Keluhan utama:
Gatal
Keluhan tambahan:
Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSAL Dr. Ramelan Surab
aya pada tanggal 14 Juni 2016 dengan keluhan gatal-gatal pada l
ipatan paha sejak 3 minggu sebelum ke poli RSAL. Pasien serin
g menggaruk lipatan paha yang gatal, namun tidak pernah meliha
t warna kulit atau ada tidaknya bercak pada kulit lipatan paha yang
gatal. Setelah digaruk, kulit menjadi terasa perih. Baru beberapa
waktu kemudian, kulit mulai kehitaman. Dua minggu sebelum ke p
oli, pasien berobat ke dokter umum dan diberi salep ketoconazol
e dan obat minum CTM, kemudian gatal mereda tapi hanya seme
ntara. Pasien mengatakan bahwa setelah mandi 2-3 jam gatal mer
eda, namun setelah itu dengan beraktivitas mulai gatal kembali.
ANAMNESA
Riwayat Psikososial:
Regio Inguinal
Efforesensi : kulit tampak makula eritematus sedikit
hiperpigmentasi dengan maserasi, dan terdapat lesi
satelit papulopustular yang pecah meninggalkan
permukaan yang kasar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Perbesaran 400x
Pemeriksaan
langsung kerokan
kulit dengan
larutan KOH 20%
tampak gambaran
pseudohifa dan
blastospora.
RESUME
ANAMNESA
Regio Inguinal
Efforesensi : kulit tampak makula eritematus sedikit
hiperpigmentasi dengan maserasi, dan terdapat lesi satelit
papulopustular yang pecah meninggalkan permukaan yang kasar
RESUME
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Perbesaran 400x
Pemeriksaan
langsung kerokan
kulit dengan
larutan KOH 20%
tampak gambaran
pseudohifa dan
blastospora.
DIAGNOSA KERJA
• Kandidiasis Intertriginosa
DIAGNOSA BANDING
• Dermatitis Intertriginosa
• Eritrasma
• Dermatofitosis (Tinea cruri
s)
PLANNING
DIAGNOSA
Kultur pada media Sabouraud’s Dextrose Agar (SDA)
Wood lamp
TERAPI
Non medikamentosa:
Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi
Memberi edukasi kepada pasien untuk tidak
menggaruk lipatan paha yang gatal supaya terhindar
dari infeksi sekunder
Menjaga kebersihan kulit dengan mandi minimal 2x
sehari serta mengeringkan tubuh dengan benar
terutama pada daerah lipatan
PLANNING
Non medikamentosa:
Menghindari pakaian dan celana dalam
yang ketat, tebal, dan tidak menyerap
keringat (berbahan nilon), lebih baik
menggunakan yang berbahan katun.
Lebih sering mengganti pakaian dan
celana dalam jika berkeringat dan terasa
lembab.
Memberi edukasi tentang penggunaan
salep yang benar
PLANNING
Medikamentosa:
Sistemik
Ketokonazol tab 1 x 200 mg/hari selama
1-2 minggu
Loratadine tab 1 x 10 mg/hari bila perlu
Topikal
Mikonazol krim 2%.
Dioleskan 2x sehari selama 14 hari, dapat
lebih sampai 4 minggu, sebaiknya 1 – 2
minggu sesudah sembuh / KOH negatif.
PLANNING
MONITORING
Keluhan penderita berkurang, tetap atau
makin memberat.
Ada tidaknya perluasan lesi di bagian
tubuh lain.
Komplikasi yang dapat muncul.
PROGNOSIS
Baik, bergantung pada berat ringannya
faktor predisposisi.
TINJAUAN
PUSTAKA
KANDIDIASIS
DEFINISI
Kandidiasis (=Kandidosis/Moniliasis) adalah infeksi
primer atau sekunder jamur dari genus Candida,
biasanya oleh spesies Candida albicans.
