Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga kita
dapat memenuhi tugas mata kuliah Morfologi Tumbuhan berupa makalah yang berjudul
“DAUN” dan dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tondano, 4 Maret 2018

Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
2.1 Pengertian Daun .............................................................................................................. 4
2.2 Fungsi Daun pada Tumbuhan ......................................................................................... 5
2.3 Bagian-bagian pada daun. ............................................................................................... 6
2.4 Bentuk daun (Bangun daun) pada tumbuhan ................................................................. 8
2.5 Ujung daun(Apex Folli) ................................................................................................. 11
2.6 Bentuk-bentuk Pangkal Daun (Basis Folli) ................................................................... 12
2.7 Susunan Tulang Daun .................................................................................................... 12
2.8 Tepi daun (Margo Folli)................................................................................................. 13
BAB III .................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 15
3.2 Saran ............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun(follium) merupakan salah satu organ tumbuhan yang sangat penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya tumbuh dari batang
saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun
yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla), umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahayamatahari untuk fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya
karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru,
atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya
berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur). Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan
adalah organisme autotrofobligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui
konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan.
Bentuk umum dan ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, perbandingan lebar
dengan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk
pangkal, ujung dan tepi daun . Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan
daun, ketebalan helai daun, dan warna serta bagian permukaan daun.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari daun.
2. Untuk lebih memahami fungsi daun pada tumbuhan.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari daun.
4. Untuk mengetahui bangun daun pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Daun
Daun adalah salah satu bagian dan organ yang peranannya sangat penting dalam
tumbuhan, yang tumbuh pada ranting yang umumnya berbentuk pipih, berwarna hijau dan
tumbuh diatas tanah. Daun disebut organ terpenting bagi tumbuhan karena tumbuhan karena
tumbuhan adalah organisme autotrof oblogat, yaitu untuk melangsungkan hidupnya tumbuhan
harus memasok energinya sendiri melalui perubahan energi cahaya matahari menjadi energi
kimia.
Daun biasanya berbentuk lever untuk menghasilkan permukaan yang luas supaya sel-
selnya yang mengandungi kloroplas bukan saja dapat didedahkan kepada cahaya, tetapi juga
untuk membenarkan cahaya melintasi sepenuh tisu-tisunya. Dalam kebanyakan, daun-daun
juga merupakan bagian tumbuhan untuk respirasi, transpirasi, dangutasi. Warna hijau pada
daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang
berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten(berwarna jingga),
xantofil (berwarna kuning), dan antosianin(berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat
keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau
merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Morfologi daun dapat dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu; dipengaruhi oleh: Suhu, unsur hara
dalam tanah, kelembapan, keadaan tanah. Contohnya:
1. Daun yang berlubang-lubang atau bolong, disebabkan oleh ulat yang memakan daun
tersebut.
2. Daun yang kecil-kecil dan berkerut, disebabkan oleh struktur tanah yang kering dan
kurangnya unsure hara dalam tanah.
3. Daun yang warnanya kuning, disebabkan oleh suhu yang tinggi atau panas dan tanah
yang kering.
4. Daun yang lebar dan hijau, disebabkan oleh keadaan tanah yang lembab dan tersedianya
suplai air yang cukup.
2.2 Fungsi Daun pada Tumbuhan
 Tempat Pembuatan Makanan (Fotosintesis)
Daun berguna sebagai dapur tumbuhan atau tempat melakukan fotosintesis. Fotosintesis
merupakan proses pengolahan makanan dari karbon dioksida melalui stomata dan air menjadi
zat tepung dengan bantuan energi cahaya yang menghasilkan energi yaitu glukosa. Di dalam
daun terjadi proses pembuatan makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan
tumbuhan untuk kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih disimpan. Tempat terjadinya
fotosintesis pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade,
sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
 Sebagai organ pernapasan (Respirasi).
Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata inilah, pertukaran gas
terjadi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis, mengeluarkan
O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung kita dimana stoma mengambil CO2 dari
udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma
terletak di epidermis bawah. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernapas melalui
lentisel yang terletak pada batang. Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat
berada di bawah pohon pada siang hari.
 Tempat terjadinya transpirasi atau penguapan.
Tidak semua air yang diserap oleh akar dipakai oleh tumbuhan, Kelebihan air ini jika tidak
dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati.. Proses transpirasi terjadi pada
daun lewat stomata atau mulut daun yang terdapat pada permukaan daun, dan lebih banyak
pada permukaan daun bagian bawah . Diperkirakan bahwa hilangnya air melalui stomata
melalui proses transpirasi melebihi 90 persen dari air yang diserap oleh akar. Transpirasi dapat
menguntungkan untuk tanaman karena efek pendinginan yang dihasilkan dari pengeluaran
sebagian dari energi panas tanaman dalam mengkonversi air cair menjadi uap air. Ada
dukungan yang luas juga bahwa transpirasi tarik bertanggung jawab atas pendakian terus
menerus air dan nutrisi dari akar ke bagian paling atas pohon. Tetapi proses ini bisa menjadi
kerugian bagi tanaman jika kerugian transpirasi melebihi laju penyerapan air melalui akar.
Bagian daun yang dapat mengurangi penguapan adalah lapisan zat lilin atau kutikula yang
terdapat pada permukaan atas daun.
 Tempat terjadinya gutasi.
Gutasi adalah proses pelepasan air dari jaringan daun dalam bentuk cair. Gutasi terjadi melalui
lubang-lubang pengeluaran yang terdapat pada bagian tepi daun sebagai bagian dari proses
pengeluaran kelebihan air sebagai sisa metabolisme, khususnya pada saat pengeluaran dengan
cara transpirasi (penguapan) tidak efektif, misalnya pada malam hari. Gutasi dapat diamati
pada pagi hari dan dapat disalahartikan sebagai embun. Ia terlihat sebagai tetes-tetes air di tepi
daun yang tersusun teratur, sesuai dengan lokasi lubang pengeluaran.
 Alat perkembangbiakkan vegetatif.
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya
peleburan sel kelamin jantan dan betina). Untuk sebagian tanaman daun dapat dijadikan
sebagai alat perkembangbiakan, seperti yang terjadi pada tumbuhan cocor bebek yang dapat
membentuk tunas daun, yakni tunas adventif yang tumbuh pada daun. Daunnya berfungsi
untuk memperbanyak tanaman.
 Penyimpanan makanan.
Daun berfungsi sebagai organ penyimpan makanan dari tanaman baik sementara dan secara
jangka panjang. Di bawah kondisi yang menguntungkan, laju fotosintesis dapat melebihi dari
translokasi fotosintat ke organ lain. Pada siang hari, gula menumpuk di daun dan pati disintesis
dan disimpan dalam kloroplas. Pada malam hari, pati dihidrolisis menjadi glukosa dan
dihembuskan atau diubah ke bentuk diangkut seperti sukrosa.Telah ditunjukkan juga makanan
yang disimpan di daun sampai mereka senesce. Makanan ini diekspor ke batang sebelum daun
gugur dan dimanfaatkan dalam pengembangan berikutnya.

2.3 Bagian-bagian pada daun.


Berdasarkan bagian-bagian pada daun, daun dibedakan menjadi daun lengkap dan daun tidak
lengkap.
 Daun Lengkap
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, misalnya pohon pisang
(Musa paradisiaca L). Pohon pinang (Areca catechu L), bambu (Bambusa sp). Daun yang
memiliki ketiga bagian utama di atas disebut daun lengkap (folium completes). Tumbuhan
yang mempunyai daun yang lengkap tidak begitu banyak jumlah jenisnya. Ciri-ciri Daun yang
lengkap adalah sebagai berikut :
1. Upih Daun Atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih hanya kita dapati pada tumbuhan yang tergolong dalam tumbuhan yang
berbiji tunggal (Monocotyledoneae) saja. upih daun atau pelepah daun selain merupakan
bagian daun yang melekat atau memeluk batang, juga mempunyai fungsi lain:
a. Pelindung kuncup yang mudah, seperti dapat di lihat pada tanaman tebu (Seccharum
Officinnarum L).
b. Memberi kukuatan pada tanaman. Dalam hal ini upih daun membungkus batang,
sehingga batang tidak tampak, bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-
upihnya tadi. Hal ini tentu saja mungkin terjadi apabila upih daun amat besar seperti
misalnya pada pisang (Musa paradisiaca L.)
2. Tangkai Daun (Petioulus)
Tangkai daun merupakan bagian yang mendukung pelayannya dan bertugas untuk
mendapatkan helaian daun tadi pada posisi sedemikian rupa hingga dapat memperoleh cahaya
matahari yang sebanyak-banyaknya.Bentuk dan ukuran tangkai daun sangat berbeda-beda
menurut jenis tumbuhannya. Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak
pipih dan menebal pada pangkalnya. Tetapi ada juga yang menebal pada pangkal dan ujungnya,
misalnya pada daun kupu-kupu(Bauhinia purpurea L.). Jika dilihat dari penampang
melintangnya dapat dijumpai kemungkinan-kemungkinan berikut.
a. Bulat dan berongga, misalnya tangkai daun pepaya(Carica papaya L.)
b. Pipih dan tepinya melebar(bersayap), misalnya pada jeruk(Citrus sp.)
c. Bersegi
d. Setengah lingkaran dan sering kali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam
seperti pada tangkai daun pisang.
Jika ditinjau dari keadaan permukaannya, tangkai daun dapat memperlihatkan adanya
kerutan-kerutan, sisik-sisik, rambut-rambut, lentisel, dll. Tangkai daun dapat mengalami
pergantian bentuk(metamorfosis) menjadi semacam helaian daun yang dinamakan filodia.
3. Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai daun yang helaiannya
berbeda-beda pula, baik mengenai bentuk, ukuran maupun warnanya. Helaian daun merupakan
bagian daun yang terpenting dan lekas menarik perhatian. Maka suatu sifat yang sesungguhnya
hanya berlaku untuk helaian, di sebut pula sebagai sifat daunnya. Contoh : jika kita mengatakan
daun nangka jorong sesungguhnya yang jorong itu bukan daunnya melainkan helaiannya.
Selain bagian-bagian diatas, daun pada tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan
atau pelengkap antara lain berupa:
a. Daun penumpu (stipula), yaitu 2 helai serupa daun kecil yang ada dekat dengan pangkal
tangkai daun yang berfungsi malindungi kuncup yang masih muda. nah, ada kalanya stipula
itu besar dan lebar sebagai alat untuk berasimilasi seperti pada kacang kapri (Pisum
sativum). daun penumpu ini ada yang mudah gugur seperti pada nangka (Artocarpus
integra) dan ada juga yang tinggal lama dan baru gugur bersama-sama daunnya, misalnya
pada mawar (Rosa sp.). Stipula dibedakan berdasarkan letaknya yaitu :
- daun penumpu bebas (stipulae liberae) yang bebas terdapat dikiri kanan pangkal tangkai
daun, contoh : kacang tanah (Arachis hypogeae)
- daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkai daun (stipulae adnatae),
contoh : mawar (Rosa sp.)
- daun penumpu yang berlekatan menjadi 1 dan mengambil tempat didalam ketiak daun
(stipula axillaris / stipul intrapetiolaris)
- daun penumpu yang berlekatan menjadi 1 yang mengambil tempat berhadapan dengan -
tangkai daun dan biasanya agak lebar hinggamelingkari batang (stipula petiolo opposita /
stipula antidroma)
- daun penumpu antar tangkai (stipula interpetiolaris), yaitu daun penumpu yang berlekatan
dan mengambil tempat diantara dua tangkai daun, seperti seringkali terjadi pada tumbuhan
yang pada 1 buku-buku batang mempunyai 2 daun yang duduk berhadapan. contoh :
mengkudu (Morinda citrifolia)

b. Selaput bumbung (ocrea / ochrea), yaitu berupa selaput tipis yang menyelugungi pangkal
suatu ruas batang, jadi terdapat dia atas suatu tangkai daun. selaput bumbung dianggap
sebagai daun penumpu yang kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang.
c. lidah-lidah (ligula), yaitu suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara
upih dan helaian daun pada rumput (Gramineae). alat ini berguna untuk mencegah
mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang dan upih daun sehingga
kemungkinan pembusukan dapat dihindari.
 Daun Tidak Lengkap
Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian
tersebut diatas, dinamakan daun tidak lengkap. Ciri-ciri Daun tidak lengkap adalah sebagai
berikut :
1. Daun bertangkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun,
contohnya daun mangga.
2. Daun hanya terdiri atas helaian saja (tanpa upih dan tangkai) sehingga helaian langsung
melekat atau duduk pada batang, disebut daun duduk (sessilis), seperti pada biduri
(Calotropisgigantea R.Br.).
3. Daun hanya terdiri atas tangkai tangkai saja, tangkai biasanya menjadi pipih sehingga
menyarupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun semu atau palsu, disebut
filodia, seperti pada berbagai jenis pohon Acacia Australia (Acacia auriculiformis A.
Cunn.)
4. Daun berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun.
Contohnya daun rumput-rumputan, daun padi, dan daun jagung.

2.4 Bentuk daun (Bangun daun) pada tumbuhan


Bangun (bentuk) daun (Circumscriptio)
Selain menggunakan istilah-istilah atau kata-kata lazim untuk menyatakan bentuk suatu benda
misalnya bulat, segi tiga, dll, dalam menyebut bangun daun seringkali dicarikan persamaan
bentuknya dengan bentuk benda-benda lain misalnya bangun tombak, bangun anak panah,
bangun perisai, dst.
Perlu diingat bahwa dalam menentukan bangun daun tidak boleh dipengaruhi oleh adanya
toreh-toreh atau lekuk-lekuk pada tepi daun, melainkan harus dibayangkan seakan-akan toreh-
toreh tadi tidak ada. Daun-daun Jarak (Ricinus communis L.), Pepaya (Carica papaya L.),
Waluh (Cucurbita moschata Duch.), Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.) dikatakan
mempunyai bangun bulat. Hal ini akan jelas jika ujung-ujung tepi daun dihubungkan satu sama
lain dengan suatu garis. Jadi seandainya daun tadi tepinya tidak bertoreh atau berlekuk maka
akan didapati bangun bulat.

Daun Jarak (Ricinus communis L.)


Daun Pepaya (Carica papaya L.)
Daun Waluh (Cucurbita moschata Duch.)
Daun Ubi Kayu (Manihot utilissima Pohl.)
Variasi bangun bentuk tumbuhan/pohon hutan sangat bermacam macam untuk tiap genus
dalam satu famili saja mempunyai bangun bentuk helai daun dapat berbeda beda.
Berdasarkan pada letak bagian yang terlebar dari satu helai daun maka dapat dibedakan :
a. Bagian yang terlebar terdapat kira kira ditengah tengah helaian daun
b. Bagian yang terlebar terdapat dibagian bawah pertengahan helai daun
c. Bagian terlebar terdapat di bagian atas pertengahan helai daun

Tidak ada bagian yang terlebar artinya helai daun dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama
lebarnya.
 Bagian Yang Terlebar Berada di Tengah-tengah Helaian Daun.
Dengan keadaan seperti itu, akan dijumpai kemungkinan bangun daun seperti berikut:
1. Bangun Bulat atau Bundar (orbicularis), jika perbandingan panjang : lebar = 1 : 1.
Contohnya pada daun Victoria regia, dan pada daun Teratai Besar (Nelumbium
nelumbo Druce).
2. Bangun Perisai (peltatus), Daun yang biasanya bulat mempunyai tangkai daun yang
tidak tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian daun.
Contohnya pada daun Jarak.
3. Bangun Jorong (ovalis/ellipticus), jika perbandingan panjang : lebar = 1,5-2 :
Contohnya pada daun Nangka (Artocarpus integra Merr.) dan pada daun Nyamplung
(Calophyllum inophyllum L.).
4. Bangun Memanjang (oblongus), jika perbandingan panjang : lebar = 2,5-3 : 1.
Contohnya pada daun Sirkaya (Annona squamosa L.) dan daun Sirsat (Annona
muricata L.).
5. Bangun Langset (lanceolatus), jika perbandingan panjang : lebar = 3-5 : 1. Contohnya
pada daun Kamboja (Plumeira acuminata L.) dan daun Oleander (Nerium oleander L.).

 Bagian Yang Terlebar Terdapat di Bawah Tengah-tengah Helaian Daun


Daun yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-tengan helaian daunnya
dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
1. Pangkal daun tadak bertoreh
a. Bangun Bulat Telur (ovatus). Contohnya pada daun Kembang Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L.) dan pada daun Lombok Rawit (Capsicum frutescens L.).
b. Bangun Segi Tiga (triangularis), yaitu bangun seperti segitiga sama kaki.
Contohnya pada daun Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.).
c. Bangun Delta (deltoideus), yaitu bangun segitiga sama sisi. Contohnya pada daun
Air Mata Pengantin (Antigonon leptopus Hook. et Arn.).
d. Bangun Belah Ketupat (rhomboideus), yaitu bangun segi empat yang sisinya tidak
sama panjang. Contohnya anak daun yang di ujung pada daun Bangkuwang
(Pachyrrhizus erosus Urb.).
2. Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
a. Bangun Jantung (cordatus), yaitu bangun seperti bulat telur tetapi pangkal daun
memperlihatkan suatu lekukan. Contohnya pada daun Waru (Hibiscus tiliaceus L.).
b. Bangun Ginjal atau Kerinjal (reniformis), yaitu daun pendek lebar dengan ujung
tumpul atau membulat dan pangkal berlekuk dangkal. Contohnya pada daun Kaki
Kuda (Centella asiatica Urb.).
c. Bangun Anak Panah (sagittatus), yaitu daun tak terlalu lebar, ujung tajam, pangkal
dengan lekukan lancip, demikian juga bagian pangkal daun di kanan kiri
lekukannya. Contohnya pada daun Enceng (Sagittaria sagittifolia L.).
d. Bangun Tombak (hastatus), seperti bangun anak panah tetapi bagian pangkal daun
di kanan kiri mendatar. Contohnya pada daun Wewehan (Monochoria hastata
Solms).
e. Bangun Bertelinga (auriculatus), seperti bangun tombak tetapi pangkal daun di
kanan kiri tangkai membulat. Contohnya pada daun Tempuyung (Sonchus asper
Vill.).

3. Bagian Yang Terlebar Terdapat di Atas Tengah-tengah Helaian Daun


Dalam hal yang demikian kemungkinan bangun daun yang dapat dijumpai ialah:
a. Bangun Bulat Telur Sungsang (obovatus), yaitu seperti bulat telur tetapi bagian
yang lebar terdapat dekat ujung daun. Contohnya pada daun Sawoo Kecik
(Manilkara kauki Dub.).
b. Bangun Jantung Sungsang (obcordatus). Contohnya pada daun Sidaguri (Sida
retusa L.) dan pada daun Semanggi Gunung (Oxalis corniculata L.).
c. Bangun Segitiga Terbalik atau Pasak (cuneatus). Contohnya pada daun Semanggi
(Marsilea crenata Presl.).
d. Bangun Sudip atau Spatel atau Solet (spathulatus), yaitu seperti bangun bulat telur
terbalik tetapi bagian bawahnya memanjang. Contohnya pada daun Tapak Liman
(Elephantopus scaber L.) dan pada daun Lobak (Raphanus sativus L.).

4. Tidak Ada Bagian Yang Terlebar, Helaian Daun Dari Pangkal Sampai Ujung Sama
Lebar. Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau
lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjang daun.
a. Bangin Garis (linearis), pada penampang melintangnya pipih dan daun amat
panjang. Contohnya pada daun bermacam-macam rumput (Gramineae).
b. Bangun Pita (ligulatus), serupa bangun garis tetapi lebih panjang lagi. Contohnya
pada daun Jagung (Zea mays L.).
c. Bangun Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal di bagian tengah
dan tipis kedua tepinya. Contohnya pada daun Nenas Sebrang (Agave sisalana
Perr.) dan pada daun Nanas (Agave cantala Roxb.).
d. Bangun Paku atau Dabus (sabulatus), bentuk daun hampir seperti silinder, ujung
runcing, seluruh bagian kaku. Contohnya pada daun Araucaria cunninghamii Ait..
e. Bangun Jarum (acerosus), serupa bangun paku tetapi lebih kecil dan meruncing
panjang. Contohnya pada daun Pinus (Pinus Merkusii Jungh. & De Vr.).
2.5 Ujung daun(Apex Folli)
1. Runcing(acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit sedikit
menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih
kecil dari 90 derajat). Ujung daun yang runcing lazim kita dapati pada daun-daun bangun:
bulat memanjang, lanset, segitiga, delta, belah ketupat, dll. Contohnya ujung daun oleander
(Nerium oleander L).
2. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi
daunnya lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing,
misalnya ujung daun sirsak (Annona muricata L).
3. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menju
kesuatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul, sering dijumpai pada daun
bangun bulat telur terbalik atau bangun sudip, misalnya ujung daun sawo kecik (Manilkara
kauki Dub).
4. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama
saekali, hingga uung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulat
atau jorong, atau pada daun bangun ginjal, misalnya ujung daun teratai besar (Nelumbium
nelumbo Duce).
5. Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung anak
daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.).
6. Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan, kadang-kadang amat
jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.), kadang-kadang terbelahnya ujung
hanya akan kelihatan jelas jika diadakan pemeriksaan yang teliti, seperti misalnya ujung
daun bayam (Amaranthus hybridus L.).
7. Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing
keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung daun nanas sebrang (Agave sp).
2.6 Bentuk-bentuk Pangkal Daun (Basis Folli)
1. Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu
tulang/ujung tangkai daun. Dalam keadaan seperti pangkal daun dapat :
a. Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah
ketupat, dll.
b. Meruncing (acuminatus), biasanya pada bangun bulat telur sungsang atau bangun daun
sudip.
c. Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur.
d. Rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bangun segitiga, delta, tombak.
e. Berlekuk (emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal, anak panah.
2. Yang tepi daunnya dapat bertemu dan dapat berlekatan satu sama lain :
a. Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang sesuai
dengan letak daun pada batang, seperti pada daun-daun bangun perisai.
b. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau
berhadapanndengan letak daunnya. Contohnya pada daun bangun membulat.

