Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ahmad Sholehan

Nim : 041816853
UPBJJ NGUNUT UT MALANG

TUGAS 1 HUKUM BISNIS

1. Secara prinsipil badan hukum berbeda dengan manusia pribadi.


Perbedaan tersebut dapat di lihat sebagai berikut :
 Manusia pribadi adalah mahluk hidup ciptaan tuhan, mempunyai akal, perasaan,
kehendak, dan dapat mati, sedangkan badan hukum adalah badan ciptaan
manusia pribadi berdasarkan hukum, dapat di bubarkan oleh pembentuknya.
 Manusia pribadi mempunyai kelamin sehingga ia dapat kawin , dapat beranak,
sedangkan badan hukum tidak.
 Manusia pribadi dapat menjadi ahli waris, sedangkan badan hukum tidak dapat

2. Adapun asas asas yang tedapat dalam hukum perjanjian adalah sebagai berikut .

 Asas Konsensualisme
Asas ini berhubungan dengan saat lahirnya suatu perjanjian. Istilah
konsensualisme berasal dari kata “konsensus’’ yang berarti kesepakatan atau
persetujuan. Dengan kesepakatan dimaksudkan bahwa diantara para pihak yang
bersangkutan telah tercapai suatu penyesuaian kehendak, artinya apa yang di
kehendaki oleh pihak yang satu di kehendaki pula oleh pihak yang lain meskipun
secara timbal balik. Kedua kehendak itu bertemu dalam “sepakat’’ tersebut.

Asas konsensualisme dapat disimpulkan melalui Pasal 1320 ayat 1 BW. Bahwa
salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kesepakatan kedua belah
pihak. Dengan adanya kesepakatan oleh para pihak, jelas melahirkan hak dan
kewajiban bagi mereka atau biasa juga disebut bahwa kontrak tersebut telah
bersifat obligatoir yakni melahirkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi
kontrak tersebut.

 Asas Kebebasan berkontrak

Asas kebebasan berkontrak ini erat kaitannya dengan isi, bentuk dan jenis dari
perjanjian yang di buat. Asas ini terdapat dalam pasal 1338 ayat ( 1 ) KUH
Perdata yang menyatakan bahwa “semua perjanjian yang di buat secara sah
berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang membuatnya’’. Asas ini dapat
di simpulkan dari kata “semua” yang mengandung 5 makna yaitu setiap orang
bebas :
a. Untuk mengadakan atau tidak mengadakan perjanjian
b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun
c. Menentukan bentuk perjanjian yang dibuatnya
d. Menentukan isi dan syarat syarat perjanjian yang dibuatnya
e. Untuk mengadakan pilihan hukum, maksudnya yaitu bebas untuk memilih
pada hukum mana perjanjian yang dibuatnya akan tunduk

 Asas pasta sunt servanda


Asas ini berhubungan dengan akibat suatu perjanjiandan diatur dalam pasal
1338 ayat ( 1 ) dan ( 2 ) KUH perdata. Asas tersebut dapat disimpulkan dari kata
“…. Berlaku sebagai Undang undang bagi mereka yang membuatnya.”
Dengan adanya asas pacta sunt servanda berarti para pihak harus menaati
perjanjian yang telah mereka buat seperti halnya menaati undang undang .
Maksudnya yaitu apabila diantara para pihak ada yang melanggar Undang
Undang, yang tentunya akan di kenai sanksi hukum.

 Asas Itikad Baik


Asas ini menghendaki bahwa apa yang di perjanjikan oleh para pihak tersebut
harus dilaksanakan dengan memenuhi tuntutan keadilan dan tidak melanggar
kepatutan.
Asas itikad baik mempunyai dua pengertian yaitu itikad baik dalam arti subyektif
dan itikad baik dalam arti objektif

 Asas kepribadian
Asas ini menyatakan bahwa yang terikat dalam perjanjian hanya para pihak
yang membuat perjanjian saja, tidak termasuk pihak diluar perjanjian ( pihak
ketiga )

3. Syarat sahnya asuransi adalah sebagai berikut :

a. Kesepakatan
Kesepakatan tersebut pada pokoknya meliputi
1. Benda yang menjadi obyek ansuransi
2. Pengalihan risiko dan pembayaran premi
3. Evenmen dang anti kerugian secara seimbang (indemnity)
4. Syarat syarat khusus asuransi
5. Di buat secara tertulis yang disebut polis (225 KUHD)

b. Cakab, kedua pihak baik tertanggung maupun menanggung cakap melakukan


perbuatan suatu hukum yang diakui oleh undang undang.

c. Obyek tertentu atau fixed object, obyek tertentu dalam perjanjian ansuransi
adalah obyek yang diansuransikan, dapat berupa harta kekayaan dan
kepentingan yang melekat pada harta kekayaan (insurable interst).
d. Kausa yang halal, kausa yang halal maksudnya adalah isi perjanjian asuransi itu
tidak dilarang Undang undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan
tidak bertentangan dengan kesusilaan.

e. Pemberitahuan, tertanggung wajib memberitahuan kepada penanggung


mengenai keadaan obyek asuransi. Kewajiban ini dilakukan pada saat
mengadakan asuransi (Penjabaran 251 KUHD)

Anda mungkin juga menyukai