A. Konsep negosiasi
Setiap organisasi baik itu organisasi sosial kemasyarakatan,
organisasi kemahasiswaan, organisasi sosial politik maupun organisasi
pemerintahan tidak akan terlepas dari proses negosiasi dalam pengambilan dan
penentuan kebijakan-kebijakan organisasi. Negosiasi itu sendiri dapat terjadi di
dalam lingkup organisasi maupun antar organisasi dengan tujuan mendapatkan
kesepakatan dan hasil yang maksimal. Tidak terbatas hanya pada sebuah
komunitas dan organisasi masyarakat, teknik negosiasi hendaknya diketahui
dan diterapkan setiap orang karena berkaitan dengan proses interaksi
masyarakat. Keterampilan bernegosiasi ini penting bagi masyarakat yang
masih berada di tengah-tengah kehidupan yang heterogen. (Fakih, A.R.,
Wijayanto I., 2001: p 63)
Istilah negosiasi berasal dari sebuah kata bahasa inggris yaitu
negotiation. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia negosiasi
adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai
kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) yang lain. (Alwi & Hasan, 2007: p 465)
Bernegosiasi
juga
berati
proses
untuk
menyerahkan
dan
Suatu perundingan dapat terjadi jika dua orang atau lebih yang memiliki
kepentingan berbeda-beda duduk atau berdiri dan berbicara satu sama lain
untuk mencapai suatu kesepakatan tertentu, yang tidak harus berbentuk tertulis.
Sedangkan bernegosiasi untuk mencapai suatu kesepakatan tertentu yang
lazimnya disebut kontrak. Suatu kontrak memiliki beberapa unsur-unsur yaitu
pihak-pihak yang kompeten, pokok yang disetujui, pertimbangan hukum,
persetujuan timbal balik, dan kewajiban timbal balik. Ciri kontrak yang utama
adalah merupakan suatu tulisan yang memuat persetujuan dari para pihak,
lengkap dengan ketentuan dan syarat-syarat, serta berfungsi sebagai alat bukti
tentang adanya kewajiban. (Moedjiono, I., 2002: p182)
Tujuan bernegosiasi adalah untuk mencapai suatu kesepakatan yang
adil dan masuk akal sehingga dapat memberikan rasa puas kepada kedua belah
pihak. Contoh dari kegiatan negosiasi yang dapat kita jumpai sehari-hari adalah
saat dilakukan perdagangan. Pada sisi pedagang berharap untuk mendapatkan
laba dan harga ganti modal, sedangkan pada sisi pembeli mendapatkan barang
tersebut dengan harga serendah-rendahnya. (Moedjiono, I., 2002: p 183)
Hal yang paling penting dari sebuah negosiasi adalah harus ada
manfaat atau untung dari kedua belah pihak. Negosiasi bukan hanya pelancar
pada saat perdagangan, melainkan juga bagi interaksi sosial yang lain. (Thorn,
J.G., 1995: p 9)
Untuk mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan
diperlukan hal-hal berikut :
a.
b.
c.
d.
saling menghormati
e. Kemauan untuk membuat konsesi untuk mencapai kesepakatan melalui
kompromi bila terjadi kemacetan. (Moedjiono, I., 2002: p 183)
negosiator
juga
harus
mengetahui
waktu
untuk
berhenti
taktik-taktik
non-standar
atau
gamesmanship.
negosiasi,
mempraktekkan
teknik-teknik
negosiasi,
dan
keefektifan
negosiasi
selama
dan
sesudah
hubungan yang
dapat
melalui
untuk
menghindari
kemacetan
dalam
negosiasi.
kesepakatan
Dapat menganggu negosiasi ketika ada anggota tim yang berbicara
pada saat orang lain berbicara. Hal ini menimbulkan keuntungan di
pihak lawan
Perbedaan pendapat dalam tim dapat memperlemah posisi dalam
negosiasi.
sedang dicatat oleh lawan. Tempat duduk yang paling baik adalah atas
persetujuan kedua belah pihak.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pengaturan tempat
negosiasi : (1) penerangan; (2) warna ruangaan; (3) ukuran ruangan; (4)
letak telepon; (5) tingkat kebisingan; (6) temperatur; (7) dekat dengan
ruangan rapat; (8) tersedia komputer dan/atau kalkulator; (9) jenis kursi;
(10) peralatan audiovisual; (11) fasilitas fotokopi dan fax; (12) bantuan
d.
e.
administratif.
Menciptakan suasana yang positif dan damai
Hal ini agar dapat saling mempercayai dan menghormati.
Menetapkan agenda
Hendaknya membuat agenda tata urutan diskusi dalam negosiasi.
Sebaiknya jangan memunculkan hal-hal konfrontasi di awal sesi negosiasi.
Maslaah pokok hendaknya dibicarakan di akhir, sedangkan masalah
f.
g.
pihak.
Menghadapi konflik
Terjadi perselisihan dalam sebuah negosiasi merupakan hal yang
mungkin saja terjadi. Untuk menghindari kesalahpahaman harus
ditunjukkan kelebihan proposal yang diajukan, bukan masalah-masalah
h.
i.
mengenai lawan.
Berkomunikasi secara efektif
Meningkatkan kemampuan mendengar
Negosiator yang baik adalah pendengar yang aktif. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan kesabaran dan perhatian terhadap apa yang dikatakan,
masing-masing pihak akan saling membantu untuk mencapai kesepakatan
dalam waktu singkat tanpa menimbulkan konflik. (Moedjiono, I., 2002: p
189-192)
Strategi meliputi berbagai macam rencana dan teknik yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu. Sense of timing diperlukan dalam memilih
waktu untuk melancarkan strategi-strategi. Selain itu perlu keterampilan
khusus sehingga bisa mengarahkan kepada kesepakatan yang sukses.
Terlepas dari itu, sebuah negosiasi juga harus berjalan secara etis.
a. Menggunakan kombinasi.
b. Menggunakan bidang yang luas.
c. Maju selangkah demi selangkah
d. Menggunakan statik. (Moedjiono, I., 2002: p 193)
Kalau tadi adalah contoh-contoh strategi negosiasi sekarang yang
akan dibahas adalah contoh-contoh taktik negosiasi, berikut contohnya:
a. Menunjukkan kesabaran
Pendekatan ini meliputi penundaan dan penangguhan jawaban pada saat itu
juga. Hal ini dapat memberikan peluan kepada tim negosiasi untuk berpikir.
b. Menggunakan kejutan
Dapat dilakukan dengan pergeseran posisi atau pendekatan salah satu pihak
secara tiba-tiba. Hal ini dapat membuat lawan terperangkap tanpa
menyadarinya.
c. Menggunakan diversi
kepada pimpinan
b. Beberapa pemecahan kreatif lain
Dapat menggunakan humor dan jokes. Namun, humor dan jokes harus
digunakan dengan bijaksana, efektif dalam mengurangi frustasi, atau
mencegah adanya kegagalan.
c. Role playing
Role playing atau permainan peran dapat dilakukan saat masuk pada babak
kedua negosiasi. Hal ini bertujuan untuk persiapan tim yang lebih baik
setelah seharian jenuh dengan melakukan negosiasi dengan pihak lawan
d. Pengakuan
Kalau taktik semua gagal, mengaku dan jujur tentang batas kemampuan
seperti yang dilakukan adalah hal yang terbaik.
e. Penyelamatan emosional
Emosi tidak boleh menganggu jalannya negosiasi. Kontrol bicara seperti
kelembutan dan ketenangan merupakan hal yang penting. Namun, ketika
lawan bicara yang pertama melakukan perbincangan dengan keras kita
dapat merespon dengan sebaliknya.
f. Bantuan
Ketika negosiasi muncul masalah yang mengejutkan, kita dapat meminta
bantuan pada salah seorang staf ahli. Hal ini dapat digunakan untuk
mengulur waktu yang lebih lanjut. (Moedjiono, I., 2002: p 195-197)
Beberapa gaya negosiasi yang dapat dipelajari oleh negosiator
adalah :
1. Negosiasi Menang-Kalah (gaya Sovyet)
Ahli memandang bahwa dari segala sesuatu perjuangan ada sebuah
hasil akhir. Hasil akhir tersebut antara menang dan kalah. Cara pendekatan
bersaing secara menang dan kalah terjadi apabila seseorang atau suatu
kelompok berusaha mencapai tujuannya dengan kerugian pihak yang
dianggap lawan. Usaha ini dapat berupa tindakan kasar hingga manipulasi
halus. Negosiasi semacam ini mempunyai enam langkah, sebagai berikut :
Kepercayaan
timbal
balik
merupakan
sumber
utama.
Kegiatan
kebanyakan
orang
adalah
negosiasi.
Sebenarnya
peristiwa penutup yang resmi didahului jangka waktu bermingguminggu hingga berbulan-bulan yang tercakup dalam proses
negosiasi itu. Konsep ini yang mengakui bahwa peristiwa resmi itu
hanyalah puncak dari proses yang panjang, diterapkan secara luas
dalam kehidupan sehari-hari. Manfaatkan masa penuntun ini untuk
analisa dan penyebab kemungkinan terjadinya ketidaksepakatan.
Ambil tindakan sebelum terjadinya peristiwa resmi untuk
persempit berbedaan pokok pandangan dan membina kepercayaan
2) Tahap pengakuan
Begitu hubungan terbina, selanjutnya akan memancing pengakuan
kepekaan dan mencegah adanya perselisihan.
b. Mencapai rasa terikat atau komitmen
Komitmen terhadap kepentingan kedua belah pihak dan kesepakatan yang
saling menguntungkan atau yang disebut win-win solution akan
mempercepat jalannya negosiasi dan kesepakatan yang dihasilkan akan
dapat diterima kedua belah pihak.
c. Mengatur perlawanan
Hal yang wajar bagi manusia salah satunya adalah perlawanan.
Perlawanan atau oposisi dapat terwujud karena dua hal, yaitu :
Lawan pikiran
Lawan pikiran adalah seseorang yang tidak sepakat mengenal suatu
soal atau alternatif tertentu.
Lawan perasaan
saja
tidak
sepakat
dalam
pokok
pandangan
yang
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Fakih, A.R., Wijayanto I., 2001. Kepemimpinan Islam, Yogyakarta: UII Press
Moedjiono, I., 2002. Kepemimpinan & Keorganisasian, Yogyakarta: UII Press
Thorn, J.G., 1991. Terampil Berorganisasi, Nugroho, E., 1995 (alih bahasa),
Jakarta: Pustaka Binama Pressindo
TUGAS
TEKNIK NEGOSIASI
STUDI KEPEMIMPINAN ISLAM
Oleh :
Nama : Febrina Citra Ayu Kusuma
NIM : 14711048
Kelompok MKU : A
Dosen : Imam Moedjiono
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2016