Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

Konsep kolaborasi dan negosiasi


Dosen Pengampu : Ns. Indah Dwi Rahayu,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 8

1. Muparoha (S19128008)
2. Serlla Tri Annasha (S19128016)
3. Desvira Auliyah (S19128020)
4. Nugraha Abiga (S19128024)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

MUHAMMADIYAH PONTIANAK

TAHUN ANGKATAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT kami ucapkan karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah dengan judul
“Konsep Kolaborasi dan Negosiasi” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan

Terimakasih penulis ucapkan kepada anggota kelompok yang telah


berkontribusi secara finansial maupun non-finansial dalam pembuatan
makalah ini. Serta tidak lupa terima kasih kami ucapkan kepada Ns.Indah
Dwi Rahayu, M. Kep, selaku dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan
karena berkat bimbingan beliaulah makalah ini dapat terselesaikan secara
tepat waktu.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis serta pembaca dalam


mengembangkan ilmu pengetahuan. Kami menyadari bahwasanya dalam
penyusunan laporan ini tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan
yang kami lakukan. Sehingga kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian.

Kubu Raya, 19 April 2021.

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................................!
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................!!
DAFTAR ISI....................................................................................................................................!!!
BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................................................2

A. Latar belakang........................................................................................................................2

B. Tujuan Umum........................................................................................................................2

C. Tujuan Khusus.......................................................................................................................3

D. Manfaat..................................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................4

A. Definisi...................................................................................................................................4

B. Langkah-langkah....................................................................................................................4

C. Strategi dalam negosiasi.........................................................................................................5

D. Pengertian Kolaborasi............................................................................................................7

E. Manfaat..................................................................................................................................7

F. Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi...............................................................8

G. Proses kolaboratif...................................................................................................................9

H. Kolaborasi di Rumah Sakit..................................................................................................10

I. Anggota Tim Interdisiplin....................................................................................................10

BAB III CONTOH KASUS...........................................................................................................12

BAB IV PENUTUP........................................................................................................................16

A. Kesimpulan..........................................................................................................................16

B. Saran.....................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................17

1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk
menggambarkan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu.
Sekian banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun
didasari prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerjasama, berbagi
tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian
kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya yang
menjadi esensi dari kegiatan ini. Menurut Siegler & Whitney (2000),
kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan
memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam
kerangka kerja bidang respektif mereka.

Praktik keperawatan kolaboratif menekankan tanggung jawab bersama


dalam manajemen perawatan pasien, dengan proses pembuatan keputusan
bilateral didasarkan pada masing-masing pendidikan dan kemampuan praktek
isi. American Medical Assosiation (AMA, 1994) mendefinisikan istilah
kolaborasi sebagai sebuah proses dimana dokter dan perawat merencanakan
dan praktik bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam
batasan-batasan lingkup praktik mereka dengan berbagai nilai-nilai, saling
mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk
merawat individu, keluarga, dan masyarakat.

Negosiasi adalah komunikasi dua arah yang dirancang untuk mencapai


kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki kepentingan yang berbeda.
Proses interaksi dan komunikasi yang dinamis dan beranekaragam,
mengandung seni dan penuh rahasia, untuk mencapai suatu tujuan yang
dianggap menguntungkan para pihak.

B. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami mengenai kegiatan kolaborasi dan negosiasi di rumah
sakit.

2
C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi negosiasi

2. Mengetahui langkah-langkah sebelum melakukan negosiasi

3. Mengatahui strategi dalam negosiasi

4. Mengathui hal-hal yang harus dihindarkan dalam melakukan negosiasi

5. Mengetahui definisi kolaborasi

6. Mengetahui manfaat melakukan kolaborasi

7. Mengetahui proses dalam kolaboratif

D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa perawat, dapat menambah pengetahuan mengenai kegiatan
kolaborasi dan negosiasi yang dilakukan di rumah sakit.

2. Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
bagi mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi,
negosiasi juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis
dan Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi
menyelesaikan konflik dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi
berlangsung, berbagai pihak yang terlibat menyerah dan lebih menekankan
untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan antara keduanya.

Smeltzer (1991) mengidentifikasi dua tipe dasar negosiasi, yakni


kooperatif (setiap orang menang), dan kompetitif (hanya satu orang yang
menang). Satu hal yang penting dalam negosiasi adalah apakah ada salah satu
atau kedua pihak menghendaki adanya perubahan hubungan yang berlangsung
dengan meningkatkan hubungan yang lebih baik. Jika kedua pihak
menghendaki adanya perbaikan hubungan, maka akan muncul tipe kooperatif.
Namun, jika hanya salah satu pihak yang menghendaki perbaikan hubungan,
maka yang muncul adalah tipe kompetitif. Meskipun dalam negosiasi ada pihak
yang menang dan kalah, sebagai negosiator penting untuk memaksimalkan
kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan bersama, meminimalkan
kekalahan dengan membuat pihak yang kalah tetap dapat tujuan bersama, dan
membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi.

B. Langkah-langkah
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi
adalah sebagai berikut.

1. Mengumpulkan informasi tentang masalah sebanyak mungkin. Oleh karena


pengetahuan adalah kekuatan, semakin banyak informasi yang didapat,
maka semakin besar kemungkinan untuk menawarkan negosiasi.

2. Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi dan
efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat perlu
juga diperhatikan oleh manajer.

4
3. Mempunyai agenda yang disembunyikan. Agenda tersebut adalah agenda
negosiasi alternatif yang akan ditawarkan jika negosiasi tidak dapat
disepakati.

C. Strategi dalam negosiasi


Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam menciptakan
kondisi yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka selama negosiasi
berjalan.

a. Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.

b. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang nampak.

c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif informasi
yang disampaikan.

d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara


Anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.

e. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah


pribadi pada saat negosiasi.

f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.

g. Jujur.

h. Usahakan bersikap bahwa Anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.

i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan


mintalah waktu untuk menjawabnya.

j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi berlangsung,
istirahatlah sebentar.

k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda pahami.

l. Bersabarlah (Smeltzer, 1991).

5
Kunci sukses dalam melakukan negosiasi Lakukan lah
hal – hal di bawah ini :

1. Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa Anda mengetahui


keinginan orang lain.

2. Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah, bukan


sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.

3. Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima, jika
Anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.

4. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan gerakan
tubuhnya.

5. Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.


6. Antisipasi penolakan.
7. Tahu apa yang dapat Anda berikan.
8. Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.
9. Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap pendapat
Anda.

10. Bersikaplah asertif, bukan agresif.


11. Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan.
12. Pergunakan gerakan tubuh, jika Anda menyetujui atau tidak terhadap suatu
pendapat.

13. Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar.


Hindari hal – hal di bawah ini :
1. Sikap yang tidak baik, seperti sinis, kasar, dan menyepelekan
2. Trik yang tidak baik, seperti manipulasi
3. Distorsi
4. Tergesa-gesa dalam proses negosiasi
5. Tidak berurutan
6. Membuat hanya satu pilihan
7. Memaksakan kehendak
8. Berusaha menekankan pada satu pendapat.

6
A. Pengertian Kolaborasi
Kolaborasi (ANA, 1992), hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memeberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi
tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya. (Nursalam, 2014)

Kolaborasi merupakan proses komplek yang membutuhkan sharing


pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab
bersama untuk merawat pasien. Kadangkala itu terjadi dalam hubungan yang
lama antara tenaga profesional kesehatan. (Lindeke dan Sieckert, 2005)

Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan


memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam
kerangka kerja bidang respektif mereka. Praktik keperawatan kolaboratif
menekankan tanggung jawab bersama dalam manajemen perawatan pasien,
dengan proses pembuatan keputusan bilateral didasarkan pada masing-masing
pendidikan dan kemampuan praktisi (Siegler & Whitney, 2000).

Kolaborasi adalah suatu hubungan yang kolegial dengan pemberi perawatan


kesehatan lain dalam pemberian perawatan pasien. Praktik kolaboratif
membutuhkan atau dapat mencakup diskusi diagnosis pasien dan kerjasama
dalam penatalaksanaan dan pemberian perawatan (Blais, 2006).

B. Manfaat
Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari kolaborasi yaitu
antara lain:

a. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien, dengan tujuan


memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi klien.

b. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian masalah atau isu.

c. Memberikan model yang baik riset kesehatan.

7
C. Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi
Gambaran penting untuk kolaborasi mencakup, keterampilan komunikasi yang
efektif, saling menghargai, rasa percaya, memberi dan menerima umpan balik,
pengambilan keputusan, dan manajemen konflik (Blais, 2006).

a. Keterampilan Komunikasi Yang Efektif

Chittiy,2001 dalam Marquis (2010) mendefenisikan komunikasi adalah


sebagai pertukaran kompleks antara pikiran, gagasan, atau informasi, pada
dua level verbal dan nonverbal. Komunikasi yang efektif adalah
kemampuandalam menyampaikan pesan dan informasi dengan baik, menjadi
pendengar yang baik dan keterampilan menggunakan berbagai media.Thomas
Leech, menyatakan bahwa untuk membangun komunikasi yangefektif, harus
menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi,yaitu: membaca,
menulis, mendengar dan berbicara (Nurhasanah, 2010).