2.7 Susunan Tulang Daun


1. Tulang daun berdasarkan besar kecilnya dibedakan dalam 3 macam, yaitu:
a. Ibu tulang daun (costa), ialah tulang daun yang biasanya terbesar, merupakan terusan
tangkai daun, dan terdapat di tengah-tengah membujur dan membelah.
b. Tulang-tulang cabang (nervus lateralis), adalah tulang-tulang yang lebih kecil dari pada
ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi atau cabang-cabang tulang-tulang ini
c. Urat-urat daun (vena), sebenarnya adalah tulang-tulang cabang pula, tetapi yang kecil
atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang lebih besar membentuk
susunan seperti jala, kisi, dan lainnya.
Bentuk susunan tulang daun terdiri atas tulang daun menyirip, tulang daun menjari, tulang
daun melengkung, dan tulang daun sejajar. Terdapat beberapa penggolongan jenis tulang daun,
antara lain :
 Tulang daun Menyirip (penninervis)
Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan. Tulang daun menyirip
dapat kita amati pada berbagai tumbuhan, misalnya daun mangga, rambutan, jambu, avokad,
dan nangka.
 Tulang Daun Menjari (palminervis)
Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar, Tulang daun menjari berbentuk
seperti susunan jari-jari tangan. Tulang daun menjari dapat kita amati pada berbagai tumbuhan,
misalnya daun pepaya, singkong, jarak, dan kapas.
 Tulang Daun Melengkung (cervinervis)
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis lengkung. Tiap-tiap ujung tulang
daun itu terlihat menyatu, misalnya daun genjer dan gadung.
 Tulang Daun Sejajar (rectinervis)
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar. Biasanya terdapat pada
daun-daun bangun garis dan bangun pita, yang mempunyai satu tulang ditengah yang besar
membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan nampaknya semua
mempunyai arah sejajar dengan ibu tulangnya tadi. Tiap-tiap ujung tulang daun tersebut
menyatu, misalnya semua jenis rumput-rumputan, padi, tebu, dan jagung.
2.8 Tepi daun (Margo Folli)
Dalam garis besarnya tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam:
1. Yang rata (integer), misalnya daun nangka (Artocarpus integra Merr)
2. Yang bertoreh (divisus)
Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya, ada yang dangkal ada yang
dalam, besar, kecil, dan lain-lain. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun di bedakan dalam 2
golongan:
 Tepi Daun Dengan Toreh Yang Merdeka
Toreh-toreh yang tidak mempengaruhi atau mengubah bangun asli daun. Tore-toreh ini
biasanya tak seberapa dalam, letaknya toreh tidak bergantung pada jalannya tulang-tulang
daun, oleh sebab itu sering disebut toreh merdeka. Dalam hubungannya dengan jenis toreh-
toreh ini dipergunakan istilah “sinus” untuk torehnya sendiri dan “angulus” untuk bagian tepi
daun yang menonjol keluar. Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula ragamnya.
Toreh-toreh tadi sering kali amat dangkal dan kurang jelas, sehingga sukar untuk dikenali.
Yang sering kita jumpai ialah tepi daun yang dinamakan:
a. Bergerigi (serratus), yaitu jika sinus dan angulus sama lancipnya, misalnya daun lantana.
Selanjutnya untuk melengkapi keterangan mengenai sifat toreh-toreh ini, dapat pula di
tambahkan kata-kata yang bertalian dengan besar kecilnya sinus dan angulusnya, misalnya:
bergerigi halus dan bergerigi kasar.
b. Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus), yaitu tepi daun seperti diatas, tetapi angulusnya
cukup besar, dan tepinya bergerigi lagi.
c. Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedangkan angulusnya lancip, misalnya daun
beluntas.
d. Beringgit (crenatus), kebalikannya bergigi, jadi sinusnya tajam dan angulusnya yang
tumpul, misalnya daun cocor bebek.
e. Berombak (repandus), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul, misalnya daun air
mata pengantin.

 Tepi Daun Dengan Toreh-Toreh Yang Mempengaruhi Bentuknya


Seperti yang telah dikemukakan, jika toreh-toreh daun besar dan dalam bangun daun akan
terpengaruh olehnya, sehingga bangun asli tidak lagi tampak. Toreh-toreh yang besar dan
dalam itu biasanya terdapat diantara tulang-tulang yang besar atau diantara tulang-tulang
cabang. Jika daun amat besar atau lebar, misalnya daun pepaya, bagian daun diantara toreh-
toreh yang besar dan dalam itu dapat bertoreh-toreh lagi, sehingga makin tidak nampak bangun
asli bangunnya.
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh itu, tepi daun dapat dibedakan dalam yang:
a. Berlekuk (lobatus), yaitu jika dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-
tulang yang terdapat di kanan kirinya.
b. Bercangap (fissus), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai tengah-tengah panjang tulang-
tulang daun dikanan kirinya.
c. Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah panjangnya tulang-tulang daun
dikanan kirinya.
Karena seperti telah dikemukakkan letak toreh-toreh bergantung pada susunan tulang-tulang
daun, maka sebutan untuk mencandra tepi daun yang bertoreh dalam dan besar ini, selalu
merupakan kombinasi antara sifat torehnya dengan susunan tulang daun yang bersangkutan,
hingga dengan demikian dapat dibedakan daun-daun dengan tepi seperti berikut:
a. Berlekuk menyirip (pinnatilobus), jika tepi berlekuk mengikuti susunan tulang daun yang
menyirip misalnya daun terong.
b. Bercangap menyirip (pinnatifidus), tepi bercangap, sedangkan daunnya mempunyai
susunan tulang menyirip, misalnya daun keluwih.
c. Berbagi menyirip (pinnatipartitus),tepi berbagi dengan susunan tulang yang menyirip,
misalnya daun sukun.
d. Berlekuk menjari (palmatilobus), tepi berlekuk, susunan tulang menjari, misalnya daun
jarak pagar dan kapas.
e. Bercangap menjari (palmatifidus), jika tepinya bercangap, sedangkan susunan tulangnya
menjari, misalnya daun jarak.
f. Berbagi menjari (palmatipartitus), yaitu jika tepi berbagi, sedangkan daunnya mempunyai
susunan tulang yang menjari, misalnya daun ketela pohon.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna
hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya
matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Daun mempunyai fungsi: Tempat pembuatan makanan (Fotosintesis), sebagai organ
pernapasan (Respirasi), tempat terjadinya transpirasi, tempat terjadinya gutasi, alat
perkembangbiakkan vegetatif. Berdasarkan susunan tulang daunnya, daun dibedakan menjadi:
tulang daun menyirip, tulang daun menjari, tulang daun melengkung, tulang daun sejajar.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, untuk kedepannya kami akan
lebih fokus dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan serta pembaca bisa dengan mudah
memahami makalah yang kami buat .
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Ir Tjitrosoepomo, Gembong 2005 Morfologi tumbuhan, Yogyakarta: gadja mada
university prese.
http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-daun-bagi-tumbuhan.html
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/05/fungsi-daun-dan-bagian-bagian-daun-
pada.html

Anda mungkin juga menyukai