Candida adalah jamur yang dapat hidup secara komensal di banyak lokasi
tubuh manusia. Beberapa mekanisme adaptif yang berbeda membantu Candida
bertahan hidup di daerah tubuh yang beragam. Ini juga berhubungan dengan
kemampuan C. albicans untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pH berbeda
yang dibuktikannya dengaan kemampuannya menginfeksi banyak bagian tubuh,
seperti kulit, membran mukosa, organ interna bahkan dalam khasus infeksi berat
dapat ditemukan pada aliran darah. Dipercaya dalam penelitian tingkat gen bahwa C.
Albicans memiliki susunan genetik yang dapat diekspresikan dalam keadaan tertentu
sesuai dengan PH lingkungan yang ditempatinya.
Gambaran Klinis
Gambar 1 Gambar 2
Gambaran Cadidiasis bisa berbeda beda tergantung dari lokasi infeksi namun
terdapat kita dapat menduga adanya Intertrigo candida (Gambar 1) biasanya muncul
sebagai ruam maserasi yang sangat gatal, merah muda cerah dengan papula dan
pustula satelit. Erosio interdigitalis blastomycetica (kandidiasis interdigitalis)
bermanifestasi sebagai hiperhidrosis dan maserasi dan menyukai kulit antara jari
ketiga dan keempat.
Dalam kasus kronik bisa didapatkan Paronikia candida yang terdapat pada
lipatan kuku proksimal yang menjadi eritematosa dan bengkak kronis, dengan
hilangnya kutikula, distrofi kuku, dan onikolisis (lihat gambar 2). Hal ini biasanya
dapat dibedakan secara klinis dari paronikia akut, yang disebabkan oleh
Staphylococcus aureus dan muncul dengan pembentukan abses proksimal. Ini bisa
menjadi sekunder untuk infeksi bakteri dengan Pseudomonas, yang menampilkan
perubahan warna hijau di bawah kuku. Persiapan kalium hidroksida (KOH) sangat
membantu dan kemungkinan menunjukkan yeast candida.
Diagnosis
Studi Laboratorium
Pewarnaan KOH adalah metode termudah dan paling hemat biaya untuk
mendiagnosis kandidiasis kulit, tetapi penggunaannya tidak cukup tanpa adanya bukti
klinis pendukung lainnya. Kultur dari pustula utuh, jaringan biopsi kulit, atau kulit
yang mengalami deskuamasi dapat membantu mendukung diagnosis.
Pemeriksaan mikroskopis kerokan kulit yang dibuat dengan pewarna putih
calcofluor adalah cara sederhana untuk mendeteksi ragi dan pseudohifa C albicans. C
albicans berikatan secara nonspesifik dengan polisakarida yang ditemukan di dinding
sel jamur dan menghasilkan warna cerah yang berbedadalam pola karakteristik
organisme bila dilihat di bawah mikroskop fluoresensi.
Temuan histologis
Tatalaksana
Obat pilihan pertama adalah antifungi golongan Azol. Golongan ini adalah
sekelompok agen antimikotik sintetik dengan spektrum aktivitas yang luas. Obat
utama yang tersedia termasuk ketoconazole, miconazole, fluconazole, itraconazole,
dan econazole. Mekanisme kerja azol adalah menghalangi sintesis ergosterol, sterol
utama dalam membran sel jamur. Penipisan ergosterol mengubah fluiditas membran
sel dan mengubah kerja enzim yang berhubungan dengan membran. Hal ini
mengakibatkan penghambatan replikasi dan penghambatan transformasi bentuk ragi
candida menjadi hifa, yang merupakan bentuk parasit invasif dan patogen.