Manifestasi klinisnya sangat bervariasi dari akut,
subakut dan kronis ke episodik.
Yang terkena dapat lokal di mulut, tenggorokan, kulit,
kepala, vagina, jari-jari tangan, kuku, bronkhi, paru-
paru atau saluran pencernaan makanan atau menjadi
sistemik seperti septisemia, endokarditis, atau
meningitis.
KANDIDIASIS
Epidemiologi
Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat
menyerang semua umur, baik laki-laki maupun
perempuan.
Jamur penyebabnya terdapat pada orang sehat
sebagai saprofit.
Gambaran klinisnya bermacam-macam sehingga
tidak diketahui data-data penyebarannya dengan
tepat.
KANDIDIASIS
Etiologi
Yang tersering ialah Candida albicans yang dapat
diisolasi dari kulit, mulut, selaput mukosa vagina, dan
feses orang normal.
Sebagai penyebab endokarditis Kandidiasis adalah C.
parapsilosis dan penyebab Kandidiasis septikemia adalah
C. tropicalis.
Candida sp adalah jamur sel tunggal (yeast), berbentuk
bulat sampai oval. Dari semua spesies yang ditemukan
pada manusia, Candida albicans yang paling pathogen.
Candida albicans merupakan ragi dimorfik, penyebab
paling umum dari kandidiasis superfisial dan sistemik
KANDIDIASIS
Etiologi
Candida memperbanyak diri dengan membentuk
blastospora (budding yeast cell). Blastospora akan
saling bersambung dan bertambah panjang sehingga
membentuk pseudohifa.
Bentuk pseudohifa lebih virulen dan invasif daripada
spora. Hal itu dikarenakan pseudohifa berukuran lebih
besar sehingga sulit difagositosis oleh makrofag.
PATOGENESIS
C.albicans biasa sebagai saprofit dan
berkolonisasi pada membran mukosa
hewan berdarah-hangat, umumnya
memiliki habitat di traktus gastrointestinal
dan genitourinaria, dan kulit.
Pada kondisi yang tepat, jamur tersebut
menjadi patogen dan menyebabkan lesi
pada kulit, kuku, dan membran mukous.
Area intertrigenous yang sering terkena.
Pada daerah ini suhu, kelembaban dan
maserasi kulit memberi celah organisme ini
untuk tumbuh subur
PATOGENESIS
Kondisi lokal
mendukung: Reduksi flora
normal krn tx
Suhu hangat, Antibiotik
kelembaban,
pH kulit meningkat
Respon imun
(popok, panty liner,
melemah
produk oklusif)
Candida
albicans
menjadi
patogen
PATOGENESIS
• Ragi Hifa = mekanisme patogenesis prim
er (Hifa melekat lebih kuat pada permukaan
epitel)
• Sekarang diketahui: ragi (yeast) mampu in
vasi dan tidak hanya komensal
Faktor Predisposisi
FAKTOR ENDOGEN FAKTOR EKSOGEN
• Kehamilan • Iklim, panas, dan kelembaban
• Menstruasi • Kebersihan kulit
• Kegemukan • Kebiasaan berendam kaki dalam ai
• Umur sangat muda/sangat tua r yang terlalu lama menimbulkan
• Penyakit sistemik (endokrinopati, D maserasi dan memudahkan masuk
M, uremia, malignansi, AIDS) nya jamur
• Penyebab iatrogenik (barier lemah, • Faktor mekanis : trauma (luka bak
sinar X, obat – obatan spt kortikoste ar, abrasi, pemakaian IUD, meningk
roid dan imunosupresi lainnya, AB s atnya frekuensi koitus) dan oklusi l
pektrum luas) okal
• Penyakit kronik (TB, SLE) • Kontak dengan penderita, misalny
• Faktor nutrisi a pada thrush, balanopostitis
Klasifikasi
Kandidiasis Kandidiasis Reaksi id
Kandidiasis kutis
mukosa sistemik (Kandidid)
Thrush Perleche
1. Kandidosis intertrigenosa
C.albicans memiliki suatu predileksi untuk
berkolonisasi pada tempat lembab dan
mengalami maserasi seperti lipatan kulit.
Intertrigo adalah gambaran klinis yang
paling sering pada kulit yang memiliki
sedikit rambut.
Gejala klinis
2. Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi
dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani.
3. Kandidiasis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin,
lipatan payudara, intergluteal, dan
umbilikus. Sering disertai glositis,
stomatitis, dan paronikia.
Lesi berupa ekzematoid dengan
vesikel – vesikel dan pustul – pustul.
Sering pada bayi
36
Gejala klinis
d. Paronikia dan onikomikosis
Sering pekerjaan berhubungan dengan air,
bentuk ini tersering didapat.
Lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang
tidak bernanah, kuku menjadi tebal,
mengeras dan berlekuk – lekuk, kadang –
kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh,
tetap mengkilat dan tidak terdapat sisa
jaringan di bawah kuku seperti pada tinea
unguium.
Paronychia dan Onychia kronis
Gejala klinis
e. Diaper-rash
Sering pada bayi yang popoknya selalu basah
dan jarang diganti yang dapat menimbulkan
dermatitis iritan, juga sering diderita neonatus
sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.
Gejala klinis
f. Kandidosis granulomatosa (anak – anak)
Lesi berupa papul kemerahan tertutup
krusta tebal berwarna kuning kecoklatan
dan melekat erat pada dasarnya. Krusta ini
dapat menimbulkan seperti tanduk
sepanjang 2 cm.
lokalisasinya sering terdapat di muka, kepala,
kuku, badan, tungkai, dan faring.
Kandidosis sistemik
a. Endokarditis
Sering terdapat pada penderita morfinis
akibat komplikasi penyuntikan, operasi
jantung.
b. Meningitis
Terjadi karena penyebaran hematogen jamur,
gejalanya sama dengan meningitis
tuberkulosis atau karena bakteri lain.
Reaksi id (Kandid id)
2. Pemeriksaan biakan
Bahan diperiksa ditanam dalam agar
dektrosa glukosa Sabouraud, dapat pula
agar ini dibubuhi antibiotik
(kloramfenikol).
Disimpan dalam suhu kamar atau lemari
dengan suhu 37C, koloni tumbuh setelah
24 – 48 jam, berupa yeast like colony.
Tampak: koloni seperti krim, keabu-
abuan, lembab. Akhirnya membentuk
penetrasi spt akar kecil ke dalam agar
Kultur agar Cornmeal: diproduksi
Chlamydospora, berdinding tebal bulat
(khas Candida albicans)
Differensial Diagnosa
1. Eritrasma
penyakit bakteri kronik pada stratum korneum
Corynebacterium minutissimum,
Lesi berupa eritema dan skuama halus terutama di
daerah ketiak dan lipat paha.
Efloresensi : Lesi di lipatan, lesi lebih merah, batas
tegas, kering, tidak ada satelit, pemeriksaan dengan
lampu Wood tampak warna merah membara.
2. Dermatitis Intertrigenosa
3. Dermatofitosis (tinea cruris)
Kandida: biasanya terdapat lebih sedikit skuama dan
kecenderungan yang besar terbentuk fissura
47
Eritrasma
49
Penatalaksanaan
• Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi
• Topikal.
• Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk
kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
• Nistatin: berupa krim, salap, emulsi
• Amfoterisin B
• Grup azol antara lain:
• Mikonazol 2% berupa krim atau bedak, dioleskan 2x sehari
selama 14 hari, dapat lebih sampai 4 minggu, sebaiknya 1-
2 minggu sesudah sembuh/KOH negatif
• Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
• Tiokonazol, bufonazol, isokonazol.
• Siklopiroksolamin 1% larutan, krim.
• Antimitotik yang lain yang berspektrum luas
Penatalaksanaan