Anda di halaman 1dari 3

Sabun

Kosmetika yang paling tua yang dikenal manusia adalah sabun, bahan
pembersih kulit yang dipakai selain untuk membersihkan juga
sebagaipengharum kulit. Sabun digunakan untuk membersihkan kotoran pada
kulit baik berupa kotoran yang larut dalam air maupun yang larut dalam lemak
(Tranggono dan Latifah,2007).
Sabun dibuat dengan jalan memanaskan minyak atau lemak atau golongan ester
dengan penambahan basa yaitu kalium hidroksida, natium hidroksida atau
natrium lauril sulfat yang menghasilkan gliserol dan suatu garam alkali dari asam
lemak rantai panjang yang merupakan sabun. Istilah sabun tersebut
menunjukkan beberapa larutan air garam dari asam lemak yang terbuat dari 6
sampai 27 atom karbon dalam rantai paraffin. Reaksi tersebut dikenal dengan
nama saponifikasi atau penyabunan, yaitu hidrolisis suatu minyak atau lemak
dalam suasana basa yang menghasilkan gliserol dan garam alkali dari asam
tersebut (Markoezi,1980)
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk
utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping
juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam
lemak dan alkali.
Dalam sabun kandungan alkali (basa), asam lemak dan air merupakan bagian
terbesar dalam proses pembuatan sabun mandi yang bermutu baik. Oleh karena
itu, lemak dan alkali memerlukan perlakuan dan seleksi yang hati - hati kerana
lemak dan minyak sangat mempengaruhi kualitas produk yang diindikasikan
melalui penampakkan, kejernihan, warna, bau, dan sifat sifat kimiawinya
seperti kadar asam lemak bebas, bilangan penyabunan, bilangan ion dan
netralisasi, sedangakn bahan bahan lain yang ditambahakan umumnya
berdasarkan spesifikasi dan mutu sabun yang diproduksi.
Prinsip kerja sabun
Molekul sabun dapat dianggap terdiri dari bagian besar hidrokarbon nonpolar
yang bersifat hidrofobik atau tidak suka bercampur dengan air dan bagian ujung
yang lain adalah ion karboksilat yang bersifat hidrofilik atau dapat larut dengan
air.
Jika sabun dilarutkan dalam air, ujung hidrofilik dari molekulnya ditarik ke dalam
airdan melarutkannya, tetapi bagian hidrofobik ditolak oleh molekul air.
Akibatnya suatu lapisan terbentuk di atas permukaan air dab secara drastic
menurunkan tegangan permukaan air. Kalau larutan sabun tersebut mengenai
barang yang berlemak atau berminyak (kebanyakan kotoran merupaakan suatu
lapisan film atau lapisan tipis minyak yang melekat), maka bagian molekul sabun
lunsung terorientasi. Bagian hidrofobik membalut kotoran yang bersifat minyak,
sedangakan bagian hidrofilik tetap larut dalam fase air. Dengan gerakan mekanik
membilas, maka minyak dan lemak terdispersi menjadi tetesan tetesan kecil
dan molekul sabun terproyeksi keluar, permukaan misel menjadi larut dalam air

dan terbuang bersama air pencuci. Proses pembersihan berlansung dengan


merendahkan tegangan permukaan air dan mengemulsikan kotoran.
Jenis sabun
Jenis sabun terdapat dua yaitu; sabun dan detergent. Fungsi utama dari sabun
dan detergent sebagai zat pencuci adalah sifat surfaktan yang terkandung
didalamnya. Surfaktan merupakan molekul yang memilki gugus polar yang suka
air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik) sekaligus,
sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari minyak dan air.
Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang bekerja menurunkan tegangan
permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari sifat ganda molekulnya. Bagian
polar molekulnya dapat bermuatan positif, negative ataupun netral , bagian
polar mempunyai gugus hidroksil sementara bagian non polar biasanya
merupakan rantai alkil yang panjang. Surfaktan pada umunya disintesis dari
turunan turunan minyak bumi dan limbahnya dapat mencemarkan lingkungan,
karena sifatnya yang sukar degradasi, selain itu minyak bumi merupakan sumber
bahan baku yang tidak dapat diperbaharui. Surfactant (surface active agents),
zat yang dapat dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk
terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai
orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Molekul surfaktan
mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non
polar (hidrofobik) . Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar,
yaitu surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air.
Kinerja deterjen, khususnya surfaktannya, memiliki kemampuan yang unik untuk
mengangkat kotoran, baik yang larut dalam air maupun yang tak larut dalam air.
Salah satu ujung dari molekul surfaktan bersifat lebih suka minyak atau tidak
suka air, akibatnya bagian ini mempenetrasi kotoran yang berminyak. Ujung
molekul surfaktan satunya lebih suka air, bagian inilah yang berperan
mengendorkan kotoran dari kain dan mendispersikan kotoran, sehingga tidak
kembali menempel ke kain. Akibatnya warna kain akan dapat dipertahankan. Jika
kotoran berupa minyak atau lemak maka akan membentuk emulsi minyakair
dan detergen sebagai emulgator (zat pembentuk emulsi). Sedangkan apabila
kotoran yang berupa tanah akan diadsorpsi oleh detergen kemudian mambentuk
suspensi butiran tanahair, dimana detergen sebagai suspensi agent (zat
pembentuk suspensi).
/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/\/-O
ekor hidrofobik kepala hidrofilik
Gambar umum surfaktan
1. Surfaktan yang larut dalam minyak
Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai
panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon.
2. Surfaktan yang larut dalam pelarut air

Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat
pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah
korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu
surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif,
surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter
yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya.
15
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan
ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh
kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-ekor
hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk
misel (micelles), suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon
panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat
hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat
hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah
molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi
dengan mudah akan tersuspensi di dalam air.
Sifat Larutan Yang Mengandung Surfaktan
Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang
mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak
ini disebabkan oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa
molekul surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel (CMC) .
Pada konsentrasi kritik misel terjadi penggumpalan atau agregasi dari
molekul-molekul surfaktan membentuk misel. Misel biasanya terdiri dari 50
sampai 100 molekul asam lemak dari sabun Sifat-sifat koloid dari larutan
elektrolit sodium dedosil sulfat dapat dilihat pada gambar 2, dibawah ini:

Anda mungkin juga menyukai