“KOMUNIKASI SBAR”
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Faizah Betty R, S.Kep., M.Kes.
DISUSUN OLEH:
1. Ferdiana Amelya (J210200193)
2. Heningdyah Sekar Trifa (J210200148)
3. Mahrunnisa Syahratudar M (J210200146)
4. Putri Reviana C (J210200156)
5. Rurun Nisa Oktaviani (J210200144)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan
kehendak-Nya, makalah ini dapat kami selesaikan pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Laboratorium Komunikasi dalam Keperawatan . Adapun yang kami bahas
dalam makalah ini mengenai “Komunikasi S-B-A-R.” Dalam penulisan makalah
ini, kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu
pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pengajar yakni
Ibu Dr. Faizah Betty R, S.Kep., M,Kes. yang telah memberikan limpahan ilmu
yang berguna kepada kami.
K ami menyadari akan kemampuan kami yang mas ih amatir. D alam
makalah ini kami sudah berusaha untuk dapat menyusunnya dengan baik. Tapi k a m i
yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan juga kritik untuk menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi dan berguna bagi kami
dan siapapun yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................9
3.2 Saran........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
salah yang disampaikan oleh perawat kepada dokter, hal ini dikarenakan komunikasi
SBAR merupakan komunikasi yang telah terstruktur dengan baik, benar dan jelas, maka
dari itu pengetahuan tentang teknik komunikasi SBAR penting untuk terus ditingkatkan.
2.2 Tujuan Komunikasi SBAR
Berkomunikasi dengan SBAR membuat laporan pasien menjadi lebih akurat dan
efisien. Teknik ini sederhana namun sangat efektif digunakan ketika perawat melaporkan
pasien kepada dokter, perawat melakukan serah terima serta mentransfer pasien ke
fasilitas kesehatan lain atau ke tingkat perawatan lain.
Tujuan dan keuntungan menggunakan SBAR (Byres et al, 2009):
1. Meningkatkan keamanan keselamatan pasien (patient safety)
2. Memberikan standar untuk penyebaran atau berbagi informasi
3. Meningkatkan kekuatan atau kejelasan dari para pemberi pelayanan kesehatan
dalam mengajukan permintaan perubahan perawatan pasien atau untuk
menyelesaikan informasi dalam keadaan kritis dengan benar dan akurat
4. Meningkatkan efektivitas kerja tim
Dengan berkomunikasi menggunakan SBAR dapat menjalin rasa pengertian dengan
teman sejawat perawat atau perawat dengan dokter karena komunikasi ini memiliki
manfaat, antara lain:
1. Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai
dengan yang dimaksudkan.
2. Adanya saling kepahaman dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari
salah satu persepsi.
3. Memberikan suatu pesan kepada pihak tertentu, dengan maksud agar pihak yang
diberi informasi dapat memahaminya.
2.3 Metode Komunikasi SBAR
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment, dan
Recomendation. Komunikasi SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan,
sehingga dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri.
1. Situation: Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/dilaporkan?
a. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien
b. Diagnosa medis
c. Apa yang terjadi dengan pasien
2. Background: apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan
situasi?
5
a. Obat saat ini dan alergi
b. Tanda-tanda vital terbaru
c. Hasil laboratorium: tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya
untuk perbandingan
d. Riwayat medis
3. Assessment: berbagai hasil penilaian klinis perawat.
a. Apa temuan klinis?
b. Apa analisis dan pertimbangan perawat?
c. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4. Recomendation: Apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
a. Apa taindakan/rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
b. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan kepada dokter?
c. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
d. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?
Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan:
1. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Perawat mengumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan
kondisi pasien yang akan dilaporkan.
3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan
yang harus dilanjutkan.
4. Perawat membaca dan memahami catatan perkembangan terkini dan hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya.
5. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
6
Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower kateter,
pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu, SaO2 88%- Program sudah dapat
injeksi Lasik 3 x 1 amp IV.
TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan
asites
Hasil laboratorium terbaru tanggal 1 Desember 2020: Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum
237 mg/dl
Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
Assessment (A) :
Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit lebih
Pasien tampak gelisah.
Recommendation (R) :
Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM? Mulai berapa liter/menit?
Apa advise dokter?
Perlukah peningkatan diuretic atau drip deuretik
Apakah dokter akan memindahkan pasien ke HCU?
B: Tanggal masuk 28 November 2019 mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam,
mengalami sesak napas. Diagnosa medis yaitu gagal ginjal kronik, tindakan yang sudah
dilakukan pada pasien posisi semi fowler, sudah terpasang DC, pemberian oksigen 3
liter/menit sekitar 15 menit yg lalu, SaO2 88%. Program sudah dapat injeksi lasik 3 x 1 amp
IV. Hasil lab terbaru 1 Desember 2019 : Hb 9 mg/dL, albumin 3, ureum 23 mg/dL, TD
150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x /menit, oedema ekstremitas bawah dan asites.
Kesadaran composmentis, bunyi nafas ronchi.
A: Pasien tampak gelisah, saya pikir ini masalahnya pada gangguan pola nafas dan
keseimbangan cairan dan juga elektrolit lebih.
7
R: Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM? Jika ya, mulai berapa liter/menit
dok? Apa advice dokter? Perlukah peningkatan diuretik atau drip diuretik? Apakah dokter
akan memindahkan pasien ke HCU?
Kemudian dokter akan menjawab dan menberikan instruksi yang harus dicatat di CPPT.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi SBAR adalah suatu teknik yang menyediakan kerangka kerja untuk
komunikasi antara anggota tim kesehatan tentang kesehatan pasien. Teknik komunikasi
SBAR merupakan teknik komunikasi yang memberikan urutan logis, terorganisir, dan
meningkatkan proses komunikasi untuk memastikan keselamatan pasien.
Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment, dan
Recomendation.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Rezkiki, Fitrianola. & Sri Utami, Gita. (2016). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
Manurung, Idawati. & Udani, Giri. (2019). Kepuasan Perawat Setelah Melakukan Overan
Sisi
Arizal A, Lukman dkk. (2018). Model Komunikasi (SBAR dan TBAK) Dalam Keperawatan.
Makalah.
10