Nim : 041816853
UPBJJ NGUNUT UT MALANG
2. Adapun asas asas yang tedapat dalam hukum perjanjian adalah sebagai berikut .
Asas Konsensualisme
Asas ini berhubungan dengan saat lahirnya suatu perjanjian. Istilah
konsensualisme berasal dari kata “konsensus’’ yang berarti kesepakatan atau
persetujuan. Dengan kesepakatan dimaksudkan bahwa diantara para pihak yang
bersangkutan telah tercapai suatu penyesuaian kehendak, artinya apa yang di
kehendaki oleh pihak yang satu di kehendaki pula oleh pihak yang lain meskipun
secara timbal balik. Kedua kehendak itu bertemu dalam “sepakat’’ tersebut.
Asas konsensualisme dapat disimpulkan melalui Pasal 1320 ayat 1 BW. Bahwa
salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kesepakatan kedua belah
pihak. Dengan adanya kesepakatan oleh para pihak, jelas melahirkan hak dan
kewajiban bagi mereka atau biasa juga disebut bahwa kontrak tersebut telah
bersifat obligatoir yakni melahirkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi
kontrak tersebut.
Asas kebebasan berkontrak ini erat kaitannya dengan isi, bentuk dan jenis dari
perjanjian yang di buat. Asas ini terdapat dalam pasal 1338 ayat ( 1 ) KUH
Perdata yang menyatakan bahwa “semua perjanjian yang di buat secara sah
berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka yang membuatnya’’. Asas ini dapat
di simpulkan dari kata “semua” yang mengandung 5 makna yaitu setiap orang
bebas :
a. Untuk mengadakan atau tidak mengadakan perjanjian
b. Mengadakan perjanjian dengan siapapun
c. Menentukan bentuk perjanjian yang dibuatnya
d. Menentukan isi dan syarat syarat perjanjian yang dibuatnya
e. Untuk mengadakan pilihan hukum, maksudnya yaitu bebas untuk memilih
pada hukum mana perjanjian yang dibuatnya akan tunduk
Asas kepribadian
Asas ini menyatakan bahwa yang terikat dalam perjanjian hanya para pihak
yang membuat perjanjian saja, tidak termasuk pihak diluar perjanjian ( pihak
ketiga )
a. Kesepakatan
Kesepakatan tersebut pada pokoknya meliputi
1. Benda yang menjadi obyek ansuransi
2. Pengalihan risiko dan pembayaran premi
3. Evenmen dang anti kerugian secara seimbang (indemnity)
4. Syarat syarat khusus asuransi
5. Di buat secara tertulis yang disebut polis (225 KUHD)
c. Obyek tertentu atau fixed object, obyek tertentu dalam perjanjian ansuransi
adalah obyek yang diansuransikan, dapat berupa harta kekayaan dan
kepentingan yang melekat pada harta kekayaan (insurable interst).
d. Kausa yang halal, kausa yang halal maksudnya adalah isi perjanjian asuransi itu
tidak dilarang Undang undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan
tidak bertentangan dengan kesusilaan.