Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN FRAKTUR FEMUR DENGAN

MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT

Agustina Eka Pratiwi1 Dwi Prasetyaningati2 Agustina Maunaturrohmah3


123
STIKesInsanCendekiaMedikaJombang
Email : agustinaekaa01@gmail.com, 2 dwiprasetya_82@yahoo.com, 3
1

agustina.rohmah30@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan : Fraktur femur atau patah tulang adalah rusaknya kontinuitas tulang paha
yang disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, dan kondisi tertentu seperti
degenerasi tulang atau osteoporosis. Fraktur femur atau patah tulang paha akan
mengalami nyeri dikarenakan terjadi luka yang disebabkan patah tulang paha atau femur
yang melukai jaringan sehat yang akan mengakibatkan terjadinya nyeri. Tujuan :
Memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami fraktur femur atau patah
tulang paha dengan masalah nyeri. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah
data kualitatif dengan pendekatan studi kasus menggunakan proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan. Penelitian dilaksanakan di Ruang Melati RSUD
Bangil Pasuruan dengan partisipan yang digunakan adalah 2 klien yang di diagnosa medis
mengalami fraktur femur dengan masalah nyeri. Hasil : Dari evaluasi keperawatan pada
klien 1 dan klien 2 didapatkan bahwa kondisi klien telah ada perubahan namun belum
pulih sepenuhnya. Kesimpulan : Perawatan klien dengan masalah nyeri telah
dilaksanakan pengkajian secara komprehensif dan perencanaan serta tindakan
keperawatan telah tepat. Saran : Saran yang diberikan untuk penelitian yang telah
dilakukan diharapkan perawat dapat berinovasi dalam mengembangkan ilmu keperawatan
khususnya dalam perawatan klien fraktur femur dengan masalah nyeri.

Kata Kunci : Fraktur, Nyeri akut, Relaksasi


NURSING CARE OF THE FEMUR FRACTURE WITH THE PROBLEM OF PAIN

ABSTRACT

Introduction : Femur fracture is a damage thigh bone continuity caused by direct


trauma, muscle fatigue and certain conditions such as bone degeneration or
osteoporosis. Femur fracture or thigh fracture will experience pain due to injuries caused
by a broken femur that injures health tissue which will result in pain. Objective : To
provide nursing care to client who experience femoral fracture femur with pain problem.
Method : The research design used is qualitative data with a case study approach using
the nursing process which includes assessment, nursing diagnoses, nursing interventions,
implementations of nursing and evaluation of nursing. The study was conducted in the
jasmine room of RSUD Bangil Pasuruan wit the participants used 2 client who were
diagnoses medically with a femur fracture with a pain problem. Result : For the
evaluation of client 1 and client 2 found that the clien’s condition has changed but has
not fully recovered. Conclusion : Client care with pain problem has been carried out in a
comprehensive assesment and planning and nursing actions have been appropriate.
Suggestions : The suggestions given for the research that have been done are expected to
be able to innovate nurses in develope nursing knowledge, especially in the care of
femoral fracture client with pain problems.

Keywords : Fracture, Acute Pain, Relaxation.

