Anda di halaman 1dari 20

REFARAT POLIMIOSITIS

Dipresentasikan oleh :
Gusti Andi Kunna

Pembimbing:
dr. Nelly. Tan Rumpaisum, Sp.S

SMF PENYAKIT NEUROLOGI


RSUD JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
NOVEMBER-2020
Polimiositis
Polimiositis adalah miopati inflamasi idiopatik
yang menyebabkan kelemahan otot simetris
proksimal, peningkatan kadar enzim otot rangka
(EMG) dan temuan biopsi otot yang spesifik.
Etiologi
Etiologi polimiositis hingga saat ini belum di
ketahui secara pasti. Namun polimiositis
dikaitkan dengan sindrom yang dimediasi oleh
imun akibat kerusakan imunitas seluler yang
paling sering dengan penyakit autoimun sistemik
lainnya. itu mungkin karena adanya cedera otot,
dan beragam penyebab yang terjadi sendiri atau
terkait dengan infeksi virus, keganasan, obat-
obatan.
Klasifikasi
• Polimiositis
Tipe 1

• Dermatomiositis
Tipe 2

• Miositis dengan keganasan


Tipe 3

• Miositis terkait dengan jaringan lain (Sindrom


Tipe 4 yang berkaitan)
Gejala
Kelemahan otot proksimal kedua
tungkai atas dan bawah menyebabkan
kesulitan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari seperti :
kesulitan mengangkat lengan,
mengangkat benda dan menyisir
rambut
kesulitan dalam menaiki dan
menuruni tangga, bangun dari
posisi jongkok atau dari posisi
duduk
Nyeri
Kelelahan
Gejala efek ekstra-skeletal
• GIT :
Disfagia, kembung, konstipasi
• Jantung
aritmia
• Paru :
- Aspirasi pneumonia,
- Penyakit paru interstitial (anti jo-1),
- Bronchiolitis obliterans
• Ginjal: nekrosis tubular akut
Pemeriksaan penunjang

1. Peningkatan kadar enzim otot (CK, LDH, AST,


ALT, Aldolase)
2. Temuan antibodi (ANA, Miositis antibodi
spesifik)
3. Elektromiografi (EMG)
4. Biopsi otot
Diagnosis Banding

- Sindrom Cushing,
- Fibromyalgia,
- Hipertiroidisme,
- Hipotiroidisme,
- Polimialgia rematik,
- Artritis rhematoid,
- Sarkoidosis,
- SLE
Terapi
1. Kortikosteroid
Prednisolon
Pantau respon dari:
- Kekuatan otot
- Tingkat CK
2. Agen imunosupresif
Indikasi
- Tidak ada respon dengan steroid hingga 4 minggu,
- Manifestasi efek ekstra-skeletal
 Azathioprine, cyclophosphamide, chlorambucil, dan
cyclosporine
3. Agen lain
- imunoglobulin intravena (IVIG),
- Inhibitor TNF,
- Antibodi monoklonal anti-CD20,
4. Beraktivitas
- Olahraga ringan
Dermatomiositis
• Dermatomiositis adalah miopati inflamasi
idiopatik yang ditandai dengan ruam pada
kulit yang khas. Baik anak-anak maupun
dewasa mungkin menderita dermatomiositis
(DM), sedangkan Polimiositis (PM) terutama
menyerang orang dewasa antara usia 45-60
tahun.
Etiologi
• Genetik
• Imunologis
• Infeksi
• Lingkungan
Patogenesis

Dermatomiositis dianggap sebagai akibat dari


serangan humoral terhadap kapiler otot dan
arteriol kecil (endotel pembuluh darah
endomisial)
Tanda dan Gejala
 Gejala
Kelemahan otot proksimal,
Manifestasi kulit,
Sistem sistemik

Tanda
Heliotrope rash,
Gottron papules,
Dilated capillary loops di pangkal kuku jari
Gottron Papules
Dilated capillary loops at Heliotrope Rash
base of finger nails
Terapi

• Fisioterapi,
• Prednison,
• Metotreksat, azathioprine, cyclophosphsmide,
cyclosporine
Terapi pada kulit

Terapi lini pertama


- Menghindari sinar matahari
- Tindakan perlindungan matahari,
- Hidroxychloroquine,
- Methotrexate adalah terapi lini pertama jika
anti malaria dikontraindikasikan
- Konsultasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai