Anda di halaman 1dari 19

Hormon dan terapi pengganti hormon

I. Tujuan
- Mengetahui secara lebih baik mengenai hormon dan terapi pengganti hormon
- Mengenal secara lebih baik teknik komputerisasi untuk mengevaluasi
hormon dan terapi pengganti hormon.

II.

Prinsip

1.

Pengaturan timbal balik untuk memelihara homeostatis


Sel endokrin dapat mendeteksi adanya perubahan konsentrasi hormon lain,
ion-ion (misalnya ion Na+), atau nutrien (misalnya glukosa) dalam darah.
Bila terjadi perubahan pada faktor-faktor tersebut, sel endokrin akan
mengubah kecepetan sekresi hormonnya. Bila respon sel kecil, sel endokrin
akan meningkatkan sekresi hormonnya. Sedangkan, jika respon sel target
besar maka sel endokrin akan mengurangi sekresi hormonnya.

2.

Terapi pengganti hormon


Terapi pengganti hormon diperlukan tubuh bila kelenjar endokrin
mengalami gangguan atau tidak berfungsi dalam sekresi hormon, untuk
memelihara keadaan homeostasis tubuh.

.
III. Teori
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu
dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh dara menuju berbagai jaringan sel dan
menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Contoh efek
hormon pada tubuh manusia:
1. Perubahan Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah
tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara
1

membesar, lekuk tubuh feminin pada wanita dan bentuk tubuh


maskulin pada pria).
2. Perubahan Psikologis: Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas,
mood/suasana hati.
3. Perubahan Sistem Reproduksi: Pematangan organ reproduksi, produksi
organ seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis)
( Hayes,1996 ).
Di balik fungsinya yang mengagumkan, hormon kadang jadi biang keladi
berbagai masalah. Misalnya siklus haid yang tidak teratur atau jerawat yang
tumbuh membabi buta di wajah. Hormon pula yang kadang membuat kita senang
atau malah sedih tanpa sebab. Semua orang pasti pernah mengalami hal ini,
terutama saat pubertas.Yang pasti, setiap hormon memiliki fungsi yang sangat
spesifik pada masing-masing sel sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa
memiliki aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya saat dialirkan oleh
darah ( Herman, 1993 ).
Pada dasarnya hormon bisa dibagi menurut komposisi kandungannya yang
berbeda-beda sebagai berikut:

Hormon yang mengandung asam amino (epinefrin, norepinefrin,


tiroksin dan triodtironin).

Hormon yang mengandung lipid (testosteron, progesteron, estrogen,


aldosteron, dan kortisol).

Hormon yang mengandung protein (insulin, prolaktin, vasopresin,


oksitosin, hormon pertumbuhan (growth hormone), FSH, LH, TSH).
( Reinauer, 2002 ).

Hormon-hormon ini bisa dibuat secara sintetis. Di antaranya adalah hormon


wanita yaitu estrogen dan progesteron yang dibuat dalam bentuk pil. Pil ini
merupakan bentuk utama kontrasepsi yang digunakan wanita seluruh dunia untuk

memudahkan mereka menentukan saat yang tepat: kapan harus mempunyai anak
dan jarak usia tiap anak ( Tjoktoprawiro, 1998 ).
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar
endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai
aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi,
osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh ( Hayes,1996 ).
Sistem endokrin hamper selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun
cara kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf.
Ada dua perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih nanyak
bekerja melalui transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada
sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna
hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon
baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar
antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja
hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja
dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin
(menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan
memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat
pertumbuhan yang sempurna ( Tjokroprawiro, 1998 ).
Dasar dari sistem endokrin adalah hormin dan kelenjar (glandula), sebagai
senyawa kimia perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari
sel satu ke sel lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah,
tetapi masing-masing tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya
hanya untuk sel tertentu. ( Katzung, 2002 ).
3

Hormon Tiroksin (T4 = levothyroxine) adalah hormon utama yang


dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar Tiroid) yang mempengaruhi
metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh, mengatur metabolisme
karbohidrat,

mengatur

penggunaan

oksigen

dan

karbondioksida

serta

mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental. Kepekatannya minimal 25 kali


daripada triiodotironin (T3). Kadar tiroksn serum umumnya digunakan untuk
mengukur konsentrasi hormon tiroid dan fungsi kelenjar tiroid ( Jones , 1998 ).
Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik
tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme
meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala
lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar
tiroid membesar.Faktor-Faktor yang Meningkatkan dan Menurunkan kadar
Tiroksin antara lain:
TSH tiroid stimulating hormone yang di hasilkan di hipotalamus
Kadar Iodium dimana iodium berikatan dengan monoiodotirosin dan
berubah menjadi diioditirosin, dan dari perubahan DIT ini tiroksin
dihasilkan.
Perubahan suhu
Stress psikis maupun fisik
Penyakit penyakit kelenjar tiroid ( Tunbridge, 1991 ).

Kekurangan

tiroksin

menurunkan

kecepatan

metabolisme

sehingga

pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak
mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan
anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat
diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan ( Katzung,
2002 ).
Thyroid-stimulating hormone (juga dikenal sebagai TSH atau thyrotropin)
adalah hormon yang merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin (T4),
dan kemudian triiodothyronine (T3) yang merangsang metabolisme jaringan di
hampir setiap body.It adalah hormon glikoprotein disintesis dan disekresikan oleh
4

sel thyrotrope di kelenjar hipofisis anterior, yang mengatur fungsi endokrin


kelenjar tiroid ( Katzung, 2002 ).
TSH menstimulasi kelenjar tiroid untuk mengeluarkan hormon tiroksin
(T4), yang hanya memiliki sedikit efek pada metabolisme. T4 diubah menjadi
triiodothyronine (T3), yang merupakan hormon aktif yang merangsang
metabolisme. Sekitar 80% dari konversi ini adalah di hati dan organ lain, dan 20%
pada tiroid itu sendiri.Hipotalamus, di dasar otak, menghasilkan Thyrotropinreleasing

hormone

(TRH).

TRH

merangsang

kelenjar

pituitari

untuk

menghasilkan TSH.Somatostatin juga diproduksi oleh hipotalamus, dan memiliki


efek sebaliknya pada produksi TSH hipofisis, mengurangi atau menghambat rilis
nya.Konsentrasi hormon tiroid (T3 dan T4) dalam darah mengatur pelepasan dari
TSH hipofisis, ketika konsentrasi T3 dan T4 rendah, produksi TSH meningkat,
dan, sebaliknya, ketika konsentrasi T3 dan T4 yang tinggi, produksi TSH
menurun. Ini adalah contoh dari sebuah loop umpan balik negatif ( Katzung,
2002 ).
Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Hal ini
memainkan peran penting dalam mengatur banyak fungsi metabolisme tubuh.
Hypothyroidism adalah kondisi yang dihasilkan dari bawah-produksi tiroksin oleh
kelenjar tiroid karena kelenjar baik secara alami atau karena kurang aktif radioiod
terapi atau operasi untuk kelenjar terlalu aktif telah menghasilkan underactivity.
Tiroksin diambil untuk menggantikan kekurangan yang ada dalam situasi seperti
ini dan karena itu untuk mengembalikan aktivitas metabolik normal( Neal, 2006 ).
Sejak tiroksin adalah terapi pengganti, efek samping beberapa harus
diantisipasi memberikan dosis yang sesuai disesuaikan dengan kebutuhan. Ketika
dosis harian melebihi apa yang sebenarnya dibutuhkan ada kecenderungan untuk
aktivitas metabolisme meningkat yang dapat menyebabkan jantung berdebar dan
nyeri dada (terutama pada orang dengan penyakit jantung), kejang otot,
berkeringat, tremor, diare, gelisah, insomnia dan sakit kepala. Namun masalah
5

tersebut, harus mereka terjadi, akan segera merespon penurunan dosis.Kadangkadang reaksi alergi (biasanya ruam kulit) telah dilaporkan dengan tablet dari
pemasok yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa sesuatu di tablet, selain
tiroksin, yang akan terpengaruh dan perubahan merek umumnya akan mengatasi
masalah tersebut. ( Galacia , 2002 ).
Propylthiouracil (PTU) adalah obat oral yang digunakan untuk mengelola
hipertiroidisme yang disebabkan kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Ini adalah obat
anti-tiroid yang memiliki mekanisme kerja yang mirip dengan methimazole
(Tapazole). Penyakit Graves adalah penyebab paling umum dari hipertiroid. Ini
adalah penyakit autoimun di mana seorang individu membuat antibodi untuk
reseptor hormon thyroid stimulating pada sel kelenjar tiroid dan kemudian
memicu produksi berlebih dari hormon tiroid oleh sel-sel. Hormon-hormon tiroid
diproduksi oleh dua kelenjar tiroid, tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), terbentuk
dengan menggabungkan yodium dan protein yang disebut tiroglobulin dengan
bantuan enzim yang disebut peroksidase. PTU menghambat yodium dan
peroksidase dari interaksi normal mereka dengan thyroglobulin untuk membentuk
T4 dan T3. Tindakan ini mengurangi produksi hormon tiroid. PTU juga
mengganggu konversi T4 ke T3, dan, karena T3 lebih kuat daripada T4, ini juga
mengurangi aktivitas hormon tiroid. ( Soegondo, 2006 ).
Propylthiouracil berguna dalam pengobatan kondisi dimana jumlah yang
berlebihan dari hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid (hipertiroidisme).
Sebagai propylthiouracil hanya dapat menurunkan produksi hormon tiroid setelah
diambil, tidak dapat segera menurunkan kadar darah yang sebelumnya diproduksi
tiroid hormon. Hormon tiroid diproduksi sebelumnya harus digunakan oleh tubuh
sebelum tingkat hormon tiroid darah mungkin mulai menurun. Hal ini dapat
memakan waktu tiga sampai empat minggu. ( Herman, 1993 )
IV. Alat dan Bahan

Alat
a ) Komputer

V. Prosedur
Percobaan 1 : Pengukuran Standar Laju Metabolisme
Di klik dan di drag tikus normal ke dalam chamber dan tombol mouse
dilepaskan.Dipastikan katup pada sisi kiri tabung terbuka agar udara dapat
masuk , dan bila tertutup katup di klik untuk membukanya.Dipastikan indikator
pada T-connector terbaca chamber and monometer connected , apabila tidak ,
klik untuk membukanya.Tombol weight diklik , catat pada Baseline di Chart 1
untuk berat.Di klik tombol (+) pada timer sehingga terbaca 1.00.Diklik pada
katup untuk menutupnya , sehingga udara dari luar tidak masuk,dipastikan hanya
oksigen dari sistem tertutup ini yang dihirup oleh tikus.Diklik tombol start pada
layer time,diperhatikan ketinggian air pada tabung U-shaped.Setelah satu menit
timer akan berhenti secara otomatis ,kemudian klik pada tombol T-connector
maka akan terbaca manometer and syringe connected.Di klik katup untuk
membuka sehingga tikus dapat menghirup udara luar.Perbedaan kemudian
dilihat antara tinggi kiri dan kanan tabung U dan perkiraan volume O2 yang
perlu disuntikkan.Diklik tombol (+) dibawah O2 sampai layar memberikan
nilai , kemudian klik tombol inject sampai volume pada kedua-dua sisi sama
(akan ada kata level berkedip dan menghilang).Bila terlalu tinggi, dapat
diulangi dengan menekan tombol reset.Pengukuran ini dicatatkan pada bagian
baseline di grafik 1 ,untuk pemakaian O2 selama 1 menit.
7

i.Pemakaian oksigen dihitung tiap jam pada tikus dengan rumus:


ml pemakaian O2 x 60 menit = ml O2/jam
1 menit
ii.

jam

Laju metabolik perkilogram bobot badan dengan rumus:

Laju metabolism = ml O2/jam = _____ml O2/kg/jam


Kg bb
Kemudian di klik rekod data.Di klik dan di drag tikus dari chamber kembali ke
kandangnya.Diklik tombol reset pada kotak apparatus.Langkah 1-15 diulangi
untuk tikus tiroidektomi (Tx) dan hipofisektomi (Hypox).Data direkam pada
bagian baseline grafik 1.

Percobaan II : Pengukuran Pengaruh Tiroksin Pada Laju Metabolik


Dipilih tikus yang akan diuji (normal , Tx ,atau Hypox ).Di klik tombol
reset pada kotak apparatus.Di klik dan di drag alat suntik thyroxine pada tikus
dan tombol mouse dilepaskan untuk menginjeksi hewan tersebut.Di klik dan di
drag tikus kembali ke dalam chamber.Ulangi langkah 1-12 percobaan 1,tetapi
data direkam pada bagian with thyroxine grafik 1.Di klik record data.Di klik dan
di drag tikus kembali ke dalam kandangnya , dan klik clean untuk
menghilangkan semua efek dari tiroksin.Langkah 1-6 diulangi pada tikus
berikutnya.Data direkam pada bagian with thyroxine grafik 1 pada kolom sesuai
tikus yang diuji.

Percobaan III : Pengukuran Pengaruh TSH Pada Laju Metabolik


Dipilih tikus yang akan diuji (normal , Tx ,atau Hypox ).Di klik tombol
reset pada kotak apparatus.Di klik dan di drag alat suntik TSH pada tikus dan
tombol mouse dilepaskan untuk menginjeksi hewan tersebut.Di klik dan di drag
8

tikus kembali ke dalam chamber.Ulangi langkah 1-12 percobaan 1,tetapi data


direkam pada bagian with TSH grafik 1.Di klik record data.Di klik dan di drag
tikus kembali ke dalam kandangnya , dan klik clean untuk menghilangkan
semua efek dari TSH.Langkah 1-6 diulangi pada tikus berikutnya.Data direkam
pada bagian with TSH grafik 1 pada kolom sesuai tikus yang diuji.

Percobaan IV: Pengukuran Pengaruh PTU Pada Laju Metabolik


Dipilih tikus yang akan diuji (normal , Tx ,atau Hypox ).Di klik tombol
reset pada kotak apparatus.Di klik dan di drag alat suntik TSH pada tikus dan
tombol mouse dilepaskan untuk menginjeksi hewan tersebut.Di klik dan di drag
tikus kembali ke dalam chamber.Ulangi langkah 1-12 percobaan 1,tetapi data
direkam pada bagian with TSH grafik 1.Di klik record data.Di klik dan di drag
tikus kembali ke dalam kandangnya , dan klik clean untuk menghilangkan
semua efek dari TSH.Langkah 1-6 diulangi pada tikus berikutnya.Data direkam
pada bagian with TSH grafik 1 pada kolom sesuai tikus yang diuji.

Percobaan VI:Terapi Pengganti Hormon


Pada alat suntik di klik dan di drag pada botol saline dan lepaskan tombol
mouse alat suntik akan terisi secara otomatis 1ml saline.Di drag alat suntik pada
tikus kontrol , ujung jarum diletakkan pada daerah bagian bawah abdominal
(intraperitoneal) dan tombol mouse dilepaskan .Untuk menginjeksi hewan
tersebut dan alat suntik secara otomatis kembali pada tempatnya.Di klik Clean
untuk membersihkan alat suntik dari residu obat.Di klik lagi alat suntik . di drag
ke botol estrogen dan tombol mouse dilepaskan alat suntik otomatis terisi 1 ml
estrogen.Di drag alat suntik pada tikus eksperimen , diletakkan ujung jarum pada
daerah bagian bawah abdominal (intraperitoneal) dan tombol mouse dilepaskan
untuk menginjeksi hewan tersebut dan alat suntik otomatis kembali pada
9

tempatnya.Di klik Clean untuk membersihkan alat suntik dari residu obat.Di klik
clock di atas layar elapsed days, akan terlihat jam berputar 24 jam.Diulangi
langkah 1-5 sampai semua tikus mendapat 7 kali suntikan selama 7 hari (1
suntikan/hari).Tikus kontrol mendapat 7 kali suntikan saline dan tikus
eksperimen mendapat 7 kali suntikan estrogen.Kemudian di klik kotak kertas
timbang , di klik dan di drag kertas timbang yang muncul ke atas timbangan ,
kemudian dilepaskan tombol mouse.Skala timbangan akan memberikan nilai
berat kertas timbang , di klik tombol tare untuk menara timbangan (0,00
g).Uterus siap dihilangkan sekarang.Perlu dilakukan pembedahan pada
percobaan biasa , tetapi disini dilakukan dengan mengklik tombol remove uterus
pada kandang, tikus akan hilang dan uterus akan tampak disetiap kandang.Di
klik dan di drag uterus dari tikus kontrol ke atas timbangan dan dilepaskan
tombol mouse.Di klik tombol weight untuk menimbangnya.Dicatat beratnya.
Berat uterus (control ): 0.1052 gram
Diklik record data.Di klik clean pada timbangan untuk membuang kertas
timbang dan uterus.Diulangi langkah 7 dan 8.Kemudian di klik dan di drag
uterus dari tikus eksperimen ke atas timbangan dan lepaskan tombol
mouse.Diklik tombol weight untuk menimbangnya.Dicatat beratnya.
Berat uterus (eksperimen) : 0.6644 gram
Di klik record data.Di klik clean pada timbangan untuk membuang kertas
timbang dan uterus.

VI.

Data Pengamatan

Percobaan I

: Pengukuran standar laju metabolisme


10

Percobaan II : Pengukuran pengaruh tiroksin pada laju metabolik


Percobaan III : Pengukuran pengaruh TSH pada laju metabolik
Percobaan IV : Pengukuran pengaruh TSH pada laju metabolik

Percobaan
Percobaan
I
Percobaan
II
Percobaan
III
Percobaan
IV

Weight
(g)
249.3
245.8
244.5
249.2
244.1
245.6
250.7
245.2
245.8
250.9
245.6
244.4

Tikus
Normal
Tx
Hypox
Normal
Tx
Hypox
Normal
Tx
Hypox
Normal
Tx
Hypox

Elapsed
time
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

ml of O2

Injected

7.2
6.3
6.3
7.6
7.2
7.2
7.6
6.3
7.1
6.3
6.3
6.3

thyroxine
thyroxine
thyroxine
TSH
TSH
TSH
PTU
PTU
PTU

Percobaan V : Terapi Pengganti Hormon

Tikus
Kontrol
Uji

VII.

Berat
Uterus
(g)
0.1052
0.6644

Elapsed
Day

# of saline
injected

7
7

7
0

# of
oestrogen
injected
0
7

Berat tikus
(g)
0.5052
0.6644

Perhitungan

1. Pemakaian O

ml pemakaian
1 menit

O2

60 menit

jam

ml O 2 / jam

11

Percobaan I
1. 7.2/1 X 60 = 432 ml O/jam
2. 6.3/1 X 60 = 378 ml O/jam
3. 6.3/1 X 60 = 378 ml O/jam
Percobaan II
1. 7.6/1 X 60 = 456 ml O/jam
2. 7.2/1 X 60 = 432 ml O/jam
3. 7.2/1 X 60 = 432 ml O/jam

Percobaan III
1. 7.6/1 X 60 = 456 ml O/jam
2. 6.3/1 X 60 = 378 ml O/jam
3. 7.1/1 X 60 = 426 ml O/jam
Percobaan IV
1. 6.3/1 X 60 = 378 ml O/jam
2. 6.3/1 X 60 = 378 ml O/jam
3. 6.3/1 X 60 = 378 ml O/jam

2. Laju metabolit

ml O 2 / jam

kg bb

ml O 2 / kg / jam

12

Percobaan I
1. 432/0.2493 = 1.733 x 10 ml O/kg/jam
2. 378/0.2458 = 1.538 x 10 ml O/kg/jam
3. 378/0.2445 = 1.546 x 10 ml O/kg/jam
Percobaan II
1. 456/0.2492 = 1.830 x 10 ml O/kg/jam
2. 432/0.2441 = 1.770 x 10 ml O/kg/jam
3. 432/0.2456 = 1.759 x 10 ml O/kg/jam

Percobaan III
1. 456/0.2507 = 1.819 x 10 ml O/kg/jam
2. 378/0.2452 = 1.542 x 10 ml O/kg/jam
3. 426/0.2458 = 1.733 x 10 ml O/kg/jam
Percobaan IV
1. 378/0.2509 = 1.507 x 10 ml O/kg/jam
2. 378/0.2456 = 1.539 x 10 ml O/kg/jam
3. 378/0.2444 = 1.547 x 10 ml O/kg/jam

VIII.

