Dosen Pembimbing :
Ns. Khaerul Amri, M.Kep
Disusun Oleh :
1. Clara Andra Tiani (20017)
2. Dandy Cahya Aditya (20018)
3. I Gede Agung Mulya (20032)
4. Kamelia Ashidda (20034)
5. Riska Martini (20043)
6. Rizky Ayu Ardhani (20044)
7. Yuli Suharja (20055)
TINGKAT II
AKADEMI KEPERAWATAN RSP TNI AU
Jl. Merpati No. 2 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta Timur
2021-2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam menyelesaikan makalah tepat
waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah yang
berjudul “Prosedur Menerima Instruksi Pertelepon/Lisan/Hasil pemeriksaan kritis (TBAK)” dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Profesional. Penulis
berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi para pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb.
KELOMPOK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Bagi Penulis
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Model Komunikasi TBAK
2.2 Tujuan Komunikasi TBAK
2.3 Metode Komunikasi TBAK
2.4 Proses Komunikasi secara TBAK
BAB III NASKAH
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
No Jenis Kegiatan
1. Penerima informasi: mengangkat telpon, mengucapkan salam, menyebutkan
nama dan tempat bekerja/ menerima telpon, dan mengucapkan: ada yang bisa saya
bantu?
2. Bila penelpon tidak memberitahukan identitasnya, penerima informasi harus
menanyakannya.
3. Mendengarkan informasi atau instruksi dengan seksama, lalu mencatat kelengkapan
instruksiatau hasil pemeriksaan ke dalam catatan rekam medis pasien
4. Penerima informasi juga harus mencatat:
-Tanggal dan jam menerima telpon
-Siapa yang menerima (nama lengkap)
-Siapa yang menelpon (nama lengkap)
5. Membacakan kembali secara lengkap informasi atauinstruksiyang diterima, dan
konfirmasi kembali apakah yang dimaksud oleh pemberi informasi/ instruksi sudah
sesuai.
6. Eja ulang suku kata, untuk obat-obatdan tindakanyang namanya terdengar miripatau
tidak jelas
7. Beri tanda tangan dan nama jelas petugas yang menerimainstruksiatau informasi
serta perawat saksi, catat jam prosedur terjadi.
8. Lakukan verifikasi kepada dokter yang memberi instruksiatau informasi pada saat
datang berkunjungdengan memberi tanda tangan dan nama jelas, tanggal dan jam
verifikasi pada catatan sebelumnya.dalam waktu 1x24 jam setelah instruksi diberikan.
BAB III
NASKAH
Peran
Dokter : Rizky Ayu Ardhani
Karu : Riska Martini
Perawat 1 : Kamelia Asshida
Perawat 2 : Clara Andratiani
Unit Laboratorium : Yuli Suharja
Pasien : I Gede Agung
Keluarga Pasien : Dandy Cahya Aditya
Pada pagi hari di Ruangan Merak sebuah rumah sakit negeri di daerah Jakarta dirawat seorang
pasien bernama Tuan a berusia 20 tahun pasien tersebut mengalami penurunan pengeluaran urine 40
cc per 24 jam dan mengalami sesak nafas
Perawat 1 : Selamat pagi mas
Keluarga Pasien : Selamat pagi sus
Perawat 1 : Apa benar ini dengan mas Agung
Pasien : Iya benar sus
Perawat 1 : Bagaimana keadaan Mas pagi ini
Keluarga Pasien : Adik saya masih mengalami sesak sus
Perawat 1 : Baik,sebelumnya perkenalkan saya suster kamel dan ini rekan saya yaitu suster
Clara kami yang berdinas pada pagi hari ini dari jam 7 sampai jam 2 siang. Baiklah,
kali ini saya akan melakukan tindakan yang pertama yaitu melakukan tindakan
pemeriksaan tanda-tanda vital bertujuan untuk melengkapi dokumentasi dan
mengetahui rencana tindakan apa yang tepat dan yang terakhir membenarkan posisi
tidur mas menjadi semi fowler bertujuan untuk mengurangi rasa sesak yang Mas
rasakan apa mas bersedia ?
Pasien : Iya sus Boleh silakan
Perawat 2 : Baik Mas pemeriksaan tanda-tanda vital telah selesai dengan hasil TD: 100/ 60
mmHg N: 140x/ menit RR: 24x/menit dengan S: 37 derajat celcius selanjutnya kita
akan melakukan tindakan membenarkan posisi tidur Mas menjadi posisi semi fowler
baik pemeriksaan Sudah selesai bagaimana mas apakah sesak ya menjadi lebih baik
Pasien : ya sus sesak saya agak mendingan
Perawat 2 : Kalau begitu kami Permisi untuk kembali lagi ke ruang perawat untuk membereskan
alat-alat jika Mas membutuhkan saya Mas bisa panggil saya di ruang perawat atau
Mas bisa menyuruh bapak untuk memanggil kami
Keluarga pasien : baik terimakasih sus
Setelah itu karu menghubungi unit Laboratorium untuk menanyakan apakah hasil laboratorium Tn
Agung.
Karu : Selamat siang , perkenalkan saya Riska Martini kepala ruanga merak dengan siapa
saya berbica?
Unit Laboratorium : pagi bu, saya dengan yuli suharja ada yang bisa dibantu bu?
Karu : baik pak, saya ingin menanyakan hasil laboratorium Tn Agung yang mengalami
penurunan urine dengan nomor RM 00475 dengan tanggal lahir 2 mei 1999 dengan
pemeriksaan HB, Albumin dan Ureum?
Unit Laboratorium : baik bu saya cek terlebih dahulu
Bu menyampaikan bahwa hasil Tn Agung sudah ada hasilnya dan akan saya berikan
ke ruang merak.
Karu : baik terimakasih pak, selamat siang
Unit Laboratorium : selamat siang
Karu : Selamat pagi Dokter, saya Kepala Ruangan Merak dari melaporkan pasien Nama
Tuan A mengalami penurunan pengeluaran urine dan feses 24jam mengalami sesak
nafas dengan diagnosa medis medis gagal ginjal kronik tanggal masuk 8 Desember
2021 tindakan yang sudah diberikan yaitu melakukan posisi semi fowler pemberian
oksigen 3 liter per menit 12 menit yang lalu sao2 8% program sudah dapat injeksi
lasik 3x1 amp IV.
Dengan hasil laboratorium terbaru tanggal 10 Desember 2021 HB 9 MG/dl, albumin
3, ureum 23 mg/dl dengan hasil tanda-tanda kita TD: 150/80 mmHg RR: 30x/menit,
N: 100 x/menit, dan S: 37 derajat celcius edema ekstremitas bawah ke bawah dan
asites kesadaran composmentis bunyi nafas Roncy saya pikir masalah gangguan pola
nafas dan gangguan Keseimbangan cairan dan elektrolit lebih pasien tampak gelisah
Dokter : lakukan o2 NRM mulai 8 liter per menit, extra lasik 2 amour lanjut pasang plastik
mulai jalan 5 cc per observasi respirasi rate tekanan darah dan pengeluaran Urin
Karu : Baik dok ijin mengulangi lakukan o2 NRM mulai 8 liter per menit, extra lasik 2
amour lanjut pasang plastik mulai jalan 5 cc per observasi respirasi rate tekanan darah
dan pengeluaran Urin
Dokter : Iya benar
Karu : Siap dokter terima kasih
Kemudian karu menulis intruksi dokter di catatan integrasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, pada prinsipnya, komunikasi efektif merupakan penyampaian
informasi dengan benar, tidak terjadi salah persepsi antara pemeberi informasi maupun penerima
informasi. Sehingga, sebelum komunikasi dihentikan,dilakukan klarifikasfi baik oleh pemberi informasi
maupun penerima informasi (read back). Penggunaan TBAK dalam komunikasi merupakan
keharusan dalam program keselamatan pasien dengan harapan meminimalkan kesalahan dalam
berkomunikasi. Dengan diterbitkan pedoman komunikasi efektif ini,diharapkan semua petugas yang
menangani pasien melaksanakannya.
T : Menulis pesan yang disampaikan oleh DPJP (pemberi pesan) pada lembar jawaban
konsultasi bila menerima jawaban konsul atau pada lembar catatan terintegrasi bila melaporkan
kondisi pasien.
BA : Membaca kembali (Read Back) pesan yang sudah ditulis oleh DPJP (Pemberi pesan).
Selesai membacakan pesan, penerima pesan mengingatkan DPJP (Pemberi pesan) untuk melakukan
konfirmasi.Melakukan pengejaan dengan Alphabeth Indonesia (Abjad Indonesia) instruksi yang terkait
dengan obat LASA (Look Alike Sound Alike).
K : Konfirmasi instruksi atau hasil kritis yang disebut oleh pemberi pesan dengan jawaban “Baik
atau Oke, bila sesuai denganistruksi/pesanyangdiberikan sebelumnya.Konfirmasi dilakukan dalam waktu
1 x 24 Jam dengan cara DPJP menuliskan nama, paraf / tandatangan, tanggal dan jam kehadiran di kolom
stempel. Komfirmasi Read Back pemberi pesan di formulir catatan perkembangan terintegrasi
4.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan dalam meningkatkan
ilmu pengetahuan dan sebagai tuntunan untuk membahas lebih lanjut tentang mata ajar manajemen
keperawatan. Dimakalah ini masih banyaknya kekurangan jadi mohon bimbingan dari dosen untuk
melengkapi makalah selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Aimone, E., Andreoli, a., Baker,G.R., Boaro,N., Fancott, C., Sinclair, L., Tardif, G.,& Velji K (2010).
Efektivitas sebuahalat komunikasi SBAR diadaptasiuntukpengaturan rehabilitasi, HealthcareQuarterly,
11(Sp) 2008: 72-79
Alvarado, K., Boblin, S., Chritiffersen, E.,Fram, N., Lee, R., Lucas, J., & Poole,N. (2006). Transfer of
accountability:Transforming shift handover toenhance patient safety. HealthcareQuarterly 9, Special
issue.
Byres D, Cohen M, Cook H, Dickie J, Eastman N, Neden S, and Pipe L. 2009. Let’s talk, A Guide
For Collaborative Structured Communication for Care Aides, Licensed Practical Nurses. Registered
Nurses and All Members of the Health Care Team November 25: 1-24
Dufour, K. M. (2012). Implementation of theSBAR checklist to improve patientsafety in the united
states air forceaeromedical evacuation. College ofNursing and Health StudentPublications.
Iyer, P.W., Nancy H.C. (2005). Dokumentasikeperawatan. Jakarta: EGC.Joint Comission
International. (2007).Communication during patienthandovers.
Joint Comission Resource. Suicide Prevention: Toolkit for Implementing National Patient Safety Goal
15A. The Joint Comission on Acreditation of Healthcare Organization :USA. 2007.
Joint Commission Accreditation of HealthOrganization. (2010). National patientsafety goals.
Kesten, K.S. (2011). Role-Play Using SBARTechnique to Improve ObservedCommunication Skills in
SeniorNursing Students. Journal of NursingEducation, 50(2): 79-87.
Panduan komunikasi efektif. Subko Sasaran Keselamatan Pasien II RSUDDr. M. Soewandhie Kota
Surabaya 2014.
Rina, F. (2015). Motivasi Perawat Pelaksana tentang Teknik Komunikasi SBAR di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh:Universitas Syiah Kuala.
Sukesih & Istanti P,Y. (2015). Peningkatan Patient Safety dengan Komunikasi SBAR. The 2nd
University Research Coloqioum. ISSN 2407-9189.
https://id.scribd.com/document/450436080/TBAK-SBAR