Pendapat lain dikemukakan oleh Rutten dalam Prof. Purwahid Patrik yang
menyatakan bahwa perjanjian adalah perbuatan yang terjadi sesuai dengan formalitas-
formalitas dari peraturan hukum yang ada tergantung dari persesuaian kehendak dua atau
lebih orang-orang yang ditujukan untuk timbulnya akibat hukum dari kepentingan salah
satu pihak atas beban pihak lain atau demi kepentingan masing-masing pihak secara
timbal balik.1
1
pernyataan dan tidak memperhatikan kehendak seseorang. Sehingga terdapat potensi
kerugian yang terjadi apabila tidak terdapat kesesuaian antara kehendak dan
pernyataan. Misalnya seseorang menjual mobil dengan harga pasarannya
adalah Rp.100.000.000,- namun karena sesuatu hal ia menuliskan
angka Rp.10.000.000,- pada penawarannya. Apabila kita berpatok pada teori
pernyataan, maka penjual akan mengalami kerugian yang sangat besar karena
kesalahan penulisan tersebut.