b. Saling Menghargai dan Rasa Percaya

Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan ataumerasa
terhormat atau berharga terhadap satu sama lain. Dan rasa percaya terjadi saat
seseorang percaya terhadap tindakan orang lain. Saling menghargai maupun
rasa percaya menyiratkan suatu proses dan hasil yangdilakukan bersama.
Tanpa adanya saling menghargai maka kerja samatidak akan terjadi. Yang
dimaksud dengan pentingnya menghargai satusama lain yaitu:

1. Dapat mengurangi perbedaan status professional.

2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

3. Meningkatkan pembagian informasi diantara profesi.

4. Menerima konstribusi profesi lain.

5. Sebagai advokasi evaluasi kritis kritis penampilan kerja diantara anggota tim

6. Mempermudah pengambilan keputusan bersama.

7. Meningkatkan tanggung jawab dan tanggung gugat dalambekerja.

c. Memberi dan Menerima Umpan Balik

8
Salah satu yang dihadapi para professional adalah memberi dan meneri
maumpan balik pada saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk dan dari
satu sama lain, dan klien mereka. Umpan balik yang positif dicirikan dengan
gaya komunikasi yang hangat, perhatian, dan penuh penghargaan.

d. Pengambilan Keputusan

untuk menciptakan suatu solusi, timtersebut harus mengikuti tiap langkah


proses pengambilan keputusan yang dimulai dengan defenisi masalah yang
jelas.

D. Proses kolaboratif
Proses kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan dokter
menentukan kualitas praktik kolaborasi. ANA, 1998 dalam Siegler &Whitney
(2000) menjabarkan kolaborasi sebagai hubungan rekan yang sejati,dimana
masing-masing pihak menghargai kekuasaan pihak lain dengan mengenal dan
menerima lingkup kegiatan dan tanggung jawab masing masing dan adanya
tujuan bersama. Sifat kolaborasi tersebut terdapat beberapa indikator yaitu
kontrol kekuasaan, lingkup praktik, kepentingan bersama dan tujuan bersama.

a. Kontrol Kekuasaan
Kemitraan terbentuk apabila interaksi yang diawali sama banyaknya dengan
yang diterima dimana terdapat beberapa kategori antara lain: menanyakan
informasi, memberikan informasi, menanyakan dan memberi
pendapat,memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan,
memberi pendidikan, memberi dukungan atau persetujuan, menyatakan tidak
setuju,orientasi dan humor.

b. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perawat
dan dokter memiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturan masing –
masing tetapi tugas-tugas tertentu dibina yang sama.
c. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing
(usahauntuk memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerja sama (usaha
untuk memuaskan pihak lain)

d. Tujuan Bersama

9
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien
dandapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan
dengan prognosis pasien.

E. Kolaborasi di Rumah Sakit


Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim
dalammemberikan asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat sikap saling
menghargai antar tenaga kesehatan dan saling memberikan informasi tentang
kondisi klien demi mencapai tujuan (Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson &
Sayler, 1998).Hubungan kolaborasi di Rumah Sakit :

Tim Kerja di Rumah Sakit :

a. Tim satu disiplin ilmu: - Tim Perawat- Tim dokter - Tim administrasi- dll.
b. Tim multi disiplin :- Tim operasi- Tim nosokomial infeksi- dll

F. Anggota Tim Interdisiplin


Tim pelayanan kesehatan interdisiplin merupakan sekolompok
profesionalyang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan berbeda
keahlian. Tim akan berfungsi baik jika terjadi adanya konstribusi dari anggota
tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Anggota tim kesehatan
meliputi : pasien, perawat,dokter, fisioterapi, pekerja sosial, ahli gizi, manager,
dan apoteker. Oleh karena itu tim kolaborasi hendaknya memiliki komunikasi
yang efektif, bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota
tim.Pasien secara integral adalah anggota tim yang penting .

Partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan akan menambah


kemungkinan suatu rencana menjadi efektif. Tercapainya tujuan kesehatan
10
pasien yang optimal hanya dapat dicapai jika pasien sebagai pusat anggota
tim.Perawat sebagai anggota membawa persfektif yang unik dalam
interdisiplintim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat
berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan.

Dokter memiliki peran utama dalam mendiagnosis, mengobati dan mencegah


penyakit. Pada situasi ini dokter menggunakan modalitas pengobatan seperti
pemberian obat dan pembedahan. Mereka sering berkonsultasi dengan anggota
timlainnya sebagaimana membuat referal pemberian pengobatan. Kolaborasi
menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja dengan kompak dalam
mencapai tujuan. Elemen penting untuk mencapai kolaborasi yangefektif
meliputi kerjasama, asertifitas, tanggung jawab, komunikasi, otonomi dan
koordinasi seperti skema di bawah ini.

G. Hambatan kolaborasi
a) Permasalahan sarana dan mentalitas;
b) Kurangnya staf atau waktu untuk berpartisipasi dalam kolaborasi;
c) Benturan dengan fokus dan prioritas organisasi antara kolaborasi dan
anggotanya;
d) Ketidakpercayaan dari organisasi lain;
e) Memperlambat pengambilan keputusan;
f) Terbatasnya sumber daya atau kurangnya keinginan untuk berbagi sumber daya
yang ada;
g) Posisi pernyataan yang tidak sesuai dengan kebijakan dari anggota koalisi
individu;
h) Penarikan dukungan sebagai akibat dari tekanan luar dari individu atau
kelompok;
i) Penurunan tingkat kerjasama antar kolaborator selama krisis

11
BAB 3

CONTOH KASUS

Daftar Pemeran :

1. Anjani Putri : Katim


2. Karina Damayanti : Petugas Lab
3. Nabilla Khuriyatunnahar : Keluarga Pasien
4. Nurfitriana : Perawat 5. Rizky Dwi Mayanti : Pasien

Prolog :

Di Rumah Sakit Citra Kasih di ruang Penyakit Dalam kamar 307 terdapat pasien atas
nama Nn. Rizky Dwi Mayanti berusia 19 tahun. Diagnosa medis Nn. RizkyDwi Mayanti
adalah DHF dan sudah dirawat selama 3 hari. Setiap harinya, Nn. Rizky selalu dilakukan
pemeriksaan Darah Rutin sehari 1x untuk dilihat apakah ada perubahan dalam
keadaannya.

12
“Saat akan pengambilan darah.”

Petugas Lab : Assalamualaikum. Selamat pagi, ka. Mau ambil darah.


Katim : Ohiya mau ambil darah. Yaudah Fit, tolong antar ya nih petugas lab
nya mau ambil darah pasien yang mana nih, mbak?
Petugas Lab : ini.. saya mau ambil darah pasien atas nama Nn. Rizky Dwi
Mayanti,
usia 19 tahun. Di ruang mana ya?
Perawat : oh. Nn. Rizky, mari saya antarin.

Saat di ruangan pasien, pasien terlihat sedang tiduran sambil berbincang dengan
keluarganya. Lalu datanglah perawat bersama petugas lab.

Perawat : Assalamualaikum. Permisi ya, bu, mbak.

Keluarga Pasien : Waalaikumsalam. Iya, Sus. Silakan.

Perawat : Saya perawat fitri, dan ini petugas lab yang akan mengambil darah

mbak yaa.

Petugas Lab : iya pagi bu, mbak. Saya Karina yang bertugas untuk mengambil
darah mbak hari ini ya.

Pasien : iyaa silahkan.


Petugas Lab : bisa tolong sebutkan nama lengkap dan tanggal lahirnya, mbak?
(sambil melihat gelang identitas pasien)
Pasien : Rizky Dwi Mayanti. Lahir di Pontianak, 22 Mei 1998.
Petugas Lab : ooh iyaa, sudah sesuai yaa. Baiklah, sekarang saya akan mulai
mengambil darah yaa, namanya Pemeriksaan Darah Rutin
untuk
dilihat perkembangannya salah satunya Trombositnya yaa,
Mbak.
Pasien : iya, silahkan.

13
Pengambilan darah pun dilakukan, tetapi pada saat akan dilakukan penusukkan yang
ke 3x belum berhasil sehingga membuat pasien marah – marah.

Pasien : udah belum, mbak? udah ke mau ke tiga kali tapi kok belum selesai
– Setelah
selesai juga sih, mbak. Sakit kan! dicoba
Petugas Lab : sebentar ya, mbak. Kita coba penyuntikan sekali lagi. ke 3x
Pasien : hanya menghembus nafas sambil buang muka nya
Perawat : sabar ya, Mbak. coba yuk tarik nafasnya dari hidung dan tetap
keluarkan perlahan dari mulut. Mudah – mudahan yang ini berhasil saja
ya. masih
Petugas Lab : hmmm gagal lagi. sambil geleng – geleng kepala mbaknya jangan gagal
tegang coba deh biasa aja. dan
Pasien : siapa yang tegang! aduh gimana sih mbak.
Petugas lab : ini tuh terasa kalau mbak nya tegang dan menarik tangannya.
Pasien : bisa tidak sih sebenernya! sudah tidak usah diambil lagi deh.
Perawat : tidak bisa, mba rizky. Kalau darah harus diambil setiap hari, mbak
untuk dilihat perkembangannya. Sabar ya, mbak. coba yuk tarik nafas
yang panjang buang dari hidung biar dicoba lagi yang ketiga ini
semoga berhasil.

kebetulan katim datang untuk keliling melihat keadaan.

