Anda di halaman 1dari 2

TUGAS 1 HUKUM BISNIS

Nama : Elfrida Claudia Novindi


NIM : 042636398
Mata kuliah/ kode : Hukum Bisnis/ EKMA4316
Jurusan : Manajemen

1. A) Di dalam lalu lintas hukum, yang menjadi objek dalam setiap aktivitasnya adalah benda.
Menurut Pasal 499 KUH Perdata yang dimaksud dengan benda adalah setiap barang dan hak
yang dapat dikuasai dengan hak milik. Barang sifatnya berwujud, sedangkan hak sifatnya tidak
berwujud. Dalam sistematika KUH Perdata mengenai benda diatur di dalam Buku II tentang
Benda. Pengaturan tersebut meliputi pengertian benda, pembedaan macam-macam benda dan
hak-hak kebendaan. Pengaturan hukum benda menggunakan sistem tertutup, artinya orang tidak
boleh mengadakan hak-hak kebendaan selain dari yang sudah diatur dalam Undang-undang.
Selanjutnya, hukum benda yang diatur di dalam KUH Perdata itu bersifat pemaksa, artinya harus
dipatuhi, ditaati dan tidak boleh disimpangi dengan mengadakan ketentuan baru mengenai hak-
hak kebendaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka pada contoh kasus diatas yang disebut sebagai objek hukum
adalah mobil mewah. Di mana merupakan hak benda berwujud yang menjadi pokok masalah
dalam kasus tersebut.

B) Hukuman yang diterima oleh Budi sudah tercantum dalam UU, seperti yang tertuang dalam
UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Pasal 287 ayat 1.
Dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling lama Rp 500.000.

2. Asas kebebasan berkontrak ini erat sekali kaitannya dengan isi, bentuk. dan jenis dari
perjanjian yang dibuat. Asas ini terdapat dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang
menyatakan bahwa "semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang
bagi mereka yang membuatnya". Asas ini dapat disimpulkan Bari kata "semua" yang
mengandung 5 makna yaitu setiap orang bebas:
a. untuk mengadakan atau tidak mengadakan perjanjian;
b. mengadakan perjanjian dengan siapa pun;
c. menentukan bentuk perjanjian yang dibuatnya;
d. menentukan isi dan syarat-syarat perjanjian yang dibuatnya;
e. untuk mengadakan pilihan hukum, maksudnya yaitu bebas untuk memilih pada hukum mana
perjanjian yang dibuatnya akan tunduk.

Dengan adanya asas kebebasan berkontrak menyebabkan timbulnya berbagai macam perjanjian
dalam masyarakat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan perjanjian yang
timbul dalam masyarakat (perjanjian tidak bernama) lebih banyak daripada perjanjian bernama
yang ada dalam buku III KUH Perdata. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang pesat
timbullah perjanjian-perjanjian yang bentuk dan isinya sudah dibakukan serta dibuat secara
massal (standarisasi kontrak). Di dalam perjanjian-perjanjian standar ini pihak lawan hanya
tinggal disodori dan diminta persetujuannya dan pihak lawan tidak mempunyai kebebasan untuk
tawar-menawar. Apabila ia setuju berarti ia menerima seluruh isi kontrak dan jika ia tidak setuju
berarti ia tidak menerima seluruh isi kontrak. Adanya kemajuan tersebut maka kebebasan
berkontrak dibatasi dengan campur tangan penguasa yang bertindak sebagai pelindung terhadap
pihak yang secara ekonomis lebih lemah kedudukannya, misalnya besarnya suku bunga sudah
ditentukan oleh pemerintah.

Berdasarkan kasus diatas maka Budi melanggar kebebasan berkontrak. Meskipun bebas
melakukan perjanjian dengan siapapun, namun Budi telah melakukan perbuatan yang tidak
sepatutnya, yaitu menyewakan rumah ke orang lain tanpa ada konfirmasi kepada Lina.

Sumber:
 BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
 https://pih.kemlu.go.id/files/uu_no_22_tahun_2009.pdf

Anda mungkin juga menyukai