Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negosiasi Bisnis

Negosiasi adalah metode penyelesaian sengketa komersial yang telah


lama dikenal, yang banyak digunakan oleh berbagai pihak untuk
menyelesaikan masalah atau sengketa. Negosiasi berasal dari bahasa Inggris,
negotiating, yang berarti berunding. Dalam bahasa sehari-hari, negosiasi
sesuai dengan ekspresi negosiasi, konsultasi atau kesepakatan. Orang yang
bernegosiasi disebut negosiator.
Negosiasi adalah suatu bentuk penyelesaian sengketa di luar
pengadilan yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa atau wakilnya
melalui perundingan atau perundingan tanpa bantuan pihak lain untuk
mencari penyelesaian yang adil di antara para pihak. Hasil negosiasi adalah
solusi kompromi, yang tidak mengikat secara hukum.
Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan sepanjang waktu tanpa
kita sadari, dan itu terjadi di hampir setiap aspek kehidupan kita dan
merupakan salah satu cara paling efektif untuk menyelesaikan dan
menyelesaikan konflik atau konflik kepentingan. Negosiasi adalah proses di
mana dua atau lebih individu atau kelompok bersama-sama memusatkan
perhatian pada kepentingan untuk mencapai hasil (win-win) yang saling
menguntungkan.
Negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang didasarkan pada
informasi yang benar dan faktual, sehingga setiap argumentasi dan
kehendaknya tidak lepas dari fakta. Selain itu, didukung oleh negosiator
yang handal dan profesional yang memahami tujuan dari negosiasi dan
diperlengkapi secara optimal untuk menemukan solusi dari permasalahan
yang muncul dan menghindari kebuntuan.
Setiap orang membutuhkan keterampilan negosiasi yang baik, karena
negosiasi terjadi hampir setiap saat tanpa kita sadari. Negosiasi yang tidak
efektif dalam organisasi memiliki konsekuensi sebagai berikut:
1. Ketidakmampuan untuk mempertahankan kontrol emosional atas diri
sendiri dan lingkungan
2. Gagal mencapai tujuan karena kedua belah pihak tidak dapat
memperoleh persepsi yang sama.
3. Munculnya konflik yang menyebabkan memburuknya hubungan .
4. Munculnya stres pada orang yang terlibat dalam negosiasi.
5. Biaya waktu, pikiran, tenaga dan biaya yang tinggi.

2.2 Teknik Negosiasi


Berikut ini teknik- teknik negosiasi untuk menjadi seorang negosiator
yang efektif.
1. Mengetahui alternatif terbaik negosiator
Posisi negosiator dalam negosiasi meningkat jika negosiator
sudah mengetahui pilihan terbaik. Pilihan terbaik adalah hasil
kesepakatan yang lebih disukai negosiator daripada pihak lain. Jika
negosiator didefinisikan sejak awal, kecil kemungkinan negosiator akan
menyetujui sesuatu selama percakapan emosional dan kemudian
menyesalinya.
2. Mengetahui tujuan pihak lawan yang sebenarnya
Pada tahap tertentu, masing-masing pihak dalam negosiasi
mengetahui apa yang diinginkan pihak lain. Dan sama pentingnya untuk
mengetahui alasan mengapa mereka menginginkannya. Negosiator
memiliki keuntungan dan dapat membuat kesepakatan yang lebih baik
jika negosiator memahami apa yang memotivasi pihak lain dan alasan
tersembunyi untuk posisi mereka.
3. Mengendalikan setting

Ada alasan logis mengapa aturan praktis untuk negosiator


profesional adalah bahwa diskusi selalu berlangsung di lokasi yang
netral, seperti hotel atau ruang pertemuan. Negosiator yang tidak
berpengalaman biasanya tidak menyadari bahwa pihak lain mendapat
manfaat dari negosiasi di wilayah pihak lain. Keuntungan yang diperoleh
pihak lain.
4. Menggunakan kriteria objektif
5. Mendata semua item yang akan di negosiasikan
6. Pemilihan waktu adalah segalanya
7. Memutuskan seberapa "tinggi" yang anda anggap tinggi
8. Rutinitas Good Guy/Bad Guy
9. Mengendalikan emosi dan tetap tenang
10. Penawaran jual-beli timbal balik
11. Menggunakan seorang "Saksi Ahli"
12. Menemukan Kesamaan
13. Menentukan Deadline.
14. Jangan Selalu Menyembunyikan Kelemahan Negosiator
15. Mengadakan Rapat
16. Memanfaatkan Item-item yang Dibuang
17. Memaket Item-item
18. Menyetujui Sesuatu Secepat Mungkin
19. Memberikan Penawaran Pertama dan Terbaik
20. Bersikap
21. Menghindari "Kutukan Pemenang"
22. Menawarkan Beberapa Pilihan
23. Pendekatan "Sama-sama Menang”
24. Menunggu Sebelum Membalas
25. Fleksible
A. Manajemen Konflik
Karena setiap negosiasi memiliki potensi konflik dalam seluruh
prosesnya, penting sekali bagi kita untuk memahami cara mengatasi atau
menyelesaikan konflik. Untuk menjelaskan berbagai alternatif
penyelesaian konflik dipandang dari sudut menang – kalah masing-masing
pihak, ada empat kuadran manajemen konflik:
a) Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik)
Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan
menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul.
b) Kuadran Menang-Kalah (Persaingan)
Kuadran kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik
dan pihak lain kalah. Biasanya kita menggunakan kekuasaan atau
pengaruh kita untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita
yang keluar sebagai pemenangnya.
c) Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)
Agak berbeda dengan kuadran kedua, kuadran ketiga yaitu kita kalah
d) Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi)

Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik


kolaborasi atau bekerja sama. Tujuan kita adalah mengatasi konflik
dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan
bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Proses ini
biasanya yang paling lama memakan waktu karena harus dapat
mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada di kedua
ujung ekstrim satu sama lainnya.

2.3 Tahapa Proses Negosiasi Bisnis


Rangkaian proses negosiasi pada umumnya berlangsung dalarn tahapan-
tahapan tertentu,dan setidaknya meliputi tiga tahapan berikut :
1. Tahapan sebelum negosiasi dimulai (pre-negotiation).
Negosiator yang profesional dalam memasuki tahapan pra
negosiasi perlu menjawab pertanyaan penting berikut. Jawaban dari
pertanyaan ini akan menjadi pegangan sang negosiator dalam
mempersiapkan suatu negosiasi yang positif dan efektif. Berikut sederet
pertanyaan mendasar yang perlu dicarikan jawabannya :
a. Apa pokok persoalan yang sebenarnya? (identifikasi persoalan yang
akan dibahas dan upayakan agar dapat masuk dalam agenda
pembahasan/perundingan)
b. Bagaimana dimensi dan kompleksitas masalahnya? (apakah
dimensinya jangka panjang atau jangka pendek)
c. Apakah memang benar perlu dilakukan negosiasi?
d. Dengan siapa kita akan bemegosiasi?

e. Siapa saja yang perlu dilibatkan dalam perundingan dan apa perlu
dibentuk tim negosiasi?
f. Bagaimana kualitas hubungan diantara kita dengan lawan negosiasi
serta diantara pihak-pihak lain yang terkait dalam negosiasi?
g. Apa kepentingan mereka dan siapa dibelakang mereka (bila ada) ?

h. Apakah kita memerlukan mediator (penengah) dan siapa mediator


yang cocok untuk dilibatkan?
i. Persoalan teknis apa saja yang mungkin bisa timbul selama kita
melakukan proses negosiasi?
j. Apa saja yang perlu dipersiapkan? (mungkin berupa konsep atau
naskah tertulis, bukti-bukti otentik, hasil rekaman, foto, data dan
informasi penunjang yang diperlukan, dlsb)
2. Tahapan selama berlangsungnya negosiasi (during negotiation).
Dalam tahap ini, kompetisi untuk mencapai hasil akhir yang diharapkan,
dimulai. Para negosiator duduk berhadapan dalam satu meja perundingan
yang dinamis. Mereka mengajukan proposal atau penawaran,
memperdebatkan kepentingan mereka, saling melontarkan argumen,
keberatan dan komentar, sampai pada akhimya mencapai kesepakatan yang
diharapkan bisa mengadopsi usulan dari semua pihak yang berunding. Pada
umumnya, tahap-tahap pokok selama berlangsungnya negosiasi meliputi
tahapan sebagai berikut :
a. Menetapkan persoalan yang akan dibahas : Seringkali negosiator maju
tanpa persiapan yang matang dan tidak memahami dengan jelas apa
persoalan pokok yang perlu mendapatkan pembahasan, serta sampai
seberapa jauh ruang lingkup masalahnya dan cakupan pembahasannya.
Upaya untuk mempersempit masalah atau menggiring kearah yang lebih
positif dan terfokus, sangat diperlukan untuk membuat jalannya negosiasi
menjadi lebih efektif dan efesien. Dengan demikian akan menghemat
pengorbanan waktu, tenaga dan pemikiran pihak-pihak yang berunding.
b. Menetapkan posisi awal : Disini masing-masing pihak mengemukakan
apa yang diinginkannya. Jika negosiasi itu menyangkut masalah tuntutan
salah satu pihak, maka pihak yang menuntut perlu terlebih dahulu
diberikan kesempatan untuk memaparkan tuntutannya. Sedang pihak
yang dituntut atau pantas memberikan jawaban atas tuntutan tersebut,
perlu mendengar dan mencermati pemaparannya dengan cara yang
saksama dan menunjukkan kepedulian pada lawan bicara. Hal ini
dimaksudkan untuk menimbulkan first impression atau mengundang
munculnya rasa-rasa simpati dari lawan negosiasi kepada kita. Dalam
talian ini, hal yang penting untuk dilakukan adalah mengendalikan emosi
kita.
c. Diskusi disertai pelontaran argumen, keberatan atau sanggahan. lni
mernpakan tahapan yang panas dimana pihak yang bernnding melakukan
diskusi, saling melontarkan argumen untuk mendukung tuntutannya,
mempertahankan pandangan, mengajukan keberatan at as tuntutan pihak
lawan, atau melontarkan sanggahan atas tudingan dan upaya penyudutan
yang datang dari pihak lawan.
d. Mencari kemungkinan-kemungkinan (alternatif) pemecahan. Dalam
tahap ini para perunding yang merasa tawaran yang masing-masing
mereka lontarkan mengalami benturan (bahkan bila dibiarkan cendernng
menimbulkan konflik), mencoba mencari gagasan-gagasan baru,
memodifikasi usulannya (menurunkan penawaran) atau merumuskan
usulan-usulan barn.
e. Mencapai kesepakatan dan penanda-tanganan Apabila kedua belah pihak
berhasil menurunkan tekanan penawarannya serta memperoleh titik temu
(rumusan baru), maka jelas pada akhirnya kesepakatan akan dapat
diperoleh. Kesepakatan mana harns disusun dalam kalimat- kalimat yang
ringkas, jelas sistematis dan dapat dimengerti oleh para pihak yang
bernegosiasi.
3. Tahapan sesudah negosiasi (post negotiation).
Seringkali setelah tercapai kata kesepahaman, negosiasi dianggap sudah
final. Para negosiator langsung kembali ke tempatnya masing- masing.
Negosiator yang baik memahami bahwa sebenarnya tahapan negosiasi belum
berakhir: Masih ada perlu satu tahapan proses lainnya yakni tahapan "cooling
down" (pendinginan) dan penyegaran (refreshing). Cooling down dan
refreshing diperlukan agar setelah mengalami proses negosiasi yang panjang
para negosiator dapat melakukan refreshing, releksasi dan saling meminta
maaf apabila selama perundingan ada kata yang kurang berkenan pada pihak
terkait dan melontarkan canda (joke- joke) ringan yang bersifat menghibur
dan menghilangkan ketegangan. Kadang-kadang event penutup ini diakhiri
dengan acara santap makanan bersama, mendengarkan musik, bernyanyi atau
berkaraoke ria bersama. Dengan demikian, hal-hal yang tidak positif, kurang
mengenakkan di hati selama masa perundingan (yang mungkin saja dapat
menimbulkan kesan kurang baik, bahkan kelak dapat mempengaruhi
kelancaran pelaksanaan hasil kesepakatan), dapat dieliminasi secara lebih
dini. Para perunding pulang dengan membawa kesan pertama (first
impression) yang menyenangkan dan bersahabat.
2.4 Prinsi Negosiasi Bisnis
Ada beberapa prinsip yang umumnya mendasari terjadinya proses
negosiasi yang efektif. Namun prinsip ini sering dianggap sepele sehingga
sering dilupakan atau diabaikan oleh para negosiator, baik awam maupun
profesional. Padahal, hal ini sering kali menjadi penyebab munculnya jalan
buntu dalam proses negosiasi sehingga tidak membuahkan hasil sebagaimana
yang diharapkan. Adapun prinsip-prinsip ini adalah :
1. Perlunya kejelasan kapasitas, posisi, otoritas dan kewenangan negosiator.
Agar negosiasi berjalan efektif seorang negosiator harus jelas
kapasitasnya dan posisinya. Sebagai apa dia maju ke meja perundingan.
Mewakili siapa atau organisasi apa dia. Apakah dia sudah dibekali otoritas
atau pendelegasian kewenangan yang cukup. Ataukah, hanya datang
sebagai penampung masalah saja atau bahkan pembuat masalah baru.
2. Mengutamakan kepentingan organisasi, lembaga atau perusahaan yang
diwakili ketimbang kepentingan, paham dan ego pribadi.
Para perunding haruslah memahami bahwa dirinya maju ke
meja perundingan mewakili lembaga, organisasi, atau perusahaan
tertentu, guna memperoleh solusi terbaik yang bermanfaat bagi lembaga,
organisasi atau perusahaan yang diwakilinya. Seringkali dalam
bernegosaisi, para perunding gagal memahami pentingnya prinsip ini dan
lebih mengutamakan pendapat, paham, kepentingan pribadi atau
bahkan pihak lain di luar organisasinya yang sepaham dengan mereka.
Tanpa disadari sang negosiator bukan lagi memperjuangkan misi, visi dan
tujuan organisasinya melainkan misi pribadinya..
3. Kesejajaran dalam kedudukan di meja perundingan.
Ini merupakan prinsip dasar pertama dalam negosiasi. Contoh:
egosiasi di tingkat pimpinan negara terjadi antar pimpinan suatu negara
dengan pimpinan negara lain atau menteri yang diberi otoritas untuk
mewakili kepala negaranya. Negosiasi tingkat menteri terjadi antar menteri
dengan menteri. Negosiasi antar manajer yang setingkat dengan manajer
dalam bidang yang berbeda pada tingkatan yang sama, atau negosiasi antar
kolega, dimana tidak ada hirarki komando satu dengan yang lain, sehingga
pengambilan keputusan mau tidak mau harus dilakukan secara
persuasi dan kompromi.
4. Komunikasi dua arah yang berjalan dengan lancar tanpa tekanan.
Komunikasi dua arah, tanpa tekanan, pemaksaan atau
pendiktean dari pihak manapun akan memungkinkan para pihak yang
bernegosiasi dapat berinteraksi dengan baik, saling mempertukarkan
kepentingan dan mencari titik temu dari perbedaan-perbedaan persepsi,
tuntutan dan keingingan.
5. Penggunaan "bahasa" yang dapat dimengerti dan diterima pihak yang
bernegosiasi.
Agar negosiasi berjalan efektif dan membuahkan hasil yang
diharapkan, hindarilah penggunaan ”bahasa” sepihak. Cobalah temukan
"bahasa" kompromi yang bisa di terima oleh kedua belah pihak yang
bernegosiasi.
6. Prinsip emphati.
Emphati berarti memahami kondisi orang lain dengan
memposisikan diri kita seolah menjadi orang tersebut. Dengan demikian
kita dapat memahami apa yang dirasakan oleh orang tersebut. prinsip ini
perlu dikembangkan dalam proses negosiasi agar para pihak yang
bernegosiasi dapat saling memahami pandangan, masalah dan tuntutan
dari kedua belah pihak, sehingga titik temu bisa segera diperoleh tanpa
harus mengalami proses yang begitu alot dan menyita banyak waktu,
pikiran dan tenaga para negosiator.
7. Prinsip menang-menang (win-win).
Untuk mendapatkan titik temu diperlukan penerapan prinsip
musyawarah dan mufakat yang saling menguntungkan pihak yang terkait
dalam proses negosiasi. Prinsip menang-menang memberi kesempatan
bagi mitra negosiasinya untuk juga sama-sama menang. Tidak melulu
maunya hanya menang sendiri.

2.5 Karakteristik Negosiasi Yang Baik


Negosiasi merupakan suatu proses dan terkadang akan melahirkan “perang
urat syaraf” yang kadang berakhir pada kekalahan semua pihak. Karena itu,
kesantunan dalam berkata-kata, perhatian yang diberikan pada pihak lain, dan
sikap baik yang ditunjukkan kadang akan “melunturkan” suasana sehingga
negosiasi lebih mudah dilaksanakan. Negosiasi merupakan suatu hal yang
pokok dan terpenting dalam bisnis untuk melalkukan rencana pengembangan
dengan mitra bisnis.
Negosiasi bisnis berbeda dengan jenis negosiasi lainnya. Dalam suatu
negosiasi bisnis, setiap pihak yang terlibat berusaha untuk menemukan suatu
win-win solution. Dalam win-win solution, kedua pihak sama-sama mencari
solusi yang dapat memuaskan bagi kedua belah pihak. Negosiasi bisnis adalah
untuk memastikan bahwa di akhir negosiasi, baik Anda dan orang- orang,
yang bernegosiasi dengan Anda, akan merasa seperti pemenang.
Tuntutan dalam persaingan global sangat berarti dalam negosiasi bisnis,
tentunya dengan concept yang kita gunakan win-win solution akan
mengambilkan suatu hasil yang berarti dengan mitra bisnis kita. Karakreistik
negosiasi yang baik yaitu:
1. Senantiasa melibatkan orang, baik sebagai individual, perwakilan
organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok
2. Memiliki ancaman terjadinya atau didalamnya mengandung konflik
yang terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi
3. Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar
(bargain) maupun tukar menukar (barter)
4. Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan,
gerak tubuh maupun ekspresi wajah
5. Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di depan ata sesuatu yang belum
terjadi dan kita inginkan terjadi
6. Ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh
kedua belah pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah
pihak sepakat untuk tidak sepakat
Negosiator adalah orang yang melakukan negosisasi. Ada beberapa
kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang negosiator, antara lain:
1. Informasi
Seorang negosiator harus memiliki kemampuan untuk mencari,
mengolah dan memanfaatkan informasi yang riil, akurat, dan faktual.
2. Ilmu Pengetahuan
Seorang negosiator diharuskan memiliki pengetahuan tentang
bagaimana cara bernegosiasi yang efektif.
3. Penilaian
Seorang negosiator harus memiliki ketepatan dan kecepatan dalam
menilai situasi dan kondisi proses negosiasi.
4. Bijak/Arif
Seorang negosiator diharapkan bertindak dengan pegangan moral
(etika bisnis) dalam proses negosiasi.

Negosiator dibedakan menjadi 2 dilihat dari tujuan dalam


negosiasi tersebut, yaitu:
1. Value Claimers
Seorang negosiator yang memandang negosiasi sebagai
proses pertikaian. Masing-masing pihak berusaha mendapatkan
sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan
sesedikit mungkin jatah atau kemenangan bagi lawannya. Cara
yang digunakan adalah taktik yang manipulatif, argumen yang
memaksakan, konsesi terbatas dan tawar- menawar yang alot.

2. Value Creator
Seorang negosiator yang mengutamakan proses dinama akan
menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan
nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi. Cara yang
digunakan adalah dengan mengembangkan hubungan yang
kolaboratif mengutamakan penyesuaian kepentingan kedua belah
pihak, bersikap ramah dan kooperatif.

Untuk menjadi seorang negosiator yang baik, seseorang tidak


hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dan ilmu pengetahuan.
Selain itu, seorang negosiator yang baik dituntut untuk memiliki sifat-
sifat berikut:
1. Percaya diri
Dalam bernegosiasi kepercayaan diri sangat diperlukan,
karena yang dipertimbangkan bukan hanya materi yang
disampaikan tetapi juga bagaimana cara penyampaiannya.

2. Menghargai orang lain


Sifat menghargai orang lain mungkin dinilai tidak ada
kaitannya dengan negosiasi. Tetapi sebenarnya hal tersebut sangat
penting, karena ketika kita menghargai orang lain kita akan
membina sebuah awal hubungan yang baik, sehingga akan
mempermudah proses negosiasi. Menciptakan penampilan yang
baik

3. Dapat mengendalikan emosi

Dalam bernegosiasi tidak bisa dipungkiri kita akan berada


pada sebuah konflik antara kedua belah pihak. Dalam situasi
tersebut, seorang negosiator harus mampu mengendalikan emosi
dan egonya, karena jika emosi tidak terkendali maka tujuan dari
negosiasi tidak akan tercapai.
4. Tidak merasa sempurna
Ketika seseorang merasa bahwa dirinya sempurna, maka
orang tersebut tidak akan mau menerima kritik atau saran yang
ditujukan kepadanya. Seorang negosiator yang baik harus mampu
dan mau menerima kritik dan saran, karena hal tersebut akan
membantu meningkatkan kemampuan dan ilmu pengetahuan dalam
bernegosiasi.
5. Ramah, sopan, simpatik dan humor
Sikap ramah dan sopan merupakan sikap yang wajib dimiliki
setiap orang bukan hanya seorang negosiator. Dalam bernegosiasi,
sikap tersebut akan menciptakan persepsi dari pihak lain bahwa kita
memiliki pembawaan yang menyenangkan dan bersahabat kepada
siapa saja.
6. Berpikir positif
Seseorang yang berpikir positif akan selalu optimis dalam
setiap langkah yang dijalaninya. Berpikir positif sangat diperlukan
untuk mewujudkan mimpi-mimpi dan rancangan-rancangan yang
dinegosiasikan untuk ke depannya.

7. Sabar, ulet dan tidak mudah putus asa

Sabar dan tidak terburu-buru dalam bernegosiasi menandakan


bahwa kita akan berpikir berulang kali sebelum membuat sebuah
keputusan, dan hal tersebut akan menambah kesan positif kepada
pihak yang kita ajak bernegosiasi.

8. Mencintai dan memiliki profesi yang ditekuni


Ketika kita mencintai apa yang kita lakukan, kita akan
melakukan hal tersebut dengan bersungguh-sungguh dan seoptimal
mungkin dengan mengharapkan hasil yang sesuai keinginan.
Ketika kita memiliki sikap tersebut, pihak lain tidak akan ragu
apabila bekerjasama dengan kita.
BAB III

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan mengenai negosiasi bisnis diatas, dapat


disimpulkan sebagai berikut:

1. Negosiasi merupakan kegiatan berupa perundingan antara dua belah pihak


atau lebih agar mendapatkan kesepakatan untuk mengatasi masalah
2. Dalam dunia bisnis negosiasi merupakan hal yang penting karena dengan
melakukan negosiasi tidak ada pihak yang merasa dirugikan

3. Negosiasi memiliki teknik, yaitu: a) mengetahui alternatif terbaik negosiator,


b) mengetahui tujuan pihak lawan yang sebenarnya, c) mengendalikian
setting, d) menggunakan kriteria obketif, e) mendata semua item yang akan di
negosiasikan, f) pemilihan waktu adalah segalanya, g) memeutuskan seberapa
"tinggi" yang anda anggap tinggi, h) rutinitas Good Guy/Bad Guy, i)
menegndalikan emosi dan tetap tenang, j) penawaran jual- beli timbal balik, k)
mengunakan seorang "Saksi Ahli", dll

4. Negosiasi terdiri dari tiga tahapan, yaitu: a) pre-negotiation, b) during


negotiation, c) post negotiation

5. Terdapat tujuh prinsip dalam bernegosiasi, yaitu: a) Perlunya kejelasan


kapasitas, posisi, otoritas dan kewenangan negosiator, b) Mengutamakan
kepentingan organisasi, lembaga atau perusahaan yang diwakili ketimbang
kepentingan, paham dan ego pribadi, c) Kesejajaran dalam kedudukan di meja
perundingan, d) Komunikasi dua arah yang berjalan dengan lancar tanpa
tekanan, e) Penggunaan "bahasa" yang dapat dimengerti dan diterima pihak
yang bernegosiasi, f) Prinsip emphati, g) Prinsip menang-menang (win-win)

6. Untuk menjaga hubungan mitra bisnis, perlu negosiasi yang baik.


7. Karakteristik negosasi yang baik, antaralain: a) Senantiasa melibatkan orang,
b) Memiliki ancaman terjadinya atau didalamnya mengandung konflik yang
terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi, c) Menggunakan cara-cara
pertukaran sesuatu, baik berupa tawar menawar maupun tukar menukar, d)
Hampir selalu berbentuk tatap muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak
tubuh maupun ekspresi wajah, e) Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di
depan ata sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi, f) Ujung dari
negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah pihak

8. Kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang negosiator, antara lain: a)


Informasi, b) Ilmu Pengetahuan, c) Penilaian, d) Bijak/Arif

9. Ciri-ciri seorang negosiator yang baik, antaralain: a) Percaya diri, b)


Menghargai orang lain, c) Menciptakan penampilan yang baik, d) Dapat
mengendalikan emosi, e) Tidak merasa sempurna, f) Ramah, sopan, simpatik
dan humor, g) Berpikir positif, h) Sabar, ulet dan tidak mudah putus asa, i)
Mencintai dan memiliki profesi yang ditekuni

Anda mungkin juga menyukai