Perbahasan

Pada praktikum ini, efek hormone dan terapi horman pada hewan
percobaan dilakukan. Pada percobaan ini, dry lab digunakan menggantikan wet
lab. Wet lab tidak digunakan pada percobaan ini karena pada praktikum ini,
prosedur wet lab rumit dan membutuhkan waktu yang panjang. Dry lab

13

merupakan teknik yang menggunakan komputerasi dan analisis matematika untuk


menstimulasi suatu fenomenan.
Pada percobaan pertama, pengukuran standar laju metabolism dilakukan.
Pada percobaan ini, tikus normal, tiroidektomi(Tx), dan hipofisektomi(Hypox)
digunakan untuk mengukur laju metabolik. Laju metabolic diindikasi dengan
pemakaian oksigen. Hal ini memungkinkan karena proses ekstraksi energy dari
makanan pada adanya oksigen.Semakin tinggi pemakaian oksigen,semakin tinggi
laju metabolic. Pada tikus normal, volume oksigen yang digunakan adalah
sebanyak 7,2 ml, pada tikus tiroidektomi 6,3ml dan pada tikus hipofisektomi
6,3ml. ini karena pada tikus Tx dan Hypox, kadar tiroksin dalam darahnya rendah.
Tiroksin merupakan hormon utama yang mempengaruhi metabolism sel tubuh.
Semakin tinggi kadar tiroksin, semakin tinggi kadar metabolic.
Pada percobaan kedua,pengukuran pengaruh tiroksin pada laju metabolic
dilakukan. Pada tikus normal, 7,2ml oxygen digunakan.Pada tikus Tx,7,6ml ml
oxygen digunakan dan pada tikus Hypox, 7,2ml oxygen digunakan. Tikus Tx
mempunyaikadar metabolic yang paling tinggi. Ini karena pada percobaan ini,
tiroksin diinjeksi pada tikus sehingga kadar tiroksin pada darah tinggi. Pada tikus
normal,laju metaboliknya masih sama dengan laju metabolic tikus yang tidak
diberi tiroksin. Ini karena, regulasi hormone pada tubuh adalah melalui negative
feedback. Jika kadar tiroksin pada darah tinggi, sekresi tiroksin oleh kelenjar
tiroid diinhibisi untuk menjaga homeostasis tubuh. Pada tikus Hypox, laju
metabolic meningkat karena pemberian tiroksin akan meningkatkan secara
langsung kadar tiroksin pada darah.
Pada percobaan ketiga, pengukuran pengaruh TSH pada laju metabolic
dilakukan. TSH adalah suatu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang
berfungsi menstimulasi pelepasan hormon tiroksin oleh kelenjar tiroid. Tidak
adanya TSH menyebabkan tidak adanya hormon tiroksin yang dilepaskan oleh
kelenjar tiroid. Percobaan ini dilakukan dengan memberi injeksi TSH pada setiap
14

tikus kemudian dihitung laju metaboliknya. Hasil percobaan yang diperoleh


menunjukkan terjadinya kenaikan laju metabolik hanya pada tikus normal dan
tikus Hypox. Pada tikus normal karena hormon stimulan menjadi lebih banyak
sehingga hormon tiroksin yang dilepaskan oleh kelenjar tiroid juga lebih banyak
sedangkan pada tikus Hypox kenaikan terjadi karena terjadi stimulasi pelepasan
hormon tiroksin yang pada awalnya tidak ada stimulasi sama sekali. Pada tikus Tx
tidak terjadi kenaikan laju metabolik bila dibandingkan dengan standar laju meski
tikus telah diberi injeksi TSH karena tikus Tx tidak memiliki kelenjar tiroid yang
dapat menghasilkan hormon tiroksin sehingga pemberian TSH tidak akan
menimbulkan pengaruh terhadap tikus tersebut karena TSH yang diinjeksikan
tidak dapat menemukan reseptornya sehingga TSH tersebut tidak berfungsi. Oleh
karena itu tidak terjadi kenaikan laju metabolik pada tikus Tx.
Percobaan

ini

dilakukan

untuk

mengetahui

pengaruh

pemberian

propiltiourasil terhadap laju metabolik tikus. Propiltiourasil adalah suatu senyawa


yang dapat menghambat secara langsung sintesis hormon tiroid dengan jalan
menghambat enzim peroksidase sehingga mencegah pengikatan iodium pada
tirosin atau penggandengan mono- dan diiodotirosin menjadi T3/T4. Data yang
diperoleh menunjukkan adanya penurunan laju metabolik pada tikus normal
sedangkan pada tikus Tx dan tikus Hypox tidak menunjukkan perubahan yang
berarti.Volume oksigen yang digunakan pada tikus normal, Tx dan Hypox adalah
6.3 ml masing masing. Penurunan laju metabolik pada tikus Normal dikarenakan
terjadinya

penghambatan

proses

pembentukan

hormon

tiroksin

oleh

propiltiourasil sehingga hormon yang diproduksi menjadi menurun dan


mengakibatkan laju metabolik menjadi lebih lambat. Tidak adanya respon yang
berarti terhadap pemberian propiltiourasil pada tikus Tx dan tikus Hypox terjadi
dalam dua mekanisme yang berbeda. Pada tikus T propiltiourasil yang diberikan
tidak berfungsi karena propiltiourasil tersebut tidak menemukan reseptornya.
Seperti kita ketahui propiltiourasil bekerja dengan menghambat sintesis hormon
tiroksin sedangkan tikus Tx sudah tidak memiliki kelenjar tiroid yang berperan
sebaga tempat sistesis tiroksin. Tidak adanya proses sintesis tiroksin maka tidak
15

ada pula proses penghambatan. Pada tikus H mekanisme yang terjadi adalah
propiltiourasil bekerja menghambat sintesis hormon tiroksin pada kelenjar tiroid
tetapi keadaan yang terjadi tidak memiliki perbedaan yang berarti dibandingkan
kondisi standar karena pada awalnya tidak ada hormon tiroksin yang dilepaskan
oleh kelenjar tiroid. Artinya, berapapun jumlah tiroksin yang dihasilkan tidak
mempengaruhi laju metabolisme karena tidak ada hormon tiroksin yang
dilepaskan oleh kelenjar tiroid akibat dari tidak dihasilkannya hormon
penstimulasi pelepasan tiroksin yaitu TSH.
Pada percobaan kelima,terapi pengganti hormon dilakukan. Pada
percobban ini, tikus betina digunakan. Tikus yang digunakan dihilangkan terlebih
dahulu sehingga tidak dapat memproduksi estrogen. Esterogen merupakan
hormone yang menyebabkan penebalan pada lapisan endometrium Setelah itu,
berat uterus ditimbang. Tikus kontrol tidak diberi saline, manakala tikus estrogen
diberi saline. Saline merupakan pengganti hormone estrogen. .tikus yang diberi
saline menunjukkan peningkatan dalam berat uterus. Ini karena penebalan dinding
uterus menyebabkan berat uterus meningkat. Tanpa hormone estrogen dan saline
yang berfungsi sebagai estrogen, penebalan lapisan endometrium tidak terjadi dan
berat uterus tidak menunjukkan peningkatan.

VIII.

Kesimpulan

Daripada percobaan kali ini,telah diketahui secara lebih baik horman dan
terapi pengganti telah diketahui secara komputerisasi.Pemakaian O dan laju
metabolik pada setiap percobaan telah dihitung.

16

Daftar pustaka

Galacia, 2002 , Hormon, available online at : http://fkunsri. wordpress .com


/2000/02/09 /hormon-part-1/ [ Diakses pada

25 Mei 2012 ]

17

Hayes, 1996.The Pharmacologic Basis of Therapeutics- 11th Ed.available online


at : http://digilib.unsri.ac.id/download/MGSO4%20.pdf [ Diakses pada
25 Mei 2012]
Herman, F. 1993. Penggunaan obat tyroid oral pada penderita diabetes melitus.
Pharos Bulletin No.1.
Jones G.V. 1998.Tyroid Stimulating Hormone: An Overview . In J. Pickup and G.
Williams (Eds): Textbook of Pharmacology. Vol.1. second Edition.
Blackwell Science. United Kingdom.
Katzung Bertram G, 2002. Basic and clinical pharmacology -10 th Edition.
University of California, San Francisco
Neal. 2006. Penggolongan Hormon . Dalam : Farmakologi dan

Terapi,

edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia : Jakarta
Reinauer,Mahar.(2002).Kegunaan Buku Teks Obat-obatan,Jakarta,Gaya
Santosa,2005 , Prophythiorucil.available online at : http://www.

Baru

farmasiku

.com/index.php?target=categories&category_id=171 [ Diakses

pada

25 Mei 2012 ]
Soegando,2006

,Bagian

Farmakologi

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Indonesia.Farmakologi Dan Terapi Edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas

Indonesia

Tjoktoprawira ,1998 , . Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek


Sampingnya, Edisi kelima. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
18

Tunbridge,1991, Farmakologi dan Terapi, UI Press, Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai