PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian
yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan
elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang
dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan
tujuan tertentu. Negosiasi adalah sebuah kemampuan yang sangat penting, baik
untuk kehidupan pribadi maupun bisnis, demikian juga dengan keperawatan, baik
ketika bernegosiasi dengan klien, sesama perawat, maupun dengan atasan.
Oleh karena itulah kita sebagai calon perawat perlu belajar lebih jauh
tentang komunikasi dan negosiasi.
Negosiasi merupakan suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat
disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana
tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.
B.
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini, agar mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan definisi negosiasi,
2. Tujuan negosiasi,
3. Jenis negosiasi dan Strategi negosiasi.
C.
MANFAAT
Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi para
mahasiswa tentang apa dan bagaimana komunikasi dan negosiasi, tersebut,
diharapkan nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan yang akan datang
sehingga dapat menunjang keperawatan professional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Negosiasi
1.
Definisi Negosiasi
Negosiasi adalah proses penetapan keputusan secara bersama di mana
pihak-pihak yang terlibat memiliki preferensi yang berbeda. Selain itu ada definisi
lain bahwa negosiasi merupakan suatu cara untuk menetapkan keputusan yang
dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana
tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang.
Karakteristik utama negosiasi:
a.
b.
c.
d.
Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak
tubuh, maupun ekspresi wajah;
e.
f.
Ujung dari negosiasi adalah kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk
tidak sepakat.
2.
a.
Value claimmers
Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing pihak
b.
Value creators
Menguatamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah pihak.
Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang
berneegosiasi. Cara yang digunakan adalah dengan menggunakan hubungan yang
kolaboratif, mengutamakan penyesuaian kepentingan.
3.
4.
Tujuan Negosiasi
Tujuan negosiasi sebagai berikut :
a. Tujuan agresif berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian
(damage) pihak lawan.
b. Tujuan konpetitif berusaha memperoleh yang lebih (getting more) dari
pihak lawan.
c. Tujuan kooperatif berusaha memperoleh kesepakatan yang saling
menguntungkan (mutual gain).
d. Tujuan pemusatan diri berusaha memperoleh keuntungan tanpa
memperhatikan penerimaan pihak lain.
e. Tujuan defensif berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang
negatif.
f. Tujuan kombinasi
5.
Paradigma Negosiasi
Paradigma negosiasi sebagai berikut :
a.
Sudut pandang klasik yang memandang bargaining sebagai sistuasi winlose, jika salah satu pihak menang, maka pihak lain akan kalah.
Ini tidak berarti bahwa semua orang mendapat segala sesuatu yang
mereka inginkan. Itu hanya berarti bahwa kesepakatan yang telah dicapai
membuat semua pihak lebih baik daripada sebelum mereka melakukan
perjanjian.
Negosiasi ini hanya akan bekerja ketika masalah integrative alami dan
Kepuasan bersama
Mengalahkan lawan
Kerangka waktu
Jangka panjang
Jangka pendek
Hubungan
Penting
Tidak penting
Sikap
masalah
Pihak lawan
Teman
Musuh
Proses
Kerja sama
Kompetitif
Metoda
Mencari
diskusi
mempengaruhi
Hasil akhir
renggang
6.
7.
Langkah-langkah negosiasi
Langkah-langkah negosiasi sebagai berikut :
a.
Persiapan
Dilakukan jauh hari sebelum negosiasi dilaksanakan, meliputi :
b. Evaluasi alternative
Mengidentifikasi bargaining range, yaitu range dimana kedua belah pihak
diperkirakan akan dapat mmencapai kesepakatan. Disebut mix-max strategi :
1) Berapa jatah minimum yang dapat kita terima?
2) Berapa jatah minimum yang kita tawarkan?
3) Berapa jatah maksimum yang dapat kita berikan?
4) Berapa jatah maksimum yang dapat kita tawarkan?
5) Berapa jatah minimum yang dapat mereka terima?
6) Berapa jatah minimum yang dapat mereka tawarkan?
7) Berapa jatah maksimum yang dapat mereka berikan?
8) Berapa jatah maksimum yang dapat mereka ajukan?
c.
Identifikasi kepentingan
d. Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita
harus mampu menciptakan atmosfer atau suasana yang tepat sebelum proses
negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita
perlu memiliki rasa percaya diri, ketenagan, dan kejelasan dari tujuan kita
melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam
mengawali negosiasi, yaitu :
1) Pleasant (menyenangkan)
2) Assertive (tegas, tidak plin-plan)
3) Firm (teguh dalam pendirian)
e.
(proposing) apa yang menjadi keinginan atau tuntutan. Yang perlu diperhatikan
dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah :
1) Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan
pada materi pokok negosiasi.
2) Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas,
singkat dan penuh percaya diri.
3) Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai
suatu kesepakatan dengan mereka.
f.
mengetahui apa itu The Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatau wilayah
ruangan yang dibatasi oleh penawaran pihak penjual ( SELLERS Opening Price)
dan tawaran awal oleh pembeli (Buyers Opening Offer ) Diantara kedua titik
tersebut terdapat Buyers Ideal Offer, Buyrs Realistic Price dan Buyers Highest
Price pada sisi pembeli dan Sellers Ideal Price, Sellers Realistic Price dan
Sellers Lowest Price pada sisi pembeli. Kesepakatan kedua belah pihak yang
paling baik adalah terjadi didalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang
dibatasi oleh Sellers Realistic Price dan Buyers Realistic Price. Biasanya
kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap antara penjual dan pembeli
dalam suatu wilayah Final Offer Zone.
g.
h. Membangun kesepakatan
Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan
sebagai tanda bahwa kesepakatan (deal or agreetment) telah dicapai dan kedua
pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya. Yang perlu kita ketahui dalam
negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing
atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan.
Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak,
sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan.
8.
Strategi-Strategi Negosiasi
a.
No concessions
Strategi ini bisa membahayakan karena pada umumnya pihak lawan
b.
No futhrer concessions
Strategi ini dapat diterapkan manakala pihak lawan dapat dipaksa untuk
c.
dapat diterima.deadlock adalah kondisi mati yang biasanya tercipta karena oposisi
dari pihak yang tidak mau berkompromi memiliki kekuatan seimbang.
d.
e.
Concede first
Strategi ini adalah strategi negosiasi yang dijalankan dengan cara
memberikan kesepakatan lebih dahulu hingga saatnya akan ada waktu meminta
untuk meminta imbalan kesepakatan.strategi ini amat bermanfaat untuk
menurunkan ketegangan,menciptakan goodwill
f.
Problem solving
Strategi ini yang digunakanan untuk menciptakan prosedur kesepakatan
g.
Persetujuan atau aggrement tidak harus merupakan hasil akhir yang ingin
dicapai.
Strategi
ini
umumnya
digunakan
untuk
menghindari
kegagalan
persetujuan total.sebelum segala sesuatunya gagal,ada baiknya pihakpihak yang terlibat dalam negoisasi melakukan usaha-usaha untuk
menjembatani adanya perbedaan.
9.
Taktik-taktik negosiasi
a.
c.
10
11
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Negosiasi adalah proses penetapan keputusan secara bersama di
B. Saran
Bagi para mahasiswa agar lebih aktif dalam diskusi ilmiah maupun
presentasi tentang keperawatan manajemen terutama tentang komunikasi
dan negosiasi sehingga para mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan
yang lebih dalam. Bagi para dosen agar dapat menjelaskan pada
mahasiswa lebih detail lagi pada bagian yang masih kurang pada
pembahasan yang dipresentasikan mahasiswa.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Elaine.L.Monica, Kepemimpinan dan Management Keperawatan ,pendekatan
berdasarkan pengalaman, Penerbit buku kedokteran EGC 1998
2. Suarli S. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Erlangga, 2009
3. Arifin S, Endang P, Naya E. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.
Banjarbaru: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM,
2012
4. Nursalam. Manajemen Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika, 2007.
5. Anonymous. Negosiasi. http://www.edo.web.id/wp/2007/08/negosiasi.html.
Diakses tanggal 17 Maret 2012.
13