Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting yang telah memberi
pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model
konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri.
Virginia Henderson adalah orang pertama yang mencarifungsi unik dalam keperawatan. Pada saat
ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada
masa itu. Hal tersebut mencakup:
a. Authoritarian dan struktur hierarki di rumahsakit
b. Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik
semata.
c. Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang
tidak mungkin dilakukan pada masa itu.
d. Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya
di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan.
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari keperawatan, perubahan sosial tidak
diragukan lagi untuk memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan ide-idenya.
Sebagai contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu perilaku memiliki pengaruh besar pada
pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada tahun 1960-an. Oleh karena itu, inisiatifnya
diarahkan untuk memberikan perhatian yang lebih pada aspek-aspek psikososial dari perawatan
pasien.
Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan model konseptual oleh International
Council of Nurses (ICN). Konstribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi keperawatan
berikut yang saat ini menjadi definisi yang sudah diterima secara umum : “Fungsi unik dari
keperawatan adalah untuk membantu individu sehat atau sakit, dalam hal memberikan kesehatan
atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat dilakukan tanpa bantuan jika ia memiliki
kekuatan, kemauan atau pengetahuan. Dan melakukannya dengan cara tersebut dapat
membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin”.
Pembagian asuhan keperawatan menjadi empatbelas kebutuhan manusia ini menjadi pilar
dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
1. Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi.
2. Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin.
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan bagi seseorang untuk menempatkan diri pada posisi
pasien, dan kalaupun memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi ini kebutuhan
pasien sulit untuk dipenuhi. Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk
pada semua kebutuhan dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar.
Oleh karena itu, Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap
situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
a) Rumahsakit Umum
b) Rumahsakit Jiwa
c) Institusi untuk penderita cacat mental
d) Rumah perawatan
e) Perawatan di rumah
Jadi menurut Hendeson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di rumahsakit umum.
Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia
menggambarkan rencana keperawatan, metode eskematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan
yang cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
a) Urutan aktifitas yang harus dilakukan.
b) Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
c) Perubahan-perubahan yang harus dibuat
1. MANUSIA
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jiwa dan raga adalah satu kesatuan.
Lebih lanjut lagi, individu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus
berupaya untuk mempertahankan keseimbangan fisiologi dan emosional.
2. LINGKUNGAN
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
4. KEPERAWATAN
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau sehat,
dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu
individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan
Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien, jika ia
tidak dapat melakukannya maka sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan
keperawatan sebelum Henderson menjelaskan lebih lanjut.
D. Konsep Utama Teori Virginia Henderson
A. MANUSIA.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut
Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen
penanganan perawatan. Ke-14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bernafas secara normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut atau
pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori,
yaitu komponen komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual. Kebutuhan
dasar poin 1 – 9 termasuk komponen kebutuhan biologis. Poin 10 dan 14 termasuk komponen
kebutuhan psikologis. Poin 11 termasuk kebutuhan spiritual. Sedangkan poin 12 dan 13 termasuk
komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama
lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
B. KEPERAWATAN
Menurut Henderson, perawat mempunyai fungsi yang unik yaitu untuk membantu individu baik
dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi
independence di dalam penanganan perawat berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 kebutuhan
dasar manusia). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis
maupun sosio.
C. KESEHATAN
Sehat adalah siklus hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan.
Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat,
diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan
kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak serta pengetahuan yang cukup.
D. LINGKUNGAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan
resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang konstruksi
bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan
adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dank lien.
Menurut Henderson ( dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan,
mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri :
1) Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti (substitute) didalam
memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien yang
berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi.
Kaitannya dengan hubungan perawat dan dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak
boleh selalu melaksanakan perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang
membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kerja lainnya. Tugas
perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga
dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien tetap harus dijalankan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14
komponen diatas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode observasi, indra
penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut
dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut
menghasilkan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut
Henderson,dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya dengan
atau tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki
individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencan perawatan sesuai
kebutuhan individu termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan
serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sehat atau sakit.
Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar
yang telah disusun dalam rencana perawatan guna membantunya meninggal dalam keadaan damai.
Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar
belakang budaya, keseimbangkan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu.
Terakhir, perawat megevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian
pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Henderson adalah
untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien
untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan makhluk
sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, sosial dan spiritual yang mempunyai 14
kebutuhan. Menurut Henderson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai
kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi 14 kebutuhan
dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan
pasien dalam memperoleh kemandirian. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi
penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi,
menambah, menguatkan, kemauan dan pengetahuan.
Selasa, 17 Januari 2012
VIRGINIA HENDERSON
2. Masyarakat/lingkungan :
Semua kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme
3. Kesehatan :
Dipandang sebagai kemampuan individu untuk melakukan 14 komponen asuhan
keperawatan tanpa bantuan (misal bernapas secara normal). Kesehatan adalah kualitas kehidupan
dasar untuk berfungsi dan memerlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Jadi lebih kepada
kualitas kehidupan daripada kehidupan itu sendiri yang memungkinkan manusia bekerja secara
efektif dan mencapai atau mempertahankan kesehatan bila mereka mempunyai kekuatan, keinginan
atau pengetahuan yang diperlukan.
4. Keperawatan :
Fungsi unik perawat adalah membantu klien baik sehat maupun sakit, dalam melaksanakan
kegiatan yang berkontribusi pada kesehatan, pemulihan atau meninggal dengan damai. Kegiatan
yang akan dilakukan tanpa bantuan apabila mempunyai kekuatan/kemampuan, keinginan atau
pengetahuan. Juga melakukannya sedemikian rupa untuk membantu klien mandiri secepat mungkin.
TUJUAN ELEMEN UTAMA
2. Klien :
Manusia yang utuh, lengkap dan mandiri yang mempunyai 14 komponen kebutuhan dasar
3. Peran perawat :
Peran pelengkap-tambahan untuk mempertahankan atau memulihkan kemandirian dalam pemuasan
14 kebutuhan dasar
4. Sumber kesulitan/masalah :
Tidak mempunyai kemampuan/kekuatan, kemauan atau pengetahuan
5. Fokus intervensi :
Defisit yang merupakan sumber kesulitan klien
6. Cara intervensi :
Tindakan untuk mengganti, melengkapi, menambah, membangkitkan atau meningkatkan kekuatan,
kemauan atau pengetahuan
7. Konsekuensi
a. Meningkatnya kemandirian dalam pemuasan 14 kebutuhan dasar manusia
b. Meninggal dengan damai
PENEGASAN-PENEGASAN TEORITIS
- Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
1. perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
2. perawat sebagai helper (penolong)
3. perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti “pengganti apa-apa yang pasien
kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan
fisik, kemauan atau pengatahuan.
Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat membantu pasien meraih atau
mendapatkan kembali kemandiriannya. Henderson menyatakan “kemandirian adalah yang relatif.
Tidak ada satupun dari kata tidak bergantung dengan yang lain, tetapi kita berusaha keras bagi
saling bergantung meraih kesehatan, bukan bergantung dalam sakit.
Perawat harus bisa mencermati tidak hanya kebutuhan-kebutuhan pasien, tetapi juga
kondisi-kondisi tersebut dan kondisi patologis yang merubahnya. Perawat dapat mengubah
lingkungan dimana dia anggap perlu. Henderson percaya di setiap situasi para perawat yang
mengetahui reaksi-reaksi fisiologis dan psikologis terhadap suhu dadan, cahaya dan warna.
Perawat dan pasien selalu berusaha mencapai satu tujuan, apakah berupa kesembuhan atau
kematian yang damai. Salah satu tujuan perawat harus menjaga hari-hari pasien se normal mungkin.
Menjadikan sehat adalah tujuan penting alinnya oleh si perawat.
- Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter. Rencana perawatan,
yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk
mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
Perawat sebagai anggota tim medis. Pekerjaan-pekerjaan perawat saling bergantungan
dengan pekerja-pekerja kesehatan lainnya. Perawat dan anggota tim lainnya saling membantu
menjalankan program perawatan penuh, tetapi mereka sebaiknya tidak melakukan pekerjaan-
pekerjaan milik orang lain. Henderson mengingatkan kita ”tidak seorang pun di dalam tim memberi
beban kepada anggota lainnya, dimana siapapun mereka tidak sanggup untuk melakukan tugas
khususnya tersebut.
BENTUK LOGIKA
Henderson nampaknya menggunakan bentuk penalaran logika deduktif untuk membangun
definisi ilmu perawatannya. Dia mena rik kesimpulan definisi ilmu perawatannya dan 14
kebutuhan-kebutuhan dari prinsip-prinsip fisiologis dan psikologis. Seseorang harus mempelajari
asumsi-asumsi dari definisi karya Henderson untuk menilai kecukupan logika tersebut.
Kebutuhan bekerja
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap kebutuhan klien sangat
penting, dimana sakit bisa menjadi lebih ringan apabila seseorang dapat terus bekerja Kebutuhan
bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur, kecerdasan, pengalaman dan selera
klien, kondisi, serta keadaan penyakitnya.
Kebutuhan belajar.
Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha penyembuhan dan meningkatkan
kesehatan, serta memperkuat dan mengikuti rencana terapi yang diberikan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit
atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan , atau
kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka mempunyai
kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses
keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan. Henderson dalam
teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang dan mengikutsertakan
fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan
perkembangan. Bersama perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan
mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas
dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien
mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat
membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik
yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta agar
meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya
diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan
perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu
akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat
dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan; ketiga, dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam
melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu kesatuan.
Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus
berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang
memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau sehat,
dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu
individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan
Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia
tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan
keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.
Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut
Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen
penanganan perawatan.
Ke empatbelas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan menjadi empat kategori,
yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin 1-9
termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan
psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen 12 dan 13 termasuk komponen
kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama
lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan
keperawatandipengaruhi oleh :
- Usia
- Kondisi emosional (mood dan temperamen)
- Latar belakang sosial dan budaya
- Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.
Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat maupun
sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam
penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk
menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan.
Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat,
diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan
kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
1. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
2. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
3. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
4. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
5. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
6. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan
adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien. Menurut
Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat
bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasienyang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (subtitute) di dalam
memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kamauan pasien yang
berkurang. Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan
pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong
atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif,
sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian,
parawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai mitra
(partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski
diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja,
kebutuhan dasar tersebut dimodifikasiberdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia,
tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh
selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang
membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.
Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada
tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter.
Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai berikut.
Tujuan Keperawatan Menurut Henderson
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah untuk
bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk
mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk
sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai
empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut
Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk
mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar
pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien
dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi
penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi,
menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya tentang teori
keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas.
Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar
perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di negara
maju maupun negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini
divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah
penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik untuk melihat bagaimana holisme atau teori
sistem umum menjelaskan hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari
ada tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas apa yang perawat
harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi keperawatan, ia pantas
banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam pengembangan praktik keperawatan, pendidikan,
dan, lisensi. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar
akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk
mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori
keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan menurut
Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah
Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.