1.2 Tujuan
1
1.2.4 Menjelaskan faktor-faktor utama dalam negosiasi
1.2.5 Menjelaskan tahap-tahap dalam bernegosiasi
1.2.6 Menjelaskan faktor-faktor penentu keberhasilan negosiasi
1.2.7 Menjelaskan hambatan-hambatan dalam bernegosiasi
1.2.8 Bagi penulis makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata
pelajaran Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini antara lain:
1.4.1 Sebagai referensi bacaan bagi masyarakat mengenai negosiasi
1.4.2 Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain yang akan
mengangkat tema seru
2
BAB II DASAR TEORI
3
menang.
Negosiasi dapat timbul dikarenakan adanya perebutan sumber
daya, yaitu satu pihak menginginkan sesuatu yang dikuasai pihak lain
(dan/atau sebaliknya) atau perbedaan persepsi, yaitu salah satu pihak
ingin menyelaraskan pandangan yang tadinya berbeda terhadap suatu
hal, yang mungkin berpotensi menimbulkan konflik atau menghalangi
pencapaian tujuan. Seorang negosiator harus bisa membedakan
apakah ia bernegosiasi karena perebutan sumber daya atau perbedaan
persepsi. Keliru menilai situasi akan berpengaruh pada kekeliruan
merencanakan strategi yang dipakai.
Negosiasi dapat dilakukan apabila ada isu atau topik yang dapat
dinegosiasikan. Selain itu, pihak-pihak yang terlibat memiliki
kesediaan untuk bernegosiasi, kesiapan untuk melakukan negosiasi,
memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan dan
interdependensi (saling bergantung).
Negosiator dalam hal ini harus mempunyai kemampuan untuk
mengidentifikasi alternatif terbaik bila kesepakatan tidak bisa
dihasilkan lagi (BATNA, Best Alternative To a Negotiated
Agreement) serta keraguan tentang hasil-hasil penyelesaian sengketa.
Seorang negosiator yang baik adalah seorang yang memiliki kepekaan
terhadap hal-hal yang mendesak untuk diselesaikan dan tidak
memiliki kendala psikologis yang besar.
Dalam analisis negosiasi, umumnya mempertimbangkan unsur
dasar berikut ini yaitu partisipan aktual dan potensial, interest,
BATNA, hubungan proses “menciptakan” dan “menuntut” nilai (win-
win atau win-lose) serta perubahan potensial permainan itu sendiri.
4
BAB III PEMBAHASAN
5
3.2.2 Membahas tentang suatu persoalan tertentu
6
3.3.1.3 Negosiasi Berkompromi
7
yang besar.
Cara ini baik digunakan saat tidak mungkin lagi bagi pihak-
pihak terlibat untuk meyakinkan satu sama lain atau ketika
sumber daya yang dipersengketakan terbatas.
3.3.2.4 Win-Win Approach (Negosiasi Kolaboratif)
8
Negosiasi informal adalah jenis negosiasi yang bisa dilakukan
di mana saja tanpa melalui jalur hukum.
9
langsung, di mana pihak-pihak yang terlibat melakukan
komunikasi secara langsung, misalnya pada forum diskusi.
3.4.3 Komunikasi
3.4.4 Alternatif
10
3.4.6 Klaim yang Sah
3.5.1 Persiapan
11
dan ketahui dengan baik tentang hal apa saja yang dapat
dinegosiasikan.
pembahasan
12
negosiasi
7.) Memiliki durasi yang cukup (tidak terlalu singkat dan tidak
terlalu panjang)
3.5.2 Pembukaan
3.5.3 Penawaran
13
Ketiga, tahap penawaran adalah proses pencarian persetujuan dan
menemukan kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Tahap
penawaran merupakan tahap yang penting, pada tahap ini negosiator
menjelaskan tentang poin apa yang akan dinegosiasikan.
Pada tahap ini negosiator memberikan penawaran yang telah
dibuat, tetapi ada kalanya lawan juga memberikan penawaran terlebih
dahulu, dalam fase ini jika ada keberatan yang ingin diajukan maka
dapat diajukan.
3.5.4 Penutupan
14
akan datang.
15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
16
disimpulkan, permasalahan tersebut disebabkan karena tidak
efektifnya komunikasi yang diterapkan saat proses negosiasi.
4.2 Saran
Seperti yang sudah diketahui bahwa hambatan paling besar saat
proses negosiasi adalah komunikasi yang tidak efektif. Saat hambatan
itu terjadi akan lebih baik jika melakukan langkah-langkah berikut.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
19