PENDAHULUAN

Fraktur merupakan ancaman potensial yang melukai jaringan sehat


maupun aktual terhadap integritas (Kusumayanti, 2015). Fraktur dapat
seseorang, sehingga akan mengalami terjadi karena peristiwa trauma tunggal,
gangguan fisiologis maupun psikologis tekanan yang berulang-ulang, atau
yang dapat menimbulkan respon berupa kelemahan abnormal pada fraktur
nyeri. Nyeri operasi fraktur menyebabkan patologis (Hardisman, 2014). Penyebab
pasien sulit untuk memenuhi Activity utama fraktur adalah peristiwa trauma
Daily Living. Nyeri terjadi karena luka tunggal seperti benturan,
yang disebabkan oleh patahan tulang
pemukulan, terjatuh, posisi tidak teratur proses penyembuhan dan dapat
atau miring, dislokasi, penarikan, menyebabkan kematian (Septiani, 2015).
kelemahan abnormal pada tulang atau Seseorang yang mengalami nyeri akan
fraktur patologik (Noorisa, 2016). berdampak pada aktivitas sehari-hari
Penyebab fraktur yang paling umum seperti gangguan istirahat tidur,
adalah karena trauma dimana tekanan intoleransi aktivitas, personal hygine,
yang berlebh pada tulang (Lukman & gangguan pemenuhan nutrisi (Potter &
Ningsih, 2009). Dampak lain yang timbul Perry, 2015).
pada fraktur yaitu dapat mengalami
perubahan pada bagian tubuh yang Menurut Badan kesehatan dunia World
terkena cidera, merasakan cemas akibat Health of Organization (WHO) tahun
rasa sakit dan rasa nyeri. Nyeri terjadi 2019 menyatakan bahwa Insiden Fraktur
akibat luka yang mempengaruhi jaringan semakin meningkat mencatat terjadi
sehat. Nyeri mempengaruhi homeostatis fraktur kurang lebih 15 juta orang dengan
tubuh yang akan menimbulkan stress, angka prevalensi 3,2%. Fraktur pada
ketidaknyamanan akibat nyeri harus tahun 2018 terdapat kurang lebih 20 juta
diatasi apabila tidak diatasi dapat orang dengan angka prevalensi 4,2% dan
menimbulkan efek yang membahayakan pada tahun 2018 meningkat menjadi 21
juta orang dengan angka prevalensi 3,8% menerapkan nafas dalam dapat
akibat kecelakaan lalu lintas (Mardiono memberikan perasaan rileks pada klien
dkk, 2018). (Dermawan & Jamil, 2015).

Data yang ada di Indonesia kasus fraktur Banyaknya angka kejadian fraktur,
paling sering yaitu fraktur femur sebesar keluhan yang paling dirasakan pada klien
42% di ikuti fraktur humerus sebanyak fraktur adalah nyeri, berbagai macam
17% fraktur tibia dan fibula sebanyak masalah yang ditimbulkan dari fraktur
14% dimana penyebab terbesar adalah maupun nyeri yang dirasakan, dan
kecelakaan lalu lintas yang biasanya penulis beberapa kali menemukan
disebabkan oleh kecelakaan mobil, motor fenomena di lapangan sehingga menjadi
atau kendaraan rekreasi 65,6% dan jatuh perhatian khusus bagi penulis sehingga
37,3% mayoritas adalah pria 73,8% ingin melakukan penelitian ini.
(Desiartama & Aryana, 2018).

Fraktur yang terjadi di Jawa Timur pada BAHAN DAN METODE


tahun 2016 sebanyak 1.422 jiwa, pada PENELITIAN
tahun 2017 sebanyak 2.065 jiwa, pada
tahun 2018 sebanyak 3.390 jiwa yang Desain penelitian yang digunakan adalah
mengalami kejadian fraktur (Riskedas studi kasus pada klien fraktur femur
2018). Fraktur yang terjadi di RSUD dengan masalah keperawatan nyeri akut.
Bangil Pasuruan pada tahun 2018-2019 Penelitian ini menggunakan 2 klien yang
mencatat pasien yang mengalami fraktur di diagnosa mengalami fraktur dengan
ekstermitas bawah mencapai 2,1% di masalah keperawatan nyeri.
akibatkan karena jatuh dan kecelakaan Pengambilan data mulai bulan Februari-
lalu lintas dan hampir seluruhnya April 2020 dilakukan di Ruang Melati
mengalami nyeri (Rekam Medik RSUD RSUD Bangil Pasuruan dimana Ruang
Bangil, 2019). Melati terdiri dari 16 kamar dan 106
tempat tidur. Penulis melakukan
Fraktur memiliki beberapa gejala umum pengumpulan data dengan melakukan
yang sering muncul. Salah satunya wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
adalah timbulnya rasa nyeri atau rasa dan pendokumentasian yang meliputi
sakit. Nyeri dirasakan oleh klien karena pengkajian, analisa data, diagnosa
adanya kerusakan jaringan yang terjadi keperawatan, intervensi keperawatan,
pada otot dan tulang. Pada umumnya implementasi keperawatan dan evaluasi
nyeri pada klien fraktur adalah nyeri keperawatan. Data yang diperoleh
akut. Nyeri akut adalah suatu disajikan oleh peneliti melalui ucapan
pengalaman sensori dan emosional yang verbal dari klien atau keluarga dalam
tidak menyenangkan dan muncul akibat bentuk narasi dan tabel. Penyajian data
dari kerusakan jaringan yang aktual dan kedua klien berdasarkan dengan etik
potensial atau digambarkan dalam hal penelitian yang terdiri dari lembar
kerusakan sedemikian rupa dan hanya persetujuan untuk menjadi responden
penderita yang dapat merasakannya atau informed consent, anonimyty yaitu
(Djamal dkk, 2015). pemberian inisial atau kode pada nama
klien, confidentiality atau kerahasiaan
Salah satu tindakan tatalaksana nyeri semua data atau semua yang berkaitan
adalah teknik non farmakologi, yaitu dengan keadaan kedua klien dijamin oleh
berbagai upaya dalam mengurangi nyeri peneliti dan hanya boleh disimpan
tanpa menggunakan obat, upaya tersebut pribadi oleh peneliti dan hanya boleh
antara lain : distraksi dan relaksasi. ditampilkan pada kelompok karya tulis
Teknik non farmakologi yang dapat ilmiah khususnya STIKes ICME
dilakukan yaitu relaksasi nafas dalam hal Jombang.
tersebut dapat mengurangi nyeri karena
merasakan nyeri. Pada klien 1 klien
HASIL PENELITIAN mampu menyatakan bahwa nyeri
berkurang dengan skala 5 pada hari
Pada studi kasus ini didapatkan hasil kedua. Kemudian pada hari ke 3 masalah
sebagai berikut : dapat teratasi sebagian dengan klien telah
1. Pengkajian menyatakan nyeri berkurang. memegangi
Pada klien 1 didapatkan data bahwa kakinya yang sakit.
klien berusia 40 tahun berjenis kelamin
laki-laki pekerjaan wiraswasta. Klien Pada klien 2 dengan diagnosa
masuk rumah sakit dengan keluhan sakit keperawatan nyeri akut berhubungan
pada luka fraktur femur setelah dengan agen cidera fisik. Klien mampu
mengalami kecelakaan dan dibawa ke menyatakan bahwa nyeri berkurang
Rumah sakit oleh warga sekitar dan dengan skala 4 pada hari kedua.
didapatkan hasil pemeriksaan TD : Kemudian pada hari ke 3 masalah dapat
140/70 mmHg, N : 94x/menit, S : 36,70 C teratasi sebagian yang ditandai dengan
dan RR: 24x/menit. Terpasang infus RL nyeri berkurang, namun klien masih
20 tetes per menit dan diberi injeksi menampakkan ekspresi menahan nyeri.
ranitidine 50 mg dan santagesik 1 ampul.
Saat pengkajian klien mengatakan terasa Berdasarkan Herdman, (2012) batasan
nyeri pada kaki kanan yang mengalami karakteristik yang terdapat pada diagnosa
patah tulang, nyeri terasa saat kaki keperawatan nyeri akut adalah laporan
digerakkan, rasa nyeri dapat berkurang isyarat, perilaku distraksi,
ketika kaki kanan tidak di gerakkan. mengekspresikan perilaku misalnya
Nyeri pada skala nyeri 6 seperti tertusuk gelisah, merengek, dan menangis, sikap
sesuatu. melindungi area nyeri dan melaporkan
nyeri secara verbal.
Pada klien 2 di dapatkan data bahwa
klien berusia 45 tahun dengan pekerjaan 3. Intervensi Keperawatan
wiraswasta. Klien masuk rumah sakit Intervensi yang diberikan pada klien 1
dengan mengeluh nyeri pada luka fraktur dan 2 adalah pemberian rasa nyaman.
femur setelah mengalami jatuh dari Kriteria hasil pada klien 1 dan 2 yang
tangga rumah dan setelah 2 hari klien meliputi mampu mengontrol nyeri,
baru dibawa ke rumah sakit karena klien melaporkan bahwa nyeri berkurang,
merasakan nyeri yang parah pada bagian menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
paha dan didapatkan pemeriksaan TD : berkurang, tanda-tanda vital dalam
120/80mmHg, N : 92x/menit, RR : rentang normal. Berdasarkan
22x/menit dan S : 36,20C Terpasang infus patofisiologi dari fraktur saat terjadi
RL 20 tpm dan diberikan injeksi ranitide fraktur jaringan aken mengalami
50 mg dan santagesik 1 ampul. Nyeri kerusakan, Ketika terjadi sebuah
semakin terasa saat kaki digerakkan perlukaan tubuh akan memicu pelepasan
seperti linu pada skala nyeri 5. Pada klien mediator kimia. Mediator tersebut
yang mengalami fraktur pada ekstermitas memicu penghantaran impuls dan
maka akan terjadi gangguan gerak, diterima oleh serabut saraf kemudian
timbul rasa nyeri yang muncul dan dihantarkan menuju hipotalamus lalu
kerusakan pada anggota gerak (Helmi, klien akan merasakan nyeri (Black &
2012). Jane, 2014).

2. Diagnosa Keperawatan Menurut teori Styohadi, Sally & Putu


Berdasarkan hasil pengkajian klien 1 dan (2016) munculnya masalah yang sangat
2 dapat ditegakkan diagnosa keperawatan bervariasi, peran perawat sangat
yaitu nyeri akut berhubungan dengan dibutuhkan guna membantu penyelesaian
agen cidera fisik. Ketika jaringan masalah yang dihadapi klien seperti
mengalami kerusakan maka klien akan contohnya penyuluhan kepada
masyarakat tentang tindakan yang farmakologi untuk membantu
dilakukan untuk menurunkan nyeri dan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
cara atau teknik menurunkan nyeri. oleh klien, terapi tersebut juga di bantu
dengan terapi non farmakologi untuk
Menurut peneliti pada pengkajian studi membantu mengurangi rasa nyeri secara
kasus ini ditemukan bahwa pada perlahan. Pada teori penyembuhan tulang
intervensi monitor nyeri terdapat dapat berlangsung hingga jaringan tulang
perbedaan antara klien 1 dan klien 2, dapat menyatu kembali dalam waktu dan
yang meliputi : mengontrol rasa nyeri, tahap yang cukup lama. Tindakan yang
memonitor luka (luka berwarna merah, dapat membantu proses penyembuhan
tidak ada pembengkakan pada klien 1 tulang adalah prosedur pembedahan.
dengan skala nyeri 6 dan klien 2 dengan Pasca operasi klien akan merasakan nyeri
skala nyeri 5) dan tanda tanda vital dalam akibat dari insisi jaringan. Nyeri yang
rentang normal. dialami klien harus ditatalaksana agar
tidak timbul masalah baru dikarenakan
4. Implementasi Keperawatan rasa nyeri tersenut seperti gangguan rasa
Implemetasi yang dilakukan tidak hanya nyaman, mempengaruhi kondisi
tindakan mandiri keperawatan namun fisiologis klien, hingga memberikan efek
juga dilakukan tindakan kolaborasi merugikan yang lainnya (Debora, 2017).
farmakologi untuk membantu
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan 5. Evaluasi Keperawatan
oleh klien. Terapi tersebut juga dibantu Evaluasi keperawatan pada kedua klien
dengan metode non farmakologi untuk dilakukan selama tiga hari berturut-turut
membantu mengurangi rasa nyeri secara dan data yang didapatkan pada hari
perlahan. Implementasi keperawatan pertama pada klien 1 didapatkan GCS 4-
yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 5-6 dengan kesadaran composmentis,luka
telah sesuai dengan yang ada di nampak baik,luka pada kaki kanan
intervensi keperawatan antara klien 1 dan bagian paha, TD:140/70 mmHg, N:94
klien 2 tidak terlalu memiliki perbedaan x/menit, RR:24 x/menit , S:36,70C
yang signifikan. dengan skala nyeri 6 dan pada hari ke 2
dan 3 nyeri berkurang dengan skala nyeri
Menurut teori Nursalam (2016) 5. Pada klien 2 didapatkan hasil GCS 4-
implementasi merupakan pelaksanakan 5-6, kesadaran composmentis, luka
dari rencana tindakan keperawatan untuk nampak baik tidak tampak ada edema
mencapai tujuan atau hasil yang atau bengkak, klien nampak kesakitan
ditentukan. Kegiatan dalam implementasi saat kaki kanannya di gerakkan dan
merupakan tindakan langsung kepada didapatkan hasil TD: 120/80 mmHg, N:
klien dan mengobservasi respon klien 92 x/menit, RR: 22 x/menit, S : 36,20C
setelah dilakukan tindakan tersebut. dengan skala nyeri 5 dan pada hari ke 2
dan 3 nyeri berkurang dengan skala nyeri
Menurut peneliti pada penelitian ini 4. Evaluasi merupakan sesuatu yang
implementasi keperawatan yang di direncanakan dan perbandingan sistemik
lakukan sudah sesuai dengan intervensi pada status kesehatan klien. Perawat
yang ada seperti monitor keadaan luka, dapat menentukan efektifitas asuhan
melakukan terapi non farmakologi seperti keperawatan dalam mencapai suatu
mengontrol rasa nyeri pada klien saat tujuan dangan menlihat dan mengukur
nyeri muncul,dan telah di tambah perkembangan klien (Nursalam, 2016).
beberapa implementasi tambahan yang
bisa membantu penyembuhan klien Menurut peneliti pada penelitian ini
berdasarkan pemikiran peneliti. Tindakan evaluasi pada klien 1 dan klien 2 bisa
yang dilakukan tidak hanya tindakan terjadi perubahan yang dipengaruhi oleh
mandiri keperawatan namun juga kondisi klien, selain itu perubahan
dilakukan tindakan kolaborasi kondisi pada klien juga karena intervensi
yang diberikan sesuai dengan kondisi 5. Evaluasi pada kedua klien fraktur
klien. Pemulihan nyeri pada klien 1 dan 2 femur dengan masalah didapatkan bahwa
akan cepat membaik apabila klien kedua klien belum pulih sepenuhnya dari
melakukan teknik relaksasi. Hasil nyeri yang ditandai dengan saat klien
evaluasi menunjukkan bahwa klien 1 dan bergerak masih menampakkan ekspresi
klien 2 belum sepenuhnya menunjukkan rasa nyeri, dengan skala nyeri pada klien
perubahan yang signifikan. Faktor-faktor 1 yaitu skala 5 dan pada klien 2 yaitu
yang mempengaruhi proses penyatuan skala 4.
jaringan dan penyembuhan tulang antara Nyeri pada klien fraktur dapat hilang
lain : usia, asupan nutrisi, aliran darah ke sepenuhnya saat proses penyatuan
tulang, imobilisasi fragmen tulang, jaringan tulang telah membaik. Beberapa
infeksi, lokasi dan ukuran tulang, serta faktor yang mempengaruhi proses
kontak antar fragmen tulang. Jika penyatuan jaringan dan penyembuhan
terdapat salah satu faktor yang tulang antara lain : usia, asupan nutrisi,
mengalami gangguan atau masalah maka aliran darah ke tulang, imobilisasi
akan muncul kemungkinan pembentukan fragmen tulang, infeksi, lokasi dan
sel dan jaringan tulang akan terganggu ukuran tulang, serta kontak antar fragmen
juga (Debora, 2017). tulang. Jika terdapat salah satu faktor
yang mengalami gangguan atau masalah
maka akan muncul kemungkinan
SIMPULAN DAN SARAN pembentukan sel dan jaringan tulang
akan terganggu juga (Debora, 2017).
Simpulan

Asuhan Keperawatan pada klien fraktur Saran


femur dengan masalah keperawatan nyeri
akut dengan waktu 3x24 jam. Pada klien Bagi Lahan Penelitian
1 dan klien 2 masalah dapat teratasi Bagi RSUD Bangil Pasuruan dapat
sebagian yang ditandai dengan nyeri meningkatkan pelaksanaan asuhan
berkurang. Klien telah mengalami keperawatan khususnya pada klien
perubahan namun belum pulih fraktur femur dengan masalah
sepenuhnya dari rasa nyeri yang dialami. keperawatan nyeri akut dengan
memberikan informasi kepada
Berdasarkan data yang diperoleh pada masyarakat dan klien fraktur yang akan
saat penelitian adalah sebagai berikut: pulang melalui pendidikan kesehatan
1. Hasil pengkajian pada kedua mengenai managemen nyeri. Hal ini
klien fraktur femur di dapatkan bahwa dilakukan agar klien mampu mengontrol
klien mengatakan nyeri pada luka. rasa nyeri yang dirasakan secara mandiri.
2. Diagnosa keperawatan pada
kedua klien fraktur femur adalah nyeri Bagi Institusi Pendidikan
akut berhubungan dengan agen cidera Penulis berharap dari hasil penelitian
fisik. dapat dijadikan acuan ketika mahasiswa
3. Intervensi keperawatan pada melakukan asuhan keperawatan
klien fraktur femur dengan masalah nyeri khususnya pada klien fraktur femur untuk
dilakukan adalah memonitor tanda-tanda memperhatikan dan menggali data sebaik
vital, memonitor kenyamanan klien, mungkin mengenai klien agar dapat
melakukan terapi farmakologi dan melaksanakan asuhan keperawatan
nonfarmakologi, dan memonitor luka. dengan baik pada klien yang mengalami
4. Implementasi pada klien fraktur fraktur femur.
femur dengan masalah keperawatan nyeri
telah dilakukan sesuai tindakan yang Bagi klien dan keluarga
telah direncanakan dan dilakukan secara Meningkatkan pengetahuan tentang
merata dan menyeluruh. tindakan untuk mengatasi nyeri dengan
cara memberikan Health Educatiaon Solomon Louis, 2018. System
(HE) pada klien dan juga keluarganya of Orthopaedic and Trauma.
sehingga dapat meminimalisir terjadinya 10th edition, New York: Taylor
fraktur femur. & Francis Group, CRC Press.
RD Kandou Manado. Jurnal
Bagi perawat Keperawatan, 3(2)
Penelitian ini bisa menjadi motivasi Helmi, Zairin Noor. 2012. Buku Ajar
dalam melakukan asuhan keperawatan Gangguan Muskuloskeletal.
dan peningkatan pelayanan pada klien Jakarta: Salemba Medika.
fraktur femur dengan masalah nyeri Herdman, T. Heather. 2012. NANDA
dengan cara pemberian penyuluhan International Diagnosis
kepada klien dan di harapkan keluarga Keperawatan: Definisi dan
klien dapat menerapkan dan harapan klasifikasi 2012-2014. Jakarta:
dapat terwujud. EGC.
Kusumayanti. P. D. 2015. Faktor-faktor
Bagi Peneliti Selanjutnya yang berpengaruh terhadap
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat lamanya perawatan pada pasien
dijadikan sebagai masukan dan bahan pasca operasi laparatomi.
pertimbangan penelitian lebih lanjut serta Lukman & Ningsih, Nurna. 2009.
diharapkan peneliti selanjutnya mampu Asuhan Keperawatan pada
mempertimbangkan dan lebih teliti dalam klien dengan gangguan
menentukan faktor penelitian muskuloskeletal. Jakarta:
berdasarkan pada klien pre operasi atau Salemba Medika.
pasca operasi. Serta mampu Mediarti, Devi, Rosnani Rosnani. And
mengembangkan penelitian yang Sosya Mona Seprianti. 2015.
berkaitan dengan “Asuhan Keperawatan “Pengaruh Pemberian Kompres
Pada Klien Fraktur Femur dengan Dingin Terhadap Nyeri pada
Masalah Keperawatan Nyeri Akut” Pasien Fraktur Ekstermitas
dengan baik. Tertutup di IGD RSMH.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan : Pendekatan
KEPUSTAKAAN Praktis, Ed. 4. Jakarta: Salemba
Medika.
Black, J.M., dan Jane, H.K.2014, Noorisa, R., Apriliwati, D., Aziz, A., &
Keperawatan Medikal Bedah, Bayusentono S. 2017. The
Edisi 8 – Buku I. Singapore: Characteristic Of Patients With
Elsevier. Femoral Fracture In
Debora. 2017. Proses Keperawatan dan Department Of Orthopaedic
Pemeriksaan Fisik, Edisi 2. And Traumatology Rsud Dr.
Jakarta : Salemba Medika. Soetomo Surabaya 2013-2016.
Desiartama, A., & Aryana, I. W. 2017. Journal of Orthopedi &
Gambaran Karakteristik Pasien Traumatology Surabaya. 6(1):
Fraktur Akibat Kecelakan Lalu ISSN 2460-8742
Lintas Pada Orang Dewasa Di Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Rumah Sakit Umum Pusat Badan Penelitian dan
Sanglah Denpasar Tahun 2013. Pengembangan Kesehatan
E-Jurnal Medika Udayana, Kementrian RI tahun 2018.
6(5). http://www.depkes.go.id/resour
Djamal, R., Rompas, S., & Bawotong, J. ces/download/infoterkini/materi
2015. Pengaruh Terapi Musik rakorpop 2018/
Terhadap Skala Nyeri Pada Hasil%20Riskesdas%202018.p
Pasien Fraktur di Irina A RSUP df- Diakses Agustus 2018.
Prof. Dr. Apleys, G. A &
Septiani Lisa. 2015. Naskah Publikasi: Klien Fraktur di RSU PKU
Analisa Faktor-faktor yang Muhammadiyah Yogyakarta
mempengaruhi Nyeri pada

Anda mungkin juga menyukai