Anda di halaman 1dari 36

TRAUMA KEPALA

AGD 118
BT&CLS
EDISI ke 7
SKENARIO
Laki-laki 30 tahun jatuh dari tangga (3m) saat
akan memasang lampu. Datang ke UGD dengan
airway snoring, nafas tidak teratur, darah keluar
dari lubang hidung & telinga, nadi 60 reguler,
pupil kanan dilatasi, GCS 7, SpO2 96%, TD
185/102mmHg.

Prioritas penanganan?
Cedera yang di derita berdasarkan tanda &
gejala?
Tujuan

• Menjelaskan anatomi & fisiologi organ


intrakranial
• Menjelaskan penilaian & pemeriksaan
penderita trauma kepala
• Menjelaskan tindakan stabilisasi &
resusitasi penderita trauma kepala
Pendahuluan
• 80% pasien ke UGD dengan trauma kepala
• 90% kematian pra RS karena trauma kepala
• Di AS 1,7 juta mengalami Traumatic Brain
Injuries (TBI) yang biasanya akan berakibat
kecacatan & kematian
• Tujuan utama penanganan adalah mencegah
terjadinya cedera otak sekunder
• Biasanya trauma kepala disertai dengan
trauma spinal
Anatomi

1. Kulit Kepala

Vaskularisasi baik
- Luka kecil - Perdarahan >
- Luka dalam - Perdarahan
relatif kurang
Anatomi
2. Tulang Kepala (kranium)
 Kalvaria
 Basis

Hati – hati bila patah


terbuka
Anatomi
3. Lapisan 4. Otak
pelindung otak • Serebrum
(Meningen) • Serebellum
• Duramater • Batang otak
• Arakhnoid
• Piameter
Sumber: ATLS 10th Edition
Aliran Darah Serebral
• Aliran darah ke otak adalah konstan &
penting untuk menyediakan glukosa &
oksigen
• Pastikan :
 Cerebral Perfusion Pressure (CPP/TPO) adekwat
kira-kira sama seperti tekanan sistolik antara 50 –
150 mmHg
 Autoregulasi (utamanya apabila ada tekanan CPP
yang berubah)
Autoregulasi
• Kerja otak agar aliran darah serebral konstan
dalam kondisi apapun.
• Autoregulasi intact = SBP : 50 – 150 mmHg
• Cedera sedang atau berat akan
mempengaruhi autoregulasi
• Cedera otak berisiko mengalami episode
hipotensi yang akan berakibat cedera kepala
sekunder
Doktrin Monro-Kellie
Patofisiologi
• Primary Brain Injury
Mis, kontusio, laserasi, perdarahan.
• Secondary Brain Injury
Mis, hipoksia, hipotensi, inadkewt aliran
darah serebral
Mean Arterial Pressure
(MAP)
Pulse Pressure = Sistolik – Diastolik

MAP = Diastolik + 1/3 Pulse


pressure

Normal MAP 85 – 95mmHg


TIK normal < 15mmHg
Klasifikasi Cedera Kepala
1. Fraktur tulang tengkorak
 Kubah
 Dasar
2. Berat ringan berdasarkan GCS
 Ringan : 13 - 15
 Sedang : 9 -12
 Berat : 3 – 8
3. Cedera Otak
 Fokal
 Diffuse
Management
• Prioritas :A,BC,D,E
• Mencegah/meminimalkan cedera otak
sekunder
• Pemberian oksigen
• Adekwat ventilasi
• Jaga sistolik TD minimal 90mmHg
Pemeriksaan Neurologis
• GCS ; E: 4, V:5, M:6 jam 07.35 WIB
• Pupil
• Tanda lateralisasi

Konsul bedah saraf sedini mungkin


Penanganan Traumatic Brain Injury
(TBI)
Klasifikasi 13-15 9-12 3-8
GCS Ringan Sedang Berat

Penanganan awal Riwayat AMPLE dan pemeriksaan Evaluasi bedah Konsultasi bedah
neurologis : pertanyaan khusus apakah saraf bila di saraf segera atau
ada penggunaan antikoagulan perlukan rujuk rujuk
Boleh di pulangkan Bila ada indikasi di Primary Survey & Primary Survey &
bila tidak ada bawah ini: resusitasi resusitasi
indikasi
MIST, GCS awal, Tdk tersedia CT Rujuk untuk Airway definitif
bingung, amnesia scan, CT abnormal, perawatan untuk proteksi
interval, kejang, fraktur tulang definitif, evaluasi jalan nafas
sakit kepala hebat, tengkorak, serta penanganan
dll rembesan CSF. bedah saraf. Tangani hipotensi,
hipovolemi &
Secondary survey GCS tidak kembali Penilaian hipoksia
termasuk penilaian menjadi 15 dalam neurologis
neurologis 2 jam menyeluruh Penilaian
menyeluruh neurologis
Secondary survey menyeluruh
& AMPLE
Secondary survey
& AMPLE
Tanda-tanda lateralisasi
• Pupil tidak sama
• Deviasi mata ke satu sisi
• Wajah tidak simetris
• Kepala miring ke salah satu sisi
• Hipo – hipertonia asimetris
• Respons plantar ektensor unilateral
• Unilateral focal atau Jacksonian fits
SKENARIO
Laki-laki 30 tahun jatuh dari tangga (3m) saat
akan memasang lampu. Datang ke UGD dengan
airway snoring, nafas tidak teratur, darah keluar
dari lubang hidung & telinga, nadi 60 reguler,
pupil kanan dilatasi, GCS 7, SpO2 96%, TD
185/102mmHg.

Prioritas penanganan?
Cedera yang di derita berdasarkan tanda &
gejala?
Cedera Spinal / Vertebra
Kapan curiga cedera
spinal/vertebra?
Kapan curiga cedera
spinal/vertebra?
• M.I.S.T
• Pasien tidak
sadar
• Nyeri
tekan/perubahan
bentuk
• Penurunan
neurologis
• Biasanya multi
trauma
Motorik

Cedera Spinal Sensorik

Otonom
Cedera Spinal / Vertebra
 M  Jatuh terduduk, kaca mobil Bulls Eye,
motor ditabrak dari belakang
 I  Fraktur vertebra

 S  Nyeri, tungkai kesemutan,


lemah,lumpuh,Syok Neurogenik Kencing, Bab,
Ereksi
 ……. biasanya Cedera Vertebra

 T  Perlakukan seperti Cedera Vetebra


sampai di buktikan Cedera Spinal
C1
Cedera Spinal level
Motorik : Tetraparesis

An-estesi seluruh
Sensorik :
tubuh (termasuk leher)

Otonom : Pernafasan : apnu


Retensio Urinae
Neurogenic shock ?
Cedera Spinal level

Motorik : Tetraparesis C6

Sensorik : An-estesi seluruh tubuh


(bag.medial lengan +)

Pernafasan : abdominal
Otonom :
Retensio Urinae
Neurogenic shock?
Cedera Spinal level

Motorik : Paraparesis Inferior

Sensorik : An-estesi tungkai

L1
Pernafasan : biasa
Otonom : Retensio Urinae
Neurogenic shock (-)
Penanganan Cedera Spinal
• Survei Primer; A,B,C,D
• PROTEKSI MERUPAKAN PRIORITAS,
SELANJUTNYA DETEKSI
• Selalu gunakan LSB (strapping)& cervical
collar selama pemeriksaan & evaluasi
• Tempatkan pasien di atas LSB dengan
penambahan alas secukupnya
• Cegah dekubitus → DO NO FURTHER
HARM
Penanganan Cedera Spinal
• Cegah cedera sekunder
• Adekwat ventilasi & oksigenasi
• Adekwat perfusi ke spinal
• TD stabil
• Perhatikan adanya syok neurogenik
Hati-hati:
• Penggunaan obat-obatan, narkotika, alkohol akan
membiaskan adanya cedera spinal
• Adanya penurunan sensorik akan menyulitkan
evaluasi spinal
• Luka karena tekanan (dekubitus) akan mudah terjadi
pada pasien tidak sadar & lumpuh
• Lepaskan LSB sesegera mungkin
Kapan melepaskan LSB &
cervical collar?
• Bila pasien sadar, koperatif, dapat menjawab dengan
jelas pertanyaan tentang cedera atau injuri yang di
derita (khususnya di bagian cervikal)
• Tidak ada nyeri dan atau perubahan bentuk di leher
atau spinal
• Digerakkan bagian leher dan spinal tetap tidak ada
nyeri
• X-ray bersih
Transfer
Kapan merujuk? Bagaimana merujuk?
• Penurunan neurologis • Pastikan A,B,C,D stabil
• Patah tulang tidak stabil • Gunakan LSB sepanjang
perjalanan (cegah
• Cegah penundaan dekubitus)
rujukan • Cegah hipotermia
• Komunikasi dengan RS
atau dokter penerima
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai