Disusun Oleh :
Kelompok 3 - Profesi Ners
1) Abu Rizal Zakaria (7421009)
2) Vivi Firizqy Amalia (7421001)
3) Nur Laili (7421012)
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktik klinik Kebutuhan Dasar Profesi (KDP) Progam Studi Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum di Ruang ICU Central
RSUD Jombang yang dilaksanakan pada tanggal 13 Desember – 25 Desember 2021 telah
dilaksanakan sebagai laporan praktik atas nama:
(Diah Ayu Fatmawati, S.Kep., Ns., M.Kep) (Agus Subiyanto, S.Kep., Ns)
Mengetahui,
Kepala Ruangan ICU Central
4. Manifestasi klinis
a. Dekompensasi atau perburukan dari gagal jantung. Bisa terdapat tanda
kongesti perifer dan kongesti paru. Terdapat riwayat perburukan gagal
jantung kronis yang sudah ada pada pasien sebelumnya.
b. Edema pulmoner. Terdapat tanda-tanda distress respirasi, takipneu, ortopneu
dengan ronki pada auskultasi paru. SaO2 biasanya < 90% sebelum mendapat
terapi oksigen
c. Gagal jantung hipertensif. Tanda dan gejala gagal jantung disertai dengan
tekanan darah yang tinggi dan fungsi ventrikel kiri yang relatif baik..
d. Syok kardiogenik, ditandai oleh tekanan darah sistolik <90 mmHg atau
turunnya mean arterial pressure > 30 mmHg dan absent atau rendahnya urin
output (< 0,5 ml/kg/jam). Hipoperfusi organ dan kongesti paru berkembang
dengan cepat.
e. Gagal jantung kanan terisolasi. Ditandai dengan low output syndrome dan
absennya tanda-tanda kongesti paru dengan meningkatnya tekanan vena
jugular, dengan atau tanpa hepatomegali dan tekanan pengisian ventrikel kiri
yang rendah.
f. Gagal jantung dan sindrom koroner akut. Pada pasien SKA, episode gagal
jantung akut sering dipresipitasi oleh aritmia (bradikardia, AF atau VT)
g. Gejala lain dapat berupa :
Tekanan darah tinggi
Edema paru akut
Ronchi
Ortopnea
5. Patofisiologi
Patofisiologi gagal jantung akut menurut Nurkhalis (2020), terjadinya gagal
jantung diawali dengan adanya kerusakan pada jantung atau miokardium. Hal
tersebut akan menyebabkan menurunnya curah jantung. Bila curah jantung tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, maka jantung akan memberikan
respon mekanisme kompensasi untuk mempertahankan fungsi jantung agar tetap
dapat memompa darah secara adekuat. Bila mekanisme tersebut telah secara
maksimal digunakan dan curah jantung normal tetap tidak terpenuhi, maka setelah
akan itu timbul gejala gagal jantung.
Terdapat tiga mekanisme primer yang dapat dilihat dalam respon
kompensatorik, yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis, meningkatnya
beban awal akibat aktivasi Sistem Renin Angiotensin Aldosteron (RAAS), dan
hipertrofi ventrikel. Menurunnya volume sekuncup pada gagal jantung akan
membangkitkan respon simpatis kompensatorik. Hal ini akan merangsang
pengeluaran katekolamin dari saraf-saraf adrenergik jantung dan medula adrenal.
Denyut jantung dan kekuatan kontraksi akan meningkat untuk menambah curah
jantung. Selain itu juga terjadi vasokonstriksi arteri perifer untuk menstabilkan
tekanan arteri dan redistribusi volume darah untuk mengutamakan perfusi ke organ
vital seperti jantung dan otak (Nurkhalis, 2020).
Aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron akan menyebabkan retensi
natrium dan air oleh ginjal, meningkatkan volume ventrikel dan regangan serabut.
Peningkatan beban awal ini akan menambah kontraktilitas miokardium sesuai dengan
mekanisme Frank Starling. Respon kompensatorik yang terakhir pada gagal jantung
adalah hipertrofi miokardium atau bertambahnya ketebalan otot jantung. Hipertrofi
akan meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel-sel miokardium. Sarkomer dapat
bertambah secara paralel atau serial bergantung pada jenis beban hemodinamik yang
mengakibatkan gagal jantung (Nurkhalis, 2020).
Awalnya, respon kompensatorik sirkulasi ini memiliki efek yang
menguntungkan. Namun, pada akhirnya mekanisme kompensatorik dapat
menimbulkan gejala dan meningkatkan kerja jantung. Hasil akhir dari peristiwa di
atas adalah meningkatnya beban miokardium dan terus berlangsungnya gagal jantung
(Nurkhalis, 2020).
6. Pemeriksaan fisik dan diagnostik
1) Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breathing)
Pengkajian yang didapat adanya tanda kongesti vascular pulmonal adalah
dispnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksimal, batuk, dan edema pulmonal
akut.
b. B2 (Bleeding)
Inspeksi: meliputi edema ekstremitas bawah (edema dependen), yang
biasanya pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali, anoreksia,
mual, nokturia dan kelemahan. Palpasi: Perubahan nadi (takikardia),
perbedaan tekanan sistolik dan diastolik. Auskultasi: bunyi jantung ketiga
dan keeempat (S3, S4) serta crackles pada paru-paru. Perkusi: batas jantung
ada pergeseran yang menandakan adanya hipertrofi jantung (kardiomegali).
c. B3 (Brain)
Kesadaran composmentis, didapatkan sianosis perifer apabila gangguan
perfusi jaringan berat. Pengkajian obyektif klien: wajah meringis, merintih,
meregang, dan menggeliat
d. B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine
e. B5 (Bowel)
Biasanya didapatkan mual dan muntah, penurunan nafsu makan akibat
pembesaran vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen serta penurunan
berat badan, ascites yang menyebabkan tekanan pada diafragma dan distress
pernafasan.
f. B6 (Bone)
kulit pucat dan dingin, sianosis, mudah lelah. Juga terjadi akibat peningkatan
energy yang digunakan untuk bernafas yang terjadi akibat distress pernafasan
dan batuk. Perfusi kurang pada otot rangka menyebabkan kelemahan.
2) Pemeriksaan Diagnostik
a. EKG
b. Ekokardiografi
c. BUN dan Kreatinin
d. Rontgen dada
7. Penatalaksanaan
1) Farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi menurut Perki (2020)
a. Diuretik:
b. Penghambat ACE (ACE inhibitors): untuk menurunkan tekanan darah
dan mengurangi beban kerja jantung
c. Penyekat beta (beta blockers): Untuk mengurangi denyut jantung dan
menurunkan tekanan darah agar beban jantung berkurang
d. Digoksin: Memperkuat denyut dan daya pompa jantung
e. Digitalis: meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat
frekuensi jantung.Intervensi keperawatan yang dilakukan
f. Terapi vasodilator untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel.
g. Pemberian oksigen
h. Sedatif : mengurangi kegelisahan
2) Non farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi menurut Perki (2020)
a. Manajemen perawatan mandiri
b. Ketaatan pasien berobat
c. Pemantauan berat badan mandiri
d. Asupan cairan
e. Pengurangan berat badan
f. Kehilangan berat badan tanpa rencana
g. Latihan fisik
h. Aktivitas seksual
PATHWAY
Ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan
Infark Miokard
1
2
1
2
Hipervolumia
Aliran tidak adekuat ke Resiko Tinggi penurunan Kelemahan fisik Pengembangan
jantung dan otak curah jantung paru tidak optimal
Penurunan aliran darah Perubahan metabolisme Peningkatan hipoksia
ke kulit miokardium jaringan miokardium Kondisi dan prognosis Sesak saat istirahat
penyakit dan berbagai posisi
Kurang Pengetahuan
Sianosis, kulit dingin Penurunan suplai O2 ke
Nyeri akut
miokardium
Ansietes Gangguan pola
Perfusi perifer tidak tidur
efektif iskemia miokardium
infark miokardium
Kematian
BAB III
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Riwayat kesehatan sekarang, dahulu, dan keluarga
3) Pengkajian B1-B6
4) Pengkajian pola tidur, eliminasi, nutrisi, kebersihan diri, kegiatan
lain, konsep diri, seksual, penanggulangan stress, psikososial, dan
spiritual
5) Data psikososial
6) Data spiritual
7) Pemeriksaan fisik, meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital,
pemeriksaan kepala dan leher, mata, mulut, hidung, telinga,
intergumen, thorak/dada, abdomen, kelainan dan daerah
sekitarnya, muskuloskeletal, neurologi.
8) Pemeriksaan penunjang
9) Penatalaksanaan
2. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko penurunan curah jantung b/d perubahan irama jantung
2) Hipervolemia b/d kelebihan asupan cairan
3) Gangguan pertukaran gasb/d perubahan membran alveolus-
kapiler
4) Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya napas
5) Resiko cedera d/d disfungsi autoimun
6) Resiko defisit nutrisi d/d faktor psikologis
7) Nyeri akut d/d agen pecedera fisik
8) Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan arteri dan vena d/d
akral teraba dingin
9) Ansietas b/d kurang terpapar iformasi
10) Gangguan pola tidur b/d hambatan lingkungan
3. Intervensi Keperawatan
Nama :Ny. M
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pendididkan : SMP
Pekerjaan : IRT
No.Registrasi : 08-12-9950
1) Keluhan Utama :
- Px mengeluh sesak nafas
2) Riwayat penyakit sekarang
- Px mengatakan merasakan sesak nafas < 30 menit dirumah sebelum MRS. Px
langsung dibawa ke IGD RSUD Jombang, saat tiba di ruang IGD pasien langsung di
beri penanganan : terapi oksigen rebreathing mask dengan 10 liter per menit,
dilakukan pemeriksaan EKG diberikan terapi infus, pengambilan darah dan
pemasangan kateter dower, di observasi di IGD selama < 3 jam dan dipindahkan ke
ruang ICU Central untuk memperoleh perawatan intensif.
3) Riwayat Penyakit Masa Lalu :
Px mempunyai riwayat penyakit jantung dan lambung
4) Riwayat Penyakit Keluarga :
Bapak Px menderita penyakit jantung
Pola aktivitas sehari-hari :
1. Pola tidur/istirahat
Sebelum MRS : Px tidur dengan nyenyak, 6-7 jam
Saat MRS : Px tidur selama 2 jam, sering terbangun
2. Pola eliminasi
Sebelum MRS : BAK 3-4 x/hari dengan warna kuning jernih
Saat MRS : BAK dengan warna kuning keruh, 100 cc/3 jam
Saat MRS : Pasien tidak nafsu makan, makan habi 2 sendok dengan diit
jantung
BERDASARKAN PRIORITAS
1. mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
2 kualitas dan intensitas nyeri
2. mengidentifikasi skala nyeri
3. memberikan teknink
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri seperti
relaksasi nafas dalam
4. mengajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
5. mengkolaborasi pemberian
analgesik
16-12-2021 1. memonitor pola napas kooperatif
07.00-11.00 1 2. memonitor bunyi napas
tambahan
3. memonitor sputum
4. memposisikan pasien dengan
posisi semi fowler
5. memberi terapi oksigen 10 lpm
6. mengajarkan teknik batuk
2 efektif
1. mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan intensitas nyeri
2. mengidentifikasi skala nyeri
3. memberikan teknink
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri seperti
relaksasi nafas dalam
4. mengajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
5. mengkolaborasi pemberian
analgesik
CATATAN PERKEMBANGAN
Kurmani, Sameer & Squire, Iain. (2017). Acute Heart Failure: Definition, Classification and
Epidemiology. Current Heart Failure Reports, 14(5), 385-392. https://doi.org/
10.1007/s11897-017-0351-y
Nurkhalis Adista, Rangga Juliar. (2020). Manifestasi Klinis dan Tatalaksana Gagal Jantung.
Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika, 3(3), 36-46.
Perki. (2020). Pedoman Tata Laksana Gagal Jantung, Edisi Kedua. Jakarta
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta