Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi pada Semester II
Dosen : Sri Mulyanti.M.Kep

Disusun oleh kelompok 3 :

Mellenda Rahmawati E1914401009

Nazla Nurul Utami E1914401065

Egis Srimulyati E1914401013

Itang Pratama E1914401054

Safrizal Taufiku R E1914401026

Yeni Nuraeni E1914401015

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan Rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tasikmalaya, 10 Maret 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya
sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia berinteraksi dengan sesamanya. Oleh karena
itu, manusia tidak dapat menghindari dari suatu tindakan yang disebut komunikasi.
Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol
linguistik, seperti sistem verbal (kata-kata), verbal dan nonverbal. Sistem ini dapat
disosialisasikan secara langsung/ tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan
visual). Disadari atau tidak, komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia itu
sendiri.
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Pada profesi keperawatan bagi Abdalati (1989) komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus
dan kepedulian sosial yang besar. Untuk itu menurut Johnson (1989), perawat
memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan
intelektual, tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih
sayang / cinta dalam berkomunikasi dengan orang lain. Perawat yang memiliki
ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan
rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan
serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk
memberikan pertolongan terhadap sesama manusia (Purba, 2003: 1).

1.2 Masalah Penelitian


1. Apa pengertian komunikasi dalam perspektif islam?

1.3 Tujuan Penelitian


Dalam setiap pekerjaan pasti memiliki tujuan masing-masing, begitu pula dengan
pembuatan makalah ini, memiliki beberapa tujuan, diantaranya :
1. Untuk memenuhi tugas komunikasi
2. Menambah wawasan khususnya bagi perawat supaya para perawat melakukan
komunikasi dengan baik dan benar.

1.4 Manfaat penelitian


1. Bagi pembaca khususnya perawat agar para perawat melakukan menerapkan cara
berkomunikasi dengan baik dan benar pada klien.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu communicare yang bermaksud
menjadikan sesuatu itu milik bersama di mana penyampai menyampaikan sesuatu
message kepada pendengar, pendengar pula bertindak dengan memberi maklum balas
yang berkesesuaian. Menurut Haffied Cangara bahwa komunikasi adalah suatu
bentuk interaksi antar manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama
lainnya, baik sengaja maupun tidak dengan sengaja (1998: 19). Menurut Effendi
(1995) komunikasi itu diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang orang lain untuk memberikan atau mengubah sikap, pendapat
atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung.
Istilah ‘komunikasi’ ( communication ) berasal dari bahasa latin
‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian
komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai
kebersamaan. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain. (Hovland, Janis dan Kelley:
1953)
komunikasi adalah proses penyampaiam informasi, gagasan, emosi, keahlian
dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol aseperti kata-kata, gambar-gambar,
abgka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964).

2.2 Unsur-unsur Komunikasi


Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami unsur-unsur
komunikasi, antara lain:
1. Komunikator
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan
menggunakaan media tertentu. Unsur-unsur yang sangat berpengaruh
dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu
komunikasi.
2. Komunikan
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian
memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberin respon.
3. Media
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai
sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal,
wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar dan bahasa tubuh.
4. Pesan
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan
pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
5. Tanggapan
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan
pesan. Diimplementasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau
tidakan sesuai dengan pesan yang diterima.

2.3 Fungsi dan Manfaat Komunikasi


Dengan berkomunikasi, insyaAllah kita dapat menjalin saling pengertian
dengan orang lain khususnya di bidang kesehatan seperti perawat dengan klien karena
komunikasi memiliki bebeapa fungsi yang sangat penting, diantaranya:
1. Fungsi informasi
Untuk memberitahukan sesuatu kepada pihak tertentu, dengan maksud
agar komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi eksprei
Sebagai wujud ungkapan perasaan/pikiran komunikator atas apa yang
dipahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan
3. Fungsi kontrol
Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi
pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4. Fungsi sosial
Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan diantara komunikator
dengan komunikan
5. Fungsi ekonomi
Untuk keperluan transanksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial,
barang dan jasa.
6. Fungsi dakwah
Untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan perjuangan bersama.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Komunikasi dalam Perspektif Islam


Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan
komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu
komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika yang berarti komunikasi yang
bersumber kepada Al-Quran dan hadis (sunah Nabi).
Dalam Al-Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit
bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hamba-Nya melalui wahyu. Untuk
menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga
memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui
matan hadits. Di dalam hadits, ditemukan prinsip-prinsip etika komunikasi,
bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan berkomunikasi kepada kita. Misalnya,
pertama, qulil haqqa walaukana murran (katakanlah apa yang benar walaupun pahit
rasanya). Kedua, falyakul khairan au liyasmut (katakanlah bila benar kalau tidak
bisa,diamlah). Ketiga, laa takul qabla tafakkur (janganlah berbicara sebelum berpikir
terlebih dahulu). Pesan Nabi tersebut bermakna luas bahwa dalam berkomunikasi
hendaklah sesuai dengan fakta yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami (Fitriyani,
2016 : 1). Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.
”Communication is the of sending and receiving messages” (Burce dkk. 2003:3).
Proses tersebut terdiri dari lima elemen, yaitu komunikator, pesan, media, penerima
dan umpan balik.
Dalam komunikasi keperawatan, untuk mengeliminasi kemungkinan
pertentangan pemaknaan antara perawat dan pasien, dikembangkan suatu konsep
komunikasi yang dikenal sebagai komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik ialah
komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang
direncanakan dan berfokus pada kesembuhan pasien. Hubungan antara perawat dan
pasien yang bersifat terapeutik ialah komunikasi yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki emosi pasien. Komunikasi terapeutik merupakan interaksi bersama
antara perawat dan pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh pasien.
Dalam hal ini Stuart G.W dan Sundeen S.J (1995) menyatakan bahwa
komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien,
dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama
dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. Sedangkan S.Sundeen
(1990) menyatakan bahwa hubungan terapeutik adalah hubungan kerjasama yang
ditandai tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina
hubungan intim yang terapeutik. Hubungan antara pasien dan perawat yang bersifat
terapeutik dapat diidentifikasikan melalui tindakan yang diambil oleh perawat dan
pasien yang dimulai dengan tindakan perawat, respon pasien dan tujuannya, serta
transaksi timbal balik untuk mencapai tujuan hubungan. Komunikasi terapeutik
terjadi dengan tujuan menolong pasien yang dilakukan oleh kelompok profesional
melalui pendekatan pribadi berdasarkan perasaan dan emosi serta berdasarkan rasa
saling percaya di antara kedua pihak yang terlibat dalam komunikasi.
Teori komunikasi menurut ajaran Islam selalu terikat kepada perintah dan
larangan Allah swt atau Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad saw Pada dasarnya
agama sebagai kaidah dan sebagai perilaku adalah pesan (informasi) kepada warga
masyarakat agar berperilaku sesuai dengan perintah dan larangan Tuhan. Dengan kata
lain komunikasi menurut ajaran agama sangat memuliakan etika yang dibarengi
sanksi akhirat (Muis dan Abdul Andi, 2001:5-9). Al-Qur’an menyebut komunikasi
sebagai salah satu fitrah manusia. Dalam QS. Al-Rahman : ayat 1 – 4. “(Tuhan) yang
Maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur'an. Dia menciptakan manusia.
Mengajarnya pandai berbicara”. (QS. Al-Rahman : 1 – 4)
Dalametika komunikasi islam ada 6 prinsip gaya bicara atau pembicaraan
(qaulan) yaitu:
1. Qaulan Sadidan (perkataan benar, lurus dan jujur)
2. Qaulan Balighan (tepat sasaran, muda dipahami)
3. Qaulan Masyuro (Perkataan yang ringan)
4. Qaulan Layyina (Perkataan yang lemah lembut)
5. Qaulan Karima (Perkataan yang mulia)

komunikasi mendapat perhatian sangat besar dalam agama Islam dan


mengarahkannya agar setiap muslim memakai etika islami dalam berkomunikasi. Hal
itu dapat dibuktikan dengan banyaknya ayat-ayat yang berkaitan dengan etika
komunikasi, baik dalam Al-Qur’an maupun hadits. Islam sebagai wahyu yang
diberikan oleh Allah mengajarkan kepada umatnya agar mampu berkomunikasi
dengan baik sesuai dengan akidah yang telah diajarkanya dengan pedoman Al Qur’an
sebagai sandaran. Sebab hanya manusialah satusatunya makhluk yang oleh Allah
diberikan karunia untuk mampu berbicara. Dengan kemampuan tersebut manusia
mampu dan memungkinkan untuk dapat membangun suatu hubungan social dengan
berkomunikasi.

