Anda di halaman 1dari 12

REFARAT POLIMIOSITIS

oleh :
Mercy Tania Tompodung
2019086016512

Pembimbing:
dr. Nelly. Tan Rumpaisum, Sp.S

SMF PENYAKIT NEUROLOGI


RSUD JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
JANUARI 2021
POLIMIOSITIS
Polimiositis adalah miopati inflamasi idiopatik yang
menyebabkan kelemahan otot simetris proksimal, peningkatan
kadar enzim otot rangka (EMG) dan temuan biopsi otot yang
spesifik.
ETIOLOGI

Etiologi polimiositis hingga saat ini belum di ketahui


secara pasti.
Namun polimiositis dikaitkan dengan sindrom yang
dimediasi oleh imun akibat kerusakan imunitas seluler
yang paling sering dengan penyakit autoimun sistemik
lainnya. itu mungkin karena adanya cedera otot, dan
beragam penyebab yang terjadi sendiri atau terkait dengan
infeksi virus, keganasan, obat-obatan.
KLASIFIKASI

Polimiositis dewasa (tanpa keterlibatan kulit)

Dermatomiositis dewasa (keterlibatan otot dan kulit)

Polimiositis atau dermatomiositis dengan penyakit keganasan

Polimiositis pada anak-anak

Polimiositis atau dermatomiositis bersama kelainan-kelainan


jaringan ikat lain
GEJALA
Kelemahan otot simetris proksimal
kedua tungkai atas dan bawah
menyebabkan kesulitan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari seperti
:
 kesulitan mengangkat lengan,
mengangkat benda dan menyisir
rambut
 kesulitan dalam menaiki dan
menuruni tangga, bangun dari posisi
jongkok atau dari posisi duduk
 Nyeri

 Kelelahan
GEJALA EFEK EKSTRA-SKELETAL
 GIT :
Disfagia, kembung, konstipasi
 Jantung

aritmia
 Paru :

 Aspirasi pneumonia,

 Penyakit paru interstitial (anti jo-1),

 Bronchiolitis obliterans

 Ginjal: nekrosis tubular akut


Patofisiologi
 Cedera otot yang diperantai oleh virus menyebabkan pelepasan
autoantigen otot yang kemudian disampaikan oleh T limfosit oleh
makrofag dalam otot.
 Aktifasi T limfosit menyebabkan proliferasi dan pelepasan sitokin

 Sitokin kemudian menyebabkan ekspresi yang menyimpang dari


histokopabilitas kompleks mayor (MHC) molekul kelas I.
 Kerusakan serat otot terjadi ketika CD8+ T limfosit bertemu
dengan antigen bersama dengan MHC molekul kelas I pada sel
otot
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Peningkatan kadar enzim otot (CK, LDH, AST, ALT,


Aldolase)
2. Elektromiografi (EMG)
3. MRI
4. Biopsi otot
DIAGNOSIS BANDING

 Dermatomyositosis
 Necrotizing Autoimun Myositis

 Inclusion Body Myositis


TERAPI
Non Farmakologi

 Pada fase akut istirahat Tirah baring


 latihan aktif (isometric & isotonic)
FARMAKOLOGI

1. Kortikosteroid
• Prednisolon
• Pantau respon dari:
 Kekuatan otot
 Tingkat CK
2. Agen imunosupresi
• Indikasi
 Tidak ada respon dengan steroid hingga 4
minggu,
 Manifestasi efek ekstra-skeletal
• Azathioprine, dan cyclosporine
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai