
diperlukan. Pemberian cairan & intervensi pembedahanmungkin diperlukan.
b. Infeksi
5
Invasi bakteri dapat terjadi pada saat trauma selama pebedahan atausetelah
pembedahan. Gejala berupa adanya purulent, peningkatandrainage, nyeri,
kemerahan,bengkak disekeliling luka,peningkatamsuhu, dan peningkatan leukosit
c. Dehiscense
Dehisens adalah terpisahnya lapisan luka secara parsial atau total
d. Eviserasi
Merupakan terpisahnya lapisan luka secara total dan dapatmenimbulkan evisera
(keluarnya organ visceral melalui luka yangterbuka). Ketika terjadi hal ini maka harus
segera ditutup denganbalutan steril yang lebar kompres dengan normal saline
untukmencegah masuknya bakteri
e. Fistula
Merupakan saluran abnormal diantara dua buah organ atau diantara organ dan bagian
luar tubuh.
8. Penatalaksanaan Kebutuhan Dasar Penyembuhan luka
a) Penggunaan universal standar precaution.
b) Perhatikan kepatenan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
c) Melengkapi pengkajian survey primer dengan cara mengevaluasitingkat kesadaran
pasien, ukuran, dan reaksi pupil
d) Mengidentifikasi adanya luka lain yang mungki memerlukanperawatan
e) Mengontrol pendarahan dengan cara penekanan langsung pada arealuka, elevasi
f) Mengidentifikasi adanya syok hemoragik
g) Mengkaji status imunisasi tetanus pada pasien
h) Menilai kondisi hipotermia, terutama pada saat kulit kehilangan bagianyang luas
(Kartika, 2011).
(NB: menyesuaikan jenis kebutuhan dasar yang menjadi pokok pembahasan)
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat Keperawatan
Riwayat perjalanan kesehatan klien sampai saat terjadinya masalah yang terjadi sekarang
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kulit
Menurut Bursaids (1998), teknik pemeriksaan Kulit dapat dilakukan melalui metode inspeksi &
palpasi.
a) Melihat penampilan luka (tanda penyembuhan luka) seperti :
Adanya perdarahan
6
Proses inflamasi (kemerahan & pembengkakan)
Proses granulasi jaringan (yaitu menurunnya reaks inflamasi pada saat pembekuan
berkurang)
Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dlm jaringangranulasi
mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta berkurangnya ukuran parut yang
merupakan indikasi terbentuknyakeloid.
b) Melihat adanya benda asing atau bahan2 pengontaminasi pada luka mis :tanah, pecahan
kaca atau benda asing lain
c) Melihat ukuran, kedalaman & lokasi luka
d) Adanya dariainase, pembengkakan, bau yang kurang sedap. & nyeri pada daerah luka
3. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan terutama jenis tes darah lengkapuntuk mengetahui
terjadinya infeksi. Pemerksaan X-ray jika terdapat fraktur atau dicurigai terdapat benda asing
(Kartika, 2011)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
b. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan factor mekanik (tekanan,robekan, friksi)
c. Resiko infeksi
C. PERENCANAAN
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam tingkat nyeri berkurang dengan
kriteria hasil :
a) Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat (5)
b) Keluhan nyeri menurun (5)
c) Gelisah menurun (5)
d) Kesulitan tidur menurun (5)
Intervensi
1) Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri.
Identifikasi skala nyeri.
Identifikasi respons nyeri non verbal
2) Terapeutik
Berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri.
3) Edukasi
Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
7
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu.
2) Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan factor mekanik (tekanan,robekan, friksi)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam penyembuhan luka meningkat
dengan kriteria hasil:
1) Penyatuan kulit meningkat (5)
2) Penyatuan tepi luka meningkat (5)
3) Jaringan granulasi maningkat (5)
4) Peradangan luka menurun(5)
5) Nyeri menurun (5)
Intervensi
a) Observasi
Monitor karakteristik luka.
Monitor tanda tanda infeksi
b) Terapeutik
Lepaskan balutan dan plester secara perlahan.
Cukur rambut disekitar luka,jika perlu.
Bersihkan dengan cairan NaCl atau cairan pembersih.
Bersihkan jatingan nekrotik
Berikan salep yangs sesuai ke kulit/sel jika perlu.
Pasang balutan sesuai jenis luka.
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase.
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi.
c) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi.
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein.
d) Kolaborasi.
Kolaborasi prosedur debridement, jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik,jika perlu.
3) Resiko infeksi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tingkat infeksi menurun dengan
kriteria hasil :
1) Kemerahan menurun (5).
2) Nyeri menurun (5).
8
Intervensi
a) Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
b) Terapeutik
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
c) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
d) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
D. PELAKSANAAN
1. Nyeri Akut
Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri.
Mengkaji skala nyeri.