Dalam berkomunikasi Allah telah memberikan petunjuk bagi hambanya, agar


dalam berkomunikasi mereka mampu menjalin komunikasi yang baik. Komunikasi
yang sesuai dengan ajaran Al Qur’an dengan segenap prinsip-prinsip didalamnya dan
dengan etika-etika tertentu akan menjadikan komunikasi dapat membuat komunikasi
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tujuan dalam berkomunkasi dapat tercapai,
sehingga komunikasi dapat dikatakan baik. Dalam menjalankan kehidupannya,
manusia memerlukan komunikasi agar proses kehidupan mereka dapat berlangsung.
Manusia tidak hanya bisa berkomunikasi dengan sesamanya, namun manusia juga
perlu berkomunikasi dengan tuhannya dan berkomunikasi dengan alam semesta.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa implementasi komunikasi


terapeutik antara perawat dengan pasien, akan bermakna sangat besar apabila perawat
memahami ilmu komunikasi. Terutamanya mengenai komunikasi terapeutik, serta
pemahamannya tentang promosi kesehatan dalam perspektif Islam. Komunikasi
terapeutik ialah komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain
yang direncanakan dan berfokus pada kesembuhan pasien. Hubungan antara perawat
dan pasien yang bersifat terapeutik ialah komunikasi yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki emosi pasien. Komunikasi terapeutik merupakan interaksi bersama
antara perawat dan pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh pasien.
Hubungan antara pasien dan perawat yang bersifat terapeutik dapat
diidentifikasikan melalui tindakan yang diambil oleh perawat dan pasien yang
dimulai dengan tindakan perawat, respon pasien dan tujuannya, serta transaksi timbal
balik untuk mencapai tujuan hubungan. Komunikasi terapeutik terjadi dengan tujuan
menolong pasien yang dilakukan oleh kelompok profesional melalui pendekatan
pribadi berdasarkan perasaan dan emosi serta berdasarkan rasa saling percaya di
antara kedua pihak.
Pada kasus semacam ini komunikasi terapeutik yang dilakukan seorang
perawat dengan bekal rohani dan nilai Ke-Islaman yang mumpuni dapat berperan.
Tujuannya menolong pasien dan memperbaiki problem emosinya dalam rangka
menuju kesembuhan. Perawat bisa meletakkan diri dalam proses pendekatan pribadi
kepada pasien berlandaskan perasaan, emosi serta rasa saling percaya di antara kedua
pihak yang terlibat dalam komunikasi

4.2 Saran

Diharapkan khususnya caon perawat atau tenaga medis lain harus mampu
mengaplikasikan komunikasi yang baik bahkan lebih baik jika menurut perspektif islam dan
teurapetik terhadap klie, agar terciptanya kenyamanan pada klien bahkan instansi tersebut.
DAFTAR PUTAKA

Abi Mufti, Etika Komunikasi, Sumber: http://abimuftikpi14.blogspot. co.id/2015/12/etika-


komunikasi-dalam-perspektif-islam.html, diakses pada tanggal 19 November 2016.

Nugroho, Abraham Wahyu. 2009, Komunikasi Interpersonal Antara Perawat dan Pasien,
FISIP USM. Surakarta.

Burce, Courtland L, John V.Thill, and Barbara E.Schatzman. 2003, Business Comunication
Today. South Edition ,Internasional Edition, Pearson Education Inc, New Jersey. Gibson,
James L., John M.Ivancerich , James H.

Donnelly, Jr., and Robert Konopaske. 2009, Organizations, Behavior, Structure, Processes,
Thirteenth Edition, International Edition, McGraw Hill. New York.

Haffied Cangara, 1998, Pengantar Ilmu Komunikasi, Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Hilton. A.P. , 2004, Fundamental Nursing Skills, Whurr Publisher Ltd, USA. Jeny
Marlindawani Purba, Komunikasi Dalam Keperawatan, Sumber: http://
library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-jenny.pdf, diakses pada tanggal 19 November
2016

Kozier,et.al. 2004, Fundamentals of Nursing ; Concepts, Process and Practice, seventh


edition, Pearson Prentice Hall, United States.

Littlejohn, Stephen W.,and Karen A.Foss. 2005, Theories of Human Communication, eighth
edition, Thomson Wadsworth, Belmont, CA. Machfoedz, Mahmud. 2009, Komunikasi
Keperawatan (Komunikasi Terapeutik), Ganbika, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai