Anda di halaman 1dari 10

FARMASI RUMAH SAKIT

JUDUL:
MAKALAH PELAYANAN RUMAH SAKIT UTAMA DAN PELAYANAN
PENUNJANG

KELOMPOK KPBI
DANARAJ THANGAVELU

260110113035

MURALI BABU

260110113039

R.THINESKUMARAN

26011011357

RAKSHA PRIYA

260110113057

HUR AISHAH BINTI ABDUL RAHIM 260110123003

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

I.

LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas perayanan kesehatan perorangan

merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan
kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat
kompleks.
Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam,
berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang
berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka
pemberian pelayanan yang bermutu standar, membuat semakin kompleksnya
permasalahan di rumah sakit. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai
tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Fungsi dimaksud
memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab
pemerintah dalam meningkatkan taraf keejahteraan mesyarakat.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB I ayat 6
menyatakan : Standar pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah
ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. Ayat 7.
Indikator SPM adalah tolak ukur untuk prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuh didalarn
pencapaian suatu SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat
pelayanan.
II.

PENGERTIAN UMUM
Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan bagi

daerah dalam melaksanakan perencanaan pelaksanaan dan pengendalian serta


pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan standar pelayanan

minimal rumah sakit. Standar pelayanan minimal ini bertujuan untuk


menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator kinerja, ukuran
atau satuan rujukan, target nasional untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2012,
cara perhitungan / rumus / pembilangan penyebut / standar / satuan pencapaian
kinerja dan sumber data.
III.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT


Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam pedoman ini meliputi jenis-

jenis pelayanan indikator dan standar pencapaiain kinerja pelayanan rumah sakit.
Jenis jenis pelayanan rumah sakit
Jenis jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah
sakit meliputi :
1. Pelayanan gawat darurat
2. Pelayanan rawat jalan
3. Pelayanan rawat inap
4. Pelayanan bedah
5. Pelayanan persalinan dan perinatologi
6. Pelayanan intensif
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium patologi klinik
9. Pelayanan rehabilitasi medik
10. Pelayanan farmasi
11. Pelayanan gizi
12. Pelayanan transfusi darah

13. Pelayanan keluarga miskin


14. Pelayanan rekam medis
15. Pengelolaan limbah
16. Pelayanan administrasi manajemen
17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah
18. Pelayanan pemulasaraan jenazah
19. Pelayanan laundry
20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
21. Pencegah Pengendalian Infeksi

IV.

MAKSUD DAN TUJUAN


Ruang Rawat Inap ini bertujuan untuk memberikan petunjuk agar dalam

perencanaan dan pengelolaan suatu bangunan Ruang rawat inap di rumah sakit
memperhatikan kaidah- kaidah pelayanan kesehatan, sehingga bagunan Ruang
rawat inap yang akan dibuat dapat menampung kebutuhan - kebutuhan pelayanan
dan dapat digunakan oleh pemakai, pengelola serta tidak berakibat buruk bagi
keduanya.
V.

BATAS DAN PENGERTIAN

a) Ruang pasien rawat inap.


Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan
pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap-tiap rumah
sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri-sendiri sesuai
dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak rumah sakit
kepada pasiennya.

b) Ruang Pos Perawat.


Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan pelayanan
keperawatan (pre dan post conference, pengaturan jadwal), dokumentasi sampai
dengan evaluasi pasien.
c) Ruang Konsultasi.
Ruang untuk melakukan konsultasi oleh profesi kesehatan kepada pasien dan
keluarganya.
d) Ruang Tindakan.
Ruangan untuk melakukan tindakan pada pasien baik berupa tindakan invasive
ringan maupun non-invasive.
e) Ruang administrasi.
Ruang untuk menyelenggarakan kegiatan administrasi khususnya pelayanan
pasien di ruang rawat inap. Ruang ini berada pada bagian depan ruang rawat inap
dengan

dilengkapi

loket/counter,

meja

kerja,

lemari

berkas/arsip,

dan

telepon/interkom.
Kegiatan administrasi meliputi :
1. Pendataan pasien.
2. Penandatanganan surat pernyataan keluarga pasien (apabila diperlukan
tindakan bedah).
3. Rekam medis pasien.
f) Ruang Dokter.
Ruang Dokter terdiri dari 2 ruangan, yaitu kamar kerja dan kamar
istirahat/kamar jaga. Pada kamar kerja harus dilengkapi dengan beberapa
peralatan dan furnitur. Sedangkan pada kamar istirahat hanya diperlukan sofa dan

tempat tidur. Ruang Dokter dilengkapi dengan bak cuci tangan (wastafel) dan
toilet.
g) Ruang perawat.
Ruang untuk istirahat perawat/petugas lainnya setelah melaksanakan kegiatan
pelayanan pasien atau tugas jaga.
Ruang perawat harus diatur sedemikian rupa untuk mempermudah semua
pihak yang memerlukan pelayanan pasien sehingga apabila ada keadaan darurat
dapat segera diketahui untuk diambil tindakan terhadap pasien.
h) Ruang Loker.
Ruang ganti pakaian Dokter, perawat dan petugas rawat inap.
i) Ruang kepala rawat inap.
Ruang tempat kepala rawat inap melakukan manajemen asuhan dan pelayanan
keperawatan, diantaranya pembuatan program kerja dan pembinaan.
j) Ruang linen bersih.
Ruang untuk menyimpan bahan-bahan linen bersih yang akan digunakan di
ruang rawat.
k) Ruang linen kotor.
Ruangan untuk menyimpan bahan-bahan linen kotor yang telah digunakan di
ruang rawat inap sebelum di bawa ke ruang cuci (laundri).
l) Spoolhoek.
Fasilitas untuk membuang kotoran bekas pelayanan pasien khusnya yang
berupa cairan. Spoelhoek dala, bentuk bak atau kloset dengan leher angsa (water
seal). Pada ruang spoehoek juga harus disediakan kran air bersih untuk mencuci
tempat cairan atau cuci tangan. Ruang tempat spoelhoek ini harus menghadap

keluar/berada di luar area rawat inap ke arahj koridor kotor. Spoelhoek


dihubungkan ke septic tank khusus atau jaringan IPAL.
m) Kamar mandi/Toilet.
Fasilitas diatur sesuai kebutuhan, dan harus dijaga kebersihannya karena
dengan kamar mandi/toilet yang bersih citra rumah sakit khususnya ruang rawat
inap akan baik. Terdiri dari toilet pasien dan toilet staf.
n) Pantri.
Tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka yang ada di
ruang rawat inap rumah sakit.
o) Ruang Janitor.
Ruang tempat menyimpan dan mencuci alat-alat pembersih ruangan rawat
inap.
p) Gudang bersih.
Gudang adalah ruangan tempat penyimpanan barang-barang/bahan-bahan dan
peralatan untuk keperluan ruang rawat inap.
q) Gudang kotor.
Gudang adalah ruangan tempat penyimpanan barang-barang/bahan-bahan
bekas pakai.
r) Bangunan gedung.
adalah konstruksi bangunan yang diletakkan secara tetap dalam suatu
lingkungan, di atas tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan, tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk tempat tinggal, berusaha, maupun
kegiatan sosial dan budaya.

s) Banguan Ruang di rumah sakit.


Adalah gabungan/kumpulan dari ruang-ruang/kamar-kamar di unit rumah
sakit yang saling berhubungan dan terkait satu sama lain dalam rangka pencapaian
tujuan pelayanan kesehatan.
VI.

LOKASI

(a) Bangunan rawat inap harus terletak pada lokasi yang tenang, aman dan
nyaman, tetapi tetap memiliki kemudahan aksesibiltas atau pencapaian dari
sarana penunjang rawat inap.
(b) Bangunan rawat inap terletak jauh dari tempat-tempat pembuangan kotoran,
dan bising dari mesin/generator
PELAYANAN PENUNJANG

Pelayanan penunjang/pendukung di rumah sakit adalah semua pelayanan


yang mendukung pelayanan medik untuk penegakan diagnosis dan perawatan
penderita. Pelayanan pendukung antara lain, pelayanan laboratorium yang
terdiri atas laboratorium kimia klinis, radiologi, patologi klinik, hematologi,
mikrobiologi, serologi, farmakokinetik klinik, patologi anatomi, toksikologi,
elektrokardiografi, elektroensefalograf, dan mikroskopis klinis. Pelayanan
pendukung lainnya adalah pelayanan ahli gizi dan makanan, rekaman medik,
bank darah, sentra sterilisasi, pemeriksaan sinar-X, dan layanan sosial.
REKAM MEDIK
Apoteker wajib mengadakan dan memelihara sistem pemeliharaan
rekaman. Berbagai rekaman harus disimpan dan mampu telusur (retrievable)
oleh IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit), sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Berbagai rekaman disimpan untuk perlindungan hokum, untuk
akreditasi, dan untuk manajemen yang baik yaitu, untuk mengevaluasi
produktivitas, beban kerja dan pengeluaran biaya, serta asesmen pertumbuhan
dan kemajuan IFRS. Rekaman harus dismpan paling sedikit selama waktu
yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh

karena itu, amatlah penting bagi apoteker mempelajari undang-undang,


peraturan daerah dan peraturan rumah sakit agar mereka tahu dan bisa
menerapkan peraturan tersebut di rumah sakit.

SPM setiap jenis pelayanan, Indikator dan Standar

Adapun Standar Pelayanan minimal untuk setiap pelayanan, indicator dan


standar dapat dilihat pada lampiran 1.

Anda mungkin juga menyukai