Anda di halaman 1dari 43

* P Treatment

Obat-obatan Anti Jamur


Kandidiasis Kutis Generalisata
Kandidiasis kutis merupakan penyakit infeksi
jamur yang disebabkan oleh spesies Candida yang
terlokalisasi pada kulit yang muncul sebagai
bercak merah tebal dan plak dengan lesi satelit
berupa papul dan pustul di sekitarnya
(Armayanti, 2021).

*Latar Belakang
Kandidiasis terdapat di seluruh dunia, dapat
menyerang laki-laki maupun perempuan.
Infeksi jamur terjadi pada 20 – 25% populasi
dunia dan menjadi masalah infeksi yang umum
ditemui sehari-hari. Prevalensi infeksi jamur
terus meningkat pada berbagai kelompok pasien
(Puspitasari, Kawilarang, Ervianti, Rohiman,
2019).

*Latar Belakang
Candida albicans adalah spesies yang paling
banyak di seluruh dunia, mewakili rata-rata
global 66% dari semua Candida spp. (Puspitasari,
Kawilarang, Ervianti, Rohiman, 2019).
Kasus kandidiasis kutis di Indonesia menempati
urutan ketiga dalam insidense dermatomikosis,
(Irawati, 2017).

*Latar Belakang
Kandidosis adalah penyakit jamur, yang
disebabkan oleh spesies Candida spp. Infeksi
dapat mengenai kulit, kuku, membran mukosa,
traktus gastrointestinal, juga dapat
menyebabkan kelainan sistemik (Djuanda,
Hamzah, & Aisah, 2016).

*Definisi
Vulvovagintis Kelitis Oral Kutis Lokalisata

Mukokutan Balanitis Kongenital

Kutis Paronikia &


Reaksi Imun Granulo Diaper Onikomikosis
matosa

*Jenis Candidiasis
Jamur kandida hidup sebagai saprofit, terutama
terdapat di traktus gastrointestinal, selain itu di
vagina, uretra, kulit dan dibawah kuku. Dapat
juga ditemukan di atmosfir, air dan tanah. Agen
penyebab tersering untuk kelainan di kulit, genital
dan mukosa oral adalah C. albicans, sedangkan
spesies non-albicans yang sering menimbulkan
kelainan adalah C. dubliniensis, C. glabrata, C.
guillermondii, C. Krusei, C. lusitaniae, C.
parapsilosis, C. pseudotropicalis dan C.tropicalis
(Djuanda, Hamzah, & Aisah, 2016).

*Etiologi
Sekresi
Hidrolase

Transisi ke
Yeast
Hifa

Pembentukan
Biofilim
Atribut Hifa

Tigmotropisme

*Pathogenesis
Papula bersisik bergabung
untuk membentuk lesi yang
berbatas tegas, terkikis
dengan batas bergigi. Kerah
sisik yang menjorok dan dasar
eritematosa dapat terlihat.
Vesicopustula lembek dengan
lesi satelit di sekitar plak
intertriginosa primer juga
merupakan karakteristik dan
mewakili lesi primer (Menaldi,
2017).

*Gambaran Klinis
Dalam kasus kronik bisa
didapatkan Paronikia
candida yang terdapat
pada lipatan kuku
proksimal yang menjadi
eritematosa dan bengkak
kronis, dengan hilangnya
kutikula, distrofi kuku,
dan onikolisis

*Gambaran Klinis
Studi Temuan
Laboratorium Histologis

Pewarnaa Asam
n KOH Schiiff

Pewarnaa
n
Calcoflour

*Diagnosis
Medikamentosa Nonmedikamentosa
Semua golongan Azol efektif Menjaga kulit selalu bersih dan
terhadap Candida, Obat kering untuk mencegah terjadi nya
utama yang tersedia termasuk infeksi berulang. Pada bayi tindakan
ketoconazole, miconazole, praktis yang dapat diberikan adalah
fluconazole, itraconazole, dan pakaian dan popok agar teteap selalu
econazole kering dan tidak lembab.
Alternatif lain adalah Nistatin penggantian popok yang sering, dan
dan amfoterisin yang penggunaan bedak bayi dan pasta
merupakan poliena seng oksida

*Tatalaksana
*Tinjauan kasus
Berdasarkan P-Treatment
* Pasien an. X, berusia 10 bulan datang berobat
ke Poliklinik Umum Kulit dan Kelamin dengan
keluhan sejak 1 bulan yang lalu, pasien sering
merasakan adanya gatal di daerah alat kelamin
dan selangkangan yang terlihat dengan pasien
sering menggaruk-garuk saat  bangun maupun
tertidur. Ibu pasien mengatakan awalnya
punggung pasien yang terlihat muncul bentol-
bentol berwarna kemerahan terlebih dahulu
setelah berkeringat….

*Skenario
* …Gatal yang dirasakan pasien kemudian semakin
menyebar ke beberapa tempat seperti dada, lipatan
paha serta alat kelamin yang menyebabkan pasien sulit
untuk tidur karena terganggu oleh gatalnya. Rasa gatal
dirasakan hilang timbul, jika timbul pada malam hari
 pasien sangat gelisah dan sering menangis dan
terbangun karena gatalnya. Karena gatal yang tidak
tertahankan ibu pasien sering memberikan bedak caladin
ke tubuh pasien. Ibu  pasien mengatakan popok anaknya
sering lembab dan apabila sudah penuh baru diganti
 baru oleh ibu pasien karena kadang ibu pasien sering
kelupaan….

*Skenario
* …Ibu pasien mengaku sudah sering membawa
anaknya untuk berobat ke puskesmas tetapi
keluhan berkurang tetapi tidak pernah sembuh
walaupun diberikan obat salap berulang kali.
Ibu pasien mengatakan tidak ingat nama obat
yang diberikan oleh puskesmas. Rasa gatal
terasa  berkurang setiap pasien dioleskan salep
tetapi bentol-bentol kemerahan semakin
menyebar dan keluhan gatal menjadi di
berbagai tempat….

*Skenario
* …riwayat alergi obat, asma, gigi berlubang, nyeri
menelan, keluar cairan kekuningan dari telinga, bersin-
bersin pada pagi hari, batuk disangkal oleh ibu pasien.
Riwayat bersin-bersin di pagi hari, asma, dalam keluarga
disangkal pasien. Pasien memiliki kebiasaan mandi dua
kali dalam sehari tetapi ibu pasien mengaku tidak sering
menggantikan baju pasien jika mulai berkeringat, ibu
pasien hanya menggantikan  bajunya jika mandi dalam
dua kali sehari saja. Pasien tidak mempunyai riwayat
alergi dengan sabun mandi. Ibu pasien mengatakan
pasien tidak pernah kontak dengan bahan logam maupun
 bahan kimia.

*Skenario
1. Menentukan problem pasien
2. Menentukan tujuan terapi
3. Menetukan pemilihan terapi
4. Melakukan pemberian terapi
5. Melakukan komunikasi terapi
6. Melakukan monitoring dan evaluasi

*Langkah P-Treatment
* Keluhan Utama: Bercak-bercak merah disekitar
dada, punggung, alat kelamin dan
selangkangan.
* Keluhan Tambahan: Gatal-gatal
* Diagnosis : Kandidiasis Kutis Generalisata

*Problem Pasien
* Mengobati penyakit dasar yang menyebabkan
keluhan pada skenario
* Memberikan pengobatan simptomatik
* Mencegah terjadinya komplikasi

*Tujuan Terapi
* Medikamentosa
* Non medikamentosa

*Pilihan Terapi
Diberikan edukasi kepada ibu pasien supaya
menjaga higine tubuh anaknya dengan
mengantikan baju anaknya apabila anaknya
berkeringatan dan pada daerah kelamin anaknya
dengan mengganti popok dan jangan sampai
popok anaknya penuh dan lembab dan
menghindari garukan pada lokasi yang gatal
karena akan memudahkan terjadinya infeksi
sekunder.

*Non Medikamentosa
* Golongan Azole
* Golongan Polyenes
* Echinocandins
* Lain-lain

*Medikamentosa
* Ketokonazole
* Intrakonazole
* Flukonazole
* Mikonazole
* Tiokonazole

*Azole
Golongan Obat Efikasi Kenyaman Keamanan Harga
Azole Ketokonazol ++++ ++++ +++ ++++
Ketokonazol efektif untuk Ketokonazol (Nizoral) Tablet digunakan jika terapi Formyco (Tab = Rp.
mengobati infeksi kulit yang tersedia sebagai krim untuk antifungi yang lain tidak 255.000,-)
disebabkan oleh spesies- pengobatan topikal tersedia atau terjadi toleransi  
spesies Epidermophyton, dermatofitosis dan   Erazol (Cream
Microsporum, dan kandidiasis serta sebagai Sediaan oral dapat (tube) = Rp.
Trichophyton. shampo atau busa untuk menyebabkan hepatotoksik, 26.000,; Lotion
Infeksi pada kulit glabrosa pengobatan dermatitis sehingga perlu hati-hati saat (botol) = Rp.
sering berespons dalam 2-3 seboroik. memberikan Itrakonazol pada 55.000,; Shampoo
minggu terhadap dosis oral pasien dengan gangguan hati. (botol) = 135.000,-)
200 mg sekali sehari. Kulit    
telapak tangan-kaki lebih Hati-hati saat pemberian Formyco Cream
lambat berespons, sering ketokonazol oral untuk pasien (Krim = Rp.
memerlukan 4-6 minggu dengan penyakit jantung, 42.900,-)
dengan dosis 200 mg dua dikarenakan mampu  
kali sehari. Infeksi rambut memperpanjang QT. Nizoral Cream (Krim
dan kuku bahkan   5g x 1 = Rp. 32.405;
memerlukan waktu lebih Kontraindikasi: hipersensitif, 15g x 1 = Rp.
lama lagi sebelum sembuh, penyakit hati baik akut maupun 77.330,-)
dengan angka kesembuhan kronik.  
yang rendah tercatat untuk   Solinfec (Tab = Rp.
tinea kapitis. Tinea Tidak boleh digunakan untuk 95.700,-)
versikolor responsif scap (sediaan topikal krim).  
terhadap pemberian jangka Solinfec Cream
pendek 200 mg sekali (Krim = Rp.
sehari. 10.982,-)
Itrakonazol +++ +++ === ==
Itrakonazol lebih disukai pada pasien Sediaan tablet, kapsul, oral solution. Warning: gagal jantung kongestik, Itzol (Kaps = Rp. 216.000,-)
yang berisiko aspergillosis invasif. dikarenakan dapat menyebabkan  
  eksaserbasi. Mycotrazol (Kaps = Rp.
Itrakonazol efektif untuk mengobati   216.000,-)
onikomikosis dengan dosis 200 mg Sediaan oral dapat menyebabkan  
sehari, diminum bersama makanan hepatotoksik, sehingga perlu hati-hati saat Sporanox (Kaps = Rp.
untuk memastikan penyerapan memberikan Itrakonazol pada pasien 1.008.823,-)
maksimal, selama 3 bulan berturut- dengan gangguan hati.  
turut. Laporan-laporan terkini   Sporax (Kaps)
mengenai adanya gagal jantung pada Hati-hati saat pemberian ketokonazol oral  
pasien yang sedang mendapat untuk pasien dengan penyakit jantung,  
itrakonazol untuk onikomikosis dikarenakan mampu memperpanjang QT.
menyebabkan munculnya rekomendasi  
bahwa obat ini jangan diberikan untuk Dewasa: dapat menyebabkan depresi SSP,
mengobati onikomikosis pada pasien sehingga perlu hati-hati jika diberikan
dengan disfungsi ventrikel. Selain itu, kepada pasien yang bekerja dengan
evaluasi rutin fungsi hati dianjurkan mengoperasikan alat berat.
untuk pasien yang mendapat  
itrakonazol untuk onikomikosis. Keamanan dan efektivitas penggunaan pada
  anak-anak tidak diketahui.
Waktu-paruh plasma itrakonazol
setara dengan flukonazol, dan
konsentrasi terapeutik masih dapat
terdeteksi di stratum korneum hingga
28 hari setelah penghentian
pengobatan.
 
Digunakan untuk pasien dengan oral
atau esofagia kandidiasis.
Flukonazol ==== === === ==
Flukonazol lebih andal diserap daripada Sediaan injeksi, oral, tablet. Kontraindikasi: hipersensitif terhadap Cryptal (Tab = Rp. 200.000,-;
itrakonazol, tetapi flukonazol tidak flukonazol atau triazole. Lar infus = Rp. Rp. 150.000,-)
efektif melawan Aspergillus spp.    
  Perhatian jika pemberian flukonazol pada ibu Diflucan (Kaps = Rp.
Flukonazol diserap baik setelah hamil, laktasi, AIDS, gangguang fungsi hati 471.252,-; Vial = Rp.
pemberian oral, dengan waktuparuh atau ginjal, intoleransi galaktosa, gagal 374.580,-)
plasma 30 jam. Karena waktu-paruh yang jantung.  
lama ini, dosis harian 100 mg sudah   Fluxar (Kaps = Rp. 185.000,-;
memadai untuk mengobati kandidiasis Efek samping: pusing, mual, muntah, nyeri Lar infus = Rp. 150.000,-)
mukokutis dosis selang sehari sudah abdomen, diare, ruam kulit, kembung, sakit  
memadai untuk infeksi dermatofita. kepala, dispepsia, gangguan daya pengecapan, Zemyc (Kaps = Rp. 183.150,-;
  kejang, leukopenia. Inj = Rp. 169.500,-)
Sangat efektif untuk pasien kandida.  
  Tidak disarankan untuk mengemudi setelah
Obat ini juga dapat untuk mengatasi mengonsumsi flukonazol.
meningitis jamur.
 
Flukonazol memperlihatkan tingkat
kelarutan air yang tinggi serta penetrasi
cairan serebrospinal yang baik. Tidak
seperti ketokonazol dan itrakonazol,
ketersediaan hayati obat ini tinggi.
Interaksi obat juga lebih jarang karena
flukonazol adalah azole dengan efek
terendah terhadap enzim-enzim
mikrosom hati. Karena interaksi enzim-
enzim hati lebih jarang dan toleransi
pencernaan yang lebih baik, flukonazol
memiliki indeks terapeutik terluas di
antara azole, memungkinkan pemberian
dosis yang lebih agresif pada berbagai
infeksi jamur.
Mikonazol ++++ ++ +++ ++++
Nitrate Mikonazol (Monistat, Mikonazol oral untuk oral Kontraindikasi: Funtas (Krim = Rp.
Micatin) tersedia untuk kandidiasis. Tetapi hipersensitivitas, alergi 42.900,-)
aplikasi topikal sebagai efikasinya belum protein susu.  
krim atau losio dan sebagai ditemukan untuk anak <   Locoriz (Krim)
krim atau supositoria 16 tahun. Perhatian: hindari kontak  
vagina untuk digunakan langsung dengan mata, hamil. Mycorine: krim
pada kandidiasis   (Krim = Rp.
vulvovagina. Efek samping: iritasi, rasa 36.000,-); bubuk
  panas terbakar, maserasi kulit, (Rp. 38.500,-)
Sediaan topikal untuk dermatitis kontak alergi.
mengatasi tinea kruris, Efek samping lebih banyak
tinea corporis, tinea diakibatkan oleh sediaan obat
vesicolor, tinea pedis. oral.
Tiokonazol ++ ++ +++ -
Belum ada penelitian Sediaan obat berupa Kontraindikasi: hipersensitif Trosyd (Krim)
efektivitasnya untuk vaginal ointment. terhadap imidazol.
anak-anak.  
  Efek samping: iritasi lokal,
Efektif untuk kandidiasis reaksi utrikaria, edema
vaginal. perifer dan edema
periorbita; parestesia, erupsi
bulosa, dermatitis,
dermatitis kontak, kulit
kering, kelainan pada kuku,
ruam kulit, efkfoliasi kulit.
* Nistatatin
* Amphoterisin B
* Verikonazol

*Polienes
Polyenes Nistatin ++++ +++ ++ ++++
Nistatin adalah suatu Sediaan obat berupa Kontraindikasi: Candigal (Susp
makrolid polien yang sups oral, tetes oral, hipersensitivitas. oral)
sangat mirip dengan salep.   Candistin (tetes
amfoterisin B.   Efek samping: gangguan GI, oral = Rp.
  Absorbsi PO kurang baik. mual, muntah, diare. 32.450,-)
Indikasi: kandidiasis  
oroparingeal, kandidiasis Cazetin (Susp =
intestinal, dan infeksi Rp. 33.264,-)
jamur invasif.  
Constantia (Susp
= Rp. 25.001,-)
 
Mycostatin (Susp
= 12 mL x 1: Rp.
56.700,-; 30 mL x
1: Rp. 116.500,-)
 
Nymiko (Susp =
Rp. 32.900,-)
 
Nystin (Susp = Rp.
20.000,-)
 
Myco-z (salep =
Rp. 74.600,-)
Amphoterisin B ++++ + +  -
Amfoterisin B tetap merupakan Amfoterisin B sering digunakan Reaksi terkait infus hampir selalu
obat antijamur dengan spektrum sebagai rejimen induksi awal terjadi dan berupa demam, menggigil,
kerja paling luas. untuk mengurangi jumlah jamur kejang otot, muntah, nyeri kepala, dan
  dengan cepat, lalu diganti oleh hipotensi.
Obat ini memiliki aktivitas salah satu dari obat-obat azole  
terhadap ragi yang secara klinis yang lebih baru (dijelaskan Kerusakan ginjal adalah reaksi toksik
penting, termasuk Candida selanjutnya) untuk terapi kronik paling signifikan. Gangguan ginjal
albicans dan Cryptococcus atau pencegah kekambuhan. terjadi pada hampir semua pasien yang
neoformans, organisme penyebab Terapi induksi ini terutama diberi amfoterisin B dengan dosis yang
mikosis endemik, termasuk penting untuk pasien dengan secara klinis signifikan.
Histoplasma capsulatum, gangguan imunitas
Blastomyces dermatitidis, dan (immunocompromised) dan
Coccidioides immitis; clan kapang mereka yang mengidap
(mold) patogenik, misalnya pneumonia jamur berat,
Aspergillus fumigatus dan meningitis kriptokokus berat, dan
penyebab-penyebab mukormikosis. infeksi diseminata oleh salah satu
  mikosis endemik seperti
Beberapa jamur, misalnya Candida histoplasmosis atau
lusitaniae dan Pseudallescheria koksidioidomikosis.
boydii memperlihatkan resistensi  
intrinsik terhadap amfoterisin B. Pemberian lokal atau topikal
Karena luasnya spektrum amfoterisin B dapat memberi
aktivitasnya dan efek hasil yang baik. Keratitis dan
fungisidalnya, amfoterisin B tetap ulkus kornea mikotik dapat
merupakan obat yang berguna disembuhkan dengan obat tetes
untuk hampir semua infeksi jamur serta penyuntikan langsung
yang mengancam nyawa subkonjungtiva.
 
Vorikonazol +++ +++ +++ +
Obat ini diserap baik setelah Vorikonazol tersedia dalam Toksisitas yang pernah diamati Vfend (Tab salut
pemberian oral, dengan bentuk intravena dan oral. mencakup ruam dan peningkatan selaput = Rp.
ketersediaan hayati melebihi   enzim hati 3.554.936,-; Bubuk inj
90%, dan memperlihatkan Dosis anjuran adalah 400   (vial) = Rp.
pengikatan protein yang lebih mg/hari. Sering terjadi gangguan 1.208.672,-)
rendah daripada itrakonazol. penglihatan, dijumpai pada hampir  
  30% pasien yang mendapat Vorica (Bubuk inj)
Metabolisme terutama terjadi vorikonazol intravena, dan
di hati. Vorikonazol adalah mencakup kekaburan dan
inhibitor CYP3A4 mamalia yang perubahan penglihatan warna atau
secara klinis relevan, dan keterangan. Gangguan penglihatan
diperlukan penurunan dosis ini biasanya terjadi segera setelah
sejumlah obat jika obat azol ini satu dosis vorikonazol dan mereda
digunakan. Obat-obat ini dalam 30 menit.
meliputi siklosporin,  
taktolimor, dan penghambat Dermatitis fotosensitif sering
HMG-CoA reduktase. dijumpai pada pasien yang
  mendapat terapi oral kronik.
Vorikonazol serupa dengan  
itrakonazol dalam spektrum Vorikonazol kurang toksik
aktivitasnya, memiliki aktivitas dibandingkan dengan amfoterisin B
yang sangat baik terhadap dan merupakan terapi pilihan untuk
Candida sp. (termasuk spesies aspergilosis invasif.
resisten flukonazol seperti
Candida krusei) dan jamur
dimorfik.
Anidulafungin

*Echinocandins

Griseofulvin
*Golongan Lain
Echinocand Anidulafungi ++++ + +++ +
ins n Dapat digunakan untuk Sediaan obat berupa Kontraindikasi: Ecalta (Bubuk
infe ksi parah Kandida. bubuk untuk infus hipersensitif terhadap untuk infus = Rp.
  (vial). anidulafungin atau 908.406,-/boks)
Indikasi: kandidemia   golongan echinocandin
pada pasien dewasa   lain, pasien dengan
non neutropenia, intoleransi terhadap
infeksi kandida pada fruktosa.
jaringan dalam atau Efek samping: ruam kulit,
dengan penyakit yang utrikaria, rasa panas &
membentuk abses (con: kemerahan pada wajah,
esopageal kandidiasis, pruritus, dispnea,
kandida auris). hipotensi,
trombositopenia,
koagulopati, hiperkalemia,
hipokalemia,
hipomagnesemia, kejang,
sakit kepala, diare,
peningkatan kadar -
glutamiltranferase,
peningkatan kadar
fosfatase alkalin darah,
peningkatan AST & ALT.
Lain-lain Griseofulvin +++ + +++ ++
Griseofulvin adalah obat Obat ini diberikan dalam bentuk Efek samping mencakup suatu Rexavin (Kaps = Rp.
fungistatik yang sangat tidak mikrokristal dengan dosis 1 sindrom alergik seperti serum 217.800,-)
larut dan berasal dari suatu g/hari. sickness, hepatitis, dan interaksi obat
spesies penisilium. Satu-satunya dengan warfarin dan fenobarbital.
pemakaiannya adalah dalam Griseofulvin umumnya telah
terapi sistemik dermatofitosis. digantikan oleh obat antijamur baru,
Penyerapan meningkat jika obat misalnya itrakonazol dan terbinafin
ini diberikan bersama dengan
makanan berlemak.
Mekanisme kerja griseofulvin di
tingkat sel masih belum jelas,
tetapi obat ini mengendap di
kulit yang baru terbentuk tempat
ia berikatan dengan keratin,
melindungi kulit dari infeksi baru.
Karena efeknya adalah mencegah
infeksi di struktur kulit yang baru
ini, griseofulvin harus diberikan
selama 2-6 minggu untuk infeksi
kulit dan rambut agar keratin
yang terinfeksi dapat diganti oleh
struktur yang resisten. Infeksi
kuku mungkin memerlukan terapi
selama berbulan-bulan untuk
memungkinkan tumbuhnya kuku
terproteksi yang baru dan sering
diikuti oleh kekambuhan.
* Anti-fungal: Cream Ketokonazol 2%
* Anti-pruritus: Caladine Lotion (kandungannya
difenhidramin HCL 2%, calamine 5%, zinc oxide
10%, glycerine 5%, champora)

*Pilhan Terapi
*Pemberian Terapi
1. Informasi Penyakit
2. Informasi Tujuan Terapi
3. Informasi Obat dan Penggunaan

*Komunikasi Terapi
Penyakit disebabkan oleh jamur jenis Candida.
Perawatan untuk dermatitis candida mencakup
tindakan praktis yang emngganti popok dan
pakaian yang sudah lembab karena jamur
candida akan meluas pada kondisi lembab dan
panas. Pakaian kering, penggantian popok yang
sering, dan penggunaan bedak bayi dari pasta
seng oksida adalah tindakan pencegahan yang
memadai.

*Informasi Penyakit
* Menjaga higiene tubuh
* Menjaga agar kulit area infeksi tidak lembab
* Menggunakan pakaian yang tidak ketat dan
menyerap keringat
* Hindari penggunaan handuk atau pakaian
bergantian dengan orang lain.
* Sering ganti popok dan pakain agar tidak lembab
karena jamur menyukai suasana lembab
* Jika penyakit semakin parah selama perawatan
segera hubungi dokter/petugas medis (kemungkinan
terjadinya hipersensitif obat).

* Informasi Tujuan Terapi


* Deteksi dini terhadap timbulnya komplikasi
* Efek samping dan toksisitas obat
* Resistensi anti fungi
* Kemajuan pengobatan secara umum

*Monitoring dan Evaluasi


* Armayanti, I. (2021). Perbandingan Kelembapan Kulit Pada Penderita
Kandidiasis Kutis dan yang Tidak Menderita. Tesis. Program Magister
Kedokteran Klinik, Departemen Dermatologi dan Venereologi, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
* Djuanda, A., Hamzah, M., & Aisah, S. (2016). Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman.
* Flower, Richard. H. (2020). Cutaneous Candidiasis. Medscape.
https://emedicine.medscape.com/article/1090632/. Accesed At 18 June
2022.
* Harlim, A. (2019). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia.
* Ikatan Dokter Indonesia. (2021). MIMS Referensi Obat Edisi 22. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer.
* Irawati, A.P. (2017). Hubungan Antara Jenis Kandidiasis dengan
Karakteristik Demografi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.
Tesis. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
* Menaldi, Sri Luwunih S. W. (2017). Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Universitas Indonesia. Jakarta
* Puspitasari, A., Kawilarang, A.P., Ervianti, E., & Rohiman, A. (2019).
Profil Pasien Baru Kandidiasis. Jurnal Berkala Ilmu Kesehatan dan
Kelamin, 31(1), 24 – 34.

* Refrensi

Anda mungkin juga menyukai