Oleh:
Mellati Zastia Putri (1102011160)
Pembimbing :
dr. Hapsari Triandriyani, M.Kes, SpKK
dr. Gayanti Germania, SpKK
dr. Christilla Citra Aryani, SpKK
Kepaniteraan
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
RSUD Pasar Rebo- Universitas Yarsi
Jakarta
DEFINISI
Penyakit
EPIDEMIOLOGI
Insidens yang terendah di Cina, sedangkan yang
ETIOLOGI
Treponema pallidum : ordo Spirochaetales, familia
KLASIFIKASI
1.Sifilis kongenital
a. Dini : Sebelum 2 tahun
b. Lanjut : Sesudah 2 tahun
c. Stigmata
2.Sifilis Akuisita (didapat)
Sifilis akuisita dapat dibagi menurut dua cara;
a. Secara klinis dibagi menjadi tiga stadium: SI, SII, SIII
b. Epidemiologi WHO :
- Stadium dini menular (dlm 1 tahun sejak infeksi) :
SII, Stadium rekuren dan stadium laten dini.
- Stadium lanjut tak menular (>1 tahun sejak infeksi) :
stadium laten lanjut dan SIII.
- Bentuk lain adalah sifilis kardiovaskular dan neurosifilis.
atau S IV
SI,
S III
PATOGENESIS
Stadium dini
T. pallidum mikrolesi / selaput lendir melalui
senggama kulit kuman membiak, jaringan
bereaksi dengan membentuk infiltrat (sel limfosit dan
sel plasma, terutama di perivaskular, pembuluhpembuluh darah kecil berproliferasi di kelilingi oleh T.
pallidum dan sel-sel radang.
Treponema di antara endotelium kapiler dan jaringan
perivaskular di sekitarnya. Enarteritis pembuluh darah
kecil perubahan hipertrofik endotelium obliterasi
lumen (enarteritis obliterans). pendarahan erosi
S1.
PATOGENESIS
Kuman
PATOGENESIS
Stadium Lanjut
Stadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun,
treponema dalam keadaan dorman. Namun antibodi
tetap ada dalam serum penderita
Keseimbangan antara treponema dan jaringan dapat
berubah Guma SIII
Manifestasi Klinis
Sifilis Primer
Tukak dapat terjadi dimana saja di
daerah genitalia eksterna, 3 minggu
setelah kontak.
Lesi awal biasanya berupa papul
erosi ulkus durum, teraba keras
terdapat indurasi.
Bagian yang mengelilingi lesi meninggi
dan keras.
Pada tempat yang sering dikenai :
sulkus koronarius, pada di labia
minor dan mayor. Di ekstragenital:
lidah, tonsil, dan anus.
Pada selalu disertai pembesaran
kelenjar limfe inguinal medial
unilateral/bilateral
Manifestasi Klinis
Sifilis Sekunder (SII)
Biasanya S II timbul setelah 6-8 minggu sejak S I dan
umumnya
tidak
berat, berupa
anoreksia,
Manifestasi Klinis
Lesi kulit biasanya simetris:
Sifilis Sekunder
Kondilomata lata
Plaques Muqueuses
Manifestasi Klinis
Sifilis Laten Dini
Laten berarti tidak ada gejala klinis dan kelainan,
Manifestasi Klinis
Sifilis lanjut
Perbedaan karakteristik sifilis dini dan sifilis lanjut ialah sebagai berikut:
1. Pada sifilis dini bersifat infeksius, pada sifilis lanjut tidak, kecuali kemungkinan pada
wanita hamil.
2. Pada sifilis dini hasil pemeriksaan lapangan gelap ditemukan T. pallidum, pada sifilis
diberi pengobatan yang adekuat akan berubah menjadi non reaktif atau titer rendah,
sedangkan pada sifilis lanjut umumnya reaktif, selalu dengan titer rendah dan sedikit atau
hampir tidak ada perubahan setelah diberi pengobatan. Titer yang tinggi pada sifilis lanjut
dijumpai pada gumma dan paresis.
Manifestasi Klinis
Sifilis tersier (S III)
Lesi pertama umumnya
Gumma Nasal
Neurosifilis
Pada perjalanan penyakit neurosifilis dapat asimtomatik dan sangat jarang
- Neurosifilis asimtomatik
- Sifilis meningovaskular (sifilis serebrospinalis):
meningomielitis, endarteritis sifilitika.
- Sifilis parenkim: tabes dorsalis dan demensia paralitika.
- Guma.
meningitis,
Sifilis Kardiovaskuler
Sifilis kardiovaskular bermanifestasi pada S III, dengan
Sifilis Kongenital
Pada bayi terjadi, jika ibunya terkena
sifilis, terutama sifilis dini sebab
banyak T. pallidum beredar dalam
darah. treponema masuk secara
hematogen ke janin melalui plasenta
yang sudah dapat terjadi pada saat
masa kehamilan 10 minggu.
Terbagi sifilis kong. Dini, lanjut dan
stigmata
parrot nodus
Pada kedua sendi lutut bengkak & nyeri, disertai efusi
cluttons joints
Neurosifilis paralisis generalisata atau tabes
dorsalis
Stigmata
Lesi dini:
Saddle nose
Bulldog jaw
Gigi Hunchinson, Mulbery molar
Ragades
Koroidretinitis
Onikia
Lesi lanjut:
Keratitis interstitial
Sikatriks gumatosa
Buldog facies
Atrofi optikus
Trias hutchinson
PEMERIKSAAn PENUNJANG
Pemeriksaan T. Pallidum
Mengambil
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan serologis dibagi menjadi 2, yaitu pemeriksaan non
treponema (uji Wassermann, Rapid Plasma Reagin, Venereal
Disease Research laboratory) dan pemeriksaan treponema (TPPA,
FTA-Abs, MHA-TP/TPHA, RPCF, uji Western Blot).
Rapid plasma reagin (RPR), dan Venereal Disease Reaserch
jumlah tinggi dan adanya protein abnormal yang tinggi pada LCS.
Serological Pattern
Pattern
Number
VDRL
FTA-ABS
TPHA
IgG
IgM
- + or -
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa Banding
Sifilis stadium II
1.Erupsi alergi obat
2.Morbili
3.Pitiriasis rosea
4.Psoriasis
5.Dermatitis seboroik
6.Kondiloma akuminatum
7.Alopesia areata
Penatalaksaan
Sifilis
Pengobatan
Pemantauan
Serologik
Sifilis primer
1. Penisilin G benzatin dosis 4,8 juta unit IM, 2,4 juta unit dan diberikan Pada bulan I, III, VI,
1x seminggu.
2. Penisilin G prokain dalam akua dosis total 6 juta, diberi 0,6 juta bulan pada tahun ke
2
unit/hari selama 10 hari
3. PAM (penisilin prokain +2% aluminium monostrerat) dosis 4,8 juta
unit, diberikan 1,2 juta unit/kali 2 kali seminggu
Sifilis S III
Penatalaksanaan
Terapi
TINDAK LANJUT
PROGNOSIS
Dengan ditemukannya
DAFTAR PUSTAKA
1. Natahusada, EC, Djuanda A. Sifilis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Balai Penerbit