Anda di halaman 1dari 8

Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Lenny Astuti1, Lela Aini2

PENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP SKALA


NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR

Lenny Astuti1, Lela Aini2

Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Siti Khadijah Palembang1,2


leni@stik-sitikhadijah.ac.id1
lela.aini15@gmail.com2

ABSTRAK
Latar belakang: Nyeri merupakan keluhan yang paling sering terjadi pada pasien post operasi fraktur,
di mana nyeri yang tidak diatasi akan menghambat proses penyembuhan, keterbatasan lingkup gerak
sendi sehingga mempersulit pasien memenuhi aktivitas sehari-hari. Penatalaksanaan nyeri fraktur yang
biasanya digunakan adalah manajemen secara farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi
dengan obat anti nyeri dan secara non farmakologi salah satu tindakan yang dapat diberikan adalah
dengan pemberian aromaterapi lavender. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap skala nyeri pada pasien post operasi fraktur.
Metode: Penelitian ini kuantitatif dan menggunakan Pre Experimen dengan rancangan One Grup
Pretest dan Posttest. Sampel dalam penelitian ini diambil secara puposive sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 17 responden. Penelitian di lakukan pada bulan tanggal 24 Juni – 6 Juli tahun 2018 di
ruang cempaka dan dahlia RS AK Gani Palembang. Alat pengumpulan data berupa lembar observasi
dan wawancara. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Matched Pair Test. Hasil: Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender
dengan p value = 0,002. Saran: Diharapkan dapat mengaplikasikan tehnik manajemen nyeri bukan
hanya dengan farmakologi tetapi juga bisa dilakukan dengan non farmakologi, salah satunya yaitu
dengan menggunakan aromaterapi lavender.

Kata Kunci: Aromaterapi Lavender, Fraktur, Nyeri

ABSTRACT
Background: Pain is the most common complaint on patients post fracture surgery. Where unresolved
pain will hinder the healing process, the limited scope of joints makes it difficult for patients to fulfill
the Daily Living Activity. Fracture pain management that is usually used is pharmacological and non-
pharmacological management. Pharmacologically with anti-pain medication and one of the non-
pharmacologi actions that can be given is lavender aromatherapy. Aim: The purpose of this study was
to determine The Influence of giving Lavender Aromatherapy on Pain Scale on Post Fracture
Operation Pateint. Method: This research was a quantitative research and Pre Experiments with One
Group Pretest and Posttes design. The sample in this study was taken by puposive sampling with a
total sample was 17 respondents. This study is perfomed in 24th of June- 6th of Jule 2018 at Cempaka
Room and Dahlia RS AK Gani Palembang. Data collection tools in the form was observation and
interview sheets. Data analysis used Wilcoxon Matched Pair Test. Results: The results showed that
there was an effect of pain scale before and after lavender aromatherapy was given with (p value =
0.002). Suggestion: It is expected to apply pain management techniques not only with pharmacology
but can also be done with non-pharmacology, one of which is by using lavender aromatherapy.

Keywords: Aromatherapy Lavender, Fracture, Pain

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 171


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Lenny Astuti1, Lela Aini2

PENDAHULUAN kecelakaan dan sekitar 1,3 juta orang yang


Fraktur atau sering disebut juga mengalami fraktur. Sedangkan di tahun
patah tulang merupakan terputusnya 2014 terdapat lebih dari 46,2% insiden
kontinuitas jaringan tulang atau tulang terjadinya fraktur.
rawan yang disebabkan oleh rudapaksa Di Indonesia terjadinya kasus fraktur
yang disebabkan oleh trauma, tenaga fisik, banyak disebabkan oleh cedera antara lain
kekuatan, sudut, keadaan tulang dan karena jatuh, kecelakaan lalu lintas dan
jaringan lunak disekitar tulang. trauma benda tajam atau tumpul. Dari
(Budhiartha, 2013). 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami
Penyebab fraktur adalah trauma, fraktur sebanyak 1.775 orang (58%), dari
yang dibagi atas trauma langsung, trauma 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas yang
tidak langsung, dan trauma ringan. Trauma mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang
langsung yaitu benturan pada tulang, (25,9%), dan dari 14.125 trauma benda
biasanya penderita terjatuh dengan posisi tumpul yang mengalami fraktur sebanyak
miring. Trauma tidak langsung yaitu titik 236 orang (20,6%) (Depkes RI, 2013).
tumpuan benturan fraktur berjauhan, Berdasarkan data dari Dinas
misalnya jatuh terpeleset dikamar mandi. Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan
Trauma ringan yaitu keadaan yang dapat tahun 2017 didapatkan sekitar 2700 orang
menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri mengalami kasus fraktur, 56% penderita
sudah rapuh atau underling deases atau mengalami kecacatan fisik, 24%
fraktur patologis (Hidayat & Jong, 2010). mengalami kematian, 15% mengalami
Menurut World Health Organization kesembuhan dan 5% mengalami psikologis
(WHO) di dunia terjadi kasus fraktur atau depresi terhadap kejadian fraktur.
kurang lebih 13 juta orang, dengan angka (Profil Dinkes Sumsel, 2017). Berdasarkan
prevelensi sebesar 2,7%. Pada tahun 2010 data dari Dinas Kesehatan Kota Palembang
kasus fraktur mengalami peningkatan, dibulan Januari tahun 2017 didapatkan 30
yaitu sebanyak 28 juta orang mengalami orang mengalami kasus fraktur (Profil
fraktur dengan angka prevelensi sebesar Dinkes Sumsel, 2017).
4,2%. Terjadinya fraktur tersebut termasuk Berdasarkan data dari Rumah Sakit
didalamnya insiden kecelakaan, cidera AK Gani Palembang tahun 2015 terdapat
olahraga, bencana alam dan lain kasus fraktur sebanyak 287 orang, dan
sebagainya, pada tahun 2011-2013 terdapat pada tahun 2016 mengalami kenaikan yaitu
lebih dari 5,6 terdapat lebih dari 5,6 juta 345 orang, sedangkan pada tahun 2017
orang meninggal dikarenakan insiden sebanyak 197 orang yang mengalami

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 172


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Lenny Astuti1, Lela Aini2

fraktur, dan tiga bulan terakhir ditahun Sensasi nyeri mulai terasa sebelum
2018. kesadaran klien kembali penuh, dan
Ada beberapa dampak yang akan semakin meningkat seiring dengan
terjadi apabila fraktur tidak mendapatkan berkurangnya pengaruh anastesi (Perry &
penanganan secara tepat yaitu syok yang Potter, 2010).
terjadi karena kehilangan banyak darah, Penatalaksanaan nyeri fraktur yang
kerusakan arteri, sindrom kompertemen, biasanya digunakan adalah manajemen
infeksi, dan dan sindrom emboli lemak. secara farmakologi dan secara non
(Smeltzer & Bare, 2013). Oleh karena itu farmakologi. Secara farmakologi yaitu
dibutuhkan penangan yang tepat pada memakai obat – obatan baik analgesik
kasus fraktur. Penanganan terhadap fraktur narkotik/non narkotik. Namun bila keluhan
dapat dengan pembedahan atau tanpa nyeri dapat dihilangkan secara sederhana
pembedahan (Smeltzer & Bare, 2013). maka hal itu jauh lebih baik daripada
Hampir semua pembedahan penggunaan obat-obatan karena obat-
mengakibatkan rasa nyeri. Nyeri obatan akan menimbulkan ketergantungan
merupakan pengalaman sensori dan terhadap efek penghilang nyeri dan
emosional yang tidak menyenangkan menimbulkan efek samping yang tidak
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual diinginkan seperti mual, muntah, diare, dan
atau potensial. (Brunner & Suddart, 2013). pendarahan lambung. Penatalaksanaan
Nyeri pasca operasi muncul nyeri fraktur dapat juga di manajemen
disebabkan oleh rangsangan mekanik luka secara non farmakologi, seperti teknik
yang menyebabkan tubuh menghasilkan distraksi, dan teknik relaksasi (Potter &
mediator-mediator kimia nyeri. (Smeltzer Perry, 2010). Salah satu teknik non
& Bare, 2013). Bentuk nyeri yang dialami farmakologi yang digunakan untuk
oleh klien pasca pembedahan adalah nyeri penatalaksanaan nyeri adalah teknik
akut. Nyeri akut secara serius mengancam relaksasi dengan menggunakan
penyembuhan klien pasca operasi sehingga aromaterapi (Sharma, 2009).
menghambat kemampuan klien untuk Aromaterapi adalah terapi
terlibat aktif dalam mobilisasi, rehabilitasi, komplementer dalam praktek keperawatan
dan hospitalisasi menjadi lama (Perry & dan menggunakan minyak esensial dari
Potter, 2010). Nyeri setelah pembedahan bau harum tumbuhan untuk mengurangi
merupakan hal yang fisiologis, tetapi hal masalah kesehatan dan memperbaiki
ini menjadi salah satu keluhan yang paling kualitas hidup. Sharma (2009) mengatakan
ditakuti oleh klien setelah pembedahan. bahwa bau berpengaruh secara langsung

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 173


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Lenny Astuti1, Lela Aini2

terhadap otak seperti obat analgesik. Saat terhadap skala nyeri pada pasien post
aromaterapi dihisap, zat aktif yang terdapat operasi fraktur di ruangan cempaka dan
di dalamnya akan merangsang hipotalamus dahlia rumah sakit AK Gani Palembang.
(kelenjar hipofise) untuk mengeluarkan
hormone endoprin. Endoprin diketahui METODE PENELITIAN
sebagai zat yang menimbulkan rasa tenang, Dalam penelitian ini, peneliti
relaks, dan bahagia. Aromaterapi yang menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis
umumnya digunakan adalah aromaterapi penelitian yang digunakan adalah Pre
lavender (Widayani, 2016). Eksperimen Design dengan rancangan
Aromaterapi lavender dapat penelitian one group pre-test post-test
meningkatkan gelombang alfa didalam design yaitu penelitian dimana peneliti
otak yang membantu untuk menciptakan melakukan observasi sebelum diberikan
keadaan menjadi rileks. Minyak esensial perlakuan dan sesudah diberikan
lavender dapat mengurangi kecemasan. perlakuan. Sampel yang digunakan dalam
Lavender dapat memberikan ketenangan, penelitian ini adalah 17 responden yang
keseimbangan, rasa nyaman, rasa menjalani rawat inap post operasi fraktur
keterbukaan dan keyakinan. Zat aktif ekstremitas. Penelitian ini berlangsung
berupa linaool dan linalyl acetate yang pada tanggal 24 juni - 6 juli tahun 2018 di
terdapat dalam lavender berefek sebagai ruang cempaka dan dahlia RS AK Gani
analgetik (Hutasoit, 2012). Hasil penelitian Palembang.
yang dilakukan oleh Ratna (2016) dengan Tahap Pelaksanaan Pemberian
p-value 0,000 menunjukkan ada pengaruh Aromaterapi Lavender : aromaterapi
teknik relaksasi terhadap penurunan lavender berbentuk minyak essensial cair
intentitas nyeri terhadap luka post operasi yang diletakkan diatas bola kapas sebanyak
caesaria. Hasil penelitian Zerlinda (2016) 5 tetes dan dan diberikan dalam waktu 15
dengan p-value 0,000. Aromaterapi menit. Pemeberian bola kapas kepada
lavender juga menurunkan tingkat responden dilakukan sebanyak dua kali,
intensitas nyeri antara sebelum dan yaitu 3 tetes pada 10 menit pertama dan 2
sesudah diberikan aromaterapi lavender tetes pada menit selanjutnya sehingga
pada pasien pasca operasi dengan nilai p- mencapai 15 menit. Responden diminta
value 0,001 (Argivigiona, 2013). untuk melakukan nafas pelan dan dalam
Berdasarkan latar belakang diatas, melalui hidung selama 4 detik sambil
peneliti berkeinginan melakukan penelitian menutup mata, dan menahan inspirasi
mengenai pengaruh aromaterapi lavender secara maksimal selama 3 detik, lalu

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 174


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Lenny Astuti1, Lela Aini2

dihembuskan melalui mulut yang HASIL PENELITIAN


dimonyongkan selama 5 detik. Selanjutnya Skala Nyeri Responden Sebelum
skala nyeri diukur menggunakan Numeric Diberikan Aromaterapi Lavender.
Hasil dari penelitian terhadap Skala
Rating Scale. Catat intensitas nyeri
Nyeri Responden Sebelum Diberikan
sebelum dan sesudah diberikan
Aromaterapi Lavender. Dapat dilihat pada
aromaterapi lavender. Uji normalitas
tabel sebagai berikut.
menggunakan Saphiro-Wilk dan analisa
data menggunakan analisis Wilcoxon.

Tabel 1
Distribusi Skala Nyeri Responden Sebelum Diberikan
Aromaterapi Lavender Post Operasi Fraktur
Min-
Variabel Mean Median SD 95%CI
Max
Skala nyeri responden sebelum 4,72 –
5,12 5,00 0,781 4-6
diberikan aromaterapi lavender 5,52

Dari tabel 1 didapatkan rata-rata sebelum diberikan aromaterapi lavender


skala nyeri responden sebelum diberikan adalah 4,72 – 5,52.
aromaterapi lavender adalah 5,12 dengan Skala Nyeri Sesudah diberikan
(95% CI : 4,72 -5,52), median 5,00 dengan Aromaterapi Lavender
Hasil dari penelitian terhadap Skala
standar deviasi 0,781. Skala terkecil adalah
Nyeri Responden Sesudah Diberikan
4 dan skala terbesar adalah 6. Dari hasil
Aromaterapi Lavender. Dapat dilihat pada
estimasi dapat disimpulkan bahwa 95%
tabel sebagai berikut.
diyakini bahwa rata-rata skala nyeri

Tabel 2
Distribusi Skala Nyeri Responden Sesudah Diberikan Aromaterapi Lavender
Post Operasi Fraktur
Min-
Variabel Mean Median SD 95%CI
Max
Skala nyeri responden sesudah 3,91-
4,35 4,00 0,862 3-6
diberikan aromaterapi lavender 4,80

Dari tabel 2 didapatkan rata-rata 6. Dari hasil estimasi dapat disimpulkan


skala nyeri responden sesudah diberikan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata skala
aromaterapi lavender adalah 4,35 dengan nyeri sebelum diberikan aromaterapi
(95% CI : 3,91 – 4,80), median 4,00 lavender adalah 3,91 – 4,80.
dengan standar deviasi 0,862. Skala
terkecil adalah 3 dan skala terbesar adalah

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 175


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Lenny Astuti1, Lela Aini2

Pengaruh Pemberian Aromaterapi dengan menggunakan tes normalitas


Lavender Terhadap Skala Nyeri Pada Shapiro Wilk. Dari hasil tes normalitas
Pasien Post Operasi Fraktur
tersebut didapatkan bahwa distribusi data
Dalam analisis bivariat ini akan
tidak normal yaitu <0,05. Sehingga untuk
dilihat secara statistik skala nyeri pengaruh
analisis bivariat menggunakan tes
sebelum dan sesudah pemberian
nonparametrik, yaitu Uji Wilcoxon
aromaterapi lavender. Sebelum analisis
Matched Pair Test dengan tingkat
bivariat dilakukan peneliti telah terlebih
kesalahan 5% atau 0,05.
dahulu melakukan uji distribusi data

Tabel 3
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Skala Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Fraktur
Variabel n Mean ranks Sum of ranks P-Value
Sebelum– Sesudah
Negative ranks 11 6,00 66,00
Positive ranks 0 0,00 0,00 0,002
Ties 6
Total 17
Dari tabel 3 diatas didapatkan bahwa lavender adalah 5,12, sedangkan rata-rata
dari 17 responden, ada 11 responden yang skala nyeri responden sesudah diberikan
mengalami penurunan skala nyerinya aromaterapi lavender adalah 4,35.
dengan Mean rank 6,00 dan tidak ada Berdasarkan hasil bivariat pada penelitian
responden yang mengalami peningkatan yang telah dilakukan dari 17 responden,
skala nyeri, serta ada 6 responden yang ada 11 responden yang mengalami
nyerinya tetap. Terlihat bahwa hasil uji penurunan skala nyeri, 6 responden yang
statistik non parametrik (wilcoxon matched nyerinya tetap dan tidak ada responden
pair test)didapatkan nilai P value = 0,002, yang mengalami peningkatan skala nyeri,
maka dapat disimpulkan ada pengaruh dengan Mean Rank 6,00 dan nilai p value
skala nyeri sebelum dan sesudah 0,002.
pemberian aromaterapi lavender. Nyeri pasca operasi muncul
disebabkan oleh rangsangan mekanik luka
PEMBAHASAN yang menyebabkan tubuh menghasilkan
Berdasarkan hasil univariat pada mediator-mediator kimia nyeri (Smeltzer
penelitian yang telah dilakukan dari 17 & Bare, 2013). Penatalaksanaan nyeri
responden menunjukkan bahwa rata rata fraktur yang biasanya digunakan adalah
skala nyeri sebelum diberikan aromaterapi manajemen secara farmakologi dan secara

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 176


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Lenny Astuti1, Lela Aini2

non farmakologi. Secara farmakologi yaitu Hasil penelitian Vigiona (2013) didapatkan
memakai obat – obatan baik analgesik hasil p value 0,001 (<0,05), dapat
narkotik/non narkotik. Penatalaksanaan disimpulkan bahwa ada ada pengaruh
nyeri fraktur dapat juga di manajemen intensitas nyeri antara sebelum dan
secara non farmakologi, seperti teknik sesudah diberikan aromaterapi lavender.
distraksi, dan teknik relaksasi (Potter Berdasarkan hasil penelitian, teori
&Perry, 2010). Salah satu teknik non dan penelitian-penelitian terkait, peneliti
farmakologi yang digunakan untuk berpendapat bahwa untuk menurunkan
penatalaksanaan nyeri adalah teknik skala nyeri pada pasien selain pemberian
relaksasi dengan menggunakan obat analgesik untuk meredakan nyeri
aromaterapi (Sharma, 2009). perlu juga diberikan manajemen nyeri
Sharma (2009) dalam Widayani secara non farmakologi, diantaranya adalah
(2016) mengatakan bahwa berpengaruh pemberian aromaterapi lavender.
bau secara langsung terhadap otak seperti Dimana aromaterapi lavender
obat analgesik. Saat aromaterapi dihisap, terdapat zat didalamnya yang mengandung
zat aktif yang terdapat di dalamnya akan linalool dan linaly actetace yang berfungsi
merangsang hipotalamus (kelenjar untuk menghilangkan rasa nyeri dan
hipofise) untuk mengeluarkan hormone menimbulkan rasa rileks pada pasien. Pada
endoprin. Endoprin diketahui sebagai zat saat aromaterapi dicium menggunakan
yang menimbulkan rasa tenang, relaks, dan hidung, zat aktif didalamnya merangsang
bahagia. Aromaterapi yang umumnya hipotalamus untuk mengeluarkan hormon
digunakan adalah aromaterapi lavender. endoprin. Dimana hormon endoprin sendiri
Hasil penelitian Ratna (2016) diketahui berfungsi untuk menimbulkan
didapatkan hasil p value 0,000 (<0,05), rasa tenang, nyaman, relaks dan meredakan
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh rasa nyeri. Jadi peneliti berpendapat bahwa
sebelum dan sesudah diberikan pemberian aromaterapi lavender
Aromaterapi Lavender terhadap penurunan berpengaruh terhadap skala nyeri pasien
intensitas nyeri akibat luka post sectio post operasi fraktur.
caesaria. Hasil penelitian Zerinda (2016)
didapatkan hasil p value 0,000 (< 0,05.) KESIMPULAN DAN SARAN
yang berarti ada pengaruh pemberian Kesimpulan
aromaterapi lavender dan teknik relaksasi 1. Rata-rata skala nyeri responden
napas dalam terhadap skala nyeri pada sebelum diberikan aromaterapi
pasien post operasi fraktur ekstremitas. lavender adalah 5,00

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 177


Volume 12, Nomor 1, Juni 2020 Lenny Astuti1, Lela Aini2

2. Rata-rata skala nyeri responden Saran


sesudah diberikan aromaterapi Diharapkan dapat memberikan
lavender adalah 4,00 masukkan tentang manajemen nyeri pada
3. Ada pengaruh aromaterapi lavender pasien fraktur salah satunya dengan
terhadap skala nyeri pada pasien post menggunakan aromaterapi lavender yang
operasi fraktu didapatkan nilai p value dapat menjadi terapi alternatif yang
sebesar 0,002. diaplikasikan bagi pelayanan keperawatan
di Rumah Sakit AK Gani Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-Ruzz.


Argi, Virgona. (2013). Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas Nyeri Pada
Pasien Pasca Operasi di Rumah Sakit Dustria Cimahi.
Anas, Tsamsuri. (2008). Konsep Dasar Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : ECG.
Brunner & Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12. Jakarta: EGC.
Depkes RI. (2013). Profil Kesehatan Tahun 2012. Jakarta: Depkes RI.
Dewi, Iga Prima. (2013). Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Universitas Udaya:
Bagian Farmasi Fakultas Kedokteran.
Hidayat, A.A.A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba
Medika.
Hutasoit, A. (2012). Aromatherapy Untuk Pemula. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Judha M, Sudarti. (2012). Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Kyle Terri., & Carman, Susan. (2015). Buku Ajar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Mafrisco. (2008). Pengaruh Aromaterapi Terhadap Stress Mahasiswa.
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskulukeletal. Jakarta: ECG.
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Notatmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Saputra, K, Sudirman. (2009). Akupuntur Untuk Nyeri. Jakarta: CV. Sagong Seto.
Sharma. (2009). Aromaterapi (Aroma Therapy). Tanggerang: Karisma Publishing Group.
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & Suddart Jilid II
Edisi 8. Jakarta: ECG.

Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan | 178

Anda mungkin juga menyukai