Menurut florence, keperawatan berarti memanipulasi faktor-faktor lingkungan, sehingga dapat menyembuhkan pasien dalam bukunya “Notes on nursing”. Florence memberikan panduan rinci tentang aktivitas keperawatan. Perawat harus memberikan lingkungan yang bersih, nyaman, dan aman tempat pasien dapat memulihkan diri. Florence mengidentifikasi 5 hal untuk mendapatkan lingkungan yang sehat yaitu udara murni, air murni, drainase yang efisien, kebersihan dan cahaya. Selain memastikan kondisi-kondisi tersebut, perawatan juga harus menjaga agar pasien tetap pada kondisi yang hangat, mempertahankan atmosfer yang bebas dari kebisingan, serta memberikan pola diet seimbang dan makanan bergizi. Menurut Florence, ada 3 faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan pasien. Namun menurutnya yang terpenting adalah lingkungan fisik. 1). Lingkungan Fisik Lingkungan fisik merupakan elemen dasar dari lingkungan pasien dan bisa mempengaruhi aspek lingkungan lainnya. Dalam teorinya Florence menjelaskan konsep sanitasi (kebersihan), udara segar, ventilasi, pencahayaan, air, tempat tinggal (pemondokan), kehangatan, ketenangan. Kesehatan bisa dirusak oleh faktor lingkungan seperti kelembaban, tidak bersih, dingin, bau dan gelap. Kebersihan lingkungan secara langsung berhubungan dengan pencegahan penyakit dan angka mortalitas pasien.
2). Lingkungan Psikologis
Florence memahami bahwa ada pengaruh kesehatan psikologis terhadap fisik pasien, meskipun pada saat itu masih sedikit bukti ilmiah yang menjelaskan keterkaitan antara aspek fisik dan psikologis pada manusia. Dia yakin bahwa lingkungan yang tidak sehat bisa menyebabkan stress psikologis dan hal ini bisa berdampak negatif pada emosi pasien.
3). Lingkungan sosial
Pencegahan penyakit berkaitan dengan lingkungan sosial. Karena itu, penting bagi perawat untuk memoniter lingkungan, dalam artian mengumpulkan informasi spesifik yang berhubungan dengan terjadinya penyakit dari komunitas atau lingkungan sosialnya (Aini Nur, 2018).
Sumber teori florence nightiangle
Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di Scutari. Saat tiba disana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang mereka bayangkan. Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang merawat. Dokter-dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka memotong tangan, kaki, dan mengamputasi apa saja yang membahayakan hidup pemilik, potongan-potongan tubuh tersebut ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya jauh- jauh ke tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung menjadi satu dan mengeluarkan bau tak sedap. Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah sakit tersebut dan menyanggupi untuk membantu. Florence melakukan perubahan-perubahan penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan pendirian tenda. Ilustrasi Rumah Sakit di Scutari Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat;
Perban diganti secara berkala.
Obat diberikan pada waktunya. Lantai rumah sakit dipel setiap hari. Meja kursi dibersihkan. Baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan dari penduduk setempat.” Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-obatan yang ia ketahui. Namun, kerja keras Florence membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh banyak pada jumlah kematian prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat menjadi yang terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Namun Florence tetap percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat Florence kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army), akhirnya ia diyakinkan bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan. Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini berhasil dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang berperang) dan menunjukkan betapa pentingnya disain sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara sebuah rumah sakit. Dan akhir perjuangannya itu yang membuat teori sekarang
Daftar Pustaka Florence Ningtiangle.(2021). Diakses pada 02 November 2021, di wekepedia Ensiklopedia website http://id.wikipedia.org/wiki/Florence_Nightingale