ABSTRAK
Latar belakang: Nyeri merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada pasien post operasi fraktur,
di mana nyeri yang tidak diatasi akan menghambat proses penyembuhan, keterbatasan lingkup gerak
sendi sehingga mempersulit pasien memenuhi aktivitas sehari-hari. Penatalaksanaan nyeri fraktur yang
biasanya digunakan adalah manajemen secara farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi
dengan obat anti nyeri dan secara non farmakologi salah satu tindakan yang dapat diberikan adalah
dengan pemberian aromaterapi lavender. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap skala nyeri pada pasien post operasi fraktur.
Metode: Penelitian ini kuantitatif dan menggunakan Pre Experimen dengan rancangan One Grup
Pretest dan Posttest. Sampel dalam penelitian ini diambil secara puposive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 17 responden. Penelitian di lakukan pada bulan tanggal 24 Juni – 6 Juli tahun 2018 di
ruang cempaka dan dahlia RS AK Gani Palembang. Alat pengumpulan data berupa lembar observasi
dan wawancara. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Matched Pair Test. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender
dengan p value = 0,002. Saran: Diharapkan dapat mengaplikasikan tehnik manajemen nyeri bukan
hanya dengan farmakologi tetapi juga bisa dilakukan dengan non farmakologi, salah satunya yaitu
dengan menggunakan aromaterapi lavender.
ABSTRACT
Background: Pain is the most common complaint on patients post fracture surgery. Where unresolved
pain will hinder the healing process, the limited scope of joints makes it difficult for patients to fulfill
the Daily Living Activity. Fracture pain management that is usually used is pharmacological and non-
pharmacological management. Pharmacologically with anti-pain medication and one of the non-
pharmacologi actions that can be given is lavender aromatherapy. Aim: The purpose of this study was
to determine The Influence of giving Lavender Aromatherapy on Pain Scale on Post Fracture
Operation Pateint. Method: This research was a quantitative research and Pre Experiments with One
Group Pretest and Posttes design. The sample in this study was taken by puposive sampling with a
total sample was 17 respondents. This study is perfomed in 24th of June- 6th of Jule 2018 at Cempaka
Room and Dahlia RS AK Gani Palembang. Data collection tools in the form was observation and
interview sheets. Data analysis used Wilcoxon Matched Pair Test. Results: The results showed that
there was an effect of pain scale before and after lavender aromatherapy was given with (p value =
0.002). Suggestion: It is expected to apply pain management techniques not only with pharmacology
but can also be done with non-pharmacology, one of which is by using lavender aromatherapy.
fraktur, dan tiga bulan terakhir ditahun Sensasi nyeri mulai terasa sebelum
2018. kesadaran klien kembali penuh, dan
Ada beberapa dampak yang akan semakin meningkat seiring dengan
terjadi apabila fraktur tidak mendapatkan berkurangnya pengaruh anastesi (Perry &
penanganan secara tepat yaitu syok yang Potter, 2010).
terjadi karena kehilangan banyak darah, Penatalaksanaan nyeri fraktur yang
kerusakan arteri, sindrom kompertemen, biasanya digunakan adalah manajemen
infeksi, dan dan sindrom emboli lemak. secara farmakologi dan secara non
(Smeltzer & Bare, 2013). Oleh karena itu farmakologi. Secara farmakologi yaitu
dibutuhkan penangan yang tepat pada memakai obat – obatan baik analgesik
kasus fraktur. Penanganan terhadap fraktur narkotik/non narkotik. Namun bila keluhan
dapat dengan pembedahan atau tanpa nyeri dapat dihilangkan secara sederhana
pembedahan (Smeltzer & Bare, 2013). maka hal itu jauh lebih baik daripada
Hampir semua pembedahan penggunaan obat-obatan karena obat-
mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri obatan akan menimbulkan ketergantungan
merupakan pengalaman sensori dan terhadap efek penghilang nyeri dan
emosional yang tidak menyenangkan menimbulkan efek samping yang tidak
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual diinginkan seperti mual, muntah, diare, dan
atau potensial. (Brunner & Suddart, 2013). pendarahan lambung. Penatalaksanaan
Nyeri pasca operasi muncul nyeri fraktur dapat juga di manajemen
disebabkan oleh rangsangan mekanik luka secara non farmakologi, seperti teknik
yang menyebabkan tubuh menghasilkan distraksi, dan teknik relaksasi (Potter &
mediator-mediator kimia nyeri. (Smeltzer Perry, 2010). Salah satu teknik non
& Bare, 2013). Bentuk nyeri yang dialami farmakologi yang digunakan untuk
oleh klien pasca pembedahan adalah nyeri penatalaksanaan nyeri adalah teknik
akut. Nyeri akut secara serius mengancam relaksasi dengan menggunakan
penyembuhan klien pasca operasi sehingga aromaterapi (Sharma, 2009).
menghambat kemampuan klien untuk Aromaterapi adalah terapi
terlibat aktif dalam mobilisasi, rehabilitasi, komplementer dalam praktek keperawatan
dan hospitalisasi menjadi lama (Perry & dan menggunakan minyak esensial dari
Potter, 2010). Nyeri setelah pembedahan bau harum tumbuhan untuk mengurangi
merupakan hal yang fisiologis, tetapi hal masalah kesehatan dan memperbaiki
ini menjadi salah satu keluhan yang paling kualitas hidup. Sharma (2009) mengatakan
ditakuti oleh klien setelah pembedahan. bahwa bau berpengaruh secara langsung
terhadap otak seperti obat analgesik. Saat terhadap skala nyeri pada pasien post
aromaterapi dihisap, zat aktif yang terdapat operasi fraktur di ruangan cempaka dan
di dalamnya akan merangsang hipotalamus dahlia rumah sakit AK Gani Palembang.
(kelenjar hipofise) untuk mengeluarkan
hormone endoprin. Endoprin diketahui METODE PENELITIAN
sebagai zat yang menimbulkan rasa tenang, Dalam penelitian ini, peneliti
relaks, dan bahagia. Aromaterapi yang menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis
umumnya digunakan adalah aromaterapi penelitian yang digunakan adalah Pre
lavender (Widayani, 2016). Eksperimen Design dengan rancangan
Aromaterapi lavender dapat penelitian one group pre-test post-test
meningkatkan gelombang alfa didalam design yaitu penelitian dimana peneliti
otak yang membantu untuk menciptakan melakukan observasi sebelum diberikan
keadaan menjadi rileks. Minyak esensial perlakuan dan sesudah diberikan
lavender dapat mengurangi kecemasan. perlakuan. Sampel yang digunakan dalam
Lavender dapat memberikan ketenangan, penelitian ini adalah 17 responden yang
keseimbangan, rasa nyaman, rasa menjalani rawat inap post operasi fraktur
keterbukaan dan keyakinan. Zat aktif ekstremitas. Penelitian ini berlangsung
berupa linaool dan linalyl acetate yang pada tanggal 24 juni - 6 juli tahun 2018 di
terdapat dalam lavender berefek sebagai ruang cempaka dan dahlia RS AK Gani
analgetik (Hutasoit, 2012). Hasil penelitian Palembang.
yang dilakukan oleh Ratna (2016) dengan Tahap Pelaksanaan Pemberian
p-value 0,000 menunjukkan ada pengaruh Aromaterapi Lavender : aromaterapi
teknik relaksasi terhadap penurunan lavender berbentuk minyak essensial cair
intentitas nyeri terhadap luka post operasi yang diletakkan diatas bola kapas sebanyak
caesaria. Hasil penelitian Zerlinda (2016) 5 tetes dan dan diberikan dalam waktu 15
dengan p-value 0,000. Aromaterapi menit. Pemeberian bola kapas kepada
lavender juga menurunkan tingkat responden dilakukan sebanyak dua kali,
intensitas nyeri antara sebelum dan yaitu 3 tetes pada 10 menit pertama dan 2
sesudah diberikan aromaterapi lavender tetes pada menit selanjutnya sehingga
pada pasien pasca operasi dengan nilai p- mencapai 15 menit. Responden diminta
value 0,001 (Argivigiona, 2013). untuk melakukan nafas pelan dan dalam
Berdasarkan latar belakang diatas, melalui hidung selama 4 detik sambil
peneliti berkeinginan melakukan penelitian menutup mata, dan menahan inspirasi
mengenai pengaruh aromaterapi lavender secara maksimal selama 3 detik, lalu
Tabel 1
Distribusi Skala Nyeri Responden Sebelum Diberikan
Aromaterapi Lavender Post Operasi Fraktur
Min-
Variabel Mean Median SD 95%CI
Max
Skala nyeri responden sebelum 4,72 –
5,12 5,00 0,781 4-6
diberikan aromaterapi lavender 5,52
Tabel 2
Distribusi Skala Nyeri Responden Sesudah Diberikan Aromaterapi Lavender
Post Operasi Fraktur
Min-
Variabel Mean Median SD 95%CI
Max
Skala nyeri responden sesudah 3,91-
4,35 4,00 0,862 3-6
diberikan aromaterapi lavender 4,80
Tabel 3
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Skala Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Fraktur
Variabel n Mean ranks Sum of ranks P-Value
Sebelum– Sesudah
Negative ranks 11 6,00 66,00
Positive ranks 0 0,00 0,00 0,002
Ties 6
Total 17
Dari tabel 3 diatas didapatkan bahwa lavender adalah 5,12, sedangkan rata-rata
dari 17 responden, ada 11 responden yang skala nyeri responden sesudah diberikan
mengalami penurunan skala nyerinya aromaterapi lavender adalah 4,35.
dengan Mean rank 6,00 dan tidak ada Berdasarkan hasil bivariat pada penelitian
responden yang mengalami peningkatan yang telah dilakukan dari 17 responden,
skala nyeri, serta ada 6 responden yang ada 11 responden yang mengalami
nyerinya tetap. Terlihat bahwa hasil uji penurunan skala nyeri, 6 responden yang
statistik non parametrik (wilcoxon matched nyerinya tetap dan tidak ada responden
pair test)didapatkan nilai P value = 0,002, yang mengalami peningkatan skala nyeri,
maka dapat disimpulkan ada pengaruh dengan Mean Rank 6,00 dan nilai p value
skala nyeri sebelum dan sesudah 0,002.
pemberian aromaterapi lavender. Nyeri pasca operasi muncul
disebabkan oleh rangsangan mekanik luka
PEMBAHASAN yang menyebabkan tubuh menghasilkan
Berdasarkan hasil univariat pada mediator-mediator kimia nyeri (Smeltzer
penelitian yang telah dilakukan dari 17 & Bare, 2013). Penatalaksanaan nyeri
responden menunjukkan bahwa rata rata fraktur yang biasanya digunakan adalah
skala nyeri sebelum diberikan aromaterapi manajemen secara farmakologi dan secara
non farmakologi. Secara farmakologi yaitu Hasil penelitian Vigiona (2013) didapatkan
memakai obat – obatan baik analgesik hasil p value 0,001 (<0,05), dapat
narkotik/non narkotik. Penatalaksanaan disimpulkan bahwa ada ada pengaruh
nyeri fraktur dapat juga di manajemen intensitas nyeri antara sebelum dan
secara non farmakologi, seperti teknik sesudah diberikan aromaterapi lavender.
distraksi, dan teknik relaksasi (Potter Berdasarkan hasil penelitian, teori
&Perry, 2010). Salah satu teknik non dan penelitian-penelitian terkait, peneliti
farmakologi yang digunakan untuk berpendapat bahwa untuk menurunkan
penatalaksanaan nyeri adalah teknik skala nyeri pada pasien selain pemberian
relaksasi dengan menggunakan obat analgesik untuk meredakan nyeri
aromaterapi (Sharma, 2009). perlu juga diberikan manajemen nyeri
Sharma (2009) dalam Widayani secara non farmakologi, diantaranya adalah
(2016) mengatakan bahwa berpengaruh pemberian aromaterapi lavender.
bau secara langsung terhadap otak seperti Dimana aromaterapi lavender
obat analgesik. Saat aromaterapi dihisap, terdapat zat didalamnya yang mengandung
zat aktif yang terdapat di dalamnya akan linalool dan linaly actetace yang berfungsi
merangsang hipotalamus (kelenjar untuk menghilangkan rasa nyeri dan
hipofise) untuk mengeluarkan hormone menimbulkan rasa rileks pada pasien. Pada
endoprin. Endoprin diketahui sebagai zat saat aromaterapi dicium menggunakan
yang menimbulkan rasa tenang, relaks, dan hidung, zat aktif didalamnya merangsang
bahagia. Aromaterapi yang umumnya hipotalamus untuk mengeluarkan hormon
digunakan adalah aromaterapi lavender. endoprin. Dimana hormon endoprin sendiri
Hasil penelitian Ratna (2016) diketahui berfungsi untuk menimbulkan
didapatkan hasil p value 0,000 (<0,05), rasa tenang, nyaman, relaks dan meredakan
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh rasa nyeri. Jadi peneliti berpendapat bahwa
sebelum dan sesudah diberikan pemberian aromaterapi lavender
Aromaterapi Lavender terhadap penurunan berpengaruh terhadap skala nyeri pasien
intensitas nyeri akibat luka post sectio post operasi fraktur.
caesaria. Hasil penelitian Zerinda (2016)
didapatkan hasil p value 0,000 (< 0,05.) KESIMPULAN DAN SARAN
yang berarti ada pengaruh pemberian Kesimpulan
aromaterapi lavender dan teknik relaksasi 1. Rata-rata skala nyeri responden
napas dalam terhadap skala nyeri pada sebelum diberikan aromaterapi
pasien post operasi fraktur ekstremitas. lavender adalah 5,00
DAFTAR PUSTAKA