Oleh:
Kelompok 1
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagian tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis
media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif.
umumnya terjadi dua tahun pertama kehidupan dan puncaknya pada tahun
Otitis media kronis (OMK) adalah infeksi kronis pada telinga tengah
dengan perforasi membran tympani dan sekret keluar dari telinga terus
menerus atau hilang timbul. sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa
nanah. Jenis otitis media kronis dapat terbagi 2 jenis, yaitu OMK tipe benigna
dan OMK tipe maligna. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis media
akut menjadi otitis media kronis yaitu terapi yang terlambat diberikan, terapi
tidak adekuat, virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang rendah
2
populasi di Eskimo (12-46%), sedangkan prevalensi terendah terdapat pada
1996 ditemukan prevalensi Otitis Media Supuratif Kronik (atau yang oleh
penderita infeksi telinga tengah adalah usia 7-18 tahun, dan penyakit telinga
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Kronik
3
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
telinga
2. Pengkajian Persistem
4
3. Pengkajian Psikososial
b. Aktivitas terbatas
4. Pemeriksaan diagnostik
mastoid
5. Pemeriksaan pendengaran
B. Diagnosa Keperawatan
kekambuhan
5
C. Intervensi dan Implementasi
c. Intervensi Keperawatan:
diderita klien
6
b. Kriteria hasil : Klien memakai alat bantu dengar ( jika sesuai ),
c. Intervensi keperawatan:
dengan pintu
(1) Lihat langsung pada klien dan bicaralah lambat dan jelas
komunikasi tertulis
7
3) Jika ia hanya mampu berbahasa isyarat, sediakan penerjemah.
pemahaman
dengan klien dapat berjalan dengan baik dan klien dapat menerima
c. Intervensi keperawatan :
tepat
8
Rasional : Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe
akan berlanjut
kekhawatirannya
c. Intervensi keperawatan :
9
1) Mengatakan hal sejujurnya kepada klien ketika mendiskusikan
cemasnya
kepada klien
lain
c. Intervensi keperawatan :
10
Rasionalisasi : hubungan saling percaya dapat menjadi dasar
kekambuhan
kekambuhan
c. Intervensi keperawatan :
melaporkannya
11
Rasional : pemahaman tentang komplikasi yang dapat terjadi pada
evaluasi pendengaran.
terjadinya kekambuhan.
D. Evaluasi
5. Pasien mampu berhubungan baik dan percaya diri terhadap orang lain
saat berkomunikasi.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Gangguan telinga
yang paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada
anak-anak dan juga pada orang dewasa. Otitis media kronik adalah
Albus, Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E. Coli. Penaganan yang
terlambat pada Otitis media kronis dapat menyebabkan berbagai masalah yang
13
B. Saran
praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini jauhlah dari kesempurnaan. Oleh sebab itu
14
DAFTAR PUSTAKA
Soepardi EA & Iskandar N. 2008. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Helmi, 2007. Komplikasi Otitis Media Supuratif Kronis dan Mastoiditis. Jakarta:
FKUI
.unair.ac.id/artikel_detail-35547-Kep%20Sensori%20dan%20Persepsi-
15