KEGAWATDARURATAN KULIT
SINDROM STEVENS-JOHNSON & TOXIC EPIDERMAL
NECROLYSIS, ERITRODERMA, PEMFIGUS VULGARIS
DAN STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME
Reaksi mukokutan akut yang mengancam nyawa, ditandai dengan nekrosis epidermis y
ang luas sehingga terlepas. Kedua penyakit ini mirip dalam gejala klinis dan hi
stopatologis, faktor risiko, penyebab, dan patogenesisnya, sehingga saat ini dig
olongkan dalam proses yang identik, hanya dibedakan berdasarkan keparahan saja.
•
Sindrom Steven Johnson
Penyakit ini dapat terjadi pada setiap usia, terjadi peningkatan
• Insiden
risiko pada usia diatas 40 tahun.: 1-6 kasus/juta penduduk/tahun
• Perempuan lebih • Angka
sering kematian
terkena SSJ
dibandingkan adalah
laki-laki 5-12%
dengan
perbandingan 1.5 : 1
Lesi kulit tersebar secara simetris pada wajah, badan, dan bagian
proksimal ekstremitas
Selama perawatan perlu diwaspadai tanda-tanda sepsis secara klinis dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menunjang
sepsis.
DIAGNOSIS
Kronologis
SSJ, Epidermolysis
Perjalanan
sebesar < 10% LPB
Penyakit
Hubungan
Waktu Yang J
elas Dengan K DIAGNOSIS 10-30% LPB
onsumsi Obat overlap SSJ-NET.
Tersangka
Gambaran
NET, Epidermolysis
Klinis Lesi Kulit
Sebesar > 30 % LPB
Dan Mukosa
TATALAKSANA
mempertahankan
Perawatan di suhu lingkungan yang nutrisi sesuai
keseimbangan cairan
Ruang Khusus optimal 28-30ºC kebutuhan
elektrolit
jika setelah 2-3 hari masa krisis telah teratasi maka lakukan tappering off
▪ antibiotik : yang dipilih yang jarang menimbulkan alergi, bersprektum luas, dan sedikit menyebabkan nefrotoksik -->
ciprofloxacin 2x400 mg i.v, klindamicin 2x600 mg iv, ceftriaxon 2gram iv sehari 1x1.
▪ mengetur keseimbangan cairan elektrolit dan nutrisi --> berikan dextrose 5%, NaCl 9%, dan RL dengan perbandingan 1:1:1
▪ tranfusi darah sebanyak 300 cc selama 2 hari jika tidak ada perbaikan
Agen dalam
tubuh
PATOFISIOLOGI
GOLONGAN I
ERITRODERMA AKIBAT ALERGI OBAT SISTEMIK
obat yang dicurigai menjadi penyebab adalah obat yang paling sering menyebabkan alergi.
▪ GAMBARAN KLINIS:
– Eritema universal
– Akut: tidak terdapat skuama
Stadium penyembuhan: timbul skuama.
GOLONGAN I
ERITRODERMA AKIBAT ALERGI OBAT SISTEMIK
GOLONGAN II
ERITRODERMA AKIBAT PERLUASAN PENYAKIT KULIT
PSORIASIS EKTODERMIK
▪ Penyakit ini termasuk limfoma, ada yang berpendapat merupakan stadium dini
mikosis fungoides.
▪ PENYEBAB:
– Belum diketahui
– Diduga berhubungan dengan infeksi virus HTLV-V (Human T-Cell
Lymphotropic Virus) dan dimasukkan ke dalam CTCL (Cutaneus T-Cell
Lymphoma)
▪ POPULASI YANG DISERANG: orang dewasa (mulainya penyakit pada pria rata-
rata umur 64 tahun, pada wanita 53 tahun).
SINDROM SEZARY
▪ GEJALA KLINIS:
▪ PEMERIKSAAN LABORATORIUM:
– Sebagian besar kasus menunjukkan leukositosis (rata-
rata 20.000/mm). 19% dengan eosinophilia dan
limfositosis.
– Terdapat limfosit atipik disebut sel Sezary. Sel ini
besarnya 10-20 mikro, mempunyai sifat yang khas
diantaranya intinya homogen, lobular, dan tak teratur.
terdapat dalam darah, KGB, dan kulit.
▪ BIOPSI PADA KULIT terdapat infiltrat pada dermis bagian
atas dan terdapatnya sel Sezary.
▪ Disebut sindrom Sezary jika jumlah sel Sezary yang beredar
≥1000/mm3 atau >10% sel-sel yang beredar.
▪ Bila jumlah sel tersebut <1000/mm3 dinamai Sindrom Pre-
Sezary.
TATALAKSANA
GOLONGAN I
KORTIKOSTEROID:
Dosis awal: Prednisone 4x10 mg – 4x15 mg sehari
Penyakit Leiner: Prednison 3x12 mg sehari
• Eritroderma karena psoriasis Etretinat 1mg/kgBB
• Lama penyembuhan golongan II bervariasi beberapa minggu s/d beberapa bulan tidak
secepat golongan I
• Pada pengobatan dengan kortikosteroid jangka lama (>1 bulan) lebih baik digunakan
metilprednisolon daripada prednison dengan dosis ekuivalen efeknya lebih sedikit
TATALAKSANA
GOLONGAN III
SINDROM SEZARY
KORTIKOSTEROID:
Prednisone 3x1-2 mg/hari, atau
Metilprednisolon ekuivalen dengan dosis sitostatik, biasanya digunakan
Klorambusil dengan dosis 2-6 mg sehari.
TATALAKSANA
GOLONGAN I
SINDROM SEZARY
PEMFIGUS VULGARIS
DEFINISI
Laki-laki = perempuan
2 eksotoksin (toksin
Infeksi
epidermologik A dan
staphylococcus
B)
Pemisahan
intraepidermal ke Kulit menjadi tidak
lapisan granular utuh
oleh desmoglein 1
GEJALA KLINIS