Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKLINIK

KEERAWATAN KOMPLEMENTER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Penyusun:

Ns. Mardiyanti, M.Kep., MDS


FORMAT LAPORAN KASUS

A. RESUME PASIEN

Klien datang dengan suami ke klinik assabil holy holistic dengan keluhan sering pusing,
disminore, dan keringat dingin. Klien memiliki riwayat jantung tapi sudah membaik, dan
kolestrol yang masih tinggi.Klien mengatakan mengkonsumsi obat ascardia, atorvastatin,
dan pegagan dan Pada tanggal 22 oktober 2018 klien pernah dirawat diRS medika
permata hijau dengan keluhan sakit jantungnya . Dan klien mau dibekam untuk yang
pertama kalinya dengan titik bekam di KHL- UN 2-3 - AK 3-4-ZA 8-9-14-15-26-27.

B. PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
o Inisial klien : Ny. P
o Usia : 30thn
o Jenis kelamin : Perempuan
o Alamat : Griya parung panjang
o Suku/bangsa : Indonesia
o Status pernikahan : Sudah menikah
o Agama : Islam
o Pekerjaan : IRT
o Diagnosa Medik : Jantung dan Kolestrol
o Jenis terapi komplementer : Bekam (baru pertama kali
o Lama pemakaian terapi :
o Terapi medik lainnya : Pasien mengkomsumsi obat ascardia, bisoprolol.
Atorvastatin dan obat herbal pegagan

II. KELUHAN UTAMA : Pasien mengatakan sering pusing, muntah, serta


keringat dingin dan mengatakan memilij riwayat kolestrol yg tinggi. Pada 1 bulan yg lalu
pasien pernah mengalamin serangan jantung dan domter mengatakan bahwa ada
penyempitan di pembuluh darah jantung nya. Tetapi sekarang sudah membaik
III. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat kesehatan sekarang : Kolestrol
o Waktu kejadian, kapan? Jam berapa? : Jam 11 malam
o Bagaimana awal munculnya (tiba-tiba/berangsur-angsur): Pusing. Tiba-tiba
o Keadaan penyakit (membaik/parah/menetap) : Pada jantung sudah mulai membaik
o Factor pencetus (trauma/infeksi) : Kurang olahraga, faktor pola makan
o Tanggal kejadian : 11 Oktober 2018
B. Riwayat Kesehatan Dahulu
o Pernah dirawat: tidak/ya (kapan, dimana dan sakit apa) : Pernah dirawat tangal 22
oktober 2018, sakit jantung
C. Riwayat Operasi:
o Tidak/pernah (kapan, dimana, jenis operasi) : Tidak pernah
D. Riwayat Pengobatan : Ascardia,bisoprolol,atorvastatin,
pegagan

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


o Cemas/kooperatif/tidak kooperatif : Pasien kooperarif terhadap pengkaji jika diajak
bicara

V. RIWAYAT SPIRITUAL
Pasie mengaratakan masih rutin dalam menjalankn shalat 5 waktunya

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum
o Kesadaran : Kesadaran umum baik, cm, pasien kooperatif
o BB/TB : 56 kg, 152cm
o TTV : TD : 130/80 mmHg, N : 88X/Menit, RR : 23X/Menit
B. Sistem pernafasan : Dulu sering sesak tapi sekarang sudah membaik
C. Sistem pencernaan : Tidak ada keluhan, bab lancar 1kali sehari
D. Sistem saraf : Baik, tidak ada masalah dalam sistem saraf
E. Sistem muskuloskeletal : ekstremitas kmbawah dan ataa, kanan kiri tidak ada gangguan
F. Sistem integument: tuorgor kukit elastis, tidak ada luka atau lesi, warna luot sawo
VII. AKTIFITAS SEHARI-HARI
A. Nutrisi : Makan 3X1 ( Nasi, sayur-sayuran, ikan, ayam, tempe, dll)
B. Cairan: 1 teko sehari( sekitar 1800ml)
C. Eliminasi : BAK dan BABnya lancar
D. Istirahat tidur : Sering Kebangun karna punya anak kecil
E. Personal hygiene : Pasien tampak bersih dan rapih, mandi 2x2, sikat gigi 3x1,
keramas2hari sekali

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen, pemeriksaan darah, hasil iridology, titik-titik bekam dll.

 Titik-titik hijamah/ bekam Ny. P

1. KHL- UN 2-3 - AK 3-4-ZA 8-9-14-15-26-27

 Hasil iridologi : Terlampir

Tanggal Pengkajian: 23 oktober 2018

Nama mahasiswa:Ismia Ningrum


PETA KONSEP MASALAH UTAMA PASIEN

(Mulai dari definisi penyakit, etiologi, manifestasi klinik, patofisiologis, diagnosa/pemeriksaan


penunjang, penatalaksanaan medis, penatalaksanaan keperawatan, referensi dari textbook
(missal buku ajar KMB Bruner and Suddart, Black, dsb)
Analisa Jurnal Evidance Based

“PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DENGAN TERAPI BEKAM

(The Effect of Cupping Therapy on Cholesterol Reduction in Patients

with Hypercholesterolemia)

 Latar Belakang

Hiperkolesterol ialah penyakit yang dapat meningkatkan risiko terkena aterosklerosis, penyakit
jantung koroner, pankreatitis (peradangan pada organ pankreas), diabetes melitus, gangguan
tiroid, penyakit hepar dan penyakit ginjal (Indratni, 2009). Menurut setiati 2009 ialah bahwa
Faktor penyebab hiperkolesterol di antaranya, faktor keturunan, konsumsi makanan tinggi
lemak, kurang olahraga dan kebiasaan merokok

Penanganan pada penyakit ini diperlukan untuk mengendalikan kadar kolesterol darah sebagai
upaya untuk mencegah terjadinya dampak lebih lanjut dari hiperkolesterol. Penanganan
nonfarmakologis dapat dilakukan dengan terapi nutrisi (pembatasan jumlah kalori dan lemak,
diet tinggi serat), peningkatan aktivitas fisik (jalan cepat, lari kecil, bersepeda 3–5 kali setiap
minggu, selama 30–60 menit) serta terapi alternatif (terapi bekam)

Teknik pengobatan bekam adalah suatu proses membuang darah kotor dari dalam tubuh
melalui permukaan kulit (Jide, 2008). ). Banyak masyarakat yang menderita hiperkolesterol
menggunakan terapi bekam. Fakta membuktikan separuh kematian setiap tahun di Amerika
disebabkan oleh aterosklerosis, dan lebih dari 500.000 orang meninggal setiap tahun karena
infark miokardial (Adam. 2006)

Terapi bekam dapat menjadi solusi (terapi) alternatif pada pasien hiperkolesterol untuk
menurunkan kadar kolesterol darah. Penelitian praktisi bekam membuktikan bahwa sudah
banyak penyakit bisa disembuhkan, salah satu di antaranya yaitu penggunaan bekam dalam
menurunkan kolesterol (Majid, 2009).

 Metode penelitian dan Metode Sampling

Pada jurnal penelitian dari zahid fikri, nursalam dan Eka misbahatul dengan menggunakan
metode quasy experiment (Rancangan Penelitian Eksperimen Semu). Populasi pada penelitian
ini yaitu masyarakat Gresik yang menderita Hiperkolesterol di Puskesmas Alun-Alun Gresik
dengan besar sampel 20 orang, diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling
yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: kadar kolesterol > 200, umur 45–60 tahun,
jenis kelamin laki-laki.

 Hasil Penelitian

Pada jurnal penelitian ini mengenai efektivitas terapi bekam terhadap kenaikan kolestrol pada
pasien hiperkolestrolmenunjukkan pada kelompok perlakuan, saat pra-test memiliki rerata
kadar kolesterol 238,7 mg/dl dengan standar deviasi sebesar 24,062. Pada post-test rerata kadar
kolesterol responden 207,9 mg/dl dengan standar deviasi 39,232. Pada kelompok kontrol saat
pra-test memiliki rerata kadar kolesterol 248,6 mg/dl dengan standar deviasi 17,636. Pada post-
test rerata kadar kolesterol responden 264,7 mg/dl dengan standar deviasi14,457. Analisis
menggunakan uji statistik independent t-test menunjukkan p = 0,001 dan dengan paired t-test
didapatkan nilai p = 0,003. Hasil tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan terapi
bekam terhadap penurunan kadar kolesterol pada pasien dengan hiperkolesterol umur 45 tahun
ke atas.

 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode quasy eksperimen hasil
tersebut menunjukan bahwa terapi bekam mampu menurunkan kadar kolestrol

Daftar Pustaka

Adam, J.M.F., 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III Edisi 4. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK UI

Anda mungkin juga menyukai