Katim : selamat Pagi, Nn. Rizky. Ada apa ini Fit?


Perawat : iya, ka ini sudah dicoba ketiga kali untuk pengambilan darah tetapi
masih gagal.
Pasien : iya, ini sus saya ga mau diambil darah sekarang tapi tadi katanya
harus diambil.
Katim : iya memang kalau darah rutin untuk DHF harus diambil setiap hari
dan dilakukan sekarang juga. yasudah, mbak Rizky nya Istirahat
dulu
aja, kita tinggal sebentar ya.
Petugas Lab : yaudah, mbak, bu. saya permisi dulu yaa. (sambil merapihkan alat)
Perawat : yaudah Mbak istirahat lagi aja ya. Jangan lupa minum air putih yang

14
banyak yaa biar membantu kelancaran pengambilan darahnya. Kalau
begitu kami permisi.
Keluarga Pasien : baik, terimakasih ya, sus.

Negosiasi Katim dan perawat kepada petugas Lab di Ruang KaRu.

Katim : Mbak sebenarnya ada apa? Kenapa tidak bisa diambil darahnya dari
tadi?
Petugas Lab : tadi sebenarnya sudah hampir bisa, hanya saja pasiennya terasa
tegang dan akhirnya bengkak yang saya tusuk.
Perawat : iya, pasien Rizky juga sebenarnya minumnya kurang padahal sudah
diberitahu harus minum yang banyak.
Petugas Lab : nah kaan.
Katim : yasudah, gimana kalau dicoba sekali lagi saja di lokasi yang lain.
Tetapi, jika sudah dicoba sekali lagi tetap gagal mohon maaf coba
dengan petugas lab yang lain. Bagaimana?
Petugas Lab : hmm.. yasudah kalau begitu akan saya coba sekali lagi.
Perawat : iya mbak dicoba sekali lagi aja mudah – mudahan berhasil. Mbak
juga harus lebih sabar yaa ke pasien.
Petugas Lab : iyaa Fit.
Katim : yaasudah 5 menit lagi kita ke pasien yaa.

saat 5 menit kemudian Perawat dan petugas lab datang kembali ke ruang pasien untuk
mencoba mengambil darah kembali sesuai negosiasi yang telah dilakukan

Perawat : sudah 5 menit nih, mbak. ayok ke ruang pasien Rizky lagi.

Petugas Lab : iyaaa, yok.


Katim : yasudah tolong ditemani yaa Fit. Saya mau urus yang lain dulu.

Perawat : iyaa, ka.

15
setelah dilakukan Negosiasi, pengambilan darah pun tetap dilakukan kembali pada
posisi yang berbeda dan dengan syarat jika gagal dalam pengambilan ke empat,
dapat dilakukan dengan bantuan petugas lab yang lain.

Setelah pengambilan darah ke empat kali.....

Pengambilan darah dengan penusukan ke empat pun berhasil dilakukan dengan lokasi
yang berbeda.

BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memeberikan pelayanan kepada pasien/klien. Kolaborasi dilakukan dengan 2
atau lebih profesi yang berbeda. Dalam kolaborasi terjadi konflik sehingga
dilakukan negosiasi. Negosiasi adalah cara untuk menyelesaikan masalah atau
konflik yang terjadi.

B. Saran
Diharapkan bagi yang melakukan kolaborasi dan terjadi konflik dapat
melakukan negosiasi secara baik sehingga penyelesaian konflik dapat
berlangsung dengan baik dan tidak menimbulkan masalah yang lebih lanjut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan manajemenkeperawatan: Teori
dan Aplikasi. Jakarta. Edisi 4. EGC.

American Medical Association (AMA). 2006. Collaborative Care Management of Late


Life Depression in the Primary Care Setting.

Siegler, Eugenia L, MD and Whitney Fay W, PhD, RN., FAAN ,


alihbahasaIndratySecillia, 2000. KolaborasiPerawat-Dokter;Perawatan Orang
DewasadanLansia, EGC. Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai