Disusun Oleh:
Sri Devi
(2019.C.11a.1064)
S1 Keperawatan Tingkat 2B
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PRAKTIK
Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada
Tn. Y Dengan Kebutuhan Dasar Manusia Tentang Aktivitas dan Istirahat Dengan
Diagnosa Medis Sirosis Hepatis Di Ruang Aster Rsud dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas
(PPK1).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Yelstria Ulina Tarigan.,S.Kep.Nersselaku pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan ini
dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
SAMPUL HALAMAN DEPAN...................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................i
1.1 Latar Belakang..............................................................................i
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum.........................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................3
1.4 Manfaat.........................................................................................3
1.4.1 Untuk Mahasiswa...................................................................3
1.4.2 Untuk Klien dan Kluarga........................................................3
1.4.3 Untuk Institusi (Pendidikan dan Rumah Sakit)......................3
1.4.4 Untuk IPTEK..........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................5
2.1. Konsep Dasar sirosis hepatis.......................................................5
2.1.1 Pengertian sirosis hepatis........................................................5
2.1.2 Etiologi sirosis hapatis...........................................................5
2.1.3 Fatofisiologi sirosis hepatis...................................................5
2.1.4 Klasifikasi...............................................................................6
WOC SIROSIS HEPATIS...............................................................................9
2.1.4 Komplikasi Sirosis Hepatis..................................................11
2.1.5 Penatalaksanaan....................................................................12
2.2 Konsep Dasar Kebutuhan Manusia..........................................15
2.2.1 Aktivitas................................................................................15
2.2.3 Istirahat Dan Tidur................................................................26
Asuhan Keperawatan Terkait Istirahat Dan Tidur..........................31
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sirosis hati merupakan perubahan jaringan hati yang ditandai dengan
regenerasi nodular yang bersifat difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosis.
Perubahan distorsi tersebut dapat mengakibatkan peningkatan aliran darah portal,
disfungsi sintesis hepatosit, serta meningkatakan risiko karsinoma hepatoseluler
(KHS) (Chritanto,2014). Penyakit hati kronis ini dicirikan dengan penggantian
jaringan hati normal dengan fibrosis yang menyebar, yang mengganggu struktur
dan fungsi hati (Brunner &Suddarth,2013).
Sirosis hepatis merupakan salah satu penyebab utama beban kesehatan di
dunia. Menurut Studi Global Burden Disease 2010, Sirosis hepatis termasuk 20
penyebab kematian terbanyak di dunia 1,3% dari seluruh kematian dunia dan 5
besar penyebab kematian di Indonesia. Sirosis hepatis berada di peringkat ke 9
sebagai penyebab kematian utama dan berperan sekitar 1,2% dari seluruh
kematian di Amerika Serikat (Wolf , 2015). Menurut statistik yang dilaporkan ke
WHO dari 55 negara. Setiap tahun nya jumlah orang yang meninggal karena
sirosis hati kira-kira melebihi 310.000 orang. Kematian dari sirosis hati
menduduki nomor 5 di dunia, setelah kanker, penyakit jantung, penyakit
serebrovaskular dan kecelakaan.
Menurut Riskesdas 2018 ,prevalensi sirosis hepatis berdasarkan diagnosis
di Provinsi Jawa Barat adalah 0,4% sedangkan pada tahun 2013 sebesar 0,3%.
6
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status
kesembuhan klien.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Sirosis Hepatis
2.1.1 Pengertian Sirosis Hepatis
Sirosis adalah penyakit kronis yang dicirikan dengan penggantian jaringan
hati normal dengan fibrosis yang menyebar, yang mengganggu struktur dan fungsi
hati. Sirosis, atau jaringan parut pada hati, dibagi menjadi tiga jenis: alkoholik,
paling sering disebabkan oleh alkoholisme kronis, dan jenis sirosis yang paling
umum,; paskanekrotik, akibat hepatitis virus akut sebelumnya; dan bilierm akibat
obstruksi bilier kronis dan infeksi (jenis sirosis yang paling jarang terjadi)
(Brunnerd & Suddart, 2013).
Sirosis hati merupakan perubahan jaringan hati yang ditandai dengan
regenerasi nodular yang bersifat difus dan dikelilingi oleh septa-septa fibrosis.
Perubahan distorsi tersebut dapat mengakibatkan peningkatan aliran darah portal,
disfungsi sintesis hepatosit, serta meningkatakan risiko karsinoma hepatoseluler
(KHS) (Chritanto,2014).
Sirosis adalah penyakit kronis yang dicirikan dengan penggantian jaringan
hati normal dengan fibrosis yang menyebar, yang mengganggu struktur dan fungsi
hati. (Brunner &Suddarth,2013). Sirosis merupakan kondisi fibrosis dan
pembentukan jaringan parut yang difus di hat. Jaringan hati normal digantikan
oleh nodus-nodus fibrosa serta pita-pitafibrosa yang mengerut dan mengelilingi
hepatosit. Arsitektur dan fungsi hati normal terganggu (Elizabeth J.Corwin,2012).
Sirosis hepatis merupakan penyakit hepatik kronis yang ditandai dengan
kehancuran terdifusi dan regenerasi fibrotik sel hepatik. Saat jaringan nekrotik
menyebabkan fibrosis, sirosis mengubah hati dan vaskuler normal, mengganggu
aliran darah dan limfa dan akhirnya mengakibatkan insufisiensi hepatik(Soleh S.
Naga dkk, 2012).
kecil, beratnya hanya berkisar 700- 800g, dan permukaan nya tidak rata serta
noduler. Padahal, untuk hati yang normal, biasanya mempunyai berat 1.200-1.500
g (Soleh, 2012).
Sirosis adalah tahap akhir pada banyak tipe cidera hati. Sirosis hati biasanya
memiliki konsistensi noduler, dengan berkas fibrosis (jaringan parut) dan daerah
kecil jaringan regenerasi. Terdapat kerusakan luas hepatosit. Perubahan bentuk hati
mengubah aliran system vascular dan limfatik serta jalur duktus empedu. Periode
eksaserbasi ditandai dengan statis empedu, endapan jaundis (Black & Hawks,
2014). Hipertensi vena poerta berkembang pada sirosis berat. Vena porta menerima
darah dari usus dan limpa. Jadi peningkatan didalam tekanan vena porta
menyebabkan:
1) Aliran balik meningkat pada tekanan resistan dan pelebaran vena esofagus,
umbilicus,dan vena rektus superior, yang mengakibatkan perdarahan varises.
1
0
2.1.3 Klasifikasi
Ada tiga tipe sirosis hepatis atau pembentukan parut dalam hati antara lain :
Dimana jaringan parut secara khas mengelilingi daerah portal. Sirosis ini
paling sering disebabkan oleh alkoholisme kronis dan merupakan tipe
sirosis yang paling sering ditemukan di Negara Barat
2. Sirosis Pascanekrotik
Dimana terdapat pita jaringan parutyang lebar sebagai akibat lanjut dari
hepatitis virus akut yang terjadi sebelumnya.
3. Sirosis Bilier
Gagal Hati
Ggn. Metabolisme Penurunan absorpsi Ggn. Metabolisme Penururnan Penurunan metabolisme Perubahan aliran
karbohidrat dan protein androgen bilirubin dan/ Ketidakmampuan metabolisme
Vit.K darah limfe
lemak & kerusakan bilier/ amonia menjadi ureum
Sintesa albumin aldosteron obstruksi Splenomegali
Hipertensi porta Ensefalopati
detoksifikasi
Penyimpanan glikogen MK:Resiko Hepatikum
menurun Penurunanan ADH hipoalbumin Hiperbilirubinemia Asites/ Asteriksis, perubahan
Perdarahan Anemia,
dan aldosteron Eritema palmaris, tak terkonjugasi Edema pola tidur, nafas
Trombositopenia,
Hipoglikemia atrofi testis, spider
detoksifikasi Penurunan Tek. buruk, Asidosis
angioma, Jaundis Leukopenia MK: Ketidakefektifan
Osmotik koloid Respiratorik
MK: Resiko Ketidakstabilan ginekomastia, perfusi jaringan
gula darah rambut rontokk, Gatal Varises Hemoroid Varises cerebral
Eksudat cairan
Esofagus Abdomen Bingung
MK: Kelebihan perubahan
Superfisialis sampai koma
Volume Cairan Asites/edema menstruasi
Sel kekurangan energi Penurunan empedu, MK: Resiko
di dalam saluran GI MK: Resiko
Cidera
Penurunan MK: Resiko dan penigkatan Perdarahan
Peningkatan Penyembuhan luka lambat
MK: Ketidakseimbangan kekuatan otot Kerusakan Kematia
tekanan urobilinogen
nutrisi kurang dari kebutuhan pada tungkai Integritas Kulit
pada
tubuh
diagframa MK: Resiko MK:
Feses bewarna
Infeksi Ketidakefektifan
MK: Gangguan MK: seperti pucat,
Perfusi Jaringan
mobilitas fisik Ketidakefektifan pola urine bewarna
MK: Kelelahan
nafas gelap
11
2.1.4 Komplikasi Sirosis Hepatis
Penyebab asites yang paling banyak pada sirosis hepatis adalah hipertensi
portal, disamping adanya hipoalbuminemia (penurunan fungsi sintesis
pada hati) dan disfungsi ginjal yang akan mengakibatkan akumulasi cairan
dlam peritoniun.
3. Varises Gastroesofagu
1) Memberikan oksigen
4) Terapi transfusi: platelet, packed red cells, fresh frozen plasma (FFP)
5) Diuretik: spironolakton (Aldactone), Furosemid (lasix)
9) Vitamin: zink
10) Analgetik: Oksikodon
1. Radiologis
2. Laboratorium
1) Protein serum total : sebagian besar protein serum dan protein pembekuan
disintesis oleh hati sehingga kadarnya menurun pada berbagai gangguan
hati. (Nilai normalnya 6-8 gr/dl)
Albumin serum (Nilai normalnya : 3,2-5,5 gr/dl) Globulin serum (Nilai
normalnya : 2,0-3,5 gr/dl)
2) Massa Protrombin (Nilai normalnya : 11-15 detik)
Hasil metabolisme anaerobpada otot setelah oksigen habis untuk kontraksi adalah
asam laktat yang mempunyai efek nyeri. Asam laktat akan terurai kembali setelah
suplai oksigen normal.
Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara
benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda dan lain- lain.
2.2.1.7 Keseimbangan
b. Keletihan
No INTERVENSI RASIONAL
1 Pertahankan body aligmnet dan posisi yang Mencegah iritasi dan komplikasi
nyaman
2 Cegah pasien jatuh, berikan pagar pemngaman Mempertahankan keamanan pasien
pada temapt tidur
3 Lakukan latihan aktif maupun pasif Meningkatkan sirkulasi dan
mencegah kntraktur
4 Lakuakan fisioterapi dada dan postural Meningkatkan fungsi paru
drainase
5 Monitr kulit yang tertekan, amati Memonitor ganggaun integritas kulit
kemungkinan dekubitus
6 Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi Mempertahankan tonus otot
7 Berikan terapi nyeri jika ada indikasi Mengurangi rasa nyeri
nyeri sebelum atau setelah latihan
8 Pertahankan nutrisi yang adekuat dengan Nutisi diperlukan unutk energy
klaborasi ahli diet
9 Kolaborasi dnegan fisioterapi dalam progam Kerjasama dengan perawatan holistik
latihan
10 Lakukan pengetahuan tentang : Memberikan pengetahuan dan
perawatan diri
a. Pencegahan konstipasi
b. Body mekanik dan posisi
Latihan dan istirahat
11 Lakukan kerjasama dengan keluarga dalam Meneruskan perawatan setelah pulang
perawatan pasien
12 Bantu pasien dalam memutuskan penggunaan Menentukan pilihan yang tepat dalam
alat bantu berjalan penggunaan alat
13 Lakukan ambulasi sebanyak mungkin jika Imobilisasi yang lama dapat
memungkinkan menimbulkan dekubitus
suasana hati.
Irama sirkardian dipengaruhi cahaya, suhu dan faktor eksternal
(aktivitas social dan rutinitas pekerjaan). Setiap individu memiliki jam biologis
sendiri. Kecemasan, kurang istirahat, mudah tersinggung, dan gangguan penilaian
merupakan gejala gangguan tidur.
SAR merupakan sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan
terjaga. Pengeluaran serotonin dari pons dan otak bagian tengah menimbulkan
rasa kantuk yang selanjutnya tidur. Terjaganya seseorang bergantung dari
keseimbangan impuls, reseptor sensori perifer dan sistem limbik.
2.2.3.2.2 Tahapan Tidur
1. Tahap I NREM
Periode suara tidur, mulai relaksasi otot, berlangsung 10-20 menit, fungsi
tubuh berlangsung lambat, Dapat dibangunkan dengan mudah
3. Tahap III NREM
2) Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya.
3) Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi
4) Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam
belajar, memori, dan adaptasi.
Karakteristik tidur REM yaitu :
mata (cepat tertutup dan terbuka), otot-otot (kejang otot kecil, otot besar
imobilisasi), pernapasan (tidak teratur, kadang dengan apnea), nadi (cepat dan
ireguler), tekanan darah (meningkat atau fluktuasi), sekresi gaster (meningkat),
metabolisme (meningkat, temperatur tubuh naik), gelombang otak (EEG aktif),
siklus tidur (sulit dibangunkan).
d. Gangguan Tidur
i. Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitass tidur.
Ada 3 macam insomnia yaitu initial Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur
tidak ada, Intermitet Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tetap
mempertahankan tidur sebab sering terbangun, dan Terminal Insomnia adalah
bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah
ketidakmampuan fisik,
kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah jumlah banyak.
ii. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh
depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal,
liver, dan metabolisme
iii. Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidut anank seperti
samnohebalisme (tidur sambil berjalan).
iv. Narcolepsy
Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginana yang tidak
terkendali untuk tidur. Gelombang otak penderita pada saat tidur sama dengan
orang yang tidur normal, juga tidak terdapat gas darah atau edokrin.
v. Apnoe tidur dan mendengkur
Mendengkur bukan dianggap sebvagai gangguan tidur, namun bila disertai apnoe
maka bisa menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan
pengeluaran udara di hidung dan mulut, misalnya amandel, adenoid, otot-otot
dibelakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apnoe berlangsung selama 10
detik sampai 3 menit.
vi. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
a. Riwayat keperawatan
1) Kebiasaaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan: waktu
tidur, jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami
kesulitan tidur, sering bangunpada saat tidur, apakah mengalami
mimpi yang mnegancam.
2) Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa
segar saat bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
3) Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur,
apakah menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.
4) Gangguan tidur / faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur,
kapan masalah itu terjadi.
b. Pemeriksaan fisik
1) Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien.
2) Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan
konjungtiva merah.
3) Perilaku: iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara
lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap,
mata tampak lengket, memarik diri, bingung, dan kurang
koordinasi.
c. Pemeriksaan diagnostic
1) electroencephalogram (EEG).
2) electromiogram (EMG).
3) electrooculogram (EOG).
3) Terpasangnya tube.
4) Prosedur invasif.
5) Nyeri.
6) Kecemasan.
7) Ketidaknormalan status fisiologi.
8) Pengobatan.
Kemungkinan data yang ditemukan:
1) Perubahan penampilan dan perilaku.
2) Iritabilitas/letargi.
3) Sering menguap.
4) Lingkaran hitam disekitar mata.
5) Perubahan tingkat aktivitas.
6) Mata merah
Kondisi klinis memumngkinkan terjadinya pada:
1) Kecemasan.
2) Depresi.
3) COPD/asma
4) Kondisi setelah operasi
5) Nyerin kronik.
Tujuan yang diharapkan:
N INTERVENSI RASIONAL
O
1. Lakukan kajian masalah gangguan tidur Memberikan informasi dasar dalam
pasien, karakteristik, dan penyebab kurang memnentukan rencana
tidur. keperawatan.
2. Lakukan persiapan untuk tidur malam seperti Mengatur pola tidur.
pada jam 9 malam sesuai dengan Poltekkes Kemenkes Padang
pola tidur pasien.
3. Lakukan mandi air hangat sebelum tidur. Meningkatkan tidur.
4. Anjurkan makan yang cukup satu jam Meningkatkan tidur.
sebelum tidur.
5. Berikan susu hangat sebelum tidur. Meningkatkan tidur.
6. Keadaan tempat tidur yang nyaman, Meningkatkan tidur.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
2. Pengumpulan Data
i. Identifikasi Pasien
11) Nama : Tn. Y
12) Tempat/Tgl Lahir : Tarusan 01- juli-1973 (43 Tahun)
13) Jenis Kelamin : Laki-Laki
14) Status Kawin : Menikah
15) Agama : Islam
16) Pendidikan : SMP
17) Pekerjaan : Petani
18) Alamat : Gobah talang kayu jao dusun talang kayu
jao sungai sirah Silaut
19) Diagnosa Medis : Sirosis Hepatis + Hepatoma
20) No. MR : 98-05-38
k. Riwayat Kesehatan
4) Riwayat Kesehatan Sekarang :
c) Keluhan Utama : Pasien masuk RSUD dr. Droris Sylvanus
Palangka Raya melalui IGD pada tanggal 5 Juni 2017 pukul 20.18
WIB, dengan keluhan Perut membuncit nafas sesak sejak ± 2
minggu yang lalu. Di IGD pasien mengalami penurunan kesadaran,
tingkat kesadaran samnolen, pasien demam ± 3hari yang lalu
6) Pola Eliminasi
Sehat : Pasien mengatakan BAB 1x sehari, BAB bewarna kuning,
BAK ± 5x sehari
Sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari, BAB berwarna pekat,
BAK 8-12 x sehari
7) Pola istirahat dan tidur
Selama dirawat pasien tidur ±7-8 jam perhari. Pasien mengatakan
kadang-kadang sulit tidur karena sesak nafas.
m. Pemeriksaan Fisik
14) Keadaan Umum Pasien
Kesadaran : Compos Mentis Kooperatif (E=4 M=5 V=6)
TTV : TD; 115/61 mmHg, N; 125x/i, S; 37 0C, RR; 24x/i
BB : 55 kg
TB : 165 cm
IMT : 20.20
n. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Urin
Makroskopis
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Warna Kuning Kuning-Coklat
Kekeruhan Negatif Negatif
BJ 1.010 1.003-1.030
pH 5,5 4,6-8,0
Mikriskopis
Leukosit 0-1/ LPB ≤5
Eritrosit 0-1/ LPB ≤1
Silinder Negatif/ LPK Negatif
Kristal Negatif/ LPK Negatif
Epitel Positif /LPK Positif
Kimia
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Positif Negatif
Urobilinogen Positif Positif
o. Program pengobatan
1:1/12 jam: Comafusin : Triofusin
Nacl 3% 12 jam/kolf 1 kali pemberian
Nacl 0,9 % setelah Nacl 3% habis
Ceftriaxone 1x2 gr IV
Modopar 3x1 P.O
Sprinolacton 1x100 P.O
p. ANALISA DATA
IVFD :
-Comafusin : Triofusin
(1:1/ 12 Jam/ 500 cc)
-Nacl 3 % 12 jam
-Injeksi obat : Ceftriaxone
1x10 cc
Jumlah : 1510
IWL
15×55
= 34.37 cc/ jam
24
18.7x24= 824.88 cc
Dieresis : 2500 cc/ 24
jam
Balance cairan :
1510-824.88-
2500
=-1814,88 cc
DS : Ketidalefektifan pola Penurunan
- Pasien mengatakan napas ekspansi paru
DO :
- Pasien tampak sesak
- Frekuensi napas 24x/ menit
- Perut pasien tampak asites
- Klien tampak sulit bernafas
jika berbaring
- Klien terpasang O2
- Tidak tampak retraksi
dinding dada
- Klien tampak menggunakan
pernapasan bibir
DS : Ketidakseimbangan Penurunan aborpsi
- Pasien mengatakan nafsu nutrisi: kurang dari vitamin,
makannya berkurang kebutuhan tubuh karbohidrat dan
- Pasien mengatakan selama lemak
sakit badannya terasa
tambah kurus
DO :
- Pasien tampak lemah
- Badan pasien tampak
kurus,
- Konjungtiva tampak
anemis
- Hb : 8,9 g/dl
- Diit pasien MC
IMT :( BB/TB)2
= 55 kg / (165 cm)2
= 20.20
DS : Resiko Infeksi Anemia,
- Pasien mengatakan badan Leukopenia dan
terasa lemah, pasien habis Malnutrisi
demam ±3 hari yang lalu
DO :
- Hb=8,9 mg/dl
- Leukosit = 20.540 /mm3
- Trombosit 137.000/mm3
- Hematokrit 25%
Monitor TTV
j. Monitor vital sign.
k. Identifikasi perubahan status vital sign.
l. Monitor frekuensi nafas dan irama
pernapasan.
Manajemen Cairan
m. Monitor indikasi dari kelebihan volume
cairan (edema, asites).
n. Nilai luas dan lokasi edema.
o. Monitor vital sign.
p. Monitor hasil labor yang sesuai dengan
retensi cairan (BUN, Hb, Ht, osmolalitas).
Monitor Cairan
Tentukan kemungkinan faktor resiko dari
ketidakseimbangan cairan (terapi diuretik,
disfungsi hati, muntah).
2.. Kelebihan volume cairan m. Keseimbangan Elektrolit dan Asam Manajemen Cairan
berhubungan dengan penurunan Basa ee. Pertahankan catatan intake dan output yang
tekanan osmotik koloid Indikator : akurat
13) Serum albumin, kreatinin, ff. Pasang urin kateter jika diperlukan
hematokrit, Blood Urea Nitrogen gg.Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi
(BUN), dalam rentang normal. cairan (BUN, Hmt, osmolaritas urin)
14) pH urine, urine sodium, urine hh. Monitor vital sign
creatinin,urine osmolarity, dalam ii. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan
rentang normal. jj. Kaji luas dan lokasi edema
15) tidak terjadi kelemahan otot. kk. Monitor masukan makanan / cairan dan
16) tidak terjadi disritmia. hitung intake kalori
ll. Monitor status nutrisi
n. Keseimbangan Cairan mm. Kolaborasi pemberian diuretik sesuai
Indikator : interuksi
10) Tidak terjadi asites nn. Kolaborasikan dokter jika tanda cairan
11) Ekstremitas tidak edema berlebih muncul memburuk
12) Tidak terjadi distensi vena jugularis
Monitor Cairan
bb. Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake
cairan dan eliminasi
cc. Tentukan kemungkinan faktor resiko dari
ketidakseimbangan cairan
dd. Monitor berat badan
ee. Monitor TD, HR dan RR
ff. Monitor perubahan irama jantung
gg.Catat secara akurat intake dan output
hh. Monitor tanda dan gejala edema
ii. Beri cairan sesuai keperluan
jj. Kolaborasi dalam pemberian obat yang dapat
meningkatkan output urin
3. Ketidakseimbangan nutrisi j. Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh Indikator : w. Kaji adanya alergi makanan
berhubungan dengan intake yang 13) Intake nutrisi dalam rentang normal x. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
tidak adekuat. 14) Intake makanan dalam rentang normal menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
15) Intake minuman dalam rentang normal dibutuhkan pasien
16) Rasio BB/TB dalam rentang normal y. Anjurkan pasien untuk meningkatkan Fe
z. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
k. Status Nutrisi : Asupan Makanan dan dan vitamin C
Cairan aa. Yakinkan diet yang dimakan mengandung
Indikator : tinggi serat untuk mencegah konstipasi
13) Asupan kalori, vitamin, mineral bb. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
14) Asupan protein, lemak, cc. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan
15) Asupan serat, kalsium, sodium nutrisi yang dibutuhkan
16) Asupan karbohidrat, asupan zat besi
Manajemen Mual
l. Kontrol BB v. Ajarkan pasien untuk memonitor pengalaman
Indikator : mualnya
19) Adanya peningkatan berat badan sesuai
dengan tujuan
20) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi w. Ajarkan pasien untuk mempelajari strategi-
badan strategi untuk mengatur mualnya
21) Mampu mengidentifikasi kebutuhan x. Lakukan pengkajian lengkap terkait mual,
nutrisi meliputi frekuensi, durasi, dan faktor
22) Tidak ada tanda – tanda malnutrisi presipitasi.
23) Menunjukkan peningkatan fungsi y. Evaluasi pengalaman-pengalaman mual
pengecapan dari menelan pasien sebelumnya
24) Tidak terjadi penurunan berat badan z. Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
yang berarti mual pasien sebelumnya
aa. Kolaborasi memberikan terapi anti emetik
yang diberikan untuk menghindari terjadinya
mual
bb. Ajarkan teknik-teknik nonfarmakologi,
seperti relaksasi, terpi musik, distraksi,
acupressure untuk mengatur mual yang
dirasakan oleh pasien
Nutrition monitoring
qq. BB pasien dalam batas normal
rr. Monitor adanya penurunan berat badan
ss. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
tt. Monitor lingkungan selama makan.
uu. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak
selama jam makan
vv. Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
ww. Monitor turgor kulit
xx. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
mudah patah
yy. Monitor mual dan muntah
zz. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht
aaa. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
bbb. Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva.
ccc. Monitor kalori dan intake nutrisi
ddd. Catat adanya edema
Konseling Nutrisi
m. Bina hubungan terapeutik berdasarkan
kepercayaan dan respek pada pasien
n. Tentukan intake makanan dan kebiasaan
makan pasien
o. Sediakan informasi tentang kebutuhan
kesehatan untuk modifikasi diit : penurunan
berat badan, peningkatan berat badan,
kekurangan cairan
p. Bantu pasien untuk mencatat kebiasaan
makannya tiap 24 jam
4. Resiko Infeksi berhubungan j. Immune status Infection Control (Kontrol Infeksi)
dengan Anemia, Leukopenia, Indikator : ww. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
Malnutrisi 7) Suhu tubuh dalam batas normal pasien lain
8) Leukosit dalam batas normal xx. Batasi pengunjung bila perlu
yy. Instruksikan kepada pengunjung untuk
k. Nutrition Status mencuci tangan saat berkunjung dan setelah
Indikator berkunjung meninggalkan pasien
4) Asupan makanan meningkat zz. Gunakan sabun antimikroba untuk mencuci
tangan
l. Risk control aaa. Cuci tangan setiap sebelum dan setelah
Indikator: melakukan tindakan
13) Klien bebas dari tanda dan gejala bbb. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
infeksi pelindung
14) Mendeskripsikan proses penularan ccc. Pertahankan lingkungan aseptik selama
penyakit pemasangan alat
15) Menunjukkan kemampuan untuk ddd. Berikan terapi antibiotik bila perlu
mencegah timbulnya infeksi eee. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
16) Menunjukkan perilaku hidup sehat dan lokal
fff. Monitor kerentanan terhadap infeksi
ggg. Berikan perawatan kulit pada daerah
epidema
hhh. Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
iii. Dorong masukan nutrisi yang cukup
jjj. Dorong istirahat
kkk. Ajarkan cara menghindari infeksi
lll. Laporkan kecurigaan infeksi
Monitor Nutrisi
o. Monitor diet dan asupan kalori
p. Monitor tugor kulit
q. Monitor berat badan
5. Intoleransi aktifitas berhubungan j. Energy conservation Energy Management
dengan kelelahan Indikator : nn. Tentukan keterbatasan pasien terhadap
19) Menunjukkan keseimbangan antara aktivitas
aktivitas dengan istirahat oo. Tentukan penyebab lain dari kelelahan
20) Menggunakan teknik pp. Dorong pasien untuk mengungkapkan
21) Mengenali keterbatasan energi perasaan tentang keterbatasannya
22) Menyesuaikan gaya hidup sesuai qq. Observasi nutrisi sebagai sumber energi yang
tingkat energi adekuat
23) Mempertahankan gizi yang cukup rr. Observasi respon jantung-paru terhadap
24) Melaporkan aktivitas yang sesuai aktivitas (misalnya takikardia, disritmia,
dengan energi dispnea, pucat, dan frekuensi pernafasan)
ss. Batasi stimulus lingkungan (misalnya
k.A Activity tolerance pencahayaan, dan kegaduhan)
Indikator : tt. Dorong untuk lakukan periode aktivitas saat
16) Saturasi oksigen saat melakukan pasien memiliki banyak tenaga.
aktivitas membaik/dalam rentang uu. Rencanakan periode aktivitas saat pasien
normal memiliki banyak tenaga
17) nadi saat melakukan aktivitas dalam vv. Hindari aktivitas selama periode istirahat
rentang normal ww. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas
18) tidak sesak napas saat melakukan sesuai sumebr energi
aktivitas xx. Instruksikan pasien atau keluarga untuk
19) tekanan darah saat melakukan aktivitas mengenal tanda dan gejala kelelahan yang
dalam rentang normal memerlukan pengurangan aktivitas.
20) mudah melakukan ADL yy. Bantu pasien atau keluargauntuk menentukan
l. Self Care : ADLs tujuan akhir yang realistis
Indikator : zz. Evaluasi program peningkatan tingkat
3) Mampu melakukan ADL secara mandiri aktivitas
(seperti makan, memakai baju,toileting,
mandi, berdandan, menjaga kebersihan, Activity Therapy
oral hygiene, berjalan, berpindah hh. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi
tempat) Medik dalam merencakan program terapi
yang tepat
Monitor Nutrisi
a. Memonitor diet dan asupan
kalori
b. Memonitor tugor kulit
Intoleransi aktifitas d. Energy conservation Energy Management S:
Indikator : z. Menentukan keterbatasan pasien - Pasien mengatakan badannya
berhubungan
7) Menunjukkan terhadap aktivitas masih terasa lelah
dengan kelelahan keseimbangan aa. Menentukan penyebab lain dari - Pasien mengatakan aktivitas sehari
antara aktivitas kelelahan harinya dibantu oleh keluarga dan
dengan istirahat bb. Mendorong pasien untuk perawat ruangan
8) Menggunakan mengungkapkan perasaan O :
teknik tentang keterbatasannya - Pasien masih tampak lelah
9) Mengenali cc. Mengobservasi nutrisi sebagai - Semua aktivitas pasien tampak
keterbatasan sumber energi yang adekuat dibantu oleh keluarga dan perawat
energi dd. Membatasi stimulus lingkungan diruangan
10) Menyesuaikan (misalnya pencahayaan, dan - Pasien tidak mampu untuk duduk
gaya hidup kegaduhan) sendiri, pasien miring kanan-kiri
sesuai tingkat ee. Menginstruksikan pasien atau A:
energi keluarga untuk mengenal tanda - Masalah activity tolerance belum
11) Mempertahankan dan gejala kelelahan yang teratasi ditandai dengan pasien
gizi yang cukup memerlukan pengurangan masih mengatakan badannya terasa
12) Melaporkan aktivitas. lelah
aktivitas yang ff. Membantu pasien atau keluarga P:
sesuai dengan untuk menentukan tujuan akhir - Intervensi energy managemen
energi yang realistis dilanjutkan dengan cara sebagai
gg. Mengevaluasi program berikut:
e. Activity tolerance peningkatan tingkat aktivitas c. Observasi sumber energy yang
Indikator : adekuat
6) Saturasi oksigen Activity Therapy - Intervensi energy managemen
saat melakukan g. Membantu klien untuk dilanjutkan dengan cara sebagai
aktivitas mengidentifikasi aktivitas yang berikut:
e. Membantu pasien untuk
membaik/dalam mampu dilakukan mengidentifikasi aktivitas
rentang normal h. Membantu untuk yang bisa
7) nadi saat mengidentifikasi dan dilakukan
melakukan mendapatkan sumber yang f. Beri pasien penguatan
aktivitas dalam diperlukan untuk aktivitas yang positif untuk beraktivitas
rentang normal diinginkan
8) tidak sesak napas i. Membantu untuk
saat melakukan mengidentifikasi aktivitas yang
aktivitas disukai
9) tekanan darah j. Membantu pasien atau keluarga
saat melakukan untuk mengidentifikasi
aktivitas dalam kekurangan dalam beraktivitas
rentang normal k. Menyediakan penguat positif bagi
10) mudah yang aktif beraktifitas
melakukan ADL l. Membantu pasien untuk
f. Self Care : ADLs mengembangkan motivasi diri
Indikator : dan penguatan
2) Mampu
melakukan ADL
secara mandiri
(seperti makan,
memakai
baju,toileting,
mandi, berdandan,
menjaga
kebersihan, oral
hygiene, berjalan,
berpindah tempat)
Hari : Rabu
Tanggal : 1-6-2021
Monitor Nutrisi
a. Memonitor diet dan asupan
kalori
b. Memonitor tugor kulit
Intoleransi aktifitas a.Energy conservation Energy Management S:
berhubungan Indikator : a. Menentukan keterbatasan pasien - Pasien mengatakan badannya
dengan kelelahan 1) Menunjukkan terhadap aktivitas masih terasa lelah
keseimbangan b. Menentukan penyebab lain dari - Pasien mengatakan aktivitas sehari
antara aktivitas kelelahan harinya dibantu oleh keluarga dan
Monitor Nutrisi
a. Memonitor diet dan asupan kalori
b. Memonitor tugor kulit
Intoleransi aktifitas a.Energy conservation Energy Management S:
berhubungan Indikator : a. Menentukan keterbatasan pasien - Pasien mengatakan badannya
dengan kelelahan 1) Menunjukkan terhadap aktivitas masih terasa lelah
keseimbangan b. Menentukan penyebab lain dari - Pasien mengatakan aktivitas sehari
antara aktivitas kelelahan harinya dibantu oleh keluarga dan
dengan istirahat c. Mendorong pasien untuk perawat ruangan
2) Menggunakan mengungkapkan perasaan O:
teknik tentang keterbatasannya - Pasien masih tampak lelah
3) Mengenali d. Mengobservasi nutrisi sebagai - Semua aktivitas pasien tampak
Hari : Jum’at
Tanggal : 3-6-2021
Monitor Nutrisi
a. Memonitor diet dan asupan
kalori
b. Memonitor tugor kulit
Intoleransi aktifitas a.Energy conservation Energy Management S:
berhubungan Indikator : i. Menentukan keterbatasan pasien - Pasien mengatakan badannya
dengan kelelahan 1) Menunjukkan terhadap aktivitas masih terasa lelah
keseimbangan j. Menentukan penyebab lain dari - Pasien mengatakan aktivitas sehari
antara aktivitas kelelahan harinya dibantu oleh keluarga dan
dengan istirahat k. Mendorong pasien untuk perawat ruangan
2) Menggunakan mengungkapkan perasaan tentang O:
teknik keterbatasannya - Pasien masih tampak lelah
3) Mengenali l. Mengobservasi nutrisi sebagai - Semua aktivitas pasien tampak
keterbatasan sumber energi yang adekuat dibantu oleh keluarga dan perawat
energi m. Membatasi stimulus lingkungan diruangan
4) Menyesuaikan (misalnya pencahayaan, dan - Pasien mampu untuk duduk
gaya hidup kegaduhan) sendiri, pasien miring kanan-kiri
sesuai tingkat n. Menginstruksikan pasien atau A:
energi keluarga untuk mengenal tanda - Masalah activity tolerance belum
5) Mempertahankan dan gejala kelelahan yang teratasi ditandai dengan pasien
gizi yang cukup memerlukan pengurangan masih mengatakan badannya terasa
6) Melaporkan aktivitas. lelah
aktivitas yang o. Membantu pasien atau keluarga P:
sesuai dengan untuk menentukan tujuan akhir - Intervensi energy managemen
energi yang realistis dilanjutkan dengan cara sebagai
p. Mengevaluasi program berikut:
b. Activity tolerance peningkatan tingkat aktivitas a. Observasi sumber energy yang
Indikator : adekuat
1) Saturasi oksigen Activity Therapy - Intervensi energy managemen
saat melakukan a. Membantu klien untuk dilanjutkan dengan cara sebagai
aktivitas mengidentifikasi aktivitas yang berikut:
membaik/dalam mampu dilakukan a. Membantu pasien untuk
rentang normal b. Membantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang
2) nadi saat mengidentifikasi dan bisa dilakukan
melakukan mendapatkan sumber yang b. Beri pasien penguatan positif
aktivitas dalam diperlukan untuk aktivitas yang untuk beraktivitas
rentang normal diinginkan
3) tidak sesak napas c. Membantu untuk
saat melakukan mengidentifikasi aktivitas yang
aktivitas disukai
4) tekanan darah saat d. Membantu pasien atau keluarga
melakukan untuk mengidentifikasi
aktivitas dalam kekurangan dalam beraktivitas
rentang normal e. Menyediakan penguat positif bagi
5) mudah melakukan yang aktif beraktifitas
ADL f. Membantu pasien untuk
c. Self Care : ADLs mengembangkan motivasi diri
Indikator : dan penguatan
1) Mampu
melakukan ADL
secara mandiri
(seperti makan,
memakai
baju,toileting,
mandi, berdandan,
menjaga
kebersihan, oral
hygiene, berjalan,
berpindah tempat)
Hari : Sabtu
Tanggal : 4-6-2021
Monitor Nutrisi
a. Memonitor diet dan asupan
kalori
b. Memonitor tugor kulit
Intoleransi aktifitas a. Energy Energy Management Evaluasi yang didapatkan pada tanggal
berhubungan conservation a. Menentukan keterbatasan pasien 10 Juni 2017 yaitu
dengan kelelahan Indikator : terhadap aktivitas S:
1) Menunjukkan b. Menentukan penyebab lain dari - Pasien mengatakan badannya
keseimbangan kelelahan masih terasa lelah
antara aktivitas c. Mendorong pasien untuk - Pasien mengatakan aktivitas sehari
dengan istirahat mengungkapkan perasaan harinya dibantu oleh keluarga dan
2) Menggunakan tentang keterbatasannya perawat ruangan
teknik d. Mengobservasi nutrisi sebagai O:
3) Mengenali sumber energi yang adekuat - Pasien masih tampak lelah
keterbatasan e. Membatasi stimulus lingkungan - Semua aktivitas pasien tampak
energi (misalnya pencahayaan, dan dibantu oleh keluarga dan perawat
4) Menyesuaikan kegaduhan) diruangan
gaya hidup sesuai f. Menginstruksikan pasien atau - Pasien tidak mampu untuk duduk
tingkat energi keluarga untuk mengenal tanda sendiri, pasien miring kanan-kiri
5) Mempertahankan dan gejala kelelahan yang A:
gizi yang cukup memerlukan pengurangan - Masalah activity tolerance belum
6) Melaporkan aktivitas. teratasi ditandai dengan pasien
aktivitas yang g. Membantu pasien atau keluarga masih mengatakan badannya terasa
sesuai dengan untuk menentukan tujuan akhir lelah
energi yang realistis P:
h. Mengevaluasi program - Intervensi energy managemen
b. Activity tolerance peningkatan tingkat aktivitas dilanjutkan dengan cara sebagai
Indikator : berikut:
1) Saturasi oksigen Activity Therapy a. Observasi sumber energy yang
saat melakukan a. Membantu klien untuk adekuat
aktivitas mengidentifikasi aktivitas yang - Intervensi energy managemen
membaik/dalam mampu dilakukan dilanjutkan dengan cara sebagai
rentang normal b. Membantu untuk berikut:
2) nadi saat mengidentifikasi dan a. Membantu pasien untuk
melakukan mendapatkan sumber yang mengidentifikasi aktivitas yang
aktivitas dalam diperlukan untuk aktivitas yang bisa dilakukan
rentang normal diinginkan b. Beri pasien penguatan positif
3) tidak sesak napas c. Membantu untuk untuk beraktivitas
saat melakukan mengidentifikasi aktivitas yang
aktivitas disukai
4) tekanan darah saat d. Membantu pasien atau keluarga
melakukan untuk mengidentifikasi
aktivitas dalam kekurangan dalam beraktivitas
rentang normal e. Menyediakan penguat positif bagi
5) mudah melakukan yang aktif beraktifitas
ADL f. Membantu pasien untuk
c. Self Care : ADLs mengembangkan motivasi diri
Indikator : dan penguatan
1) Mampu
melakukan ADL
secara mandiri
(seperti makan,
memakai
baju,toileting,
mandi, berdandan,
menjaga
kebersihan, oral
hygiene, berjalan,
berpindah tempat)
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Destina. 2013. Analisis Praktik Klinik Keperawatan Kesehatan
Masyarakat Perkotaan pada pasien dengan Sirosis Hepatis di Ruang
Pu 6 Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta
Pusat. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas ndonesia, diakses
dalam: http//:lib.ui.ac.id, Pada tanggal 8 januari 2017
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Ed.12. Jakarta:
EGC. Bulecheck, Gloria, et.al. 2013. Nursing Interventions Classification
(NIC), Ed. 6.
Missouri: Elseiver Mosby.
Burmalis, Vina. 2016. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Sirosis
Hepatis di RSUP.Dr. M. Djamil Padang. Pustaka Poltekkes
Kemenkes Padang
Digiulio, Mary & Donna Jackson. 2014. Keperawatan Medikal
Bedah.
Yogyakarta: Rapha Publishing.
Diyono & Sri Mulyanti. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Sistem
Pencernaan.
Jakarta: Kencana
Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota. (2013). Padang: Kemenkes RI
NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi Dan
Klasifikasi 2015-2017, ahli bahasa: Budi Anna Keliat,
dkk, Jakarta:EGC
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Penyakit
Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika
Nurarif, Amin Huda dan Hardi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC - NOC.
Yogyakarta : Mediaction Jogja.
Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan
Praktis Ed. 3. Jakarta : Salemba Medika
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta: Kemenkes RI
RS TK.III Dr. Reksodiwiryo, 2016. Laporan Rekam Medik Sirosis Hepatis
Padang: Bagian Rekam Medik