DEFINISI
Secara sederhana miopati diartikan sebagai penyakit otot (dalam bahasa yunani mio=otot, sementara pati=menderita). Artinya kelainan primernya terjadi pada otot, bukan pada saraf (neuropati atau gangguan neurogenik) atau yang lain (otak dan sebagainya). Miopati adalah kumpulan kelainan pada otot yang biasanya tanpa melibatkan sistem saraf dan tidak berhubungan sama sekali dengan gangguan pada jembatan neuromuskuler.
EPIDEMIOLOGI
Insidensi global dari keseluruhan miopati herediter, kira-kira sebesar 14% dari populasi dunia central core berjumlah 16% kasus nemaline rod berjumlah 20% kasus centronuclear berjumlah 14% kasus multicore berjumlah 10% kasus
Prevalensi distrofi muskuler lebih tinggi pada laki-laki Insidensi global dari miopati inflamatorik (semisal dermatomiosis, polimiositis) sekitar 5-10 per 100.000 populasi dan lebih sering pada wanita
KLASIFIKASI
Herediter Umur Perjalanan penyakit Insidensi Gejala Keluhan umum
Enzim CPK
Didapat > 30 thn Minggu bulan Wanita > Nyeri + LED Febris, terasa tidak enak Meningkat
< 30 thn Pelan (tahunan) Pria > Tenaga berkurang Baik Meningkat
KLASIFIKASI
1. Herediter ( Primer ) Distrofi musculer Kongenital Gangguan Enzim (penyimpanan glikogen, penyimpanan lipid, gg metabolisme nukleotida purin, gg mitokondria ) 2. Didapat Gangguan metabolik dan endokrin ( penyakit tiroid, disfungsi paratiroid, disfungsi kelenjar pituitari, kortikosteroid, biokimia, DM ) Inflamatorik Induksi obat Infeksi
KLASIFIKASI
HEREDITER A. Distrofia Musculorum Progresiva ( DMP ) B. Miotonia kongenita ( Penyakit Thomsen ) C. Distrofia miotonika D. Familial Priodic Paralisis DIDAPAT A. Polimiositis B. Polimialgia rematika C. Polimiopati D. Periodic paralisis
Tanda: Kelumpuhan bersifat flaksid disertai dg atrofi Sering otot proksimal lebih lumpuh dibanding bagian distal Stadium awal refleks fisiologis masih normal Stadium lanjut dapat menurun bahkan menghilang Refleks patologis (-) Ggn. Sensibilitas (-) Fasikulasi +/-
DIAGNOSA
Cara menegakkan diagnosa 1. Pemeriksaan klinis 2. Pemeriksaan EMG ( ElektroMieloGrafi ) 3. Biopsi otot 4. Pemeriksaan darah 5. Pemeriksaan urine
DIAGNOSIS BANDING
Sindrom Guillain-Barr Myastenia Gravis Serebral Palsi
PENATALAKSANAAN
Tergantung pada diagnosis, tingkat keparahan dan keadaan penyakit. Penanganan simptomatik, kegawatdaruratan sampai penanganan target atau penyebab spesifik. Farmakoterapi, terapi fisik, terapi supportif, bedah bahkan akupuntur adalah pilihan terpai terkini untuk beragam kelainan miopati
Distrofi Muscular
Kelompok heterogen kelainan bawaan yang sering dimulai pada usia kanakkanak Miopati genetik yg ditandai dg kelemahan otot progresif & degenerasi serabut otot Dibedakan menurut klinis:
Duchenne
Fascioscapulohumeral
Myotonic
Onset usia
Masa kanak-kanak
Selalu
Sering
Lambat Jarang
Lambat Jarang
Biasanya lambat
Tidak pernah
Sering
Pewarisan
Autosomal Dominan
Autosomal Dominan
Disebabkan oleh mutasi gen yang mengkode distrophin, protein a427-kD yang berlokasi pada permukaan sarkolema di serabut otot, dimana protein ini bertanggung jawab atas tranduksi gaya kontraktil dari sarkomer intrasel ke matriks ekstrasel Gejala klinis:
Usia 5 thn anak, tidak pandai berlari, dan sering terjatuh
Jika jatuh sulit bangun seakan2 memanjat dirinya sendiri awalnya jongkok, kmd kedua tangan berpegangan pd tungkai bawah pegangan merambat ke atas, mencapai lutut, paha & akhirnya anak mampu berdiri (Gowers Sign) Anak berjalan seperti bebek (Waddling Gait) Lordosis lumbal mjd berlebihan Usia 10-15 thn memerlukan kursi roda Tjd kontraktur & kifoskoliosis Lama-kelamaan tjd pembesaran betis (Pseudohipertrofi)
MANIFESTASI KLINIS
Gower Sign
Pemeriksaan penunjang
Enzim otot
Pe CK, AST,ALT, LDH, Aldolase
Diagnosa Banding
Anak yg terlambat u/ berjalan Bentuk distrofi yg lain Atrofi Muscular Neurogenik Polimiositis & dermatomiositis Polineuropati Miopati kongenital jinak
Pengobatan
Tdk ada pengobatan spesifik Tx fisik mencegah kontraktur Kontraktur sendi prosedur pelepasan tendon Skoliosis yg berat bedah ortopedi Kortikosteroid menurunkan tingkat kehilangan otot prednison 0,75 mg/KgBB/hari diberikan selama 6 bulan Teknik terbaru terapi gen menggunakan transplantasi mioblas
Distrofi Miotonik
Penyakit ini adalah penyakit yang jarang dijumpai. Penyakit ini adalah heredo-familial Gejala-gejala yang nampak : 1. Distrofi pada otot otot wajah dan leher 2. Miotonia pada otot otot lain 3. Atrofi pada alat-alat tubuh lain, yang dapat menimbulkan gg fungsi tiroid, paratiroid, adrenal, dan hipofiser 4. Bisa terdapat katarak dan kepala botak ( pada penderita dengan alopesia )
PENJELASAN
PENJELASAN
Meningkat bila penderita diberikan prostigmin, kalium, dan asetilkolin
TERAPI
Terapi hormon
Kinin diberikan 0,3 0,6gr 3x sehari dapat ditambah kortison bila perlu
Kinin dapat diganti dengan : dilantin 0,1gr 3x sehari
Polimiositis
Adl peradangan otot sbg akb proses imunologik Apabila melibatkan rambut, peny. ini disebut dermatomiositis Etiologi: tidak jelas, tp merupakan Rx autoimun terdapat kelompok limfosit T yg sblm disensititasi thd antigen permukaan pd serabut otot skelet
Dermatomiositis
Dermatomiositis berhubungan dengan miopati inflamasi dengan karakteristik ruam kulit keunguan pada wajah (heliotrop) Gejala klinis : Pada buku-buku jari, dinding dada anterior, dan tempat lain terutama bagian ekstensor dapat timbul ruam kulit ungu kemerahan
Gejala:
Kelemahan otot, simetris, proksimal mulai dari otot panggul kd jg otot gelang bahu Kelemahan jg bisa tjd pd otot lain: otot wajah, dan okular straismus & diplopia Dermatomiositis perubahan warna kelopak mata atas, edema periorbita, eritema kulit Sendi terlibat atralgia & pembengkakan Jantung pericarditis
Diagnosis:
Kelemahan otot proksimal,simetris, progresif Enzim otot skelet naik terutama CK & aldolase EMG: motor unit polifasik dg gelombang (+) runcing serta adanya kenaikan aktifitas insersional Biopsi otot menunjukkan nekrosis serabut otot, degenerasi & inflamasi Gambaran kln kulit u/ dermatomiositis
Terapi:
Kortikosteroid DOC Prednison 60-100 mg/hari selama 4 minggu tappering off Penggantian plasma gama globulin IV second choice tx Alternatif lain: obat imunosupresif/ sitostatika cth: azatropin, metotrexat, siklofosfamid, klorambusil & nsiklosforin
Penyulit:
Disfagia Gagal jantung kongestif Kardiomoiopati Pneumonia aspirasi
Miopati metabolik
Gangguan otot herediter yang disebabkan oleh kerusakan enzim (biasanya disebabkan oleh gangguan pada masa janin yang mengakibatkan rusaknya 3 jalur utama metabolisme penyusunan ATP) dan relatif jarang
Gejala:
Serangan pertama usia 10-25 thn Terserang setelah periode istirahat sehabis latihan otot berat & stlh bangun tidur pagi hari Fc. Pencetus: diet tinggi karbohidrat, trauma, konsumsi alkohol, ISPA, sejumlah obat, hormon tiroid, insulin, epinefrin, kortikosteroid, tiazid
Gx awal
nyeri otot, sgt haus sblm tjd kelemahan Kelemahan dimulai extr. bawah extr. atas badan & leher
Diagnosis
Leukositosis selama serangan (tdk selalu) Urinalisis proteinuria & glukosuria ringan EKG sesuai dg Hipokalemia Elektrolit serum hipokalemia, kolesterol darah me LCS normal EMG: pe amplitudo unit motor potensial & potensial polifasik me jumlahnya Tes provokasi: pemberian klorotiazida, atau glukosa & insulin
Terapi
Pemberian KCl 5-15 g/ p.o Acetazolamide 0,5-2,0 g /hari/ p.o Spironolakton 100-200 mg/ hari Hindari diet tinggi karbohidrat & diuretika gol. benzotiazid
Gejala klinis:
Serangan pd periode istirahat stlh latihan otot Pd setiap serangan akan dirasakan berat & kaku pd otot & parestesia di wajah & extr Rasa lemah terutama dirasakan pd extr. Inf tp dpt jg dirasakan pd extr. Sup & otot leher
Diagnosis
Kadar kalium me selama serangan Kadar Natrium serum me Urinalisis kalium EMG: electrical silence during paralisis/ fibrilation Tes provokasi di RS: 2-10 g potasium Clorida
Terapi
Hidroklorotiazid 25-75 mg/ hari alternatif lainnya acetazolamid, albuterol & metaproterenol
TERIMA KASIH