Anda di halaman 1dari 28

NUTRISI TUMBUHAN

MAKALAH
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Dosen Pengampu:
Dr. H. Taufik Rahman, M.Pd.
Dr. Hj. Sariwulan Diana, M.Si.
.

Oleh:
Kelompok 1
Pendidikan Biologi 2016

Andini Muliani (1600003) Mega Budi Rahmawati (1606967)


Annisa Syafigha Putri (1600374) Metta Nensi Pandiangan (1604333)
As’syifa Trisakti Rizkyta. (1602408) Mita Juwita (1601922)
Ayu Siti Lathifah (1600747) Nurlistia Chandra Kirana (1601003)
Cesary Resianawati (1601134) Putri Jayatikusuma (1601694)
Denis Pancarani (1602516) Sonya Putri Utami (1603857)
Endang Asri N.U (1602211) Vina Meidawati (1604420)
Ilham Nur Iman M. (1602413) Wardah Fepriyani (1607612)
Maya Dwi Cahyani (160994) Wardayani Solihah (1605861)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan membutuhkan berbagai macam unsur sebagai bahan
pembangun tubuhnya, dan 15-20% tumbuhan tak berkayu terdiri dari
berbagai unsur itu dan sisanya merupakan air (Salisbury dan Ross, 1991).
Tubuh tanaman sebagian besar terdiri atas 3 unsur, yaitu Karbon (C),
Oksigen (O), dan Hidrogen (H), yang diambil dari udara berupa CO2 dan
O2 serta dari tanah berupa H2O. Untuk pembentukan berbagai macam
protein, zat lemak, dan zat-zat organik lainnya, tanaman membutuhkan
nutrien (Susilo, 1992).
Kebutuhan nutrisi setiap tanaman berbeda. Menurut Arief (1978)
nutrisi tersebut dibagi menjadi 2, yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien (zat hara yang utama), yaitu nutrisi yang dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah yang relatif besar, seperti Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), dan
Sulfur (S). Sedangkan mikronutrien (zat hara tambahan), yaitu nutrisi yang
dibuuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang sedikit sekali namun juga
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Contohnya: Mangan (Mn), Seng
(Zn), Boron (B), Tembaga (Cu), dan Molibdenum (Mo). Di samping itu juga
ada nutrien lain yang sangat penting bagi tanaman, yaitu Natrium (Na),
Aluminium (Al), Silikon (Si), dan Klorin (Cl).
Makronutrien dan mikronurien merupakan unsur esensial di dalam
tubuh tumbuhan. Unsur esensial (essential element) adalah unsur kimiawi
yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya dan
menghasilkan generasi yang lain (Campbell dkk., 2008). Oleh karena itu,
maka perlu pembahasan yang lebih luas mengenai macam dan fungsi nutrisi
yang diperlukan tumbuhan, tanda-tanda defisiensi dan toksisitas suatu
nutrien, hubungan air dan tanah dengan tumbuhan dan bagaimana
transportasi nutrien dalam tumbuhan dapat terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah macam dan fungsi nutrisi yang diperlukan tumbuhan ?
2. Bagaimanakah tanda defisiensi dan toksisitas suatu nutrient ?
3. Bagaimanakah peran air dalam tumbuhan ?
4. Bagaimanakah hubungan air dengan tumbuhan ?
5. Bagaimanakah hubungan tanah dengan tumbuhan ?
6. Bagaimanakah transportasi nutrien pada tumbuhan dapat terjadi ?

C. Tujuan
1. Membedakan bagaimana macam dan fungsi nutrisi yang diperlukan
tumbuhan.
2. Memahami bagaimana tanda defisiensi dan toksisitas suatu nutrient.
3. Memahami bagaimana peran air dalam tumbuhan.
4. Menganalisis bagaimana hubungan air dengan tumbuhan.
5. Menganalisis bagaimana hubungan tanah dengan tumbuhan.
6. Memahami bagaimana transportasi nutrien pada tumbuhan dapat
terjadi.
BAB II
ISI
2.1 Macam dan Fungsi Nutrisi dalam Tumbuhan
2.1.1 Nutrisi Esensial
Zat anorganik di dalam tumbuhan mengandung lebih dari 50
unsur kimia. Dalam mempelajari komposisi kimiawi tumbuhan, perlu
dibedakan antara unsur esensial dari unsur yang hanya ada begitu saja
di dalam tumbuhan. Unsur esensial (essential element) merupakan
unsur kimiawi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk menyelesaikan
siklus hidupnya dan menghasilkan generasi yang lain (Campbell dkk.,
2008).
Untuk menentukan unsur kimiawi termasuk esensial atau
tidak, para peneliti menggunakan kultur hidroponik (hydroponic
culture), yang menumbuhkan tanaman di dalam larutan mineral, bukan
di dalam tanah. Penelitian tersebut telah mengidentifikasi 17 unsur
esensial yang dibutuhkan oleh semua tumbuhan. Kultur hidroponik
juga digunakan dalam skala kecil untuk menumbuhkan beberapa
tanaman rumah kaca (Campbell dkk., 2008).
Sembilan unsur esensial disebut makronutrien (macronurient)
karena tumbuhan memerlukan unsur tersebut dalam jumlah besar.
Enam diantaranya adalah komponen utama senyawa organik yang
membentuk struktur tumbuhan, yaitu Karbon, Oksigen, Hidrogen,
Nitrogen, Fosfor, dan Sulfur. Ketiga makronutrien yang lain adalah
Kalium, Kalsium, dan Magnesium. Di antara semua nutrien tersebut,
Nitrogen adalah penyumbang paling besar bagi pertumbuhan tumbuhan
dan hasil panen. Tumbuhan memerlukan Nitrogen sebagai komponen
protein, asam nukleat, klorofil, dan molekul organik penting lainnya.
Delapan unsur esensial lainnya disebut mikronutrien (micronutrient)
karena tumbuhan membutuhkan unsur tersebut dalam jumlah kecil.
Yang termasuk mikronutrien adalah Klorin, Besi, Mangan, Boron,
Seng, Tembaga, Nikel, dan Molibdenum (Campbell dkk., 2008).
Fungsi utama mikronutrien di dalam tubuh tumbuhan adalah
sebagai kofaktor, yaitu pembantu nonprotein pada reaksi enzimatik.
Misalnya, besi merupakan komponen logam sitokrom, yaitu protein
yang terdapat dalam rantai transpor elektron kloroplas dan mitokondria.
Tumbuhan memerlukan mikronutrien dalam jumlah kecil namun
defisiensi mikronutrien seperti Molibdenum dan mikronutrien yang lain
dapat melemahkan atau membunuh tumbuhan (Campbell, 2008).
Tabel 1.1 Makronutrient dalam Tumbuhan
No. Bioelement Terikat di Ketersediaan dalam Diambil dalam Fungsi di Tempat
tanah tanah bentuk tumbuhan akumuasi
- +
1 N Terikat pada Disuplai oleh NO3 , NH4 Komponen Pucuk muda,
bahan organik, dekomposisi m.o, penting daun, biji, organ
+
nitrat, amonium penyerapan NH4 penyusun penyimpanan
pada mineral liat dan protoplasma
humus, NO3- di dan enzim
larutan
2 P Terikat pada Sebagai PO43-, HPO42-/H2PO4- Metabolisme Lebih banyak di
bahan organik, HPO42-, relatif tidak dasar dan organ
fosfat pada Ca, terlarut pada bentuk sintesis reproduksi
Fe, Al kompleks kelat, daripada organ
sedikit pada buangan vegetatif
mikroba
3 S Terikat pada Sedikit terserap, SO42- (tanah) Komponen Daun, biji
bahan organik, SO42- terlarut SO2 (udara) protoplasma
mineral-mineral dan enzim
yang
mengandung
sulfur, Sulfat
pada Ca, Mg
dan Na
4 K Mika, mineral, Terserap K+ Potensial Meristem,
liat >>terlarut membran, jaringan muda,
osmoregulasi, parenkim kulit
aktivasi enzim kayu
2+
5 Mg Karbonat Tidak Mg Klorofil, Daun
(dolomite), terlarut>>terserap, komponen
kurang pada tanah
No. Bioelement Terikat di Ketersediaan dalam Diambil dalam Fungsi di Tempat
tanah tanah bentuk tumbuhan akumuasi
Silikat (augite), asam, terdapat pada enzim dan
Sulfat klorida tanah yang ribosom
mengandung
serpentin
6 Ca Karbonat, Terserap>>terlarut, Ca2+ Pengaturan Daun, kulit
gipsum, fosfat, kurang di tanah yang kehilangan air, batang
silikat sangat asam aktivasi enzim
(amilase,
ATPase),
pengaturan
pertumbuhan
7 Fe Sulfit, oksida, Terserap>>mobil Fe2+, Fe(III)- Metabolisme Daun
fosfat, silikat chelate dasar,
metabolisme
nitrogen,
sintesis klorofil
-
8 Cl Garam, silikat Terlarut>>terserap Cl Sangat kuat Daun
meningkatkan
kehilangan air,
aktivasi enzim
(fotosintesis)
2+ -
9 Zn Fosfat, Terserap>>terlarut; Zn , Zn , Kelat Pembentukan Akar, tajuk
karbonat, sulfit, mobil, asam>basa klorofil, aktivasi
oksida, silikat enzim,
metabolisme
dasar,
penguraian
protein,
biosintesis IAA
Tabel 2. Mikronutrien dalam Tumbuhan
Bentuk yang Tersedia
No. Unsur Fungsi Utama
bagi Tumbuhan
1 Klorin Cl- Dibutuhkan untuk langkah pemecahan air dalam fotosintesis,
berfungsi dalam keseimbangan air.
2 Besi Fe3+, Fe2+ Komponen sitokrom, mengaktivasi beberapa enzim.
2+
3 Mangan Mn Aktif dalam pembentukan asam amino, mengaktivasi beberapa
enzim yang dibutuhkan untuk pemecahan air saat fotosintesis
-
4 Boron H2BO3 Kofaktor dalam sintesis klorofil, mungkin terlibat dalam transpor
karbohidrat dan sintesis asam nukleat, berperan dalam fungsi
dinding sel.
2+
5 Seng Zn Aktif dalam pembentukan klorofil, mengaktivasi beberapa enzim.
6 Tembaga Cu+, Cu2+ Komponen berbagai reaksi redoks dan enzim lignin –biosintetik.
2+
7 Nikel Ni Kofaktor untuk sebuah enzim yang berfungsi dalam metabolisme
Nitrogen.
8 Molibdenum MoO42- Esensial untuk hubungan mutualistik dengan bakteri pemfiksasi
Nitrogen, kofaktor dalam reduksi nitrat.
(Sumber: Campbell, 2008).
2.1.2 Nutrisi Benefisial
Nutrisi benefisial merupakan unsur yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman tetapi tidak memenuhi kaidah unsur hara essensial karena jika unsur ini
tidak ada, pertumbuhan tanaman tidak akan terganggu. Morgan (2000) dalam
FORMAT (2012) mengidentifikasi beneficial nutritions selain Co, Si, Ni dan V
yaitu : Sodium (Na), Rubidium (Rb), Strontium (Sr), Lithium (Li), Aluminium (Al),
Selenium (Se), Iodine (I), Titanium (Ti), dan Silver (Ag).
Tabel 3. Beneficial Elements yang tergolong baru beserta peranannya.
Unsur Peran
Silicon (Si) Tersedia dalam bentuk silicic acid (H4SiO4) sedikit terlarut, pergerakan dalam
tanaman melalui aliran transpirasi di xilem, berperan penting untuk pertumbuhan,
mineral nutrisi, dan resistensi terhadap penyakit jamur.
Sodium (Na) Pengganti K untuk beberapa tanaman, seperti bayam dan sugar beet, dalam jumlah
kecil meningkatkan ukuran buah tomat, sebuah unsur dapat berguna dalam
konsentrasi yang rendah dan merugikan pada konsentrasi tinggi
Unsur Peran
Cobalt (Co) Mempercepat penyerbukan, meningkatkan kandungan protein Legums,
memaksimalkan pembentukan kloroplas dan pigmen, essensial untuk fiksasi N2
simbiotik oleh Legums.
Vanadium (V) Fiksasi N2 bersama Mo, V dan Mo, berkontribusi pada tahap awal perkecambahan
biji.
Lithium (Li) Beberapa tanaman memerlukan Li dalam konsentrasi tinggi, transportasi gula dari
daun ke akar pada sugar beet, meningkatkan kandungan klorofil pada kentang dan
lada.
Rubidium (Rb) Pengganti K saat P dan NH4-N dalam konsentrasi tinggi.
Strontium (Sr) Pengganti Ca ketika Ca harus tersedia banyak.
Aluminium (Al) Bermanfaat pada tanaman yang mengakumulasikan Al (Al ditemukan di DNA dan
RNA).

Selenium (Se) Pengganti S dalam asam amino-S pada gandum.


Iodine (I) Menstimulasi pertumbuhan tanaman, sintesis selulosa dan proses lignifikasi pada
jaringan batang, bersama unsur Cl toleran terhadap keasaman.

Silver (Ag) Induksi pembungaan.


Titanium (Ti) Fotosintesis dan fiksasi N2, meningkatkan kandungan klorofil pada daun tomat.

(Sumber: FORMAT, 2012).

Ada cukup bukti bahwa beberapa unsur nonessensial (benefisial) dapat


menggantikan sebagian unsur yang essensial, seperti Na untuk menggantikan K, Rb
untuk K, Sr untuk Ca dan V untuk Mo. Sebagian unsur pengganti itu mungkin pada
saat-saat tertentu berguna untuk tanaman pada saat unsur essensial dalam
konsentrasi yang rendah. Untuk beberapa jenis tanaman, sebagian unsur pengganti
mungkin sangat berguna untuk tanaman.

2.2 Tanda Defisiensi dan Toksisitas Suatu Nutrien


Tumbuhan merupakan organisme autotrof yang membutuhkan zat-zat atau
unsur penting dari tanah dan lingkungan. Beberapa nutrisi merupakan nutrisi yang
esensial bagi tumbuhan, suatu nutrisi disebut esensial jika: dibutuhkan untuk
pertumbuhan, siklus hidup tumbuhan (reproduksi, perkembangan dan
pertumbuhan)bergantung pada elemen tersebut dan elemen tersebut tidak
tergantikan, memiliki aksi langsung dan tidak langsungterhadap metabolisme
tumbuhan, merupakan molekul esesnsial (makromolekul, senyawa metabolit, dll),
apabila elemen esensial tidak terpenuhi maka tumbuhan tidak dapat menyelesaikan
siklus hidupnya (Mastuti, 2016).
Apabila kekurangan sejumlah unsur tertentu maka akan mengganggu proses
pertumbuhan tanaman. Berikut gejala akibat kekurangan unsur esensial tertentu,
yaitu sebagai berikut:
1. C, H, dan O merupakan komponen utama senyawa organik tumbuhan, unsur
yang sangat penting dalam pembentukan karbohidrat. Kekurangan unsur
tersebut dapat menyebabkan gangguan dalam proses fotosintesis.
2. Nitrogen (N) merupakan hara makro yang diperlukan dalam jumlah besar,
merupakan penyusun semua asam amino, jadi juga protein, juga penyusun
asam nukleat, klorofil, dan senyawa penting untuk metabolisme (Loveless,
1987). Menurut Arief (1978) Nitrogen merupakan salah satu komponen
dalam molekul protein, purin, pirimidin, dan porifirin. Purin dan pirimidin
merupakan basa nitrogen yang penting dalam pembentukan molekul asam
nukleat (RNA dan DNA). Sedangkan porifirin penting dalam pembentukan
klorofil. Gejala kekurangan Nitrogen ialah daun dari tanaman itu mengalami
klorosis, yaitu warna daun menjadi pucat dan rontok sebelum dewasa.
Sering timbul warna kemerahan pada daun.
3. Kalium (K), fungsinya khusus bagi tanaman masih belum diketahui. Kalium
penting untuk membantu sistem enzim, yaitu untuk memperlancar reaksi
biokimia tertentu. Gejala akibat kekurangan kalium pada daun adalah timbul
bintik klorosis disertai dengan bercak pada ujung dan pinggiran daun (Arief,
1978). Sedangkan menurut Loveless (1987) kekurangan Kalium
mempengaruhi kecepatan fotosintesis, sintesis protein, dan respirasi karena
itu Kalium memengang peranan pada semua jalur metabolisme. Kalium
merupakan faktor penting dalam mengatur potensi osmosis sel. Pada sel
pengawal dalam daun, K memegang peranan kunci yaitu dalam mekanisme
gerakan stomata.
4. Kalsium (Ca), dibutuhkan untuk penyusunan dinding sel, yang didapat dari
kalium pekat. Jika kekurangan Ca akan menimbulkan kematian di ujung
batang, ujung akar, dan di daerah pertumbuhan lainnya. Akar menjadi
pendek dan kecoklatan. Klorosis pada pinggiran daun muda menyebabkan
nekrotik (bercak kering) (Arief, 1978).
5. Magnesium (Mg), merupakan unsur logam yang diperlukan tanaman untuk
pembentukan molekul klorofil. Sehingga secara tidak langsung Mg
mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan aktif dalam kegiatan enzim
tertentu. Gejala kekurangannya akan timbul klorosis diantara tulang daun
yang sering diikuti timbulnya warna kemerahan (Arief, 1978).
6. Fosfor (P), merupakan unsur pada asam nukleat, fosfolipid, dan ATP. P juga
berperan dalam pembentukan RNA dan DNA. Gejala akibat kekurangannya
hampir sama dengan kekurangan N, dengan kelainannya timbul bercak
kering (nekrotik) pada daun, tangkai, dan kulit buah (Arief, 1978)
7. Sulfur (S) juga terlibat dalam metabolisme protein yang membentuk ikatan
disulfida. Gejala akibat kekurangan S hampir sama dengan gejala
kekurangan N, hanya tidak menimbulkan warna kemerahan (Arief, 1978).
8. Besi (Fe), meskipun tidak menjadi konstituen dari klorofil namun sangat
diperlukan tanaman untuk pembentukan klorofil. Kekurangan Fe dalam
bentuk ion Fe2+ dapat menimbulkan klorosis. Lembaran daun menjadi pucat,
sedangkan urat daun tetap berwarna hijau (Dwidjoseputro, 1973).
9. Mangan (Mn) merupakan mikronutrien yang mengaktifkan beberapa enzim
dehidrogenase dan karboksilase. Kekurangan Mn dapat memiliki efek
seperti kekurangan Fe maupun Mg, yaitu klorosis. Ada pula penyakit
defisiensi tertentu akibat kekurangan Mn. Tanah basa hanya sedikit
mengandung Mn (Dwidjoseputro, 1973).
10. Boron (B), seperti Fe juga merupakan mikronutrien yang penting, akan
tetapi fungsinya di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas. Gejala
kekurangan B adalah bagian yang mengalami pertumbuhan mulai mati
seperti penyakit pucuk atau top sickness pada tembakau, menguningnya
kobis, dan menggulungnya daun kentang (Dwidjoseputro, 1973).
11. Seng (Zn), suatu mikronutrien yang penting dalam mengaktifkan beberapa
enzim, diperlukan dalam pembentukan asam indolasetat. Kekurangan Zn
menyebankan salah tumbuh pada ujung akar dan akhirnya menghambat
pertumbuhan selanjutnya (Dwidjoseputro, 1973).
12. Tembaga (Cu), mikronutrien yang berperan dalam reaksi redoks.
Kekurangannya menyebabkan ujung daun mengisut, dan pada akhirnya
seluruh daun gugur (Dwidjoseputro, 1973).
13. Molibdenum (Mo), ialah mikronutrien yang paling sedikit dibutuhkan,
penting dalam mereduksi nitrat. Kekurangan Mo mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan tanaman (Dwidjoseputro, 1973).
2.2.1 Tanda Toksisitas Nutrien
Toksisitas merupakan keadaan yang menandakan adanya efek
toksik (racun) dikarenakan keberadaannya pada tanaman melebihi jumlah
yang dibutuhkan. Suatu tanaman akan tumbuh dengan subur apabila semua
unsur yang dibutuhkan tersedia cukup dan unsur tersebut ada dalam bentuk
yang sesuai yang dapat diserap oleh akar tanaman. Namun apabila
pemberiannya terlalu berlebihan maka akan menimbulkan suatu gejala yang
disebut toksisitas.
Menurut Dwidjoseputro (1973) suatu eksperimen memberikan
kesimpulan bahwa di dalam tanah yang mengandung segala unsur yang
serba cukup, kecuali Kalium, maka penambahan unsur K sedikit demi
sedikit akan menghasilkan panen yang meningkat sebanding dengan
tambahnya unsur tersebut. Namun ketika Kalium terus ditambahkan pada
tanaman maka penambahan Kalium tersebut tidak menghasilkan tambahan
panen yang sebanding lagi dan akhirnya jika tambahan tetap diberikan terus,
penambahan itu tidak berarti lagi, bahkan membahayakan kehidupan
tanaman.
Contoh lain adalah kelebihan unsur Fe. Meskipun besi merupakan
unsur hara esensial bagi semua jenis tanaman, akan tetapi jika kelebihan Fe
juga akan berakibat buruk pada tanaman. Pada tanah dengan tingkat
kemasaman tinggi (pH rendah) yang banyak mengandung Fe, pertumbuhan
tanaman kurang baik, bahkan pada kondisi tertentu tanaman tidak dapat di
panen. Sturz dkk. (2000) dalam Syafruddin (2011) mengemukakan bahwa
keracunan besi pada tanaman padi dapat menurunkan produksi hingga 90
%. Sedangkan gejalah keracunan pada umumnya memperlihatkan warna
coklat kemerah-merahan atau kuning kecoklatan sering disebut bronzing
(Ismunadji, 1990 dalam Syafruddin, 2011).
Syafruddin (2006) dalam Sonbai dkk. (2013) menyatakan bahwa
kelebihan unsur hara nitrogen dapat meningkatkan kerusakan akibat
serangan hama, penyakit dan sangat sensitif terhadap perubahan kondisi
lingkungan, menghambat pembentukan bunga, buah dan menurunkan
kualitas buah. Kelebihan unsur Fosfor menyebabkan penyerapan unsur lain,
terutama unsur mikro seperti Fe dan Cu akan terganggu, namun tidak ada
gejala fisik pada tanaman. Kelebihan Tembaga (Cu) dan Molibdenum (Mo)
juga dapat meracuni tanaman (Dwidjoseputro, 1973).
2.3 Peran Air dalam Tumbuhan
Air berperan sanngat penting bagi tumbuhan dalam menunjang
proses fisiologi di dalam sel dan jaringan tumbuhan. Tumbuhan umumnya
akan menyerap air dalam jummlah besar melalui akar, namun sebagian
besar air (97%) akan dilepaskan kembali. Sedangkan sisanya kurang lebih
2% akan digunakan dalam proses pertumbuha, dan kurang lebih 1% saja
yang akan terlibat dalam berbagai proses metabolisme.
Besarnya air yang dilepaskan kembali bukan tanpa guna namun
proses transpirasi tersebut turut berperan serta dalam menggerakkan
berbagai proses yang dibutuhkan tumbuhan. Peran penting air pada berbagai
proses fisiologi di dalam sel dan jaringan tumbuhan tersebut tidak terlepas
dari karakteristik air yang sangat unik dan khas (Hamim,2018).
2.3.1 Karakteristik Air dalam sel dan Jaringan Tumbuhan
Air (H2O) merupakan molekul sederhana yang tersusun dari
dua atom yaitu hydrogen (H) dan oksigen (O). Dua jenis atom ini
berikatan secara kovalen. Molekul air dengan ikatan kovalen
memiliki karakteristik berkutub (polar). Sifat polaritas yang
dimaksud adalah dibagian tertentu air bermuatan positif dan
dibagian lain bermuatan negative.
Gambar 1. Molekul air
(Hopkins dan Huner, 2009)

Adanya muatan ini juga menyebabkan struktur molekul air yang terdiri atas
H-O-H tidak membentuk bidang lurus. Selain itu, sifat polar dari air tersebut
menyebabkan ikatan baru terbentuk yaitu ikatan hydrogen. Walaupun ikatan
i=hydrogen tidak sekuatan ikatan kovalen, tetapi cukup menjadikan molekul
air memiliki kekuatan untuk saling mengikat sesamanya atau dikenal
dengan istilah kohesi.

Gambar 2. Ikatan hidrogen.


(Hopkins dan Huner, 2009)

Adanya sifat kohesi dari air menyebabkan air memiliki tegangan permukaan
yang besar sehingga air cenderung membentuk formasi membulat apabila
ditempatkan pada permukaan yang datar dan bila ditempatkan pada bahan hdofobik
akan membentuk butiran.

Gambar 3. Sifat kohesi air.


(Hopkins dan Huner, 2009)
Selain itu, karena adanya sifat kohesi menyebabkan air mempunyai sifat
regangan. Artinya, apabila air ditempatkan dalam ruangan yang meregangnya maka
ikatan tidak mudah terputus. sifat ini penting bagi tumbuhan karena
mumungkinkannya transport air dari akar ke daun,

Gambar 4. Tegangan air


(Hopkins dan Huner, 2009)
Selain kohesi air juga mempunyai sifat adhesi yaitu kemampuan unuk
mengikat molekul yang tidak sejenis.Adanya sifat adhesi memungkinkan air dapat
seolah-olah merambat kepermukaan yang lebih tinggi ketika ditempatkan di dalam
pipa kapiler berdiameter kecil (daya kapiler).

Gambar 5. Kapilaritas air


(Hopkins dan Huner, 2009)

Tabel 3. Karakteristik air dibandingkan denngan molekul-molekul lain


dengan bobot molekul yang hamper sama

(Hopkins dan Huner, 2009).


Sifat yang demikian menjadikan air memiliki karakteristik yang sangat baik
guna mendukung berbagai proses fisiologi di dalam tumbuhan. Peran air dalam
mendukung proses-proses fisiologi akan diuraikan sebagi berikut.
1. Peranan dan fungsi air dalam tubuh tumbuhan
Air merupakan bagian yang sangat penting dari sel dan jaringan.
Bahkan bagian terbesar dari jarinngan tumbuhan terdiri atas air. Secara
umum, jaringan tumbuhan mengandung 60% hingga 85% air.
2. Air sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma,
Protoplasma merupakan cairan utama penyusun sel, baik yang
terdapat di dalam sitoplasma maupun vakuola. Adapun perbedaan kadar air
dari masing-masing jaringan dan organ tumbuhan, seperti tersebut di bagian
sebelumnya adalah karena perbedaan dari sel-sel penyusunnya.
3. Air sebagai pelarut
Air sebagai pelarut hara mineral yang dibutuhkan. Air berpran
dalam melarutkan ion-ion dari sumbernya baik mineral tanah maupun hasil
dekomposisi organik ataupun pupuk yang diberikan untuk masuk kedalam
tubuh tumbuhan. Selain itu, air yang cukup dapat berguna sebagai sarana
difusi.
4. Air sebagai medium reaksi biokimia
Air berfungsi penting sebagai medium reaksi maupun bahan bagi
reaksi-reaksi metabolism dalam tumbuhan. Dalam proses hidrolisis pati
misalnya, pemcahan pati menjadi glukosa diperlukan air. Demikian juga
reaksi-reaksi hidrolisis lainnya.
5. Air sebagai sumber electron dalam reaksi terang fotosintesis
Dalam proses fotosintesis air berperan sebagai sumber electron.
Walaupun proporsi kebutuhan air dalam reaksi sangat kecil dibandingkan
dengan kebutuhan biokimia lainnya, namun perannya sangat penting.
6. Air memiliki kapasitas termal yang unik dalam menunjang proses fisiologi
Air penting artinya dalam mengendalikan suhu tubuh tumbuhan
sehingga suhu tumbuhan tersebut tidak melebihi suhu yang cocok untuk
proses fisiologi dan metabolism. Adanya titik didih tinggi memungkinkan
air memiliki tetap memiliki molekul yang stabil walaupun suhu lingkungan
naik melebihi suhu fisologis.
7. Air berperan dalam fungsi turgiditas sel serta pertumbuhan sel dan jaringan.
Turgiditas sel aladah tekanan sel akibat masuknya air ke dalam sel .
ketika sel tanaman mengalamai banyak kehilangan air maka tanaman akan
menjadi layu maka pada saat itu sel mempunyai tekanan turgor yang sama
dengan nol.Turgiditas sel menjadikan tumbuhan tidak berkayu termasuk
kecambah yang baru tumbuh dapat tegak berdiri.
Selain tekana turgor, air juga penting daam proses pembesaran dan
pemanjangan sel. Jika tumbuhan kekurangan air maka tumbuhan tersebut
akan menjadi kerdil dan daunnya kecil-kecil.
8. Air berperan dalam pergerakan organ tumbuhan
Tumbuhan bergerak dengan air sebagai penggerakya. Misalnya pada
skema menutup daun putri malu. Ada dua kelomok sel yang bisa menyerap
atau memompa air di bagian atas dan bawah pangkal daun, yaitu adanya
pulvinus yang terdiri atas sel motor ventral dan sel motor dorsal. Apabila
sel-sel pulvinus bagian atas mengakumulasi ion K- dan Cl- dalam jumlah
besar maka air dari sel sekelilingnya akan terserap masuk ke sel-sel pulvinus
tersebut. Akibatnya , sel-sel tersebut akan menggembung yang berakibat
pada pembukaan daun. Keadaan sebaliknya, terjadi apabila air masuk ke
dalam sel-sel pulvinus bawah maka daun akan menutup.

Gambar 6. Skema pangkal daun putri malu


(Taiz dan Zeiger,2002)
Pembukaan penutupan stomata juga dipengaruhi oleh air. Berbagai
Gerakan yang dapat balik dari organ tumbuhan umumnya secara fisiologis
dikendalikan oleh distribusi air di beberapa bagian dari organ tersebut.
Bahkan banyak data yang menunjukkan ketersediaan air sangat erat
kaitannya dengan tingkat produksi tanaman.

Gambar 7. Hubungan antara tingkat penyerapan air dengan produksi tanaman


Barley dan Gandum yang bersifat linier
( Taiz dan Zeiger, 2010).
2.4 Hubungan Air dengan Tumbuhan
Air memiliki peran yang penting sebagai pelarut dalam tumbuhan, misalnya
pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh dinding sel dan
relatif hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas
dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor) berkembang
dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam dinding sel dan
meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel
yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang
mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid). Pada keadaan
seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai nilai maksimum dan air
cenderung mengalir dari apoplast menuju vakuola (Fitter dan Hay, 1981).
Pada keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai nilai
maksimum dan disini air tidak cenderung mengalir dari apoplast ke vakuola.
Dwijoseputro (1994) menjelaskan bahwa pemasukan air dari dalam tanah ke
dalam jaringan melalui sel-sel akar secara difusi dan osmosis. Dengan masuknya
air melalui sel akar tentu akan membawa ion-ion yang terdapat didalam tanah
karena larutan tanah mengandung ion. Pengangkutan zat pada tumbuhan
berlangsung melalui dua cara, yakni diluar pembuluh angkut (ekstravaskuler)
dan didalam pembuluh angkut (intravaskuler). Pengangkutan ekstravaskuler
berlangsung dalam dua cara, yakni :
1. Simplastik : pengangkutan air dari sel ke sel melalui plasmodesmata
(pengangkutan melalui bagian yang hidup dari sel).
2. Apoplastik : pengangkutan dari ruang antar sel ke ruang antar sel lain
(melalui bagian yang tak hidup dari sel).

Gambar 8. Jalur Pengangkutan Ekstravaskuler


(Dewi, 2012)
Sedangkan pengangkutan zat secara vaskuler terjadi melalui pembuluh kayu
(xilem) dan pembuluh kulit (floem). Pada tumbuhan dikotil, bagian xilem berada
di bagian kayu, sedangkan floemnya berada di bagian kulit dekat kambium.
Sedangkan pada tumbuhan monokotil seperti jagung dan tebu, xilem dan floem
bersatu membentuk satu berkas angkutan, dan letaknya tersebar.

Gambar 9. Jalur Pengangkutan Intravaskuler


(Morales, 2014)
Bila persediaan air dalam tanah sedikit maka tumbuhan akan menyerap air
yang sedikit pula, sehingga tumbuhan tidak mampu mencukupi kebutuhannya. Jika
persediaan air tanah semakin berkurang maka tumbuhan tersebut akan mengalami
kelayuan. Air merupakan faktor utama pertahanan tumbuhan (Bidwell, 1979).
Fungsi lain dari air adalah menjaga turgiditas yang penting bagi perbesaran
sel dan pertumbuhan, serta membentuk tanaman herba. Turgor penting dalam
membuka dan menutupnya stomata, pergerakan daun dan pergerakan korola bunga
dan terutama dalam variasi struktur tanaman. Kekurangan air dalam jumlah yang
besar menyebabkan kurangnya tekanan turgor pada tumbuhan vegetatif (Kramer,
1972).
2.5 Hubungan Tanah dengan Tumbuhan
Tanah memberikan dukungan fisik bagi tumbuhan karena merupakan
tempat terbenamnya atau mencengkramnya akar sejumlah tumbuhan. Selain itu
tanah merupakan sumber nutrient bagi tumbuhan (Paul, 1988).
Perkembangan perakaran tanaman mempengaruhi terhadap pertumbuhan
dan hasil produksi. Perkembangan perakaran yang baik menunjukkan bahwa
tanaman tersebut dapat dengan sempurna menyerap air dan unsur-unsur hara
tanaman dari dalam tanah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perakaran tanaman adalah
sebagai berikut :
1. Tekstur dan struktur tanah
Pada tanah-tanah yang mempunyai tekstur tanah geluh akan
merupakan mediumpertumbuhan perakaran yang baik bagi tanamankarena
mempunyai tekstur dan struktur yang tidak terlalu jarang dan tidak terlalu
mampat sehingga proses aerosi tanah cukup baik dan daya menahan air dari
tanah pun cukup baik pula aerosi tanah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar, karena akar dalam proses biologisnya memerlukan pula
O2 untuk pernapasan.
2. Dalam dan efektifnya pengolahan tanah mempengaruhi perakaran tanaman.
Makin dalam dan efektif biasanya perakaran akan lebih baik.
3. Dalamnya lapisan kedap air atau lapisan keras (Hardpan) di bawah tanah
olah. Makin dalam lapisan kedap air atau lapisan keras, perakaran akan
semakin dalam dan meluas.
4. Tanah-tanah yang mempunyai perkolasi yang cukup besar dan cepat
perkembangan akar juga akan semakin besar. Namun bila perkolasi terlalu
besar untuk tanaman tidak menguntungkan terutama padi.
5. Drainase yang cukup baik untuk membuang kelebihan airakan memperbaiki
pula perakaran tanaman. Drainase tersebut baik drainase mikro pada
tanah dimana tanaman itu tumbuh maupun drainase makro untuk
keseluruhan petak sawah atau areal.
6. Tersedianya unsur hara dan pemupukan.
Kesuburan tanah adalah daya kesanggupan tanah untuk menyediakan hara dalam
tanah dalam jumlah yang cukup dan seimbang.
Dengan demikian kesuburan tanah ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi
tanah yaitu :
1. Keadaan fisika tanah antara lain: kedalaman lapisan tanah dimana perakaran
tanaman dapat berkembang dengan bebas, kemudian tekstur tanah, struktur
tanah, kelembaban tanah dan tata udara/ air dalam tanah.
2. Keadaan kimia tanah antara lain: reaksi tanah, banyaknya unsurhara,
cadangan unsure hara dan tersedianya unsure hara bagi pertumbuhan
tanaman.
3. Keadaan biologi tanah yaitu bahan organic humifikasi, mineralisasi, dan
pengikatan nitrogen udara.
2.6 Transportasi Nutrien dalam Tumbuhan
Transportasi nutrien yang terjadi pada tumbuhan dilakukan melalui
pembuluh dan tanpa pembuluh. Transportasi melalui pembuluh terjadi melalui
ikatan pembuluh xilem dan floem. Xilem berperan untuk mengangkut air dan
bahan-bahan mineral dari dalam tanah. Floem berperan untuk mengangkut hasil-
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh. Pembuluh dapat diibaratkan sebagai
saluran atau selang yang amat kecil yang berfungsi sebagai jalan lalu lintas (Giese,
1979).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nutrisi esensial terbagi menjadi dua kategori yaitu makronutrien dan
mikronutrient. Nutrisi benefisial merupakan unsur yang berguna bagi
pertumbuhan tanaman tetapi tidak memenuhi kaidah unsur hara
essensial karena jika unsur ini tidak ada, pertumbuhan tanaman tidak
akan terganggu. Masing-masing unsur tersebut memiliki fungsi yang
berbeda dalam menjalankan perannya dalam suatu tumbuhan.
2. Suatu tumbuhan apabila kekurangan nutrisi yang diperlukan maka
tumbuhan tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya akan mengganggu
proses pertumbuhan, dan apabila suatu tumbuhan diberikan nutrisi yang
melebihi kadar seharusnya, penambahan itu tidak berarti lagi, sehingga
dapat membahayakan kehidupan tanaman.
3. Air berperan sangat penting bagi tumbuhan dalam menunjang proses
fisiologi di dalam sel dan jaringan tumbuhan. Tumbuhan umumnya akan
menyerap air dalam jummlah besar melalui akar, namun sebagian besar
air (97%) akan dilepaskan kembali. yang akan terlibat dalam berbagai
proses metabolisme.
4. Terdapat hubungan antara air dengan tumbuhan yaitu, sebagai pelarut
dalam tumbuhan, misalnya pada proses osmosis.
5. Tanah memberikan dukungan fisik bagi tumbuhan karena merupakan
tempat terbenamnya atau mencengkramnya akar sejumlah tumbuhan.
Selain itu tanah merupakan sumber nutrient bagi tumbuhan
6. Transportasi nutrien yang terjadi pada tumbuhan dilakukan melalui
pembuluh dan tanpa pembuluh.
B. Saran
Sebaiknya didahulukan dengan mengamati langsung pada tanaman
yang mengalami gejala defisiensi maupun toksisitas agar bisa lebih
memahami materi dan memiliki hasil yang sesuai dengan isi materi.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Amiruddin. (1978). Biologi Umum. Malang: IKIP Malang.
Bidwell, R.G.S. (1979). Plant Physiology Edition 2. Macmillion Publishing,
Co:New York.
Campbell, Reece, Urry, Cain, Wasterman, Minorsky, & Jackson. (2008). Biologi
Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dwidjoseputro. (1973). Pengantar Fisiologi Tumbuhan Edisi Kelima. Malang:
IKIP Malang.
Dwijoseputro, D. (1994). Dasar-dasar Ilmu Tanaman. Gramedia:Jakarta Forum
Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian (FORMAT). (2012) .
Beneficial Nutritions. Semarang : UNS Fakultas Pertanian.
Fitter dan Hay. (1981). Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo
Persadar: Jakarta Loveless, A.R. 1987. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan
untuk Daerah Tropik I. Jakarta: Gramedia.
Giese, A. (1979). Cell Physiology, W.B. Saunders Comp. Tokyo
Hamim. (2018). Fisologi Tumbuhan Jilid 1. Bogor : IPB Press. Bab 1.
Kramer. (1972). Plant and Soil Water Relationship. McGraw Hill Company,
Inc:New York.
Mastuti, R. (2016). Nutrisi Mineral Tumbuhan. Jurusan Biologi. FPMIPA.
Universitas Brawijaya
Paul Santosa. (1988). Pengetahuan Umum Tentang Irigasi. Jakarta
Salisbury, Frank B. & Ross, Cleon W. (1991). Fisiologi Tumbuhan Jilid 1.
Bandung: Penerbit ITB.
Sonbai, Jemrifs H. H., Djoko Prajitno, & Abdul Syukur. (2013). Pertumbuhan Dan
Hasil Jagung Pada Berbagai Pemberian Pupuk Nitrogen Di Lahan Kering
Regosol (The Growth And Harvest Of Corn At Various Of Providing Nitrogen
Fertilizer On Regosol Dry Lands). Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 16 No.1, 2013
: 77 – 89.
Susilo, Herawati. (1992). Fisiologi Tumbuhan. Malang: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan IKIP Malang, Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.
Syafruddin. (2011). Keracunan Besi pada Tanaman Padi dan Upaya
Pengelolaannya pada Lahan Sawah Cefars : Jurnal Agribisnis Dan
Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 1 Desember 2011.
DAFTAR PUSTAKA GAMBAR
Gambar 1. Molekul air
Hopkins dan Huner. (2009). Molekul Air. Introduction to Plant Physiology. New
Jersey : John & Sons,Inc. Bab 1.
Gambar 2. Ikatan hydrogen
Hopkins dan Huner. (2009).Ikatan Hydrogen. Introduction to Plant Physiology.
New Jersey : John & Sons,Inc. Bab 1.
Gambar 3. Sifat kohesi air
Hopkins dan Huner. (2009).Sifat Kohesi Air. Introduction to Plant Physiology. New
Jersey : John & Sons,Inc. Bab 1.
Gambar 4. Tegangan air
Hopkins dan Huner. (2009). Tegangan Air. Introduction to Plant Physiology. New
Jersey : John & Sons,Inc. Bab 1.
Gambar 5. Kapilaritas air
Hopkins dan Huner. (2009). Kapilaritas Air. Introduction to Plant Physiology. New
Jersey : John & Sons,Inc. Bab 1.
Gambar 6. Skema pangkal daun putri malu
Taiz dan Zeiger. (2002). Skema Pangkal Daun Putri Malu. Plant Physiology (3rd
Editon). Massachusetss: Sinauer Associates, Inc.Publisher. Bab 3.
Gambar 7. Hubungan antara tingkat penyerapan air dengan produksi tanaman
Barley dan Gandum yang bersifat linier
Taiz dan Zeiger. (2002). Hubungan antara tingkat penyerapan air dengan produksi
tanaman Barley dan Gandum yang bersifat linier. Plant Physiology (3rd Editon).
Massachusetss: Sinauer Associates, Inc.Publisher. Bab 3.
Gambar 8. Jalur Pengangkutan Esktravaskuler
Morales. 2014. Jalur Pengangkutan Intravaskuler. [Online]. Diakses di
https://dewihadibios.blogspot.com/2012/09/ proses-pengangkutan-
ekstravaskuler.html (10 September 2019)
Gambar 9. Jalur Pengangkutan Intravaskuler
Morales. 2014. Jalur Pengangkutan Intravaskuler. [Online]. Diakses di
https://sciencebooth.com/2014/02/01/sistem-jaringan-dan-proses-pengangkutan-
zat-pada-tumbuhan/amp/ (10 September 2019).
Soal Pre-Test
1. Nutrient yang memiliki peran penting dalam pembentukan klorofil adalah :
A. C dan N B. Fe dan Mg C. Ca dan Mg D. Cl dan N
2. Manakah yang bukan peranan air dalam tumbuhan?
A. Bahan pelarut
B. Pembentuk protoplasma
C. Mempertahankan bentuk jaringan yang keras
D. Medium reaksi biokimia
3. Pertumbuhan tanaman yang baik dipengaruhi juga oleh tanah yang
digunakan sebagai media tumbuh karena akan berperan dalam perakaran
tanaman. Faktor dibawah ini dapat mempengaruhi perakaran tanaman,
kecuali...
A. Seberapa dalam lapisan keras di bawah tanah
B. Kemampatan dan kerapatan tanah
C. Jumlah mikroorganisme tanah
D. Ketersediaan unsur hara
4. Unsur apakah yang diperlukan pada tahapan pemecahan air pada proses
fotosintesis?
A. Makronutrien Magnesium
B. Mikronutrien Besi
C. Makronutrien Nitrogen
D. Mikronutrien Klorin
5. Defisiensi nutrient pada tumbuhan biasanya akan terlihat dari pertumbuhan
daun yang berubah warna ataupun rontok, baik di daun muda / pucuk,
maupun di daun dewasa. Peristiwa ini disebut :
A. Apigmentasi B. Pekunditas C. Klorosis D. Eksesis
6. Tumbuhan tidak dapat menyerap unsur nitrogen (N) dalam bentuk...
1. NH3
2. NH4 +
3. NO2-
4. NO3-
A. 1 dan 4
B. 2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4

7. Transportasi nutrien pada tumbuhan yang dilakukan tanpa melalui


pembuluh, dapat melalui proses apa saja?
A. Transpor aktif, Osmosis, dan Endositosis
B. Osmosis dan Endositosis
C. Endosistosis dan Eksositosis
D. Difusi, osmosis, dan transpor aktif
8. Dimanakah tempat akumulasi paling banyak dari unsur posfor pada
tumbuhan ?
A. Batang
B. Daun
C. Bunga
D. Akar
9. Berdasarkan cara pengangkutan air dalam sel, pertanyaan manakah yang
paling tepat...
A. Simplastik merupakan pengankutan air dari sel ke sel melalui
plasmodesmata
B. Apoplastik merupakan pengankutan air dari sel ke sel melalui
plasmodesmata
C. Simplastik merupakan pengangkutan air dari satu sel ke sel melalui
bagian yang tak hidup dari sel
D. Apoplastik merupakan proses pengangkutan air melalui proses vaskuler
10. Yang termasuk kedalam mikronutrien diantaranya adalah....
A. Magnesium, Klor, Seng, dan Besi
B. Tembaga, Kalium, Kalsium, dan Sulfur
C. Klor, Phosfor, Natrium, dan Mangan
D. Mangan, Besi, Tembaga, dan Natrium
Soal Post-Test
1. Enam komponen utama senyawa organik yang membentuk struktur
tumbuhan yaitu?
A. Karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, fosfor dan sulfur
B. Oksigen, karbon, kalsium, nitrogen
C. Kalsium, Kalium, magnesium
D. Nitrogen, sulfur, kalsium, kalium
2. Pengangkutan zat secara vaskuler terjadi melalui xylem dan floem.
Dibawah ini tumbuhan dikotil pada bagian floem terdapat dibagian?
A. Daun
B. akar
C. kulit dekat kambium
D. kayu
3. Manakah yang termasuk fungsi utama mikronutrien di dalam tumbuhan
sebagai kofaktor?
A. Membantu non protein pada reaksi enzimatik
B. Mempercepat reaksi enzimatik
C. Mempercepat perkembangan
D. Meningkatkan aktivasi enzim (fotosintesis)
4. Pada suatu sawah, seluruh padi menunjukkan gejala pertumbuhan tidak
lazim yakni warna coklat kemerah-merahan atau kuning kecoklatan sering
disebut bronzing. Kelainan ini disebabkan oleh?
A. Kekurangan K
B. Kelebihan Mo
C. Kekurangan N
D. Kelebihan D
5. Dalam proses fotosintesis, air memegang fungsi yang sangat esensial, yakni
sebagai
A. Pelarut NADPH
B. Sumber elektron pengganti elektron yang tereksitasi
C. Akseptor CO2 pada siklus Calvin
D. Membantu perubahan 1,3 Difosfogliseral Acid menjadi
Difosfogliseraldehid untuk membentuk glukosa
6. Perhatikan ciri-ciri dibawah ini:
- Warna daun menjadi pucat
- Daun rontok sebelum dewasa.
- Sering timbul warna kemerahan pada daun.
Hal tersebut merupakan gejala dari kekurangan. . . .
A. Kalium (K)
B. Magnesium (Mg)
C. Natrium (Na)
D. Nitrogen (N)
7. Tegangan permukaan yang besar mengakibatkan terbentuknya suatu
formasi membulat apabila ditempatkan pada permukaan yang datar dan bila
ditempatkan pada bahan hidrofobik akan membentuk butiran. Hal tersebut
merupakan sifat air yang dinamakan dengan. . . . .
A. Adhesi
B. Kohesi
C. Retensi
D. Koagulasi
8. Dibawah ini merupakan pernyataan yang tepat mengenai pengangkutan zat
pada tumbuhan, kecuali. . . . .
A. Dapat berlangsung diluar pembuluh angkut dan di dalam pembuluh
angkut.
B. Pengangkutan zat secara vaskuler terjadi melalui pembuluh xilem dan
floem.
C. Pengangkutan air dari sel ke ke sel melalui plasmodesmata
dinamakan dengan apoplastik.
D. Pengangkutan yang terjadi di dalam pembuluh angkut dinamakan dengan
intravaskuler.
9. Mengangkut air dan bahan-bahan mineral dari tanah merupakan fungsi dari. . .
..
A. Xilem
B. Floem
C. Kambium
D. Empulur
10. Daya kesanggupan tanah untuk menyediakan hara dalam tanah dalam jumlah
yang cukup dan seimbang yang ditentukan oleh sifat fisika, kimia dan biologi
tanah merupakan pengertian dari. . . . .
a. Kekayaan tanah
b. Struktur tanah
c. Tekstur tanah
d. Kesuburan tanah

Anda mungkin juga menyukai