Anda di halaman 1dari 39

Jurnal

Gambaran Karakteristik Reading


Sifilis di Poliklinik Kulit dan
Kelamin Sub Divisi Infeksi Pembimbing : dr. Ade Firman, SpKK
Menular Seksual RSUP
Sanglah Denpasar /FK
Unud
Periode Janari 2011 - Desember 2013
Pendahuluan
Pendahuluan

• Sifilis merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh


treponema pallidum
• Didapat dari hubungan seksual dan dapat ditularkan dari ibu ke janin
(vertical transmission)
• Distribusi sifilis dapat ketahui berdasarkan stadium dan faktor risikonya.
Faktor risiko yang berhubungan dengan sifilis yaitu umur dan jenis
kelamin
• Jumlah kasus sifilis yang dilaporkan ke Centers of Diseases Control (CDC)
pada tahun 2009-2010 adalah sebanyak 18.079 kasus

• Kasus baru sifilis di Asia Tenggara diperkirakan sebanyak 3 juta kasus

• Insiden sifilis di Indonesia sebanyak 0,61%, sedangkan kejadian kasus


penyakit sifilis di Provinsi Bali sendiri belum diketahui secara pasti

• Berdasarkan artikel penelitian, hasil penelitian didapat 35 pasien sifilis


dimana sebanyak 30 orang laki-laki (85,7%) dan 5 orang perempuan (14,3%)

• Kelompok usia tertinggi yaitu usia 25 - 44 tahun, sebanyak 21 orang (60%)


• Kelompok stadium sifilis tertinggi adalah kelompok stadium sifilis sekunder
sebanyak 19 orang (54,3%)

• Jumlah kasus baru sebanyak 24 orang (68,6%)

• dan jumlah kasus lama sebanyak 11 orang (31,4%)

• Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan


cross-sectional dengan penggunaan sampel yang didapat dari data sekunder
di poliklinik kulit dan kelamin sub divisi infkesi menular seksual RSUP
Sanglah, Januari 2011– Desember 2013
Design Penelitian
• Penelitian ini merupaka penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-
sectional
• untuk mengetahui gambaran karakteristik sifilis di poliklinik kulit dan kelamin sub
divisi infeksi menular seksual RSUP Sanglah Denpasar/FK Unud periode Januari 2011-
Desember 2013.
Bahan dan Metode Penelitian
• Penelitian ini mempergunakan data sekunder dari catatan poliklinik selama 3 tahun.
Sampel dikupulkan menggunakan metode total sampling pada semua pasien sifilis yang
datang ke poliklinik kulit dan kelamin sub divisi infeksi menular seksual RSUP Sanglah
Denpasar/FK Unud periode Januari 2011-Desember 2013 sehingga didapatkan sampel
sebanyak 35.
• Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data sekunder dari catatan poliklinik kulit dan
kelamin kemudian dicatat data karakteristik pasien sifilis seperti umur, jenis kelamin,
pasien lama dan baru, dan stadiumnya, dan dilakukan pengolahan data secara manual.
Hasil Penelitian
Diskusi
 Berdasarkan data, didapatkan pasien yang menderita sifilis
85,7% ialah laki-laki dan 14,3% ialah perempuan.
 Dari penelitian yang banyak dilakukan didapatkan persentase
laki-laki lebih tinggi.
 Hal ini mungkin terjadi karena perilaku seksual men who have
sex with men.
 Berdasarkan usia, tertinggi yaitu pada usia 24-44 tahun 60%,
hasil ini sama dengan data yang didapatkan oleh CDC.
 Pada data, stadium yang paling banyak ialah stadium sifilis
sekunder yang memiliki presentase 54,3% dan 0% pada sifilis
tersier.
 Sedangkan pada data CDC didapatkan kelompok stadium
lanjut yaitu sifilis laten lanjut dan tersier.
 Perbedaan antara data di RS dan CDC bisa dikarenakan
stadium sifilis tersier sudah mengenai sistem lain seperti saraf
dan kemungkinan tidak mengunjungi poli kulit.
 Jumlah kasus sifilis baru lebih tinggi dibandingkan kasus sifilis
lama.
 Dan mengalami naik turun di Amerika.
Kesimpulan
• Karakteristik kasus sifilis periode Januari 2011-Desember 2013 di Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah
• laki-laki 85,7% dan perempuan 14,3%
• Kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur 25 sampai 44 tahun sebesar 60%,
diikuti oleh kelompok umur 15 sampai 24 tahun sebesar 34,3%
• kelompok umur diatas dan sama dengan 45 tahun sebesar 5,7%, dan kelompok umur
dibawah 15 tahun sebesar 0%
• Kelompok stadium sifilis tertertinggi adalah kelompok stadium sifilis sekunder sebesar
54,3%, diikuti oleh kelompok stadium sifilis laten lanjut sebesar 20%
• kelompok stadium sifilis laten dini sebesar 14,3%,
• kelompok stadium sifilis primer sebesar 11,4%
• kelompok stadium sifilis tersier sebesar 0%
• Didapatkan jumlah kasus baru sifilis lebih tinggi dibandingkan kasus lama sifilis
dengan persentase kasus baru sifilis 68,6%, dan kasus lama 31,4%.
Tinjauan Pustaka
Sifilis Stage I
Sifilis Dini (SI)

• Masa tunas biasanya dua sampai empat minggu. T. Pallidum masuk ke dalam
selaput lender atau kulit yang telah mengalami lesi/mikro-lesi secara langsung,
biasanya melalui sanggama.
• Treponema tersebut akan berkembang biak, kemudian terjadi penyebaran secara
limfogen dan hematogen.
Efloresensi

• Papul lentikular yang permukaannya segera menjadi erosi, umumnya kemudian


menjadi ulkus.
• Ulkus tersebut biasanya bulat, solitar, dasarnya ialah jaringan granulasi berwarna
merah dan bersih, di atasnya hanya tampak serum.
• Yang khas ialah ulkus tersebut indolen dan teraba indurasi karena itu disebut ulkus
durum
Kelainan tersebut dinamakan afek primer dan umumnya berlokasi pada genitalia
ekstema. Afek primer dapat sembuh sendiri antara tiga sampai sepuluh minggu.
• Pada pria tempat yang sering dikenai ialah sulkus koronarius
• Pada wanita ialah labia mayor dan minor
• Dapat terjadi pula pada lidah, tonsil, dan anus
• Seminggu setelah afek primer, biasanya terdapat pembesaran KGB
regional pada regio inguinalis medialis
• Keseluruhan dari ulks durum dan pembesaran KGB regional disebut
kompleks primer
• Kelenjar tersebut solitar, indolen, tidak lunak, besar lentikular, tidak
supuratif, tidak terdapat periadenitis
Sifilis sekunder (S II)
SIFILIS SEKUNDER (S II)

• Timbul setelah 6 – 8 minggu sejak S I.

• Dapat menyerang mukosa, KGB, mata, hepar, tulang & saraf.

• Kelainan dapat berbentuk eksudatif (sangat menular) & kering (kurang

menular).

• Lesi tidak gatal & terdapat limfadenitis generalisata.


SIFILIS SEKUNDER (S II)

S II DINI S II LANJUT
• Lesi kulit generalisata • Setempat
• Simetrik • Tidak simetrik
• Lebih cepat hilang • Lebih lama bertahan
(beberapa hari – (beberapa minggu –
beberapa minggu) beberapa bulan)
BENTUK LESI PADA S II

ROSEOLA
• Eritema makular, berbintik / berbercak, merah tembaga, bentuk bulat / lonjong.
• Timbul cepat & menyeluruh (eksantema), hilang dalam beberapa hari / minggu
• Bekas lesi akan menghilang / meninggalkan hipopigmentasi (leukoderma sifilitikum)
PAPUL
• Berbentuk lentikular, likenoid / folikular, serta dapat berskuama
• Pada S II dini  papul generalisata ; pada SII lanjut  setempat
• Tempat predileksi : sudut mulut, ketiak, di bawah mammae & alat genital
BENTUK LESI PADA S II

PUSTUL
Daya tahan tubuh menurun & disertai demam intermiten, berminggu-minggu

BENTUK LAIN
• Bentuk papul lain  kondiloma lata (papul lenticular, permukaan datar, sebagian
berkonfluensi, dapat erosive & eksudatif.
• Tempat predileksi : lipat paha, skrotum, vulva, perianal, di bawah mammae, antar jari kaki
• Konfluensi papul, pustule & krusta  mirip impetigo  sifilis impetiginosa
Sifilis III
sifilis tersier laten lanjut
Sifilis Tersier

• Lesi pertama terlihat 3 – 10 tahun setelah Sifilis primer dan tidak menular

• Treponema dalam keadaan dorman

• Antibodi masih terdeteksi

• Dapat tiba-tiba terjadi reaktivasi menjadi S III


Manifestasi klinik

• 2/3 kasus laten asimptomatik

• Kelainan khas berupa infiltrat sirkumskripta, kronis, melunak dan destruktif (guma)

• Kulit diatas guma lama kelamaan menunjukan tanda inflamasi sampai nekrotik

• Selain itu terdapat juga nodus di kutan dan epidermis.

• Pertumbuhan nodus lambat dan meninggalkan sikatriks hipotrofi


Sifilis tersier mukosa

• Pada mukosa dapat ditemukan guma


• Biasanya terdapat di mulut dan tenggorok atau septum nasi
• Gumma destruktif akan merusak tulang rawan septum nasi atau palatum mole sampai
perforasi
S III Tulang

• Paling sering menyerang tibia, tengkorak, bahu dan femur.

• Gejala berupa nyeri malam hari

• Bentukan berupa periostitis gumatosa dan Osteitis gumatosa


S III organ dalam

• Paling sering menyerang hepar


• Guma multipel dan menjadi fibrosis bila sembuh.
• Membentuk hepar lobatum
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai