Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Muparoha (S19128008)
2. Serlla Tri Annasha (S19128016)
3. Desvira Auliyah (S19128020)
4. Nugraha Abiga (S19128024)
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT kami ucapkan karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah dengan judul
“Konsep Kolaborasi dan Negosiasi” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ...................................................................................................2
C. Manfaat....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
E. Manfaat ...................................................................................................6
G. Proses kolaboratif....................................................................................8
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk
menggambarkan suatu hubungan kerjasama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian
banyak pengertian dikemukakan dengan sudut pandang beragam namun didasari
prinsip yang sama yaitu mengenai kebersamaan, kerjasama, berbagi tugas,
kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Namun demikian kolaborasi sulit
didefinisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya yang menjadi esensi dari
kegiatan ini. Menurut Siegler & Whitney (2000), kolaborasi adalah hubungan
timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar
untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respektif mereka.
2
B. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami mengenai kegiatan kolaborasi dan negosiasi di rumah
sakit.
C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi negosiasi
D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa perawat, dapat menambah pengetahuan mengenai kegiatan
kolaborasi dan negosiasi yang dilakukan di rumah sakit.
2. Bagi institusi pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
bagi mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada organisasi, negosiasi
juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang kompetitif (Marquis dan Huston,
1998). Negosiasi sering dirancang sebagai suatu strategi menyelesaikan konflik
dengan pendekatan kompromi. Selama negosiasi berlangsung, berbagai pihak
yang terlibat menyerah dan lebih menekankan untuk mengakomodasi
perbedaan-perbedaan antara keduanya.
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan negosiasi
adalah sebagai berikut.
4
3. Memilih alternatif yang terbaik terhadap sarana dan prasarana. Efisiensi dan
efektivitas penggunaan waktu, anggaran, dan pegawai yang terlibat perlu juga
diperhatikan oleh manajer.
c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif informasi
yang disampaikan.
d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara Anda.
Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.
g. Jujur.
i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan mintalah
waktu untuk menjawabnya.
j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi berlangsung,
istirahatlah sebentar.
k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda pahami.
5
Kunci sukses dalam melakukan negosiasi Lakukan lah
hal – hal di bawah ini :
3. Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima, jika
Anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.
4. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan gerakan
tubuhnya.
6
Kolaborasi (ANA, 1992), hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memeberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi
tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing-masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya. (Nursalam, 2014)
E. Manfaat
Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat dari kolaborasi yaitu
antara lain:
7
F. Komponen Kompetensi Sebagai Dasar Kolaborasi
Gambaran penting untuk kolaborasi mencakup, keterampilan komunikasi yang
efektif, saling menghargai, rasa percaya, memberi danmenerima umpan balik,
pengambilan keputusan, dan manajemen konflik(Blais, 2006).
Saling menghargai terjadi saat dua orang atau lebih menunjukkan ataumerasa
terhormat atau berharga terhadap satu sama lain. Dan rasa percayaterjadi saat
seseorang percaya terhadap tindakan orang lain. Salingmenghargai maupun
rasa percaya menyiratkan suatu proses dan hasil yangdilakukan bersama.
Tanpa adanya saling menghargai maka kerja samatidak akan terjadi. Yang
dimaksud dengan pentingnya menghargai satusama lain yaitu:
5. Sebagai advokasi evaluasi kritis kritis penampilan kerja diantara anggota tim
8
Salah satu yang dihadapi para professional adalah memberi dan
menerimaumpan balik pada saat yang tepat, relevan, dan membantu untuk
dan darisatu sama lain, dan klien mereka. Umpan balik yang positif
dicirikandengan gaya komunikasi yang hangat, perhatian, dan penuh
penghargaan.
d. Pengambilan Keputusan
G. Proses kolaboratif
Proses kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan
doktermenentukan kualitas praktik kolaborasi. ANA, 1998 dalam Siegler
&Whitney (2000) menjabarkan kolaborasi sebagai hubungan rekan yang
sejati,dimana masing-masing pihak menghargai kekuasaan pihak lain
denganmengenal dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung jawab
masingmasingdan adanya tujuan bersama. Sifat kolaborasi tersebut
terdapatbeberapa indikator yaitu kontrol kekuasaan, lingkup praktik,
kepentinganbersama dan tujuan bersama.
a. Kontrol Kekuasaan
Kemitraan terbentuk apabila interaksi yang diawali sama banyaknya dengan
yangditerima dimana terdapat beberapa kategori antara lain:
menanyakaninformasi, memberikan informasi, menanyakan dan memberi
pendapat,memberi pengarahan atau perintah, pengambilan keputusan,
memberi pendidikan, memberi dukungan atau persetujuan, menyatakan tidak
setuju,orientasi dan humor.
b. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing pihak. Perawatdan
dokter memiliki bidang praktik yang berbeda dengan peraturanmasing –
masing tetapi tugas-tugas tertentu dibina yang sama.
c. Kepentingan Bersama
9
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-masing (usahauntuk
memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor kerjasama (usaha untuk
memuaskan pihak lain)
d. Tujuan Bersama
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada pasien dandapat
membantu menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitandengan
prognosis pasien.
a. Tim satu disiplin ilmu: - Tim Perawat- Tim dokter - Tim administrasi- dll.
b. Tim multi disiplin :- Tim operasi- Tim nosokomial infeksi- dll
11
BAB 3
CONTOH KASUS
Daftar Pemeran :
Prolog :
Di Rumah Sakit Citra Kasih di ruang Penyakit Dalam kamar 307 terdapat pasien atas
nama Nn. Rizky Dwi Mayanti berusia 19 tahun. Diagnosa medis Nn. RizkyDwi Mayanti
adalah DHF dan sudah dirawat selama 3 hari. Setiap harinya, Nn. Rizky selalu dilakukan
pemeriksaan Darah Rutin sehari 1x untuk dilihat apakah ada perubahan dalam
keadaannya.
Saat di ruangan pasien, pasien terlihat sedang tiduran sambil berbincang dengan
keluarganya. Lalu datanglah perawat bersama petugas lab.
12
Perawat : Saya perawat fitri, dan ini petugas lab yang akan mengambil darah
mbak yaa.
Petugas Lab : iya pagi bu, mbak. Saya Karina yang bertugas untuk mengambil
darah mbak hari ini ya.
Pengambilan darah pun dilakukan, tetapi pada saat akan dilakukan penusukkan yang
ke 3x belum berhasil sehingga membuat pasien marah – marah.
Pasien : udah belum, mbak? udah ke mau ke tiga kali tapi kok belum selesai
–
selesai juga sih, mbak. Sakit kan!
Petugas Lab : sebentar ya, mbak. Kita coba penyuntikan sekali lagi.
Pasien : *hanya menghela nafas sambil buang muka*
Perawat : sabar ya, Mbak. coba yuk tarik nafasnya dari hidung dan
keluarkan perlahan dari mulut. Mudah – mudahan yang ini berhasil
ya.
Petugas Lab : hmmm gagal lagi. *sambil geleng – geleng kepala* mbaknya jangan
tegang coba deh biasa aja.
Pasien : siapa yang tegang! aduh gimana sih mbak.
Petugas lab : ini tuh terasa kalau mbak nya tegang dan menarik tangannya.
Pasien : bisa ngga sih sebenernya! udah gausah diambil deh.
Perawat : nggak bisa, mba rizky. Kalau darah harus diambil setiap hari, mbak
untuk dilihat perkembangannya. Sabar ya, mbak. coba yuk tarik nafas
13
yang panjang buang dari hidung biar dicoba lagi yang ketiga ini
semoga berhasil.
Setelah dicoba ke 3x nya tetap saja masih gagal dan kebetulan katim datang untuk
keliling melihat keadaan.
Katim : Mbak sebenarnya ada apa? Kenapa tidak bisa diambil darahnya dari
tadi?
Petugas Lab : tadi sebenarnya sudah hampir bisa, hanya saja pasiennya terasa
tegang dan akhirnya bengkak yang saya tusuk.
Perawat : iya, pasien Rizky juga sebenarnya minumnya kurang padahal sudah
diberitahu harus minum yang banyak.
Petugas Lab : nah kaan.
Katim : yasudah, gimana kalau dicoba sekali lagi saja di lokasi yang lain.
Tetapi, jika sudah dicoba sekali lagi tetap gagal mohon maaf coba
dengan petugas lab yang lain. Bagaimana?
Petugas Lab : hmm.. yasudah kalau begitu akan saya coba sekali lagi.
14
Perawat : iya mbak dicoba sekali lagi aja mudah – mudahan berhasil. Mbak
juga harus lebih sabar yaa ke pasien.
Petugas Lab : iyaa Fit.
Katim : yaasudah 5 menit lagi kita ke pasien yaa.
saat 5 menit kemudian Perawat dan petugas lab datang kembali ke ruang pasien untuk
mencoba mengambil darah kembali sesuai negosiasi yang telah dilakukan
Perawat : sudah 5 menit nih, mbak. ayok ke ruang pasien Rizky lagi.
setelah dilakukan Negosiasi, pengambilan darah pun tetap dilakukan kembali pada
posisi yang berbeda dan dengan syarat jika gagal dalam pengambilan ke empat,
dapat dilakukan dengan bantuan petugas lab yang lain.
Pengambilan darah dengan penusukan ke empat pun berhasil dilakukan dengan lokasi
yang berbeda.
15
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam
memeberikan pelayanan kepada pasien/klien. Kolaborasi dilakukan dengan 2
atau lebih profesi yang berbeda. Dalam kolaborasi terjadi konflik sehingga
dilakukan negosiasi. Negosiasi adalah cara untuk menyelesaikan masalah atau
konflik yang terjadi.
B. Saran
Diharapkan bagi yang melakukan kolaborasi dan terjadi konflik dapat
melakukan negosiasi secara baik sehingga penyelesaian konflik dapat
berlangsung dengan baik dan tidak menimbulkan masalah yang lebih lanjut.
16
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2011.
ManajemenKeperawatan:AplikasiDalamPraktikKeperawatanProfesional.Edisi 3. Jakarta:
SalembaMedika
Siegler, E.L. dan Whitney, F.W. 2000. Kolaborasi perawat – dokter. Jakarta:EGC.
Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2010. Kepemimpinan dan manajemenkeperawatan: Teori
dan Aplikasi. Jakarta. Edisi 4. EGC.
17