FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut KBBI, negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna
mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) lain.
.Dalam dunia bisnis, istilah negosiasi bukanlah hal yang baru. Negosiasi digunakan
untuk menjembatani dua kepentingan yang berbeda, misalnya antara produsen dengan
konsumen. Oleh karena itu, agar terjadi suatu kesepakatan di antara kedua belah pihak,
diperlukan negosiasi. Sementara itu, orang yang melakukan negosiasi sering disebut sebagai
seorang negosiator.
Dalam teori negosiasi dikenal dua macam negosiasi, yaitu negosiasi distributif dan
negosiasi integratif. Negoisasi distributif sering dikenal sebagai negosiasi posisi atau
kekuatan nilai tawar yang model negosiasi-nya serupa dengan proses tawar menawar di
pasar.Model negosiasi ini sering disebut juga sebagai negosiasi menang-kalah karena hasil
dari negosiasi ini sering kali mengutungkan sebelah pihak dan merugikan pihak yang lain.
Taktik dan strategi bernegosiasi tentu berbeda bagi setiap orang. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh berbagai macam faktor, misalnya faktor latar belakang pendidikan, sifat,
karakter, dan pengalaman. Taktik dan strategi dalam negosiasi integratif ini penting untuk
dipahami. Oleh karena itu, di sini penulis akan membahas tentang hal tersebut.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian negosiasi
Negosiasi adalah bentuk kegiatan yang kerap dilakukan dalam semua level
kehidupan. Berdasarkan cara mencapai keputusan dan pemenuhan kepentingannya, ada dua
macam negosiasi yaitu distributive negotiation dan integrative negotiation. Distributive
negotiation lebih akrab dikenal sebagai negosiasi yang bersifat win-lose atau zero sum
sedangkan integrativenegotiation dikenal sebagai negosiasi yang bersifat win-win.
Tujuan dari negosiasi integratif adalah untuk mencapai hasil yang terbaik bagi semua
pihak yang terlibat. Dengan kata lain, untuk mencapai hasil yang mungkin terbaik atau solusi
untuk masalah. pemecahan masalah digunakan untuk menemukan solusi untuk negosiasi
yang diterima oleh semua pihak negosiasi, dan melibatkan mengidentifikasi kepentingan
bersama dan strategi untuk menciptakan nilai bersama (Koning dan van Dijk, 2013).
2. Agar negosiasi dapat kategorikan sebagai negosiasi integratif, maka para negosiator
juga harus :
a. Berfokus pada kesamaan dan bukan pada perbedaan.
b. Berusaha memenuhi kebutuhan dan kepentingan bukan posisi.
c. Berkomitmen memenuhi kebutuhan semua pihak yang terlibat.
d. Bertukar informasi dan ide.
4
e. Menciptakan pilihan-pilihan untuk keuntungan bersama.
f. Menggunakan kriteria yang objektif untuk standar kinerja.
5
b. Keyakinan pada Kemampuan Penyelesaian Masalah
Pihak-pihak yang yakin bahwa mereka dapat bekerja sama kemungkinan besar
mampu bekerja sama. Jika seorang negosiator memiliki keahlian dalam bidang
masalah yang menjadi perhatian, maka hal ini memperkuat pemahamannya terhadap
kompleksitas masalah, nuansa, dan solusi-solusi yang tepat. Keahlihan meningkatkan
dasar pengetahuan dan kepercayaan diri negosiator, yang keduanya diperlukan untuk
melaksanakan pendekatan terhadap masalah yang dihadapi dengan pikiran terbuka.
Pengalaman langsung dalam bidang negosiasi meningkatkan keahlian negosiator
dalam memahami proses perundingan dan melakukan pendekatan secara lebih kreatif.
Terdapat pula bukti bahwa pengetahuan tentang taktik-taktik integratif mengarah pada
peningkatan perilaku integratif. Secara keseluruhan, temuan-temuan ini menunjukkan
bahwa keyakinan pada kemampuan melakukan negosiasi secara integratif berkaitan
secara positif dengan negosiasi integratig yang sukses.
6
d. Motivasi dan Komitmen untuk Bekerja Sama
Kedua pihak harus termotivasi untuk berkolaborasi dan bukan untuk bersaing, mereka
harus berkomitmen untuk mencapai sebuah tujuan yang menguntungkan kedua pihak
dan bukan hanya memenuhi kepentingan sendiri. Mereka harus menerapkan gaya
interpersonal yang lebih menyenangkan daripada yang menantang, lebih terbuka dan
mempercayai daripada yang menghindar dan defensif, lebih fleksibel (tetapi tegas)
daripada yang keras kepala ( tetapi mengalah). Secara spesifik, mereka harus bersedia
memperlihatkan kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri dengan jelas, mengidentifikasi
kesamaan, dan mengakui serta menerima perbedaan. Mereka juga harus sanggup
menerima ketidakpastian dan mengurai ketidakkonsistenan.
7
Kesepakatan payung memungkinkan fleksibilitas ketika hubungan
negosiasi di antara kedua pihak mulai berubah.
Kesepakatan payung memberikan kelenturan untuk mengklaim nilai ketika
keuntungan yang sebenarnya di masa depan belum diketahui pada saat
negosiasi.
Kesepakatan payung dapat digunakan ketika semua masalah dan segala
kemungkinannya belum diidentifikasi, tetapi kedua pihak mengetahui
bahwa mereka ingin bekerja sama.
e. Kepercayaan
Orang-orang yang independen, tetapi tidak saling mempercayai, akan bersikap
tentatif dan defensif. Defensif berarti bahwa mereka tidak akan menerima
informasi secara langsung, tetapi malah mencari makna yang tersembunyi dan
penuh dengan tipuan. Ketika orang bersikap defensif, mereka menarik dan
menahan informasi. Orang-orang yang defensif juga menyerang pernyataan dan
posisi pihak lain, bermaksud untuk mengalahkan posisi mereka dan bukan bekerja
sama. Tiga taktik untuk mendapatkan informasi dari negosiator lein ketika ia tidak
mempercayai Anda :
8
pasti; sebagaian tergantung pada bagaimana perilaku kedua pihak dan sebagaian
tergantung pada karakteristik pribadi kedua pihak.
9
b. Harga yang ingin ditawarkan
c. Harga beli
10
b. Mencoba untuknya melakukan ide-ide yang lebih menjanjikan dan
manerapkannya dalam alternatif-alternatif yang dapat diterapkan
c. Memilih yang terbaik diantara alternatif-alternatif yang ada. Jika anda tidak
dapat mencapai kesepakatan dalam negosiasi, mana dari alternatif anda yang
palingrealistis yang dapat ditawarkan?
E. STRATEGI FUNDAMENTAL
Fundamental merupakan faktor operasional yang memperngaruhi keberhasilan
bisnis suatu perusahaan. Strategi adalah pendekatan (cara) umum yang dilakukan
suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai dan memperoleh tujuan.
Tujuan utama dalam tawar menawar distributif adalah memaksimalkan nilai
kesepakatan. Ada empat strategi fundamental yaitu :
1. Mendorong kesepakatan sedekat mungkin dengan titik resistensi penjual ( tidak
diketahui )
2. Meyakinkan penjual untuk mengubah titik resistensi penjual mengenai nilai tersebut.
3. Jika terdapat rentang kesepakatan negatif, untuk meyakinkan penjual dalam
mengurangi titik resistensinya, atau mengubah titik resistensinya, atau mengubah titik
resistensi sendiri untuk menciptakan rentang kesepakatan positif.
4. Untuk membuat penjual yakin bahwa ini adalah kesepakatan terbaik, bukannya
membuatnya berpikir bahwa hanya ini yang dapat ia peroleh / bahwa ia tidak dapat
memperoleh lebih / bahwa pembeli memenangkan negosiasi.
11
STUDI KASUS
Bu Happy, seorang bu rumah tangga, berminat membeli mobil Honda Jazz yang baru
saja ia temukan melalui situs jual beli online OLX.co.id karena sudah berminat ia pun
berencana untuk melakukan negosiasi yang kebetulan penjual memang menawarkan proses
negosiasi harga lebih dahulu dalam situs tersebut. Kemudian bu Happy menghubungi bu
Ajeng selaku penjual mobil. Setelah berkomunikasi via telepon, bu Happy berencana untuk
bertemu langsung di kediaman bu Ajeng keesokan harinya.
Tiba hari di mana mereka bertemu di kediaman bu Ajeng, saat bu Ajeng akan
menunjukkan kondisi mobilnya, tiba-tiba datang seorang pengusaha kaya, yaitu bu Umi yang
ternyata juga berminat untuk membeli mobil yang sama. Bu Umi dan bu Happy pun saling
berdebat karena hal tersebut. Di tengah perdebatan, bu Ajeng memberikan pilihan, “Saya
tawarkan harga mobil Honda Jazz sebesar Rp 185.000.000,00 dan kebetulan juga saya
memiliki mobil Lamborgini siap jual apabila ada yang berminat.”
Penyelesaian kasus:
Dari kasus di atas bu Happy telah terlebih dulu menghubungi bu Ajeng selaku penjual
mobil Honda Jazz dan berencana untuk bertemu. Tak disangka-sangka, saat kedua belah
pihak telah bertemu keesokan harinya, bu Umi datang secara tiba-tiba dan mengatakan bahwa
ia berminat membeli mobil yang sama. Terjadi perdebatan antara Bu Umi dan Bu Happy. Di
tengah perdebatan, bu Ajeng memberikan pilihan lain bagi Bu Umi yakni mobil lamborghini
yang akan juga dijualnya. Dengan pertimbangan bu Happy memang sudah dari awal
“booking” mobil Honda Jazz dan bu Umi selaku pengusaha kaya sedang mencari mobil juga,
meski tidak sesuai dengan keinginannya sejak awal, namun Lamborghini merupakan mobil
favorit bu Umi, akhirnya terjadi deal diantara mereka bertiga, bu Happy mendapatkan mobil
Honda Jazznya, bu Umi dg mobil Lamborghininya, dan bu Ajeng yang berhasil mencapai
kesepakatan yang menyenangkan semua pihak. Mereka tersenyum dan bersalaman hangat.
12
Dari kasus di atas, bu Ajeng tidak terburu-buru untuk memberikan mobil honda Jazz
nya kepada bu Happy ataupun bu Umi, beliau justru menawarkan mobil yang lain. Bu Ajeng
sebenarnya mengutamakan kepentingan dirinya yaitu mobilnya terjual, namun bu Ajeng juga
memikirkan kepentingan customernya. Bu Ajeng juga melakukan negosiasi dengan adil dan
mendapatkan hasil yang adil pula. Disini terlihat bahwa bu Happy yang hanya seorang bu
rumah tangga biasa mendapatkan adil apabila ia mendapatkan mobil honda Jazz yang sesuai
dengan uang yang ia miliki dan adil juga bagi bu Umi apabila ia membeli mobil lamborgini
karena ia adalah pengusaha kaya. Disini terlihat bahwa bu Ajeng berhati-hati dalam setiap
agreement yang kecil, tidak mudah terpancing dengan bu Umi yang datang secara tiba-tiba
dan memberikan penawaran harga yang lebih tinggi dari bu Happy, bu Ajeng tidak mudah
percaya dan ia memberikan tawaran kepada bu Umi untuk membeli mobil Lamborgininya.
1. Ketahui apa yang Anda tidak diinginkan, apa yang Anda inginkan, dan apa yang
lebih baik bagi diri Anda.
Yang tidak diinginkan dari masing-masing pembeli di sini adalah mereka tidak
mendapatkan mobil yang mereka inginkan, sedangkan yang mereka inginkan adalah
mendapatkan mobil, dan yang lebih baik bagi diri mereka adalah mereka
mendapatkan mobil yang mereka inginkan dengan harga yang mereka harapkan.
Sedangkan dari sisi penjual, yang tidak diinginkan adalah semua pembeli gagal untuk
membeli mobilnya, sedangkan yang ia inginkan adalah mobil Honda Jazz yang ia
tawarkan laku terjual, dan yang lebih baik bagi dirinya adalah mobil Honda Jazz dan
mobil Lamborgini laku terjual sesuai dengan yang ia harapkan.
Sebenarnya bu Umi bisa saja menawar dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan
dengan harga yang ditawar oleh bu Happy, dan bu Ajeng bisa win-win solution
dengan bu Umi. Namun, bu Ajeng dengan menawarkan Lamborgininya maka
13
negosiasi yang terjadi berpotensi untuk lebih tinggi daripada sekedar win-win
solution.
Jika dilihat dari sisi penjual, bu Ajeng bisa saja hanya mendahulukan kepentingannya
dengan memberikan mobil Honda Jazz tersebut kepada bu Umi dengan harga yang
lebih mahal, namun ia lebih memastikan kepentingan bu Happy yang telah datang
lebih dulu menghubunginya. Sehingga bu Happy yang mendapatkan mobil Honda
Jazz sesuai dengan apa yang ia inginkan, dan bu Umi pun mendapatkan mobil
Lamborgini yang sesuai dengan harga yang diharapkan. Dari sini bu Ajeng tidak
melupakan kepentingan orang lain juga.
Adil di sini bukan berarti belum tentu sama. Bu Ajeng mencoba untuk adil dengan
menawarkan alternatif Lamborgini kepada bu Umi dengan pertimbangan bahwa bu
Umi seorang pengusaha yang mampu untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi,
sedangkan bu Happy yang seorang bu rumah tangga lebih cocok dengan Honda Jazz
nya. Maka dari itu bu Ajeng telah mengupayakan proses negosiasi yang adil dengan
hasil yang juga adil bagi semua pihak.
Pada kasus negosiasi ini dimana terdapat bu Umi yang secara tiba-tiba muncul tanpa
menghubungi bu Ajeng lebih dahulu sehingga membuat proses negosiasi sedikit
terganggu. Di sini bu Ajeng sebagai pihak penjual harus berhati-hati dengan setiap
agreement dan tawaran harga yang lebih besar yang diberikan oleh bu Umi karena
tidak ingin mengecewakan bu Happy yang telah lebih dulu datang menghubunginya
untuk menawarkan harga mobil tersebut
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
http://tionunit6.blogspot.com/2016/04/makalah-tkes-negosiasi.html
http://emantw.blogspot.com/2015/11/katapengantar-denganmemanjatkan-puji.html
http://kridaprayoga.blogspot.com/2015/04/contoh-makalah-negosiasi.html
http://totomaritoslas.blogspot.com/2016/04/makalah-negosiasi.html
16