Anda di halaman 1dari 7

Pertimbangan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial di tempat

kerja dalam konteks COVID-19


Lampiran Pertimbangan penyesuaian langkah-langkah kesehatan
masyarakat dan sosial dalam konteks COVID-19
10 Mei 2020
Latar belakang
Dalam menanggapi COVID-19, negara-negara di seluruh dunia telah menerapkan serangkaian langkah-langkah kesehatan masyarakat
dan sosial, seperti pembatasan pergerakan, penutupan sekolah atau tempat kerja secara sebagian atau penuh, karantina wilayah tertentu,
dan pelarangan perjalanan mancanegara. Seiring berubahnya situasi epidemiologi penyakit ini, negara-negara akan menyesuaikan
(melonggarkan atau memberlakukan kembali) langkah-langkah ini. Seiring menurunnya intensitas transmisi, beberapa negara akan
mulai membuka kembali tempat kerja secara perlahan untuk mempertahankan berlangsungnya kegiatan ekonomi. Untuk pembukaan
kembali ini, dibutuhkan langkah-langkah perlindungan seperti arahan dan kapasitas yang mempromosikan dan memungkinkan
pencegahan COVID-19 terkait pembatasan jarak fisik, mencuci tangan, etiket bersin dan batuk, dan kemungkinan pemantauan suhu
tubuh, serta pemantauan atas kepatuhan kepada langkah-langkah ini.1
Pada tanggal 16 April 2020, WHO menerbitkan panduan interim yang memberikan anjuran tentang penyesuaian langkah-langkah
kesehatan masyarakat dan sosial (LKMS), i dengan tetap mengelola risiko peningkatan kembali jumlah kasus. Serangkaian lampiran
dikembangkan guna membantu memberikan panduan kepada negara-negara dalam menyesuaikan langkah-langkah kesehatan
masyarakat dalam berbagai konteks. Lampiran ini diperuntukkan bagi para pihak yang terlibat dalam menyusun kebijakan dan prosedur
operasi standar untuk mencegah penularan COVID-19 di tempat kerja, seperti pemberi kerja, pekerja dan perwakilan pekerja, serikat
kerja dan asosiasi usaha, badan kesehatan dan ketenagakerjaan setempat, dan praktisi keselamatan dan kesehatan kerja. Dokumen ini
memberikan panduan umum bagi tempat kerja di luar sektor pelayanan kesehatan dan pekerja di tempat-tempat kerja tersebut.ii Di
tempat-tempat kerja khusus, dapat diperlukan langkah-langkah perlindungan tambahan. Rekomendasi-rekomendasi spesifik bagi
perlindungan keselamatan dan kesehatan pekerja pemerintah garis depan tertentu juga sudah ada di dalam panduan WHO untuk sektor
akomodasi,2 fasilitas tahanan,3 sekolah,4 usaha pangan,5 sektor penerbangan,6 pengelolaan air, sanitasi, dan limbah,7 penampungan,8 dan
konstruksi.9

Penilaian risiko tempat kerja


COVID-19 umumnya menular melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi.10
Paparan terkait pekerjaan dapat terjadi kapan pun di tempat kerja, dalam perjalanan dinas ke tempat di mana terjadi penularan
masyarakat, serta di jalan saat berangkat dan pulang dari tempat kerja. 11
Risiko paparan COVID-19 terkait pekerjaan tergantung pada kemungkinan kontak erat (di bawah 1 meter) atau sering berkontak dengan
orang-orang yang mungkin terinfeksi COVID-19 dan melalui kontak dengan permukaan dan benda yang terkontaminasi. Tingkat-tingkat
risiko berikut ini dapat membantu menilai risiko COVID-19 di tempat kerja dan merencanakan langkah-langkah pencegahan di tempat
kerja selain fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam kategori-kategori risiko ini, orang-orang yang disebut sebagai ‘diketahui atau dicurigai
terinfeksi COVID-19’ secara umum berarti orang-orang yang telah hasil pemeriksaan atau diagnosisnya positif. iii Meskipun orang-orang
tersebut seharusnya dirawat dan diisolasi, pekerjaan-pekerjaan tertentu masih dapat menghadapi risiko paparan yang lebih tinggi (seperti
pemberi perawatan di rumah, pemberi layanan tatap muka jika perlu, dan staf farmasi garis depan).
Risiko paparan rendah – pekerjaan atau tugas pekerjaan tanpa kontak erat yang sering dengan masyarakat umum dan rekan
kerja lain, pengunjung, klien atau pelanggan, atau kontraktor, dan yang tidak memerlukan kontak dengan orang yang diketahui
atau dicurigai terinfeksi COVID-19. Kontak kerja antara pekerja dalam kategori ini dan masyarakat dan rekan kerja lain bersifat
minimal.

