Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA

HENDERSON

Disusun Oleh :

1. Devi Ratna Malinda (P1337420120085)


2. Marzella Dwi Alyanti (P1337420120017)
3. Nabilah Idha Febriyanti (P1337420120004)
4. Pya Salsabilla (P1337420120101)
5. Suzmita Septianing Permadya (P1337420120051)

Kelas 1A1 reguler

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah tentang Teori
Keperawatan Virginia Henderson.. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
tanggung jawab serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN

A. Teori Keperawatan Virginia Henderson


B. Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson
C. Model Keperawatan Virginia Henderson
D. Hubungan Antara Model Keperawatan
Dengan Paradigma Keperawatan
E. Konsep Utama Teori Virginia Henderson
F. Tujuan Keperawatan Menurut Virginia Henderson
G. Hubungan Perawat-Pasien-Dokter
H. Aplikasi Teori Henderson Dalam Proses Keperawatan
I. Kekuatan dan Kelemahan Dari Teori Henderson

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu,


saat sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk
kesehatan, pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat
melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau
pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses
keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan.
Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua
orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini :
fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama
perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan
mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson 1955
bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan
Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar
belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien
melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.

Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model


konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu
mengkaji individu baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan
kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai. Pemahaman
konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya
diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai dari
pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak
lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah
asuh, lingkungan dan kesehatan; ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat
dalam melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat
melakukan aktivitas.

B. RUMUSAN MASALAH
 Teori keperawatan Virginia Henderson?
 Definisi keperawatan menurut Virginia Henderson?
 Bagaimana model keperawatan menurut Virginia Henderson?
 Apa hubungan antara model keperawatan dengan paradigma keperawatan?
 Apa saja konsep utama teori Virginia Henderson?
 Apa tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson?
 Bagaimana hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia
Henderson?
 Bagaimana aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan?
 Bagaimana kekuatan dan kelemahan dari teori Henderson?

C. TUJUAN PENULISAN

TUJUAN UMUM

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
IKD 2, yang berjudul “Teori dan Model Keperawatan Virginia Henderson”.

TUJUAN KHUSUS

Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk menjawab


pertanyaan-pertanyaan yang telah di rumuskan dalam rumusan masalah agar
pembaca dapat memahami dan mengerti tentang Teori dan model keperawatan
menurut Virginia Henderson.
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON

Virginia Henderson lahir di Kansas City, Missouri pada 1897. Ia tertarik dengan
keperawatan selama Perang Dunia I karena keinginannya untuk membantu
personel militer yang sakit atau terluka. Pada tahun 1918, ia belajar keperawatan
di Sekolah Perawat Militer di Washington, D.C. dan lulus pada 1921. Kemudian,
ia meraih gelar B.S. dan M.A. di bidang pendidikan keperawatan tahun 1926.
Sejak 1953, ia menjadi asosiet riset di Yale University School of Nursing. Ia
menerima gelar Honorary Doctoral dari Catholic University of America, Pace
University, University of Rochester, University of Western Ontario, dan Yale
University. Bukunya yang di publikasikan antara lain The Nature of Nursing
(1960), Basic Principles of Nursing Care (1960), dan The Principles and Practice
of Nursing (1939).

B. DEFINISI KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON

Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi keperawatan).


Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan
prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan
Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri
kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi
fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik
dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai
aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses
meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat
ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Di
samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang
dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa
tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya
secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung
pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter
sewaktu mengunjungi pasien.

C. MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON

Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang telah memberi pengaruh
besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model
konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari
identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari
profesi lain dalam layanan kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan ini merupakan
hal yang penting sampai 1950-an, perawat lebih sering melakuakan instruksi
dokter. Virginia Henderson adalah orang pertama yang mencari fungsi unik dalam
keperawatan. Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif
dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:

 Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit


 Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi
fisik semata
 Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan
hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
 Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier
keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan

Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan, perubahan


sosial tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam perkembangan
pandangan dan ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu
perilaku memiliki pengaruh besar pada pandangan dan pendapat kita tentang
masyarakat pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya diarahkan pada
memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek psikososial dari perawatan pasien.
Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan model konseptual oleh
International Council of Nurses (ICN).
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak melakukan
penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke
dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas
keperawatan menjadi empat belas jenis tugas yang berusaha untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi empat belas
kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan
bahwa :

 Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien


yang harus dipenuhi
 Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien
sebanyak mungkin

Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut,


diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu Henderson menyimpulkan
bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi
tersebut sebagai contoh adalah : Rumah sakit umum, Rumah sakit jiwa, Institusi
untuk penderita cacat mental, Rumah perawatan, Keperawatan distrik, dan
Perawatan di rumah. Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak
terbatas hanya di rumah sakit umum. Henderson juga menekankan pada
pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan rencana
keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan yang
cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :

 Urutan aktifitas yang harus dilakukan


 Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
 Perubahan-perubahan yang harus dibuat

Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai berikut :

 Fungsi unik dari keperawatan


 Upaya pasien ke arah kemandirian
 Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
 Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat
menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika
profesi mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari
sebelumnya. Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga
menandai era baru tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat
untuk mencoba melakukan semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka kerja
berdasarkan kebutuhan untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama
penekanan pada kebutuhan untuk merencanakan asuhan merupakan prinsip yang
sama pentingnya, karena menandai mulainya perawat berpikir secara konstruktif
tentang pekerjaannya.Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau
ditentukan oleh tindakan terapeutik dari dokter.

D. HUBUNGAN ANTARA MODEL KEPERAWATAN DENGAN


PARADIGMA KEPERAWATAN

1. Manusia

Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit
tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan
fisiologis dan emosional.

2. Lingkungan

Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan


kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.

3. Sehat dan Sakit

Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan
kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai
tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan
manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah
ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa
sakit adalah keterbatasan kemandirian.

4. Keperawatan

Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit
atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan
adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera
mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan
kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat
melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan
keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.

E. KONSEP UTAMA TEORI VIRGINIA HENDERSON

 Manusia

Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk


meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk
meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14
komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Ke 14 kebutuhan
tersebut adalah sebagai berikut:

 Bernapas secara normal


 Makan dan minum dengan cukup.
 Membuang kotoran tubuh.
 Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
 Tidur dan istirahat.
 Memilih pakaian yang sesuai.
 Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.
 Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
 Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
 Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
 Beribadah sesuai dengan keyakinan.
 Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
 Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
 Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.

Ke empat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat di klarifikasikan menjadi 4


kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual.
Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10 dan
14 termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan
spiritual, dan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis. Menurut
Henderson, keempat belas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan
keperawatan dipengaruhi oleh :

 Usia
 Kondisi emosional (mood dan temperamen)
 Latar belakang sosial dan budaya
 Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan
ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif;
status mental.

 Keperawatan

Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan


sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai
fungsiindependence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar
manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus
memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
 Kesehatan

Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.
Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling
ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.

 Lingkungan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:

 Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun


kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
 Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
 Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
 Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
 Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
 Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.

F. TUJUAN KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON

Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson


adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan
dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat
mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang di pandang sebagai
komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas
kebutuhan dasar. (Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut
Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai
kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam
memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan,
kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh
kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi
penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan,
melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.

G. HUBUNGAN PERAWAT-PASIEN-DOKTER

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan
klien. Menurut Henderson (dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi
dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan
sangat mandiri :

 Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien

Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti (substitute)
didalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau
kemauan pasien yang berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi.

 Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.

Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat
berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk
mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab
tidak ada satupun manusia yang tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun
demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan
pasien.

 Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana


perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan dasar tersebut
dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan factor lainnya, seperti usia, tabiat,
kondisi emosional, status social atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual

Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat


bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson
sendiri mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi perintah
kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu
pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter.
Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan
sedemikian rupa sehinnga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan
oleh dokter.

H. APLIKASI TEORI HENDERSON DALAM PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

Terdapat suatu masalah dalam proses perawatan. Penilaian nyata terhadap proses
perawatan tergantung pada pemahaman seseorang, interpretasi, perpaduan, dan
penggunaannya. Walaupun definisi dan penjelasan Henderson mengenai
keperawatan tidak secara langsung sesuai dengan langkah – langkah dalam proses
perawatan, tetapi terdapat hubungan antara kedua hal tersebut. Menurut
Henderson, perawat harus memiliki pengetahuan mengenai apa yang disebut
normal dalam kesehatan dan adanya penyakit. Berdasarkan pengetahuan ilmiah
ini, perawat dapat mengambil kesimpulan dari data-data yang ada. Henderson
menyatakan, bahwa, keperawatan dibutuhkan oleh individu yang dipengaruhi oleh
usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional,dan kapasitas fisik, serta
intelektualnya. Semua ini akan dipertimbangkan dalam mengevaluasi hasil
perawatan yang dibutuhkan oleh pasien.

2. Diagnosa Keperawatan
Analisa data didasarkan pada faktor-faktor di atas, kemudian hasil analisa tersebut
dipergunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan.Henderson tidak secara
spesifik membahas mengenai diagnosa keperawatan ini, dia lebih yakin dokterlah
yang akan membuat diagnosa, dan perawat melakukan tindakan-tindakan atas
dasar diagnosa tersebut. Diagnosa Keperawatan berhubungan dengan bagaimana
mengidentifikasi kemampuan individu untuk menentukan kebutuhannya dengan
atau tanpa bantuan yang turut memperhitungkan kemampuan, keinginan, dan
pemgetahuan. Berdasarkan pada data-data yang tersedia, dan analisa terhadap data
tersebut, perawat dapat mengidentifikasi secara actual berbagai masalah, seperti
pernafasan yang tidak normal. Sebagai tambahannya, juga masalah-masalah
potensial lainnya dapat teridentifikasi.

3. Perencanaan (intervensi) keperawatan

Setelah diagnosa keperawatan dibuat, maka selanjutnya perawat akan menyusun


rencana perawatan. Berdasarkan rencana perawatan ini, Henderson menyatakan:
dengan rencana perawatan ini, maka perawatan yang efektif dapat direncanakan
lebih baik. Suatu rencana yang tertulis akan mendorong munculnya ide-ide
tentang kebutuhan individu, kecuali jika terdapat aturan-aturan lain yang harus
dilakukan oleh individu tersebut secara rutin.Tidak terlaksananya perencanaan
dapat dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya. Selanjutnya suatu rencana
perawatan membutuhkan modifikasi secara berkesinambungan yang didasarkan
pada kebutuhan individu. Henderson menyarankan penulisan rencana perawatan
dapat diikuti dengan kebutuhan perawatan secara bertahap. Dia menekankan
bahwa perawatan harus selalu disusun sesuai dengan kebutuhan individu, dan
rencana terapi dari dokter. Henderson menggaris-bawahi tahap-tahap perencanaan
sebagai jalan untuk membuat rencana bagi pemenuhan kebutuhan individu.
Perencanaan yang selalu diperbaharui harus didasarkan pada kebutuhan individu
tersebut, lebih dispesifikan, dan dapat diimplementasikan, serta disesuaikan
dengan adanya terapi medis. Perencanaan perawatan yang ditulis, intinya adalah
hasil dari identifikasi kebutuhan perawatan dari individu. Walaupun Henderson
tidak menggunakan istilah-istilah seperti saat ini, tetapi intinya adalah sama.

4. Implementasi keperawatan
Implementasi sesuai dengan perencanaan keperawatan yang dibuat. Bagi
Henderson, implementasi keperawatan harus tertuju pada bantuan terhadap
kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan 14 komponen tersebut di atas. Sebagai
contoh: dalam membantu individu terhadap kebutuhan istirahat dan tidur, perawat
akan mencoba untuk lebih mengetahui metoda-metoda dalam membujuk pasien
untuk beristirahat dan tidur sebelum diberikan obat-obatan. Henderson juga
menyatakan, bahwa fungsi utama dari perawat ini tentu saja harus dilakukan
untuk mendukung rencana terapi medis, sehingga perawat perlu melakukan
tidakan-tindakan yang disarankan medis dalam perawatan. Aspek implementasi
penting lainnya dalam pembahasan Henderson adalah hubungan antara perawat
dan pasien . Perawat harus menjadi pihak luar yang memahami kebutuhan pasien
dan memberikan ukuran-ukuran bagi pemenuhan ukuran tersebut . Henderson
juga berbicara mengenai kualitas dari keperawatan, perawat yang berkompeten
akan menggunakan proses interpersonal dan prediksi-prediksi selama memberikan
perawatan .

5. Evaluasi

Henderson mendasarkan evaluasi terhadap setiap perawat didasarkan pada


kecepatan atau derajatnya dalam mendorong kegiatan pasien secara independent
kembali seperti hari-hari normal . Hal ini disebutkan dalam definisi dan fungsi
yang unik dari perawat. Untuk tujuan evaluasi, perubahan pada level fungsi
kebutuhan individu juga harus diamati dan diperhitungkan . Sebuah data
perbandingan mengenai kemampuan fungsional individu dilakukan sebelum dan
sesudah proses perawatan . Semua perubahan akan dicatat untuk dievalusi .

I. KEKUATAN DAN KELEMAHAN DARI TEORI HENDERSON

1. Kekuatan
2. Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar
pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang
pertama yang mencari fungsi unik dari profesi perawat.
3. Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki
selama karir keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
4. Henderson mendefinisikan profesi keperawatan: bahwa profesi
keperawatan adalah profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung
pada instruksi dokter. Asumsi Henderson mempunyai validitas karena
mempunyai keserasian dengan riset ilmuan dibidang yang lain seperti
konsep Maslow.
5. Kelemahan

Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada
penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien.

6. Teori kurang pragmatis.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya


tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar,
tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan
untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak
idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di negara maju maupun
negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini
divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972 berada di
cetakan ketujuh. Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan
Henderson, itu adalah penggabungan teori. Karyanya harus dianggap sebagai awal
dan dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting
untuk analisis praktik keperawatan dan untuk mengidentifikasi dan menguji teori
dasar untuk perawatan pasien.

B. SARAN

Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-
teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori
keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah
ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga
sangat penting bagi perawat untuk menjalankan praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

https://kumpulangudangilmublog-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/kumpulangudangilmublog.wordpress.com/2017/10/0
5/teori-dan-model-keperawatan-virginia-henderson/amp/?
usqp=mq331AQRKAGYAeKz_-76tK7y4QGwASA
%3D&amp_js_v=0.1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F
%2Fkumpulangudangilmublog.wordpress.com%2F2017%2F10%2F05%2Fteori-
dan-model-keperawatan-virginia-henderson%2F

Anda mungkin juga menyukai