Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PANIC DISORDER DI UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT


JIWA PROVINSI JAWA BARAT 2017

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Laporan Stase Keperawatan Jiwa di


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

OLEH:
KELOMPOK 3

Borneo Dwi Asmara Putra 214117122


Indra Febriyaji 214117078
Sani Wulandari 214117145
Putri Anggi Widia 214117014
Fira Bandule 214117016
Ketut Aryadana 214117144
Ujang Nasep 214117082

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PANIC DISORDER DI UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT
JIWA PROVINSI JAWA BARAT 2017

A. Latar Belakang
Serangan panik atau panik attack adalah timbulnya rasa takut
berintesitas tinggi yang datang secara tiba-tiba tanpa penyebab yang
nyata. Merasa mengalami serangan jantung hingga mengira dirinya
sedang sekarat adalah hal-hal yang penderita alami saat terjadi
serangan p (Stuart, 2013)anik. Ketakutan akan hilang kontrol atau
nyeri dada juga dapat dialami oleh penderita. Walau demikian,
serangan panik itu sendiri tidak berbahaya.
Serangan panik dapat hilang dan bisa dialami hanya 1-2 kali
sepanjang hidup seseorang, namun dapat juga terjadi secara berulang
kali. Serangan ini lebih banyak dialami oleh wanita berusia remaja
hingga dewasa dibanding laki-laki, anak-anak dan lansia. Pada kondisi
serangan panik yang terjadi secara berulang-ulang dan disertai
perasaan takut terus- menerus terhadap terjadinya serangan lanjutan
menandakan sebuah kondisi yang dinamakan gangguan panik atau
panik disolder.
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah di berikan penyuluhan selama 25 menit, sasaran
mampu mengetahui dan memahami tentang Panic Disorder.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit, sasaran
diharapkan dapat :
a. Menjelaskan kembali pengertian Panic Disorder
b. Menyebutkan kembali Penyebab Panic Disorder
c. Menyebutkan kembali minimal 3 tanda-tanda panic disorder

2
d. Menyebutkan kembali cara penatalaksanann pada penderita
panic disorder
C. Materi
Dalam penyuluhan ini akan disampaikan beberapa hal mengenai
Panic Disorder, diantaranya :
1. Pengertian Panic Disorder
2. Penyebab Panic Disorder
3. Tanda dan gejala Panic Disorder
4. Penatalaksanaan penderita Panic Disorder
D. Metode
Metode yang digunakan pada penyuluhan Panic Disorder adalah :
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Alat dan Media


1. Alat : Meja, kursi, microphone, sound system,
Infocus
2. Media : Laptop, Video dan slide/power point.
F. Sasaran
Keluarga dan klien yang datang ke unit rawat jalan RSJ Provinsi
Jawa Barat
G. Waktu Dan Tempat
Hari, Tanggal : 16 November 2017
Jam : 08.30
Lokasi : Unit Rawat Jalan RSJ Provinsi Jawa Barat
H. Rencana Kegiatan

N TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN


O PENYULUHAN AUDIENCE
1. Pembukaan 5 menit  Memberikan Audience
salam memberi salam,
 Perkenalan mendengarkan,

3
 Menjelaskan dan merespon
latar belakang pertanyaan.
dan tujuan
penyuluhan
 Kontrak waktu
dengan audience
 Apersepsi (test
awal).
2. Pemberian 10 menit  Menggali Audience
Materi pengetahuan menyimak
sasaran serta dengan baik apa
memberikan yang
tambahan disampaikan oleh
pengetahuan penyuluh.
mengenai Panic
Disorder

3. Evaluasi 5 menit  Tanya jawab. Audience mau


bertanya dan
berpartisipasi
aktif.

4
4. Penutup 5 menit  Menyimpulkan Audience
hasil mengungkapkan
penyuluhan. kesan dan pesan.

I. Tempat
Penyuluhan dilaksanakan di Unit Rawat Jalan RSJ Provinsi Jawa
Barat dengan setting tempat :

Layar

MC

Infocus

Sasaran Sasaran

Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran

J. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan Alat dan Media
Alat dan Media telah dipersiapkan sejak satu hari
sebelum acara penyuluhan. Alat yang digunakan adalah
meja, kursi, laptop, microphone, sound system, Infocus.

5
Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah video, dan
power point.
b. Persiapan Materi
Materi telah dipersiapkan sejak satu hari sebelum
acara penyuluhan. Materi yang akan diberikan dalam
penyuluhan akan disebarluaskan dalam bentuk leaflet.
Materi yang telah dipersiapkan dan diperiksa kembali baik
dari segi bahasa maupun susunannya sehingga dapat
mempermudah penerimaan dan pemahaman informasi atau
penyuluhan oleh sasaran.
2. Proses Penyuluhan
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan, diharapkan berjalan
lancar dan sasaran memahami tentang Panic Disorder
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi proses interaksi
antara penyuluh dengan sasaran
c. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan oleh
penyuluh.
3. Hasil Penyuluhan
a. Jangka Pendek
I. Sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan pengertian Panic Disorder dengan
bahasa yang sederhana
II. Sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan penyebab Panic Disorder dengan
bahasa yang sederhana
III. Sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan tanda dan gejala Panic Disorder
dengan bahasa yang sederhana
IV. Sasaran dapat mengikuti penyuluhan dan dapat
menyebutkan penanganan Panic Disorder dengan
bahasa yang sederhana

6
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran tentang
pentingnya mengetahui apa itu panic disorder,
penyebabnya, tanda dan gejala dan cara penanganannya

7
MATERI PENYULUHAN

ANSIETAS DAN PANIC DISORDER

A. Ansietas
1. Definisi Ansietas
Ansietas merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari
.Ansietas selalu ada dan bukan milik masyarakat atau budaya
tertentu. Ansietas melibatkan fisik seseorang, persepsi diri, dan
hubungan dengan orang lain, menjadikan ansietas sebagai konsep
dasar dalam study keperawatan kesehatan jiwa dan perilaku
manusia. Seorang dengan gangguan ansietas mengalami
kerusakan pada kualitas dan fungsi hidup. Rentang respon
ansietas
Ansietas adalah rasa takut yang tidak jelas disertai dengan
perasaan ketidakpastian, ketidakberdayaan, isolasi dan
ketidakamanan.Seseorang merasa dirinya sedang terancam.
Pengalaman ansietas dimulai pada masa bayi dan berlanjut
sepanjang hidup. Pengalaman seseorang diketahui berakhir
dengan rasa takut terbesar oada kematian.
Tingkat ansietas peplau(1993), mengidentifikasi tingkat tingkat
ansietas dengan penjelasan efeknya:
a. ansietas ringan terjadi saat ketegangan hidup sehari-hari
selama tahap ini seseorang waspada dan lapang persepsi
menigkat . Kemampuan seseorag untuk melihat, mendengar
dan menangkap lebih dari sebelumnya. Jenis ansietas ringan
dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan
dan kreativitas
b. ansietas sedang, dimana seseorang hanya terfokus pada hal
yang penting saja lapang persepsi menyimpulkan sehingga
kurang melihat, mendengar dan menangkap. Seseorang

8
memblokir area tertentu tetapi masih mampu mengikuti
perintah jika diarahkan untuk melakukannya
c. Ansietas berat, ditandai dengan penurunan yang signifikan
dilapang persepsi,cendrung memfokuskan pada hal yang
detail dan tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
ditunjukan mengurangi ansietas, dan banyak arahan
dibutuhkan untuk fokus pada area lain.
d. Panik dikaitkan dengan rasa takut dan teror, sebagian orang
yang mengalami kepanikan tidak dapat melakukan hal-hal
bahkan dengan arahan
2. Perilaku Ansietas
Ansietas dapat dinyatakan secara langsung melalui
perubahan fisiologis dan perilaku atau tidak langsung melalui
respon kognitif dan afektif, termasuk terjadinya gejala atau
mekanisme koping yang dikembangkan sebagai pertahanan
terhadap ansietas. sifat dari respon yang ditampilkan tergantung
pada tingkat ansietasnya.
Dalam menggambarkan efek dari ansietas pada respon
fisiologis, tingkat ansietas ringan dan sedang meningkatkan
kapasitas seseorang. Sebaliknya, ansietas berat dan panik
melumpuhkan kapasitas. Respon fisiologis yang berhubungan
dengan ansietas diatur terutama oleh otak melalui sistem saraf
otonom. Ada 2 jenis respon otonom:
a. parasimpatik-melindungi respon tubuh
b. simpatik-mengaktifkan proses tubuh
Reaksi simpatik paling sering terjadi pada respon ansietas.
Reaksi ini mempersiapkan tubuh untuk menghadapi situasi darurat
dengan reaksi fight-or-flight. Hal ini juga dapat memicu sindrom
adaptasi umum.
Untuk beberapa orang reaksi parasimpatis dapat hidup
berdampingan atau mendominasi serta menghasilkan efek yang

9
berlawanan. Reaksi fisiologis yang lainnya juga mungkin jelas.
Berbagai respon fisiologis terhadap ansietas yang dapat diamati
oleh perawat pada klien.
Respon prilaku klien ansietas memiliki 2 aspek yaitu
kepribadian dan interpersonal. Tingginya tingkat ansietas
memengaruhi koordinasi, gerakan involunter, dan respon serta
dapat mengganggu hubungan manusia. Klien ansietas biasanya
menarik diri dan mengurangi keterlibatan interpersonal.
Fungsi kognitif juga dipengaruhi oleh ansietas, menghasilkan
masalah konsentrasi, kebingungan dan pemecahan masalah yang
buruk. Respon kognitif klien yang mungkin ditampilkan saat
mengalami ansietas di jelaskan dalam tabel di bawah ini.

Akhirnya, perawat dapat mengkaji ansietas dari reaksi


emosional klien atau respon afektif melalui gambara subjektif dari
pengalaman pribadi klien seringkali, klien menggambarkan diri
dengan kekakuan otot tubuh, gugup, gelisah, cemas, khawatir atau
resah. Seorang klien menggambarkan perasaannya dengan cara
berikut : “saya memperkirakan sesuatu yang sangat buruk terjadi,
tapi saya tidak tau apa. Saya takut, tapi saya tidak tau mengapa.
Saya kira dapat disebut sebagai firasat buruk. “semua ungkapan-
ungkapan ini merupakan ungkapan ketakutan dan kewaspadaan
yang berlebihan. Tampak jelas bahwa orang menafsirkan ansietas
sebagai tanda peringatan. Respon afektif tambahan tercantum
dalam tabel di atas.

10
Klien mugkin menggambarkan perasaan marah, osan,
terhina, depresi, jengkel, tidak berharga, cemburu, depresiasi diri,
curiga, sedih, dan tidak berdaya. Kombinasi emosi membuat
perawat sulit membedakan antara ansietas dan depresi, karena
gambaran klien mungkin serupa.

Hubungan yang dekat di temukan diantara gangguan


ansietas, depresi, rasa bersalah dan permusuhan. Gejala dari salah
satu gangguan dapat menyebabkan dan memperkuat gangguan
yang lain, sbagai contoh hubungan antara ansietas dan
permusuhan. Rasa sakit yang dialami oleh seseorang yang
ansietas sering dianggap sering bertanggung jawab menyebabkan
kemarahan dan kebencian terhadap orang-orang. Perasaan-
perasaan permusuhan ini pada gilirannya meningkatkan ansietas.

Siklus in terlihat dalam kasus istri yang mengalami ansietas,


tergantung, dan tidak aman yang sangat terikat dengan suaminya.
Disisi lain ditemukan pernyataan istri yang menyaakan permusuhan
besar terhadap suami dan hubungan mereka. Verbalisasi perasaan
ini mengakibatkan ansietas dan konflik yang belum terselesaikan.
Ansietas sering di ekspresikan melalui kemarahan, dan ketegangan
dan bahkan besar kemungkinan menjadi ketegangan.

B. Panic Disorder
1. Definisi Panic Disorder
Seseorang dengan Panic Disorder memiliki serangan
ketakutan yang terjadi secara tiba-tiba dan berulang yang terjadi
dalam hitungan menit atau bahkan sampai waktu yang sangat
panjang. Serangan panik memiliki karakteristik seperti kehilangan
control diri sendiri terhadap rasa takut walaupun sebenarnya tidak
ada bahaya nyata yang mengancam. Seseorang yang mengalami
serangan panik akan mengalami reaksi fisik yang hampir mirip

11
dengan serangan jantung. Serangan panik dapat terjadi kapan
saja, dan orang dengan Panic Disorder sangat khawatir akan
kemungkinan serangan yang lainnya yang akan terjadi dimasa
mendatang.
Seseorang dengan Panic Disorder mungkin akan merasa
berkecil hati dan malu karena dia tidak bisa melakukan aktifitas
normal seperti orang kebanyakan seperti sekolah, pergi ke pasar,
bekerja atau bahkan mengemudi.
Panic Disorder sering terjadi pada masa remaja akhir atau
pada masa dewasa awal. Kebanyakan, Panic Disorder dialami oleh
wanita dibandingkan pria. Tapi, tidak semua individu yang pernah
mengalami serangan panik akan menderita Panic Disorder.
2. Penyebab Panic Disorder
Panic Disorder dapat terjadi di dalam keluarga, tetapi
terkadang keluarga tidak mengetahui kenapa Panic Disorder dapat
terjadi pada salah satu anggota keluarga sedangkan disaat yang
sama, anggota keluarga yang lain tidak mengalaminya. Penelitian
menunjukan bahwa beberapa bagian otak, maupun proses biologis,
mempunyai peranan penting terhadap terjadinya kecemasan.
Beberapa peneliti menduga bahwa seseorang dengan Panic
Disorder salah mempersepsikan sensasi tubuh yang tak
berbahaya menjadi sebuah ancaman. Dengan mempelajari
bagaimana cara kerja otak dan tubuh pada individu dengan Panic
Disorder, para tenaga kesehatan mungkin dapat merancang
sebuah cara perawatan yang lebih baik. Para peneliti juga sedang
mencari hubungan antara stress dan lingkungan sebagai salah satu
penyebab Panic Disorder.
3. Tanda dan Gejala
Beberapa tanda dan gejala pada individu dengan Panic
Disorder antara lain:

12
a. Serangan panik yang mendadak dan berulang yang meliputi
kecemasan dan rasa takut
b. Perasaan yang tidak bisa dikontrol, ataupun ketakutak akan
kematian yang terjadi ketika serangan panik terjadi
c. Tanda gjala fisik ketika serangan panik, seperti nadi yang
cepat, berkeringat, kedinginan, gemetar, napas yang cepat,
kelemahan dan rasa pusing, tangan yang mati rasa, sakit
pada dada, sakit perut, dan rasa mual
d. Rasa cemas yang berlebihan terhadap serangan panik yang
akan dating
e. Ketakutan terhadap tempat dimana serangan panik telah
terjadi pada masa lalu
4. Penatalaksanaan
Bagi para penderita, disarankan untuk berkonsultasi pada
dokter tentang tanda dan gejala yang dialami. Dokter akan
melakukan pemeriksaan dan akan menanyakan tentang riwayat
kesehatan untuk memastikan bahwa pennyakit yang dialami pada
masa lalu bukanlah penyebab terjadinya tanda dan gejala yang
dialami. Dokter mungkin akan menyarankan penderita untuk
berkonsultasi pada psikiater ataupun psikolog.

Panic Disorder secara umum akan ditangani dengan


psikoterapi, obat-obatan, ataupun keduanya. Sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter untuk perawatan yang terbaik bagi
penderita Panic Disorder.

Psikoterapi. Jenis psikoterapi yang digunakan dalam


penanganan Panic Disorder disebut Cognitive Behaviour Therapy
(CBT) yang digunakan sebagai penanganan pertama pada Panic
Disorder. Cara kerja dari BCT yaitu mengajarkan cara berpikir
terhadap sesuatu dengan sudut pandang yang lain, bagaimana
cara bertindak dan bereaksi terhadap perasaan yang dating pada

13
saat serangan panik terjadi. Serangan panik akan perlahan
menghilang ketika penderita menyikapi sensasi fisik terhadap
kecemasan dan rasa takut yang terjadi ketika serangan panik
terjadi dengan cara yang berbeda sesuai dengan terapi BCT.

Obat-obatan. Dokter juga akan meresepkan jenis obat-


obatan yang berbeda untuk mengobati Panic Disorder, antara lain:

a. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRIs)


b. Serotonin-Norepineprhine Reuptake Inhibitors (SNRIs)
c. Beta-Blockers
d. Benzodiazepines

SSRIs dan SNRIs umumnya digunakan untuk mengobati depresi,


selain itu obat-obatan ini juga digunakan untuk mengurangi gejala
dari Panic Disorder. Obat-obatan ini membutuhkan waktu beberapa
minggu untuk mulai bekerja. Obat-obatan ini tentunya mempunyai
beberapa efek samping, seperti sakit kepala, mual, atau susah
tidur. Tetapi, efek samping ini tidak dirasakan oleh sebagian
individu, terutama bagi individu yang mengkonsumsi obat-obatan ini
dimulai dengan dosis yang rendah dan dosis dinaikan perlahan-
lahan. Bagi para penderita, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
tentang efek samping yang mungkin terjadi.

Obat-obatan lain yang mungkin dikonsumsi adalah beta-blocker,


yang dapat membantu klien untuk mengontrol beberapa gejala fisik
yang disebabkan oleh Panic Disorder, seperti nadi yang cepat.
Walaupun dokter tidak selalu memberikan obat ini untuk penderita
Panic Disorder, tetapi obat ini dapat menurangi gejala Panic
Disorder di berbagai situasi.

Benzodiazepine, salah satu jenis obat penenang sangat


ampuh dan efektif untuk menurunkan gejala serangan panik
dengan sangat cepat, tetapi jika digunakan secara terus menerus,
14
akan menimbulkan ketergantungan dan menaikan ambang batas
dosis obat di dalam otak. Oleh karena itu, dokter hanya akan
meresepkan obat ini hanya dalam jangka waktu tertentu.

15
DAFTAR PUSTAKA

National Institute of Mental Health . (2016). NIMH.NIH. Retrieved


November 9, 2017, from National Institute of Mental Health :
www.nimh.nih.gov/health/publications/panic-disorder-when-fear-
overwhelmes/index.shtml

Stuart, G. W. (2013). Prinsip dan Praktik Keperawatan Jiwa Stuart.


Jakarta: Elveiser.

16

Anda mungkin juga menyukai