i
Considerations in adjusting public health and social measures in the context of COVID-19 (Interim Guidance) (WHO 2020)
ii
Untuk tujuan panduan ini “tempat kerja” mencakup semua tempat di mana pekerja perlu hadir atau datangi karena pekerjaannya.
iii
Di sisi lain, masyarakat umum dapat mencakup orang-orang yang terinfeksi dan pra-simtomatik atau asimtomatik, yaitu yang
terinfeksi tetapi tidak (belum) menunjukkan tanda atau gejala yang jelas. Dalam hal ini, kemungkinan paparan seorang pekerja akan
sangat tergantung pada situasi COVID-19 setempat. Karena itu, langkah-langkah penjagaan jarak fisik di tempat kerja melindungi
para pekerja dari kontak langsung dari orang siapa pun yang mungkin mengidap atau tidak mengidap COVID-19 terlepas dari apakah
para pekerja menyadarinya atau tidak.
-1-
Lampiran: Pertimbangan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial di tempat kerja

Risiko paparan sedang – pekerjaan atau tugas pekerjaan dengan kontak erat yang sering dengan masyarakat umum, atau rekan
kerja lain, pengunjung, klien atau pelanggan, atau kontraktor, tetapi tidak memerlukan kontak dengan orang yang diketahui
atau dicurigai terinfeksi COVID-19. Di tempat-tempat di mana kasus COVID-19 masih terus dilaporkan, tingkat risiko ini
dapat sesuai bagi pekerja yang melakukan kontak erat yang sering terkait pekerjaan dengan masyarakat umum, pengunjung,
atau pelanggan di lingkungan kerja yang padat (seperti pasar bahan pangan, terminal bus, angkutan umum, dan kegiatan-
kegiatan kerja lain di mana penjagaan jarak fisik minimal 1 meter sulit dipatuhi), atau tugas-tugas pekerjaan yang memerlukan
kontak erat yang sering dengan rekan kerja. Di tempat-tempat di mana tidak terjadi penularan COVID-19 di masyarakat,
skenario ini dapat mencakup kontak yang sering dengan orang-orang yang pulang dari tempat-tempat di mana penularan
masyarakat terjadi.
Risiko paparan tinggi – pekerjaan atau tugas pekerjaan dengan potensi tinggi kontak erat dengan orang-orang yang diketahui
atau dicurigai mengidap COVID-19, serta kontak dengan benda dan permukaan yang dapat terkontaminasi dengan virus
COVID-19. Contoh-contoh skenario seperti ini di luar fasilitas pelayanan kesehatan termasuk transportasi orang yang diketahui
atau dicurigai mengidap COVID-19 di kendaraan tertutup tanpa pemisahan antara pengemudi dan penumpang, pemberian
bantuan rumah tangga atau perawatan di rumah kepada orang-orang yang mengidap COVID-19, dan kontak dengan jenazah
orang yang diketahui atau dicurigai mengidap COVID-19 saat meninggal.
Di dalam satu tempat kerja, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dapat memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Sebaliknya, pekerjaan
atau tugas pekerjaan yang berbeda dapat memiliki tingkat paparan yang serupa. Karena itu, penilaian risiko perlu dilakukan secara
spesifik untuk setiap tempat kerja dan pekerjaan atau kategori pekerjaan. Setiap kali penilaian risiko dilakukan, perlu dipertimbangkan
lingkungan, tugas, ancaman jika ada (misalnya, ancaman bagi staf garis depan), dan sumber daya yang tersedia, seperti alat pelindung
diri.
Beberapa pekerja dapat lebih berisiko menderita penyakit COVID-19 parah karena usianya atau gangguan kesehatan yang sudah ada.
Hal ini perlu dipertimbangkan saat menilai risiko perorangan. Layanan-layanan publik esensial seperti keamanan dan polisi, penjualan
makanan, akomodasi, angkutan umum, pengantaran barang, air dan sanitasi, dan petugas garis depan dapat lebih berisiko terpapar
bahaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Dengan berkonsultasi dengan para pekerja, pemberi kerja dan manajer perlu melaksanakan dan memutakhirkan penilaian risiko paparan
COVID-19 terkait pekerjaan. Lebih baik lagi jika hal ini dilakukan dengan dukungan dari layanan kesehatan kerja.

Langkah-langkah pencegahan
Keputusan untuk menutup atau membuka kembali tempat kerja dan menangguhkan atau mengurangi kegiatan pekerjaan harus diambil
sesuai dengan penilaian risiko, kapasitas menerapkan langkah-langkah pencegahan, dan rekomendasi badan-badan pemerintah pusat
mengenai penyesuaian langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial dalam konteks COVID-19.

Langkah-langkah untuk semua tempat kerja


Langkah-langkah umum pencegahan penularan COVID-19 yang berlaku untuk semua tempat kerja dan semua orang di tempat kerja,
seperti pemberi kerja, manajer, pekerja, kontraktor, pelanggan, dan pengunjung, mencakup:
Kebersihan tangan
• Mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh dengan sabun dan air bersih mengalir atau membersihkan tangan dengan
pembersih tangan berbahan dasar alkohol sebelum mulai bekerja, sebelum makan, berulang kali selama bekerja, terutama
setelah melakukan kontak dengan rekan kerja atau pelanggan, setelah menggunakan kamar mandi, setelah kontak dengan
sekresi, ekskresi, dan cairan tubuh, setelah melakukan kontak dengan benda yang kemungkinan terkontaminasi (sarung tangan,
pakaian, masker, tisu bekas, limbah), dan segera setelah melepas sarung tangan dan alat pelindung lain sebelum menyentuh
mata, hidung, atau mulut.
• Sarana-sarana membersihkan tangan, seperti tempat mencuci tangan dan pembersih tangan, harus ditempatkan di tempat-
tempat yang jelas terlihat dan dapat diakses oleh semua staf, kontraktor, klien atau pelanggan, dan pengunjung, dengan disertai
materi-materi komunikasi yang mempromosikan kebersihan tangan.12
Kebersihan pernapasan
• Promosikan etiket batuk dan bersin agar dijalankan oleh semua orang di tempat kerja. Pastikan masker medis dan tisu tersedia
di tempat kerja bagi yang mengalami hidung pilek atau batuk di tempat kerja, serta tempat sampah tertutup sehingga sampah
dapat dibuang secara higienis.13

-2-
Lampiran: Pertimbangan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial di tempat kerja

• Susun kebijakan mengenakan masker atau menutupi wajah sesuai dengan panduan nasional atau setempat. Masker dapat
menimbulkan risiko jika tidak digunakan dengan tepat. 14 Jika seorang pekerja sakit, pekerja tersebut tidak boleh masuk kerja.
Jika anggota staf atau pekerja merasa tidak sehat di tempat kerja, beri masker medis sehingga anggota staf atau pekerja tersebut
dapat pulang dengan aman. Jika masker digunakan, baik sesuai kebijakan pemerintah maupun sesuai pilihan pribadi, pastikan
masker digunakan, dipelihara, dan dibuang dengan aman secara dan sesuai.
Penjagaan jarak fisik
• Jalankan langkah-langkah menjaga jarak minimal 1 meter antara satu orang dengan orang lain dan hindari kontak fisik langsung
dengan orang lain (berpelukan, bersentuhan, dan berjabat tangan), kendalikan akses dari luar dengan ketat, dan pengelolaan
antrean (pemberian tanda di lantai dan pembatas)
• Kurangi kepadatan orang di dalam bangunan (maksimal 1 orang per 10 meter persegi), 15,iv pemberian jarak minimal 1 meter
antara satu stasiun kerja dengan stasiun kerja lainnya dan ruang bersama, seperti pintu masuk/keluar, lift, dapur/kantin, tangga,
dan tempat di mana pekerja atau pengunjung/klien dapat berkumpul atau mengantre.
• Minimalisasi kebutuhan akan rapat secara fisik, misalnya dengan menggunakan fasilitas telekonferensi.
• Hindari kepadatan dengan cara menggilir jam kerja untuk mengurangi menumpuknya jumlah karyawan di ruang-ruang bersama
seperti pintu masuk atau keluar.
• Implementasikan atau tingkatkan pengaturan gilir kerja atau tim terbagi pemisahan tim, atau bekerja dari jarak jauh.
• Tunda atau hentikan acara-acara tempat kerja di mana para peserta melakukan kontak dalam waktu yang lama, termasuk
perkumpulan sosial.
Kurangi dan kelola perjalanan dinas
• Batalkan atau tunda perjalanan nonesensial ke tempat-tempat di mana terjadi penularan COVID-19 di masyarakat, berikan
hand sanitizer kepada para pekerja yang harus melakukan perjalanan, anjurkan para pekerja untuk mematuhi instruksi dari
badan-badan pemerintah di tempat tujuan perjalanan, serta sampaikan informasi tentang siapa yang harus dihubungi jika
pekerja merasa sakit di tengah perjalanan.
• Para pekerja yang kembali dari suatu tempat di mana sedang terjadi penularan COVID-19 di masyarakat harus memantau
sendiri gejala-gejala selama 14 hari dan mengukur suhu tubuh dua kali sehari; jika merasa tidak sehat, pekerja harus tinggal di
rumah, mengisolasi diri, dan menghubungi tenaga medis.
Pembersihan dan disinfeksi lingkungan berkala
• Pembersihan menggunakan sabun atau detergen netral, air, dan tindakan mekanis (menyikat dan menggosok) membersihkan
kotoran, debu, dan material-material lain dari permukaan. Setelah proses pembersihan selesai, disinfeksi dilakukan untuk
menonaktifkan (membunuh) patogen dan mikroorganisme lain di permukaan benda.
• Pemilihan disinfektanv harus sesuai dengan persyaratan perdagangan dari pemerintah setempat, termasuk peraturan-peraturan
yang berlaku untuk sektor-sektor tertentu.
• Disinfeksi harus diprioritaskan untuk permukaan-permukaan yang sering disentuh (area-area yang sering digunakan, pegangan
pintu dan jendela, tombol lampu, area dapur dan persiapan makanan, permukaan kamar mandi, toilet dan keran, layar sentuh
pada gawai pribadi, papan ketik komputer, dan permukaan kerja).
• Larutan disinfektan harus selalu dipersiapkan dan digunakan sesuai instruksi dari pabrik, termasuk instruksi untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan petugas disinfeksi, penggunaan alat pelindung diri, dan tidak mencampur disinfektan-disinfektan
kimia yang berbeda.
• Di tempat kerja, pemberian disinfektan secara rutin pada permukaan di lingkungan melalui penyemprotan atau fogging
(pengabutan) umumnya tidak direkomendasikan karena tidak efektif membersihkan kontaminan di luar zona yang menerima
semprotan langsung dan dapat menyebabkan iritasi mata, saluran pernapasan, dan kulit, serta efek-efek toksik lainnya.
• Untuk tempat kerja luar ruangan, belum ada cukup bukti yang mendukung rekomendasi penyemprotan atau pengasapan
berskala besar.

iv
Jika rekomendasi WHO tentang penjagaan jarak fisik minimal 1 meter antara satu orang dengan orang lain diikuti, setiap orang akan
menempati area dengan luas sekitar 10 meter persegi.
v
Misalnya, natrium hipoklorit (pemutih) dengan konsentrasi 0,1% (1.000 miligram per liter) dapat digunakan untuk disinfeksi
permukaan di tempat kerja. Untuk permukaan yang bisa rusak akibat natrium hipoklorit, alkohol dengan konsentrasi minimal 70%
dapat digunakan.
-3-
Lampiran: Pertimbangan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial di tempat kerja

• Penyemprotan disinfektan pada orang (seperti di dalam bilik, terowongan, atau kotak) tidak direkomendasikan untuk keadaan
apa pun.16
Komunikasi, pelatihan, dan edukasi risiko
• Sediakan poster, video, dan papan perpesanan elektronik untuk mensosialisasikan COVID-19 kepada pekerja dan
mempromosikan praktik-praktik perorangan yang aman di tempat kerja. Gandeng pekerja untuk memberikan umpan balik
tentang langkah-langkah pencegahan dan efektivitasnya.
• Beri informasi secara berkala tentang risiko COVID-19 dengan menggunakan sumber-sumber resmi, seperti badan-badan
pemerintahan dan WHO, dan tekankan efektivitas menjalankan langkah-langkah perlindungan dan melawan rumor serta
misinformasi.17
• Kelompok-kelompok pekerja yang rentan dan marginal seperti pekerja ekonomi informal dan pekerja migran, pembantu rumah
tangga, pekerja subkontrak dan wiraswasta, serta pekerja di platform kerja digital perlu dijangkau dan digandeng dengan
perhatian khusus.18
Tatalaksana orang-orang dengan COVID-19 atau kontak-kontaknya
• Pekerja yang merasa tidak sehat atau mengalami gejala mirip COVID-19 harus didorong untuk tetap tinggal di rumah,
mengisolasi diri, dan menghubungi tenaga medis atau layanan informasi COVID-19 setempat untuk meminta nasihat tentang
pemeriksaan dan rujukan.19
• Di tempat dengan transmisi terjadi penularan masyarakat dengan laju yang tinggi, jika pekerjaan tetap dilanjutkan, mungkinkan
konsultasi jarak jauh dengan dokter (telemedicine) jika ada, atau pertimbangkan pilihan menghilangkan persyaratan surat
keterangan medis bagi pekerja yang sakit agar pekerja tersebut dapat tetap tinggal di rumah.
• Semua pekerja harus didorong untuk memonitor kesehatannya sendiri secara mandiri, yang dapat dilakukan dengan
menggunakan kuesioner dan mengukur suhu tubuhnya secara berkala.
• Skrining suhu tubuh di tempat kerja perlu menjadi pertimbangan hanya jika sejumlah langkah pencegahan dan pengendalian
COVID-19 dijalankan di tempat kerja dan disertai dengan komunikasi risiko.
• Prosedur operasi standar tatalaksana orang yang sakit di tempat kerja dan dicurigai mengidap COVID-19 perlu disusun, seperti
menempatkan orang tersebut di ruang isolasi, membatasi jumlah orang yang berkontak, menggunakan alat pelindung diri, dan
menjalankan pembersihan dan disinfeksi lanjutan.
• Dinas kesehatan setempat perlu dihubungi. Kehadiran dan catatan rapat juga perlu didaftar guna memfasilitasi atau
menjalankan pelacakan kontak.
• Orang yang melakukan kontak erat di tempat kerja dengan orang yang terkonfirmasi laboratorium positif COVID-19 harus
dikarantina selama 14 hari sejak terakhir kali berkontak sesuai rekomendasi WHO. 20

Langkah-langkah khusus untuk tempat kerja dan pekerjaan berisiko sedang


Selain langkah-langkah di atas, langkah-langkah berikut harus diterapkan untuk tempat-tempat kerja dan pekerjaan-pekerjaan yang
dinilai berisiko sedang:
• Pembersihan dan disinfeksi lebih untuk benda-benda dan permukaan-permukaan yang sering disentuh, seperti ruang-ruang
bersama, permukaan, lantai, kamar mandi, dan ruang ganti;
• Jika penjagaan jarak fisik minimal 1 meter tidak dapat sepenuhnya diterapkan terkait suatu kegiatan tertentu, tempat kerja perlu
mempertimbangkan apakah suatu kegiatan perlu dilanjutkan, dan jika perlu, tempat kerja harus mengambil semua tindakan
mitigasi yang mungkin untuk mengurangi risiko penularan antara pekerja, klien atau pelanggan, kontraktor, dan pengunjung,
seperti penggiliran kegiatan, minimalisasi kontak tatap muka dan sentuhan kulit, menempatkan pekerja bersebelahan atau
membelakangi satu sama lain, bukan menghadap satu sama lain, menempatkan staf ke dalam tim dengan penggiliran kerja
guna membatasi interaksi sosial, dan memasang pembatas kaca akrilik di semua titik di mana sering terjadi interaksi serta
membersihkan pembatas tersebut secara berkala;
• Tingkatkan kegiatan menjaga kebersihan tangan – mencuci tangan secara berkala dengan sabun dan air bersih atau
menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol, termasuk sebelum memasuki dan setelah keluar dari area mesin tertutup,
kendaraan, ruang tertutup, dan sebelum mengenakan dan setelah melepaskan alat pelindung diri;
• Berikan alat pelindung diri dan pelatihan tentang penggunaannya yang tepat – seperti masker, jubah sekali pakai, sarung tangan
sekali pakai atau sarung tangan yang kuat (heavy-duty) yang dapat didisinfeksi. Berikan perlindungan wajah atau mata (masker

-4-
Lampiran: Pertimbangan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial di tempat kerja

medis, pelindung wajah, atau kacamata) selama dijalankannya prosedur pembersihan yang menghasilkan percikan (seperti
membersihkan permukaan).
• Tingkatkan laju ventilasi melalui udara alami atau ventilasi buatan. Jika memungkinkan, udara di dalam ruangan tidak
disirkulasi kembali ke dalam ruangan.
Langkah-langkah khusus untuk tempat kerja dan pekerjaan berisiko tinggi
Selain langkah-langkah di atas, langkah-langkah berikut ini perlu diimplementasikan untuk kegiatan dan pekerjaan berisiko tinggi:
• Kaji kemungkinan menangguhkan kegiatan tersebut;
• Kepatuhan dalam kegiatan menjaga kebersihan sebelum dan sesudah kontak dengan orang yang diketahui atau dicurigai
mengidap COVID-19 dan sebelum dan sesudah mengenakan alat pelindung diri;
• Penggunaan masker medis, jubah sekali pakai, sarung tangan, dan perlindungan mata untuk pekerja yang harus bekerja di
rumah orang yang diketahui atau dicurigai mengidap COVID-19. Alat pelindung digunakan saat berkontak dengan orang yang
sakit atau sekresi saluran pernapasan, cairan tubuh, dan limbah yang mungkin terkontaminasi;
• Latih pekerja dalam praktik-praktik pencegahan dan pengendalian infeksi serta penggunaan alat pelindung diri;
• Jangan menugaskan pekerja yang memiliki gangguan kesehatan yang sudah ada, mengandung, atau berusia lebih dari 60 tahun
untuk menjalankan tugas-tugas berisiko tinggi.

Hak, kewajiban, dan tanggung jawab pekerja dan pemberi kerja


Pemberi kerja, pekerja, dan organisasinya harus berkolaborasi dengan badan-badan kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian
COVID-19. Dengan berkonsultasi dengan para pekerja dan perwakilan pekerja, pemberi kerja harus menjalankan langkah-langkah
pencegahan dan perlindungan, seperti pengendalian mekanis dan administratif serta penyediaan alat pelindung diri dan pakaian untuk
keamanan dan kesehatan kerja dan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Pekerja wajib mengikuti prosedur-prosedur keselamatan dan kesehatan kerja dan prosedur-prosedur pencegahan dan pengendalian
infeksi, menghindari tindakan yang memaparkan orang lain kepada risiko keselamatan dan kesehatan, ikut serta dalam pelatihan yang
diberikan oleh pemberi kerja, dan segera melaporkan kepada atasannya setiap situasi yang pekerja tersebut dengan alasan wajar yakini
memberikan bahaya yang langsung dan serius terhadap nyawa atau kesehatannya.21
Kerja sama antara manajemen dan pekerja serta perwakilan pekerja harus menjadi unsur penting di dalam langkah-langkah pencegahan
terkait tempat kerja (seperti melalui delegasi keselamatan pekerja, komite keselamatan dan kesehatan, dan kolaborasi memberikan
informasi dan pelatihan) dan menjunjung hak dan kewajiban pekerja dan pemberi kerja dalam keselamatan dan kesehatan kerja. 22
COVID-19 dan penyakit-penyakit lain, jika menular melalui paparan kerja, dapat dianggap sebagai penyakit kerja. 23

Rencana aksi
Tempat kerja harus menyusun rencana aksi pencegahan dan mitigasi COVID-19 di dalam rencana keberlanjutan usaha sesuai hasil
penilaian risiko dan situasi epidemioogis.24 Rencana ini juga harus mencakup langkah-langkah untuk melindungi kesehatan,
keselamatan, dan keamanan dalam membuka kembali, menutup, dan memodifikasi tempat kerja dan pengaturan kerja. Pembukaan
kembali tempat kerja harus direncanakan dengan hati-hati terlebih dahulu, dan semua kemungkinan risiko keselamatan dan kesehatan
harus dinilai serta dikendalikan dengan baik.
Rencana aksi dan langkah-langkah pencegahan yang diterapkan harus dipantau dan diperbarui jika terjadi perubahan tren-tren
epidemiologis setempat, kasus-kasus baru COVID-19 di tempat kerja, atau kurangnya kepatuhan pekerja, pengunjung, dan klien atau
pelanggan.
Langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial berskala besar yang dijalankan oleh negara-negara dalam menanggapi COVID-19
juga dapat meningkatkan risiko-risiko kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan kerja lainnya akibat pengaturan kerja yang berbeda,
tidak pastinya hubungan ketenagakerjaan, hilangnya sumber mata pencaharian secara tiba-tiba, putusnya hubungan sosial, dan rasa takut
tertular. Tindakan-tindakan pencegahan dan mitigasi COVID-19 harus diterapkan bersamaan dengan tindakan-tindakan yang menjawab
risiko-risiko keselamatan dan kesehatan kerja lainnya seperti masalah ergonomis, beban kerja yang berat dan jam kerja yang panjang,
bekerja dari jarak jauh, risiko psikososial, keracunan, dan lain-lain.25 Layanan kesehatan dan keselamatan kerja harus memperkuat
kapasitasnya untuk menjalankan penilaian risiko, pencegahan dan pengendalian infeksi, dan surveilans medis, serta mengadakan
dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dalam konteks COVID-19.

