R DENGAN DIAGNOSA
MUHAMMADIYAH TEGAL
Disusun Oleh:
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang paling sering terjadi akibat terapi penurunan glukosa darah pada pasien
sering terjadi pada DM tipe 1 dengan angka kejadian 10% - 30% pasien per
dari 3.2 per 100 orang per tahun menjadi 7.7 per 100 orang per tahun pada
data kejadian hipoglikemia terjadi sebanyak 30% per tahun pada pasien yang
1
episode hipoglikemiknya terjadi sekitar dua kali per minggu. Hipoglikemia
euglikemia, minimal terjadi sekali per tahun sebesar 27% pada pasien yang
hipoglikemia meningkat empat kalinya dari 108 juta orang di tahun 1980
menjadi 422 juta orang di tahun Tingkat gula darah yang tinggi menjadi
penyebab utama kematian, terkait dengan 3,7 juta kematian di dunia setiap
tahunnya.
orang. Jika tidak ada tindakan yang dilakukan, maka pada tahun 2040 akan
meningkat menjadi 642 juta orang. Satu dari 11 orang telah mengidap
diperkirakan pada tahun 2040 akan meningkat menjadi 140,2 juta orang. ¾
rendah (International Diabetes Federation, 2015). Data dari WHO pada tahun
2016, Indonesia menempati urutan ke dua setelah India, pada tahun 2010
pasien DM mencapai 8,4 juta orang dan pada tahun 2030 akan meningkat
2
berkembang, diperoleh proporsi penyebab kematian akibat DM pada
2013).
Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara (Kemenkes RI, 2007).
121.203 orang. Menurut profil kesehatan Dinkes kota Semarang tahun 2014,
tertinggi tahun 2014 di kota Semarang berada di wilayah Tlogosari Wetan dan
3
yang terjadi ketika insulin dan glukosa darah dalam keadaan tidak seimbang.
Hal ini dapat terjadi setelah menggunakan insulin atau obat anti diabetik
lainnya, tidak cukup makan atau waktu jeda antar makan yang lama (biasanya
pada tengah malam), latihan fisik tanpa asupan makanan yang cukup
gemetar, palpitasi, dll, dan/atau gejala dari disfungsi neurologi seperti kejang,
Selain faktor-faktor risiko diatas, usia juga menjadi salah satu faktor
terjadi pada orangtua di Amerika Serikat, dimana pasien DM tipe 2 lanjut usia
dan menghabiskan biaya yang lebih besar. Hipoglikemia ini disebabkan oleh
berkurangnya fungsi ginjal dan aktivitas enzim hati yang berkaitan dengan
al., 2019).
yang sangat berbahaya dan dapat mengancam jiwa penderita karena glukosa
darah adalah sumber energi satu- satunya pada otak, sehingga jika mengalami
4
otak tersebut secara langsung. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
tertarik untuk menjadikan kasus ini sebagai bahan studi kasus dengan judul
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan studi kasus ini adalah untuk mengetahui
Hipoglikemi.
2. Tujuan Khusus
5
e. Memberikan gambaran tentang implementasi dan evaluasi yang telah di
C. Manfaat Penulisan
Hipoglikemi.
pasien-pasien Hipoglikemi.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
B. Etiologi
Menurut Sabatine (2010, Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita
Diabetes dan Non Diabetes dengan etiologi sebagai berikut :
1. Pada diabetes
a. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan
kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
(Overdose insulin)
7
b. Asupan makan yang lebih dari kurang (tertunda atau lupa, terlalu
sedikit, output yang berlebihan seperti adanya gejala muntah dan
diare, serta diet yang berlebih).
c. Kelainan pada kelenjar hipofise atau kelenjar adrenal (mis. Hipotiroid)
Aktivitas berlebih, gagal ginjal
2. Pada non diabetes
Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di
hati pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas, paska aktivitas,
komsumsi makanan yang sedikit kalori, konsumsi alkohol, paska
melahirkan, post gastrectomy, penggunaan obat dalam jumlah yang berlebih
(misal salisilat, sulfonamide).
C. Patofisiologi
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama
bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah
glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari penyimpanan glikogen
di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan
kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung pada suplai glukosa secara
terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam system saraf
pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah
menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan kasus,
penurunan mental seseorang telah dapat dilihat ketika gula darahnya menurun
hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar glukosa darah menurun
hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM), sebagian besar neuron menjadi tidak
berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.
8
D. Pathway
DM Type I DM Type II
Definisi Insulin
Hiperglikemia Hipermetabolisme
Katabolisme protein meningkat seluler
Penyerapan
Glukosa Vaskuler
Jaringan Otak Jaringan Otot
Menghasilkan
asam laktat
Menghasilkan
bahan keton
Penumpukan Asam
laktat pada otot
9
E. Manifestasi Klinis
10
c) Penurunan Berat Badan
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Gula darah puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi
glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.
2) Gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa ataumakandengan nilai normal <
140 mg/dl/2 jam
3) HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar
gula darah yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil
tes dalam waktu 2- 3 bulan. HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin
terglikosilasi yang pada orang normal antara 4- 6%. Semakin tinggi maka
akan menunjukkan bahwa orang tersebut menderita DM dan beresiko
terjadinya komplikasi.
4) Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah
terganggu
5) Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi
G. Penatalaksanaan
Untuk terapi hipoglikemik adalah sebagai berikut :
1) Hipoglikemi : Beri pisang/ roti/ karbohidrat lain, bila gagal, Beri teh
gula, bila gagal tetesi gula kental atau madu dibawah lidah.
2) Koma hipoglikemik : Injeksi glukosa 40% IV 25ml, infus glukosa 10%,
bila belum sadar dapat diulang setiap ½ jam sampai sadar (maksimum
6x), bila gagal beri injeksi efedrin bila tidak ada kontraindikasi jantung
dll 25-50 mg atau injeksi glukagon 1mg/IM, setelah gula darah stabil,
infus glukosa 10% dilepas bertahap dengan glukosa 5% stop.
11
H. Asuhan Keperawatan Teoritis
Tinjauan teoritis menurut Tarwototahun 2010:
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam masuk Rumah Sakit, nomer register, diagnosa
medis.
b. Keluhan utama
Keluhan yang didapatkan adalah adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai
bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh
dan berbau, adanya nyeri pada luka
c. Riwayat penyakit sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya
yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit – penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis
yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita..
e. Riwayat penyakit keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang
juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung..
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
12
g. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering
terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah
bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa
mata keruh.
2) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
5) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
6) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
7) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
8) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflek lambat, kacau mental, disorientasi
13
2. Diagnosis Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan menurut NANDA (2011) dan
intervensi keperawatan NIC NOC, menurut Judith (2010) antara lain :
1. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
penurunan produksi energi metabolik.
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d depresi pusat pernafasan.
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (defisit nutrisi) berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik akibat
peningkatan kebutuhan metabolik sekunder.
3. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan secara teoritis, maka rumusan
perencanaan keperawatan pada klien dengan Hipoglikemi adalah :
Dx 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya depresan pusat pernapasan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 60 menit pola
nafas kembali efektif
Kriteria hasil : RR 16-24 x/menit, ekspansi dada normal, sesak nafas hilang /
berkurang, tidak suara nafas abnormal
Intervensi keperawatan
1. Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernapasan
R/ frekuensi dan kedalaman pernapasan menunjukan usaha pasien
mendapatkan oksigen
2. Auskultasi bunyi napas
R/ bunyi napas mungkin terjadi redup karena penurunan aliran udara
3. Berikan posisi semi fowler
R/ untuk mengurangi sesak yang dialami pasien
4. Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernapasan
R/ mengindikasikan adanya kemajuan dalam pengobatan
5. Kolaborasi pemberian terapi oksigen
14
R/ Membantu memenuhi kebutuhan oksigen
15
3. Berikan makanan yang mengandung nutrien kemudian uapayakan
pemberian yang lebih padat dapat ditoleransi
R/ pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi
gastrointestinal baik
4. Libatkan keluarga pasien dalam perencanaan sesuai indikasi
R/ memberikan informasi pada keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien
5. Kolaborasi pemeriksaan GDS dengan finger stick
R/ memantau gula darah lebih akurat untuk mendeteksi fluktuasi
6. Kolaborasi pemberian terapi glukosa maupun diit pasien
R/ meningkatkan kadar gula darah pasien
16
4. N. Implementasi Keperawatan
Dilakukan sesuai intervensi dan kondisi pasien.
5. O. Evaluasi Keperawatan
Hasil dari evaluasi dari yang diharapkan dalam pemberian tindakan
keperawatan melalui proses keperawatan pada pasien dengan kegawatdaruratan
diabetes mellitus mengenai hipoglikemi berdasarkan tujuan pemulangan adalah :
1. Pola nafas kembali efektif
2. Kadar glukosa darah stabil
3. Nutrisi tubuh seimbang
4. Aktivitas mandiri
17
BAB III
LAPORAN KASUS
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang identitas diri pasien,
pengkajian, rumusan diagnosa keperawatan, tujuan tindakan keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.Pengelolaan pasien
dilakukan pada hari Kamis, 15April 2021.
A. Primer Survey( Survey Awal )
1. Airway
Kondisi airway paten tidak ada obstruksi, tidak ada sumbatan, tidak ada
snoring/stridor dan pasien masih dapat berbicara
2. Breathing
Nafas spontan, frekuensi nafas 25x/menit, tidak ada whezing, tidak ada
ronchi,
3. Circulation
Tekanan darah saat diperiksa 120/80 mmHg, pulsasi nadi kuat, frekuensi
nadi 145 x/menit, suhu 39˚Celcius, frekuensi nafas 25 x/menit,SPO2=
92%, irama jantung teratur, kulit dan membran mukosa tidak pucat,
seluruh permukaan tubuh teraba hangat
4. Disability
Pasien dalam kondisi sadar dan masih bisa berkomunikasi ( GCS 15 )
=E4V5M6
5. Eksposure / environment / event
Tidak Terdapat fraktur,terdapat ulkus di jempol kanan, pasien merasa
kakinya sangat nyeri bila berjalan.
18
B. Secondary Survey
1. Riwayat kesehatan sekarang
Sebelum masuk ke rumah sakit, Suami Ny.P mengatakan Istrinya lemas
sejak 2 hari yang lalu, Pusing, mual, muntah ,Sesak, demam ,Riwayat
diabetes sudah 3 tahun, terdapat luka debridement ulkus DM 3 bulan yang
lalu. Kemudian Ny.P dibawa oleh keluarganya ke IGD (Instalasi Gawat
Darurat) RSI PKU Muhammadiyah Kabupaten Tegal pada Selasa malam
tanggal 15 April 2021. Pasien tidak memiliki riwayat jatuh sebelumnya.
2. Riwayat kesehatan masa lalu
Suami pasien mengatakan bahwa istrinya sudah menderita diebetes selama
3 tahun yang lalu ,pernah dirawat di RSI Muhammadiyah kurang lebih 6
bulan yang lalu , rutin memeriksakan klinik monas tiap 3 hari sekali.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ny.P mengatakan dikeluarga Ny.Pada ada yang mempunyai penyakit yang
sama seperti dirinya yaitu neneknya.
4. Anamnesa singkat ( AMPLE )
Alergi : Pasien tidak pernah mengalami alergi baik obat obatan
maupun makanan
Medikasi : Pasien rutin kontrol luka di klinik monas tiap 3 hari sekali
dan konsumsi obat metformin dari klinik monas
Past Ilness : Pasien 3 tahun yang lalu menderita diabetes dan Ada luka
di jempol kaki kanan 3 bulan yang lalu. .
Event : Pasien mengeluh nyeri di kaki kanan sejak 3 hari
yang lalu dan badan terasalemas.
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaanumum
Keadaan umum pasien saat pengkajian lemah dan kesadaran Cm.GCS :
Eye: 4, Verbal :5, Motorik : 6.
19
b. Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital pasien, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 145x/menit,
respiratory rate 25 x/menit, suhu tubuh 39oC, SPO2= 92%, berat badan 40 kg
dan tinggi badan 169cm.
c. Kepala/leher
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bentuk kepala mesosepal, rambut hitam
dan putih lurus, tidak ada jejas atau luka pada daerah kepala, wajah bulat,
telinga bersih tidak keluar cairan, konjungtiva mata tidak anemis, sklera
tidak ikterik, tidak ada stomatitis (sariawan), mukosa mulut lembab. Leher
tampak tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
d. Dada
1) Paru-paru
a) Inspeksi: terlihat tidak ada jejas atau luka, bentuk dada sama kanan dan kiri
(simetris)
b) Palpasi: getaran dada kanan dan kiri sama,pegerakan dinding dada
sama
c) Perkusi: Bunyi Sonor
d) Auskultasi: Suara vesicular, tidakada wheezing atauronchi.
2) Jantung
a) Inspeksi: tidak tampak ictus cordis jantung
b) Palpasi: ictus cordis teraba
c) Perkusi: Bunyi pekak
d) Auskultasi: Bunyi lup dan dup, tidak ada suara tambahan
3). Abdomen
Inspeksi: abdomen terlihat tidak ada jejas atau luka pada perut, tidak ada
pengeluaran pada umbilicus, tidak ada jaringan parut, kulit berwarna coklat.
Auskultasi: terdengar bising usus 10 x/ menit,
Palpasi:keempat kuadran peruttidak ada nyeri tekan pada pasien
e) Perkusi: didapatkan suara tympani.
20
e. Genitalia
Genitalia Ny.P terpasang selang kencing.
f. Ekstremitas
Pada pemeriksaan ekstremitas gerak atas dan bawah pasien didapatkan
turgor kulit baik agak keriput , CRT< 3 detik, warna kulit sawo matang,
kulit tampak lembab, bersih dan tidak ada edema, terdapat luka operasi
debridement 3 bulan yang lalu oleh dr.wahyu.Sp.B pada daerah punggung
kaki kanan
Kekuatan ekstremitas atas dan bawah
4 4
4 4
Keterangan:
1. Terdapat sedikit kontraksi otot, namun tidak didapatkan gerakan pada
persendian yang harus digerakkan oleh otot tersebut.
2. Dapat menggerakan otot atau bagian yang lemah sesuai perintah, misalnya
telapak tangan di perintah telungkup atau lurus bengkok, tapi jika ditahan
sedikit saja sudah tak mampu bergerak.
3. Dapat menggerakan otot dengan tahanan minimal misalnya dapat
menggerakan telapak tangan dan jari
4. Dapat bergerak dan dapat melawan hambatan yang ringan.
5. Bebas bergerak dan dapat melawan tahanan yang setimpal.
Gerak ekstremit atas dan bawah
Terbatas Terbatas
Terbatas Terbatas
Kekuatan tonus otot pasien pada ektremitas kanan atas dan bawah 4 dan
ruang gerak terbatas,dan pada ekstremitas kanan atas dan bawah 4.
g. Pengkajian neurologis
Pemeriksaan neurologis, tidak ada tanda gangguan kejang , tremor,
reflek tendon baik, tidak terdapat kaku kuduk, indera penciuman normal,
21
pakekuatan tonus otot pada ekstremitas kiri 4 gerak terbatas dan pada
ektremitas kanan 4 gerak terbatas.
h. Pengkajianresikojatuh
Riwayat jatuh Ya 25 0
Tidak 0
Diagnos sekunder/ ≥ 1 Ya 15 15
Tongkat, 15
kruk, walker 0
Tidak ada/
kursi roda/
tirah baring
Terpasang infuse dan Ya 20 20
Lemah 10
Normal/ tirah 0
baring/
imobilisasi
22
Status mental Sering lupa/ 15 0
respon tidak
sesuai 0
perintah
Orientasi baik
terhadap diri
sendiri
23
2. Pemeriksaan penunjang
a. Program terapi
Program terapi rehidrasi cairan infus D10 % 20 tetes per menit,
Ekstra D 40% 2 flash loading.
Nama obat Dosis Cara Fungsi
Pemberian
24
gangguan
kekebalan tubuh,
THT sepsis,
meningitis, dan
jaringan lemak
Levofloxacin 1x 500 mg IV Sinusitis
maksilaris,
brochitis chronis
secara mendadak
akibat bakteri, isk,
infeksi nasokomial
Infus RL 500 ml IV Mengatasi
dehidrasi,
mengganti cairan
extraseluler tubuh
dan ion Cl yang
hilang,
mengembalikan
keseimbangan
elektrolit
Aminophylin 1 ampul IV(drip) Meringankan dan
mengatasi serangan
asma bronkial
Novorapid 3x 8 unit SC Terapi DM tipe 1
dan 2
TABEL 3.1 PEMERIKSAAN PENUNJANG
b. Radiologi
Dilakukanpemeriksaan Rontgen Thoraks pada tanggal15 April 2021.
Thoraks:
25
Hasil pemeriksaan: Apex tenang
Infiltrat parabronchial (+)
Cot CTR <0,5
Kesimpulan: Bronchitis
c. Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah pada tanggal 15 April
2021.
Jenis Hasil Nilai Fungsi
Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
HEMATOLOGI
HB (Hemoglobin) 8,2g/dl 12.0 – 16.0g/dl Untuk mengetahui
konsentrasi Hb
AL (Leukosit) 15800/ul 4.000-10.000/ul Evaluasi infeksi
AT (Trombosit) 451000/ul 150.000-400.000/ul Mengevaluasi
gangguan
pembekuan darah
AE (Eritrosit) 2,90juta/mm 4,50-5,50 juta/mm Untuk mengetahui
kandungan oksigen
dalam tubuh
HT (Hematokrit) 21,7% W: 37-43 % Mengetahui
L: 40-48 % pemeriksaan pada
plasma darah
DIFFICOUNT
LYM (Limfosit) 8,4% LYM 15.0-5.0/ Untuk mengetahui
GRA (Granulosit) 82,2% GRA 35.0-80.0/ respon imun tubuh
MID 2.0-15.0 % Untuk mengetahui
MID (Minimum 9,4% jumlah sel darah
Inhibitor Dilusi) putih dalam tubuh
KIMIA KLINIK
Glukosa low g/dl 70-120 g/dl Untuk mengetahui
kadar gula dalam
tubuh
Ureum 53mg/dl 16-41 mg/dl Untuk mengetahui
26
fungsi ginjal
Creatinin 0,88mg/dl 0.6-1.3mg/dl Untuk mengetahui
fungsi ginjal
SGOT (Serum 55U/L 5-40U/L Untuk mengetahui
Glutamic kadar enzim hati
Oxaloacetate yang terdapat di
Transaminase) dalam sel
parenkim
SGPT (Serum 34U/L 5-41U/L Untuk mengetahui
Glutamic kadar enzim dalam
Pyruvate sel hati
Transaminase)
Hasil Antigen: Negatif
TABEL 3.2 RADIOLOGI
A. Rumusan Masalah
27
lemas darah
Do :
Pasien tampak lemas,
mengantuk dan
memegang kepala
TTV :
TD = 120/80 mmHg
N = 145x/mnt
Spo2 = 92%
RR = 25x/mnt
GDS = 49 mg/dl
4 4
4 4
Ekstremitas kanan atas
dan bawah sebelah kiri
gerakan terbatas,
ekstremitas kiri atas dan
bawah gerakan terbatas
Pasienterpasang O2
nasal kanul 3L/menit
GCS = Compos Mentis
E : 4, V : 5, M : 6 = 15
2
15April 2021 DS : Hipertermia Ketidak adekuatan
Ny.P mengatakan termoregulasi suhu
Jam 19.50
badannya terasa panas
sejak 2 hari yang
lalu.Pasien mengeluh
pusing.
Do :
28
SB = 390 C
RR= 25 x/menit
HR = 145 x/menit
Pasien teraba panas
3
15April 2021 DS : Resiko nutrisi intake yang tidak
Jam 19.50 Ny.P mengatakan mual kurang dari adekuat.
dan muntah kebutuhan
Ny.P mengatakan tubuh
Sebelum sakit BB=45
KG dan selama sakit
BB= 40 kg.
Pasien tampak tidak
nafsu makan
DO :
Pasien tampak lemas
Pasientampakmual dan
muntahsebanyak 2 kali
selama di igd BB=40
kg.
4
15April 2021 DS : Intoleransi kelemahan
Jam 19.50 Ny.P mengatakan ingin aktivitas fisik akibat
bangun dan duduk peningkatan
kebutuhan
DO : metabolik
a. Ny.P tampak sekunder
lemas
b. GDS : 49 mg/dl
29
c. 4 4
4 4
Penilaian resiko
jatuh 45 = resiko tinggi
Ekstremitas kanan atas
dan bawah sebelah kiri
gerakan terbatas,
ekstremitas kiri atas
dan bawah gerakan
terbatas
Terdapatlukaulk
us di punggung kaki
kanan
30
C. Perencanaan
No Dx Tanggal Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
31
dalam tubuh
sehingga
kebutuhan
untuk otak
terpenuhi
6) Obat-
obatanperluu
ntukmengontr
olkadar gula
darah
7) Pasien
Hipoglikemia
perlu
pemeriksaan
diagnostic
untuk
menentukan
tindakan
lebih lanjut
32
melaporkan 4) Kolaborasi suhu tubuh
demam dengan dokter mengakibatka
menurun dalam n penguapan
b. Turgor kulit pemberian antibi tubuh
membaik otik dan meningkat
antipiretik sehingga perlu
diimbangi
dengan asupan
cairan yang
banyak
3) Untuk
membantu
menurunkan
suhu tubuh
4) Antibiotik
untuk
mengurangi
infeksi dan
antipiretik
untuk
mengurangi
panas
33
4) Kolaborasikan mendukung
dengan ahli gizi rencana
dalam keperawatan
perencanaan 4) Untuk
makan mendapatkan
menu gizi
yang sesuai.
34
luka diabetes
agar terhindar
dari infeksi
35
D. Implementasi
Eye: 4
Verbal : 5
c. Melakukan Motorik : 6
pemeriksaan
c. DS: Pasien
20.20 tanda – tanda
mengatakan iya
vital.
mas
DO:
TD = 120/80
mmHg
N = 145x/menit
RR = 25x/menit
S = 39˚C
36
20.25 d. Memasang infus SPO2: 92%
D10% 20 TPM
GDS: 49
IV
Pasien terpasang
O2 nasal kanul
20.30
e. Memberikan 3L/menit
ekstra D40 % 2
d. DS: -
Flash
DO: pasien tampak
tenang, infus D10%
terpasang
e. DS: -
GDS = 53 mg/dl
SPO2: 95%
f. DS : -
DO : EKG Borderline
Abnormal :
812 Sinus
Tachycardia
37
g. Memberikan HR : 154 x/mnt
Infus sanmol 1
g. DS: pasien
gr/iv
mengatakan iya
terapi terprogram.
h. Mengukur ulang
h. S: Pasien
21.10 tanda-tanda vital
mengatakan iya
pasien dan
keadaan umum O: KU cukup, compos
mentis
O:
Thoraks:
Hasil pemeriksaan:
Apex
38
tenang Infiltrat
parabronchial
(+), Cot CTR
<0,5
Kesimpulan:
Bronchitis
2 15 April 2021 a. Mengkolaborasi a. DS: Pasien bersedia
kan dengan diberikan obat penurun
20.40
dokter dalam panas
pemberian
DO: Sanmol 1 gr masuk
antipiretik
(IV),
Sanmol 1 gr (IV)
21.00 b. Menganjurkan b. DS: Pasien mengatakan
pada pasien akan meminum air
untuk banyak putih lebih banyak
minum air putih
DO: Pasien terlihat minum
21.34 air putih
DO : S = 38,4°C
b. Menganjurkan b. DS: -
22.15
39
makan sedikit tapi DO: Keluarga pasien
sering tampak menyuapi ny.p
c. DS:-
22.20
c. Libatkan DO: Keluarga
keluarga pasien bersedia bekerja
pada sama.
perencanaan
makan ini sesuai
indikasi.
22.15
Terpasang segitiga
40
kuning di strecer dan
status pasien
c. DS: Keluarga
pasien
c. Melibatkan mengatakan
keluarga dalam bersedia menjaga
pola makan dan merawat
pasien dan pasien
pengawasan
DO:
aktivitas pasien
Keluargapasien
merawat dan
menjaga pasien
22.15
dengan baik
d. Memberikan
edukasi kepada d. DS: keluarga
keluarga dalam pasien mengerti
upaya menjaga tentang stiker
keadaan warna kuning pada
22.20 keamanan gelang pasien dan
pasien: mengerti cara
1. Orientasikan menjaga pasien
pasien terhadap DO :Keluarga
ruangan pasien memahami
2. Selalu pasang edukasi yang
pengaman diberikan.
tempat tidur
3. Rendahkan
tempat tidur
4. Selalu awasi
aktivitas pasien
5. Jangan
41
tinggalkan
pasien
S: pasien mengatakan
sendirian
aw sakit
6. Bantu pasien
dalam O: Pasien tampak
kebutuhan kesakitan dan luka
sehari hari diabetes banyak pes
seperti toileting berwarna kuning.
dan mobilisasi
7. Jaga lantai
jangan sampai
licin
Tempatkan
barang
kebutuhan
pasien dekat
dengan
jangkauan
pasien.
e. Melakukan
medikasi sedang
di luka
punggung kaki
sebelah kanan
42
E. Evaluasi
DS:
1 15 April 2021
Pasien mengatakan masih lemas
Jam 23.00
Pasien mengatakan pusing
DO :
GCS : 15
Eye: 4
Verbal : 5
Motorik : 6
TD = 110/70 mmHg
N = 120 x/menit
RR = 20x/menit
S = 38,4˚C
SPO2: 98%
43
Terpasang infus D10 20 tetes/menit
HR : 154x/mnt
Hasil pemeriksaanradiologi
Thoraks:
P: Lanjutkan intervensi
44
menit
5. Kolaborasi pemberian obat di
bangsal:
Omeprazol 2x 1 gr (iv)
DS:
2 15 April 2021
. 1. Pasien mengatakan pusing kepala
Jam 23.00
membaik
2. Pasien mengatakan suhu tubuh
menurun
3. Pasien mengatakan sudah meminum
air putih lebih banyak
4. Pasien bersedia untuk diukur suhu
tubuh ulang
DO:
P: Lanjutkan intervensi
45
pakaian tipis dan menyerapkeringat
2. Anjurkanpasienuntukbanyakminum
3. Anjurkan keluarga untuk kompres
hangat pasien
4. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik dan antipiretik
A: Masalahteratasisebagian
P: Lanjutkan Intervensi
46
DS:
4 15 April 2021
. a) Keluarga pasien mengerti
Jam 23.00
meningkatkan pola makan pasien
b) Keluarga mengerti fungsi
pengaman tempat tidur
c) Keluarga pasien mengerti tentang
stiker warna kuning pada gelang
pasien dan mengerti cara menjaga
pasien
d) Keluarga pasien mengatakan
bersedia merawat pasien
DO:
P: Lanjutkan Intervensi
47
1. Anjurkan makan selagihangat
2. Anjurkan makan sedikit tapi sering
3. Libatkan keluarga dalam pola makan
pasien
4. Beri lingkungan yang aman untuk
pasien
5. Pasang pengaman tempat tidur
6. Kaji ulang resiko jatuh pasien di
ruangan
7. Beri tanda resiko jatuh pada tempat
tidur pasien
8. Libatkan keluarga dalam upaya
menjaga keadaan keamanan pasien
9. Edukasi penananganan pasien
dengan resiko jatuh tinggi di ruangan
48
DATA PROGRAM DI RUANGAN ZAM-ZAM KAMAR 319 RSI PKU
MUHAMMADIYAH
Keterangan :
49
Pasien sampai ruangan jam 23.00 WIB dengan diagnosa awal
Hipoglikemia, pasien mengeluh sesak nafas, lemas, demam,nyeri pada
kaki kiri, TD : 90/80 mmHg, N : 132 x/mnt, RR :32 x/mnt, S : 38.9 ᵒC,
SPO2 : 93 %, GDS : 131 mg/dl (21.31WIB) terpasang cairan infus
D10% 20 tpm.
50
S : 38,4 C,spo2:
95%
Ketengan :
Ny.P dibolehkan pulang pada hari Senin,tanggal 18/03/2019 oleh DPJP
dengan diagnosa utama DM Hipoglikemia, dan kondisi umum pasien
cukup baik.TD : 120\80, N : 68x/mnt, RR : 24x/mnt, S : 36,5 C, Spo2 :
98%, GDS : 116 mg/dl (jam 07.00 WIB). Program terapi yang diberikan
selama di Rumah Sakit oleh DPJP yaitu O2 nasal kanul 3 L/mnt.
BAB IV
PEMBAHASAN
51
B. Pengkajian Secondary Survey
Pengkajian secondary survey yang dilakukan pada Ny.P diantaranya
adalah riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat
kesehatan keluarga, serta anamnesa singkat ( AMPLE ) seperti alergi,
medikasi, past ilnes dan event. Pengkajian secondary survey adalah
pemeriksaan komplit dari kepala sampai kaki (head to toe examination) yang
dilakukan pada pasien yang memiliki hemodinamik stabil (Ali, 1997; legome,
2016; offner 2017). Dalam pengkajian sencondary survey, penulis
menemukan beberapa hasil pemeriksaan seperti riwayat kesehatan sekarang,
dalam riwayat kesehatan sekarang Ny.P mengeluh lemas sejak 2 hari yang
lalu,disertai mual dan muntah, sesak, serta demam. Ny.P memiliki riwayat
luka debridement ulkus Dm 3 bulan yang lalu. Pada riwayat kesehatan masa
lalu, Ny.P tidak mengetahui mempunyai riwayat Hipertensi dan Diabetes
Melitus. Ny.P rutin memeriksakan klinik monas tiap 3 hari sekali
C. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny.P mendapatkan hasil
suhu tubuh 39oC, SPO2= 92%, berat badan 40 kg dan tinggi badan 169cm.
D. DiagnosaKeperawatan
52
Dalam menegakan diagnosa keperawatan pada masalah Ny. P, penulis
juga meencanakan intervensi yang akandilakukan pada Ny.P di antaranya
mengkaji keadaan umum pasien untuk mengetahui adanya perubahan tanda-
tanda vital pada pasien terutama pemeriksaan GDS (gula darahsewaktu).
dalam hal ini penulis juga memberikan terapi pemberian obat sesuai advis
dokter penanggung jawab pasien.
F. Implementasikeperawatan
Implementasi keperawatan merupakan kegiatan mengkoordinasikan
aktivitas pasien dan keluarga dan anggota tim kesehatan yang lain untuk
mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang
telah di lakukan (Nettina, 2002) dalam hal ini perawat melakukan
implementasi dari intervensi yang sudah di tentukan.
G. Evaluasikeperawatan
Dalam evaluasi keperawatan penulis melakukan evaluasi pada tanggal
15 april 2021 dan mendapatkan hasil pasien mengatakan masih merasa lemas
serta pusing, masalah teratasisebagian dan penulis melakukan intervensi
lanjutan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
53
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, maka diperoleh
Tegal”sebagai berikut:
yang dilakukan pada pasien yang memiliki hemodinamik stabil (Ali, 1997;
B. Saran
1. Bagi Pasien dan keluarga
Diharapkan pasien mengerti mengalami penyakit DM hipoglikemia
diharapkan pasien dapat mengetahui cara penanganan bila penyakitnya
kambuh, mampu mengetahui penyebab kambuhnya penyakit DM
Hipoglikemia, tanda gejala hipoglikemia, cara pencegahan dan
penanganannya
54
Diharapkan RSIPKU Muhammadiyah Tegal mampu meningkatkan mutu
3. Bagi Perawat
Diharapkan mampu menerapkan teori tentang asuhan keperawatan pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
55
American Diabetes Association (ADA). 2016. Stress. Dilansir dari
http://www.diabetes.org/living- with-diabetes/complications/stress.html
http://care.diabetesjournals.org/content/27/supp11/s5. Full
http://www.cdc.gov/diabetes/pubs/pdf/ndfs2010.pdf.
Jakarta.
https://www.scribd.com/doc/289282673/LP-Hipoglikemia
56
Rahmawati, Aminuddin Syam, Healthy Hidayanti. 2011. Pola Makan Dan
57