Mengkaji respons nyeri non verbal
Memberikan kompres dingin untuk mengurangi nyeri
Menganjurkan pasien untuk memonitor nyeri secara mandiri
mengajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri.
Memberikan terapi
2. Gangguan intgritas jaringan
Mengkaji karakteristik luka.
Mengkaji tanda tanda dari infeksi
Melakukan tindakan rawat luka
Merubah posisi pasien setiap 2 jam atau sesuai kondisi.
Menjelaskan tanda dan gejala infeksi.
Menganjurkan pasien mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein.
Berkolaborasi dalam pemberian prosedur debridement
Berkolaborasi dalam pemberian antibiotik
3. Resiko infeksi
Mengkaji tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Memberikan perawatan luka pada area kulit yang bermasalah
9
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Mempertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Menjelaskan pada pasien terkait tanda dan gejala infeksi
Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar pada pasien
Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
E. EVALUASI
a. Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dpt dinilai dari sempurnanya prose penyembuhan
luka, tidak ditemukan adanya tanda radang, tidak ada perdarahan, luka dlm keadaan bersih &
tidak ada keloid/skiatrik2.
b. Mengevaluasi penyembuhan luka secara terus menerus yang dilakukan selamamengganti
balutan, saat terapi diberikan & saat klien berusaha melakukansendiri perawatan lukanya3.
c. Mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempercepat penyembuhan luka &
membandingkan kondisi luka dengan data pengkajian4.
d. Mencari tahu kebutuhan klien & keluarga tentang peralatan bantuan tambahan
SUMBER/REFERENSI:
Dongoes, Marlyn E. 2008.Nursing Diagnosis Manual; Planing, Individualizing,and Documenting Client Care:
Davis Plus
Potter & Parry.Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses, dan Praktik :Jakarta: EGC
https://id.scribd.com/doc/90764207/LAPORAN-PENDAHULUAN
https://id.scribd.com/doc/211820662/Askep-Perawatan-Luka
A. Identitas Klien
Nama : Tn. S No. RM : 145564
No. Telepon : 081xxxxxxxxx Nama klg. dekat yang bisa dihubungi: Tn. K
F. Genogram
12
G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
Kebersihan Bersih Bersih
Bahaya Kecelakaan Tidak ada Tidak ada
Polusi Tidak ada Tidak ada
Ventilasi Baik Baik
Pencahayaan Baik Baik
15
2. Kepala & Leher
a. Kepala
Bentuk: simetris
Massa: Tidak ada
Distribusi rambut: Merata
Warna kulit kepala: sawo matang
Keluhan: pusing/sakit kepala/migraine, lainnya: tidak ada
b. Mata
Bentuk: simetris
Konjungtiva: tidak anemis
Pupil: ( √ ) reaksi terhadap cahaya ( ) isokor ( ) miosis ( ) pin point ( ) midriasis
Tanda radang: tidak ada
Fungsi penglihatan:baik
Penggunaan alat bantu: tidak pakai
c. Hidung
Bentuk : simetris
Warna : Sawo matang
Pembengkakan : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Sinus : tidak ada
d. Mulut & Tenggorokan
Warna bibir : merah muda
Mukosa : lembab
Ulkus : tidak ada
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada
Warna lidah : merah muda
Perdarahan gusi : tidak ada
Karies : tidak ada
Gangguan bicara : tidak ada
e. Telinga
Bentuk : simetris
Warna : Sawo matang
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
f. Leher
Kekakuan : lentur
Benjolan/massa : tidak ada
Vena jugularis : tidak terlihat distensi
Nyeri : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Keterbatasan gerak : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
3. Thorak & Dada
Jantung
- Inspeksi : simetris, tidak terlihat denyutan di ictus cordis
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis terasa denyutan, tidak ada massa/benjolan......
................................................................................................................................................
16
- Perkusi : batas jantung teraba.................................................................................................
................................................................................................................................................
- Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2,tidak terdengar bunyi tambahan ....................
................................................................................................................................................
Paru
- Inspeksi : pergerakan Simetris,tidak tampak penggunaaan otot bantu nafas.........................
................................................................................................................................................
- Palpasi : tidak teraba massa/benjolan,vocal fremitus normal.................................................
................................................................................................................................................
- Perkusi : sonor, .......................................................................................................................
................................................................................................................................................
- Auskultasi : Vesikuler,.............................................................................................................
................................................................................................................................................
4. Payudara & Ketiak
Benjolan/massa : tidak ada............................................................................................................
Bengkak : tidak ada........................................................................................................................
Nyeri : tidak ada.............................................................................................................................
Nyeri tekan : tidak ada..................................................................................................................
Kesimetrisan : Simetris..................................................................................................................
5. Punggung & Tulang Belakang
Normal tidak terdapat kelainan...........................................................................................................
.............................................................................................................................................................
6. Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, .........................................................................................................
..........................................................................................................................................................
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa/benjolan...............................................................
..........................................................................................................................................................
Perkusi :tymphani.............................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
Auskultasi : terdengar bising usus klick grugles 10x/menit...............................................................
..........................................................................................................................................................
18
Klien mengalami luka robek yang disebabkan oleh pisau rumput yang dihecting dan mengharuskannya
dilakukan perawatan luka. .........................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
X. Perencanaan Pulang
Tujuan Pulang......................................................................................................................................
Transportasi pulang.............................................................................................................................
Dukungan keluarga..............................................................................................................................
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang..............................................................................................
Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang...............................................................................
Pengobatan..........................................................................................................................................
Rawat jalan ke......................................................................................................................................
Hal hal yang perlu diperhatikan di rumah............................................................................................
Keterangan lain....................................................................................................................................
Malang,
Pengkaji
__________________
ANALISA DATA
Resiko Infeksi
2. DS : Penyebab : Nyeri akut
-Pasien mengatakan Agen cidera fisik (pisau rumput)
nyeri melukai kaki kiri
19
P : Pasien mengatakan
nyeri Pada saat bergerak Kerusakan jaringan pada kulit dan
Q : Nyeri seperti diremas otot
remas
R : Nyeri kaki Kanan Perdarahan
S : Skala 7
T : Nyeri berulang Nyeri Akut
DO :
-Pasien tampak meringis
kesakitan
-Pasien tampak
memegangi area nyeri
-TTV :
TD : 120/80 mmHg
N :88 x /menit
RR : 20x / menit
S : 36,6 C
3 DS : Pasien mengatakan Pisau rumput merobek kulit Gangguan Integritas
Luka masih terasa nyeri jaringan
DO : Trauma pada jaringan
-Granulasi pada luka
belum menyeluruh Gangguan integritas jaringan
-Kerusakan lapisan
integumen.
-TTV :
TD : 120/80 mmHg
N :88 x /menit
RR : 20x / menit
S : 36,6 C
4 DS : Nyeri Gangguan pola tidur
-klien mengatakan tidur
tidak nyenyak dan sering Ketidaknyamanan pada saat tidur
terbangun karena rasa
nyeri Jam tidur terganggu
DO:
-tidur malam pasien Gangguan Pola tidur
hanya 3 jam(00.00-
03.00) dan ridur siang 3
jam (14.00-16.00)
-pasien tampak lelah
dan terdapat kantung
mata
20
Nama Klien : Tn. S
No reg : 145564
21
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1 13/7 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan a. Observasi 1. Mmengetahui karakteristik dari luka
cidera fisik d.d keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, untuk acuan di penatalaksanaan
durasi, frekuensi, kualitas, intesitas 2. Mengetahui seberapa besar rasa
2020 tingkat nyeri berkurang dengan
DS: Pasien mengatakan nyeri. myeri
kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri. 3. Mengetahui kapan saat nyeri terasa
nyeri 1) Kemampuan menuntaskan 3. Identifikasi respons nyeri non bagi klien
verbal 4. Untuk mengurangi rasa nyeri Yang
aktivitas meningkat (5)
b. Terapeutik dirasakan klien
P : Pasien mengatakan
2) Keluhan nyeri menurun (5) 5. Agar klien dapat mengurangi nyeri
1. Berikan teknik non farmakologi
nyeri Pada saat bergerak 3) Gelisah menurun (5) yang dirasakan secara mandiri
untuk mengurangi nyeri.
6. Untuk mengurangi nyeri apabila tidak
4) Kesulitan tidur menurun (5)
c. Edukasi bisa tertahan lagi
Q : Nyeri seperti diremas
1. Ajarkan teknik non farmakologi
remas untuk mengurangi rasa nyeri.
d. Kolaborasi
R : Nyeri kaki Kanan
1. Kolaborasi pemberian analgesik,
jika perlu.
S : Skala 7
T : Nyeri berulang
22
DO : -Pasien tampak
meringis kesakitan
-Pasien tampak
-TTV :
TD : 120/80 mmHg
N :88 x /menit
RR : 20x / menit
S : 36,6 C
2 13/7 Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan a. Observasi 1. Mmengetahui adanya tanda
jaringan b.d factor keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor karakteristik luka. peradangan maupun infeksi
2. Agar tidak menimbulkan sakit
2020 mekanik d.d penyembuhan luka meningkat b. Terapeutik
3. Untuk mempermudah tindakan
(tekanan,robekan, friksi) dengan kriteria hasil: 1. Lepaskan balutan dan plester 4. Untuk membersihkan area luka
DS : Pasien mengatakan 1) Penyatuan kulit meningkat secara perlahan. 5. Untuk menghindari infeksi
6. Untuk mempermudah penyembuhan
(5) 2. Cukur rambut disekitar luka,jika
Luka masih terasa nyeri 7. Agar sesuai dengan kebutuhan
2) Penyatuan tepi luka perlu. 8. Untuk menghindari beban berlebihan
23
DO : meningkat (5) 3. Bersihkan dengan cairan NaCl pada area luka
3) Jaringan granulasi atau cairan pembersih. 9. Untuk mempercepat penyembuhan
10. Agar klien menerima tindakan sesuai
-Granulasi pada luka maningkat (5) 4. Bersihkan jatingan nekrotik
dengan kebutuhan
4) Peradangan luka 5. Berikan salep yangs sesuai ke 11. Untuk menghindari infeksi
belum menyeluruh
menurun(5) kulit/sel jika perlu.
5) Nyeri menurun (5) 6. Pasang balutan sesuai jenis luka.
-Kerusakan lapisan
7. Jadwalkan perubahan posisi
integumen.
setiap 2 jam atau sesuai kondisi.
-TTV : c. Edukasi
1. Anjurkan mengkonsumsi
TD : 120/80 mmHg makanan tinggi kalori dan protein.
d. Kolaborasi.
N :88 x /menit 1. Kolaborasi prosedur
debridement, jika perlu
RR : 20x / menit 2. Kolaborasi pemberian
antibiotik,jika perlu.
S : 36,6
3 13/7 Resiko Infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan a. Observasi 1. Mmengetahui jika terdapat tanda
keperawatan selama 3x24 jam 1.Monitor tanda dan gejala infeksi taanda infeksi
paparan tetrhadap lokal dan sistemik 2. Menjaga kebersihan luka klien
2020 tingkat infeksi menurun dengan
b. Terapeutik 3. Klien bisa menemukan bila terdapat
patogen d.d kriteria hasil : 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah taanda infeksi
1) Kemerahan menurun (5). kontak dengan pasien dan 4. Klien dapat menjafa kebesihan luka
24
DS : 2) Nyeri menurun (5). lingkungan pasien 5. Untuk mempercepat penyembuhan
2. Pertahankan teknik aseptik pada luka
pasien beresiko tinggi 6. Untuk mencegah terjadinya infeksi
-Klien mengatakan
c. Edukasi lankjutan
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Luka tampak 2.Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
kemerahan 3.Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
4.Anjurkan meningkatkan asupan
DO :
cairan
d. Kolaborasi
-Disekitar luka klien 1. Kolaborasi pemberian Imunisasi,
diraba
22/7 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan a. Observasi 1. Mmengetahui Pola tidur klien saat ini
keperawatan selama 1x24 jam
b.d nyeri d.d
2020 Pola tidur membaik dengan 1. Identifikasi pola aktivitas tidur 2. Menyiapkan lingkungan paling nyaman
sering terbangun
c. Edukasi
25
karena rasa nyeri 1. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
hanya 3 jam(00.00-
jam (14.00-16.00)
DO:
mata
Nama : Tn. S_____________ Ruangan : ______________________ RM No. : 145564_____________Dx medis : Vulnus Laceratum_______________
No. Tanggal/
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx Jam
26
14/7/2020 S : Klien mengatakan mual hilang, masih sedikit lemas, Nyeri
Nyeri Akut berkurang skala 5, Luka masih kemerahan sudah tidak sering
terbangun dari tidur
Mengkaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intesitas nyeri. O : KU lemah, GCS 456, Kantung mata masih terlihat, luka bagian
luar sudah tertutup dan kering, ma/mi 1 porsi lahap, Luka tidak
Mengkaji skala nyeri.
menunjukan gejala infeksi. (P: nyeri saat berusaha bergerak,Q:
Mengkaji respons nyeri non verbal nyeri seperti diremas-remas, R: region cruris sinistra posterior, S:
skala 7, T: nyeri berulang.) (TTV, TD:120/80 mmhg,
Memberikan kompres dingin untuk mengurangi nyeri N:80x/m,S:36,3C,RR:20x/m)
A : Masalah teratasi sebagian
mengajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri. P : Lanjutkan intervensi
Memberikan terapi
Gangguan intgritas jaringan
Mengkaji karakteristik luka.
Melakukan tindakan rawat luka
Merubah posisi pasien setiap 2 jam atau sesuai kondisi.
Menganjurkan pasien mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein.
Berkolaborasi dalam pemberian prosedur debridement
Berkolaborasi dalam pemberian antibiotik
Resiko infeksi
Mengkaji tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Memberikan perawatan luka pada area kulit yang bermasalah
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Mempertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
Menjelaskan pada pasien terkait tanda dan gejala infeksi
27
Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar pada pasien
Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Menganjurkan meningkatkan asupan cairan
Gangguan pola tidur
Mengkaji pola tidur klien
Mengatur posisi klien senyaman mungkin
Melakukan relaksasi otot autogenik
28
29