Anggota Kelompok 1 :
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah filsafah dan teori keperawaratan tentang
teori Virginia Henderson.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah filsafah dan teori
keperawaratan tentang teori Virginia Henderson ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
KELOMPOK 1
i
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ii
4
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan
nilai yang dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami
perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang
kehidupan; kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan
mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa
yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan
kesehatan; ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam
melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat
melakukan aktivitas.
B.Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menetahui :
Ø Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson
Ø Model keperawatan menurut Virginia Henderson
Ø Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
Ø Macam-macam konsep utama teori Virginia Henderson
Ø Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson
Ø Sistem aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan
Ø Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson
5
7. Apakah tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson ?
BAB II
Tinjauan Teori
A. Teori Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik
dengan keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk
membantu personel militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia
belajar keperawatan di Sekolah Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus
pada 1921. Kemudian, ia meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang pendidikan
keperawatan tahun 1926. Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale
UniversitySchool of Nursing. Ia menerima gelar Honorary Doctoral dari
Catholic University of America, Pace University, University of Rochester,
University of Western Ontario, dan Yale University. Bukunya yang di
publikasikan antara lain The Nature of Nursing (1960), Basic Principles of
Nursing Care (1960), dan The Principles and Practice of Nursing (1939).
6
Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model
keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut
menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam
meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan
tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat
tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
7
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan,
perubahan sosial tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam
perkembangan pandangan dan ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu
kebetulan bahwa ilmi perilaku memiliki pengaruh besar pada pandangan dan
pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya
diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek psikososial
dari perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan
model konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Konstribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi keperawatan
berikut yang saat ini menjadi definisi yang sudah diterima secara umum :
“Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, sehat atau sakit,
dalam hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai)
yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan,
atau pengetahuan. Dan melakukannya dengan cara tersebut dapat
membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin.”
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak
melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-
teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson
memberi tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas yang berusaha
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan
menjadi empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model
keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
v Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien
yang harus dipenuhi
v Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien
sebanyak mungkin
8
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan
diri pada posisi pasien, dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu
pas. Pada situasi ini kebutuhan pasien sulit untuk dipenuhi.
Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada
semua kebutuhan dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu
pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan
keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan bahwa
asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi
tersebut sebagai contoh adalah :
ü Rumah sakit umum
ü Rumah sakit jiwa
ü Institusi untuk penderita cacat mental
ü Rumah perawatan
ü Keperawatan distrik
ü Perawatan di rumah
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di
rumah sakit umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya
merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan rencana
keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan
yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
· Urutan aktifitas yang harus dilakukan
· Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
· Perubahan-perubahan yang harus dibuat
Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai
berikut :
· Fungsi unik dari keperawatan
· Upaya pasien ke arah kemandirian
· Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
· Perencanaan asuhan yang akan diberikan
9
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan.
Perawat menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era
baru ketika profesi mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara
lebih kritis dari sebelumnya. Komitmen menuju kemandirian dan autonomi
pada pasien juga menandai era baru tersebut. Sebelumnya, terdapat
kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan semuanya bagi
pasien. Penggunaan kerangka kerja berdasarkan kebutuhan untuk
membimbing pemberian asuhan dan terutama penekanan pada kebutuhan
untuk merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama pentingnya,
karena menandai mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang
pekerjaannya.
Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh
tindakan terapeutik dari dokter.
10
Ø Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson
dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah
ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien)
untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah
kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai
simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan
kemandirian.
Ø Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik
apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung.
Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh
kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan
Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu
untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh
profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson
menjelaskannya lebih lanjut.
11
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi
integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun
pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
Keempatbelas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan
menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin a-itermasuk komponen
kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk komponen kebutuhan
psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l dan
m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak
dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien
dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
12
Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi
fokus asuhan keperawatandipengaruhi oleh :
· Usia
· Kondisi emosional (mood dan temperamen)
· Latar belakang sosial dan budaya
· Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan
ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif;
status mental.
2. Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik
dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat
mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan
berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk
menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis
maupun sosial.
3. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati
penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling
ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
13
4. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun
kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai
dasar dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-
saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat
dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga
tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat
mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasienyang gawat, perawat berperan sebagai pengganti
(subtitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik,
kemampuan, atau kamauan pasien yang berkurang. Di sini perawat berfungsi
untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada
pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk
14
menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya.
Kemandirian ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak
bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, parawat berusaha keras
saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai mitra
(partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana
perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki
kebituhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut
dimodifikasiberdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia,
tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan
intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat
bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.
Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang
dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.
Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen
kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang
dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter.
Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan
sebagai berikut.
15
G. Penegasan-Penegasan Teorotis
v Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
1. Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
2. Perawat sebagai helper (penolong).
3. Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan sepertipengganti
apa-apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh,
atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau
pengatahuan. Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat
membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali kemandiriannya.
Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif. Tidak ada satupun
dari kata tidak bergantung dengan yang lain, tetapi kita berusaha keras bagi
saling bergantung meraih kesehatan, bukan bergantung dalam sakit. Perawat
harus bisa mencermati tidak hanya kebutuhan-kebutuhan pasien, tetapi juga
kondisi-kondisi tersebut dan kondisi patologis yang merubahnya.
Perawat dapat mengubah lingkungan dimana dia anggap perlu.
Henderson percaya di setiap situasi para perawat yang mengetahui reaksi-
reaksi fisiologis dan psikologis terhadap suhu dadan, cahaya dan warna.
Perawat dan pasien selalu berusaha mencapai satu tujuan, apakah
berupa kesembuhan atau kematian yang damai. Salah satu tujuan perawat
harus menjaga hari-hari pasien senormal mungkin. Menjadikan sehat adalah
tujuan penting alinnya oleh si perawat.
v Hubungan Perawat Dokter
16
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para
dokter. Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien
bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan
rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
17
atau tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau
pengetahuan yang dimiliki individu.
18
kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi
penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan.
19
kesejahteraan. Paling-paling hanya perawat dapat membantu individu dalam
memenuhi kebutuhan manusia.
20
pengujian empiris untuk menentukan generalisasi definisi dan empat belas
komponen.
21
komponen belum ditetapkan melalui penelitian. Studi empiris yang dirancang
dengan baik diperlukan untuk menentukan kontribusi Hendersons untuk
pengetahuan tentang praktek keperawatan di seluruh dunia dan hasil pasien.
Hal ini akan membantu memvalidasi keyakinan Henderson tentang fungsi
unik dari keperawatan.
22
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam
definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan
keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat
digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar
perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh
dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk memandu
kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk
publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan
Henderson, itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik
untuk melihat bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan
hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari ada
tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas
apa yang perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain
fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi
keperawatan, ia pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam
pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya
harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar
akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan
untuk mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.
23
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang
teori-teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang
teori keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam
makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori
ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik
keperawatan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik
Keperawatan.Jakarta : Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan
praktikkeperawatan. New York:Macmillan.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta
: Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik
KeperawatanProfesional di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
25
iii