-5-
Lampiran: Pertimbangan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial di tempat kerja

Dalam menyusun dan menjalankan rencana aksi pencegahan dan mitigasi COVID-19, pekerja dan perwakilan pekerja harus dilibatkan
dalam konsultasi dengan tepat dan semua pekerja harus diberi informasi tentang langkah-langkah yang diberlakukan, dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan komunikasi risiko komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang spesifik.
Pemerintah setempat dan dinas kesehatan setempat dapat memberikan informasi dan fakta-fakta termutakhir, mendukung kegiatan
penggandengan masyarakat, dan menawarkan rekomendasi-rekomendasi spesifik tentang pencegahan COVID-19 pada kelompok-
kelompok pekerja lain seperti pembantu rumah tangga, pekerja ekonomi informal, platform kerja digital, atau pekerja-pekerja lain.
Pekerja tidak boleh didiskriminasi dalam mengakses langkah-langkah perlindungan untuk pencegahan COVID-19. Pekerja pengungsi
dan migran harus memiliki akses yang sama kepada alat pelindung diri serta pencegahan, pengobatan dan perawatan COVID-19,
rujukan, rehabilitasi, perlindungan sosial, dan layanan kesehatan kerja, termasuk dukungan kesehatan jiwa dan psikososial.26 Upaya-
upaya khusus perlu dijalankan untuk mencegah stigma sosial terhadap para pekerja yang dicurigai terinfeksi atau pulih dari COVID-
19.27

Referensi
1. WHO (2020) Considerations in adjusting public health and social measures in the context of COVID-19
(Interim Guidance,16 April 2020) (WHO 2020). https://www.who.int/publications-detail/considerations-in-
adjusting-public-health-and- social-measures-in-the-context-of-covid-19-interim-guidance
2. WHO (2020), Operational considerations for COVID-19 management in the accommodation sector
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331937/WHO-2019-nCoV-Hotels-2020.2-eng.pdf
3. WHO (2020) Preparedness, prevention and control of COVID-19 in prisons and other places of detention
http://www.euro.who.int/ data/assets/pdf_file/0019/434026/Preparedness-prevention-and-control-
ofCOVID-19-in- prisons.pdf?ua=1
4. UNICEF, WHO, IFRC (2020) Key Messages and Actions for COVID-19 Prevention and Control in
Schools, https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/key-messages-and-actions-for-covid-19-
prevention-and-control- in-schools-march-2020.pdf?sfvrsn=baf81d52_4
5. WHO dan FAO (2020), COVID-19 and food safety: guidance for food businesses,
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331705/WHO-2019-nCoV-Food_Safety-2020.1-eng.pdf
6. WHO (2020) Operational considerations for managing COVID-19 cases or outbreak in aviation: interim
guidance, https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1272369/retrieve
7. WHO (2020) Water, sanitation, hygiene, and waste management for the COVID-19 virus: interim guidance,
23 April 2020, https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1275547/retrieve
8. IFRC, IOM, UNHCR and WHO (2020) Interim Guidance on Scaling-up COVID-19 Outbreak in Readiness
and Response Operations in Camps and Camp-like Settings
https://interagencystandingcommittee.org/other/interim-guidance-scaling-covid-19-outbreak-readiness-and-
response-operations-camps-and-camp
9. PAHO dan UNOPS, COVID-19: Measures for prevention in construction, (original in Spanish) COVID-19:
Medidas de prevención in obras, https://iris.paho.org/handle/10665.2/52057
10. Koh, David, Occupational risks for COVID-19 infection, Occupational Medicine 2020;70:82–83
11. Michael Belingheri, Maria Emilia Paladino, Michele Augusto Riva, COVID-19: Health prevention and
control in non-healthcare settings, Occupational Medicine 2020;70:82–83
12. WHO (2020) Obligatory hand hygiene against transmission of COVID-19, Interim recommendation, 1
April 2020 https://www.who.int/docs/default-source/inaugural-who-partners-forum/who-interim-
recommendation-on-obligatory- hand-hygiene-against-transmission-of-covid-19.pdf
13. WHO (2020), Getting your workplace ready for COVID-19, 3 March 2020,
https://www.who.int/docs/default- source/coronaviruse/getting-workplace-ready-for-covid-
19.pdf?sfvrsn=359a81e7_6
14. WHO (2020) Advice on the use of masks in the context of COVID-19. Interim guidance. 6 April 2020
https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1274280/retrieve
15. Cirrincione, L. et al (2020) COVID-19 Pandemic: Prevention and Protection Measures to be Adopted at the
Workplace, Sustainability 2020, 12(9), 3603; https://doi.org/10.3390/su12093603
16. In draft WHO (2020) Considerations for the disinfection of environmental surfaces in the context of
COVID-19. Interim guidance, draf 22 April 2020
17. Social Stigma associated with COVID-19, UNICEF, WHO, IFRC https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/covid19-stigma-guide.pdf
18. WHO, IFRC, OCHA (2020). COVID-19: How to include marginalized and vulnerable people in risk
communication and community engagement, update #1,
https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/COVID-19-RCCE-Guidance- Update-200422.pdf
-6-
Lampiran: Pertimbangan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial di tempat kerja

19. WHO (2020) Operational considerations for case management of COVID-19 in health facility and
community, Interim guidance 19 March 2020, https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1272399/retrieve
20. WHO (2020) Considerations for quarantine of individuals in the context of containment for coronavirus
disease (COVID-19). Interim guidance. 19 March 2020
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331497/WHO-2019-nCoV- IHR_Quarantine-2020.2-
eng.pdf
21. Occupational safety and health in public health emergencies: a manual for protecting health workers and
responders, WHO and ILO, https://www.who.int/publications-detail/occupational-safety-and-health-in-
public-health-emergencies-a- manual-for-protecting-health-workers-and-responders
22. Occupational safety and health in public health emergencies: a manual for protecting health workers and
responders, WHO and ILO, https://www.who.int/publications-detail/occupational-safety-and-health-in-
public-health-emergencies-a- manual-for-protecting-health-workers-and-responders
23. ILO (2020) ILO Standards and COVID-19 (coronavirus) FAQ, Key provisions of international labour
standards relevant to the evolving COVID19 outbreak https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---
ed_norm/--- normes/documents/publication/wcms_739937.pdf
24. ILO (2020) Prevention and Mitigation of COVID-19 at Work: Action checklist,
https://www.ilo.org/global/topics/safety-and-health-at-work/resources-library/publications/WCMS_741813/
lang--en/index.htm
25. ILO, (2020) In the face of a pandemic: Ensuring Safety and Health at Work,
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---ed_protect/---protrav/---safework/documents/
publication/wcms_742463.pdf
26. WHO (2020) Preparedness, prevention and control of coronavirus disease (COVID-19) for refugees and
migrants in non- camp settings, WHO https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1275039/retrieve
27. UNICEF, WHO, IFRC (2020) Social Stigma associated with COVID-19, https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/covid19-stigma-guide.pdf

Ucapan terima kasih


Dokumen ini disusun dengan berkonsultasi dengan LabAdmin/OSH Branch ILO.

WHO terus memantau dengan cermat perubahan-perubahan dalam situasi ini yang dapat berpengaruh pada panduan interim ini. Jika
ada faktor yang berubah, WHO akan menerbitkan pemutakhiran panduan ini. Jika tidak, panduan interim ini akan berakhir masa
berlakunya 2 tahun setelah tanggal publikasi.

© World Health Organization 2020. Sebagian hak dilindungi. Karya ini tersedia berdasarkan lisensi CC BY-NC-SA 3.0 IGO.

-7-

Anda mungkin juga menyukai