Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga kita
dapat memenuhi tugas mata kuliah Morfologi Tumbuhan berupa makalah yang berjudul
“DAUN” dan dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 3
BAB II........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 4
2.1 Pengertian Daun .............................................................................................................. 4
2.2 Fungsi Daun pada Tumbuhan ......................................................................................... 5
2.3 Bagian-bagian pada daun. ............................................................................................... 6
2.4 Bentuk daun (Bangun daun) pada tumbuhan ................................................................. 8
2.5 Ujung daun(Apex Folli) ................................................................................................. 11
2.6 Bentuk-bentuk Pangkal Daun (Basis Folli) ................................................................... 12
2.7 Susunan Tulang Daun .................................................................................................... 12
2.8 Tepi daun (Margo Folli)................................................................................................. 13
BAB III .................................................................................................................................... 15
PENUTUP................................................................................................................................ 15
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 15
3.2 Saran ............................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun(follium) merupakan salah satu organ tumbuhan yang sangat penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya tumbuh dari batang
saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun
yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla), umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahayamatahari untuk fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya
karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru,
atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya
berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur). Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan
adalah organisme autotrofobligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui
konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan.
Bentuk umum dan ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, perbandingan lebar
dengan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk
pangkal, ujung dan tepi daun . Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan
daun, ketebalan helai daun, dan warna serta bagian permukaan daun.
b. Selaput bumbung (ocrea / ochrea), yaitu berupa selaput tipis yang menyelugungi pangkal
suatu ruas batang, jadi terdapat dia atas suatu tangkai daun. selaput bumbung dianggap
sebagai daun penumpu yang kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang.
c. lidah-lidah (ligula), yaitu suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara
upih dan helaian daun pada rumput (Gramineae). alat ini berguna untuk mencegah
mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang dan upih daun sehingga
kemungkinan pembusukan dapat dihindari.
Daun Tidak Lengkap
Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian
tersebut diatas, dinamakan daun tidak lengkap. Ciri-ciri Daun tidak lengkap adalah sebagai
berikut :
1. Daun bertangkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun,
contohnya daun mangga.
2. Daun hanya terdiri atas helaian saja (tanpa upih dan tangkai) sehingga helaian langsung
melekat atau duduk pada batang, disebut daun duduk (sessilis), seperti pada biduri
(Calotropisgigantea R.Br.).
3. Daun hanya terdiri atas tangkai tangkai saja, tangkai biasanya menjadi pipih sehingga
menyarupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun semu atau palsu, disebut
filodia, seperti pada berbagai jenis pohon Acacia Australia (Acacia auriculiformis A.
Cunn.)
4. Daun berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun.
Contohnya daun rumput-rumputan, daun padi, dan daun jagung.
Tidak ada bagian yang terlebar artinya helai daun dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama
lebarnya.
Bagian Yang Terlebar Berada di Tengah-tengah Helaian Daun.
Dengan keadaan seperti itu, akan dijumpai kemungkinan bangun daun seperti berikut:
1. Bangun Bulat atau Bundar (orbicularis), jika perbandingan panjang : lebar = 1 : 1.
Contohnya pada daun Victoria regia, dan pada daun Teratai Besar (Nelumbium
nelumbo Druce).
2. Bangun Perisai (peltatus), Daun yang biasanya bulat mempunyai tangkai daun yang
tidak tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian daun.
Contohnya pada daun Jarak.
3. Bangun Jorong (ovalis/ellipticus), jika perbandingan panjang : lebar = 1,5-2 :
Contohnya pada daun Nangka (Artocarpus integra Merr.) dan pada daun Nyamplung
(Calophyllum inophyllum L.).
4. Bangun Memanjang (oblongus), jika perbandingan panjang : lebar = 2,5-3 : 1.
Contohnya pada daun Sirkaya (Annona squamosa L.) dan daun Sirsat (Annona
muricata L.).
5. Bangun Langset (lanceolatus), jika perbandingan panjang : lebar = 3-5 : 1. Contohnya
pada daun Kamboja (Plumeira acuminata L.) dan daun Oleander (Nerium oleander L.).
4. Tidak Ada Bagian Yang Terlebar, Helaian Daun Dari Pangkal Sampai Ujung Sama
Lebar. Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau
lebarnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan panjang daun.
a. Bangin Garis (linearis), pada penampang melintangnya pipih dan daun amat
panjang. Contohnya pada daun bermacam-macam rumput (Gramineae).
b. Bangun Pita (ligulatus), serupa bangun garis tetapi lebih panjang lagi. Contohnya
pada daun Jagung (Zea mays L.).
c. Bangun Pedang (ensiformis), seperti bangun garis tetapi daun tebal di bagian tengah
dan tipis kedua tepinya. Contohnya pada daun Nenas Sebrang (Agave sisalana
Perr.) dan pada daun Nanas (Agave cantala Roxb.).
d. Bangun Paku atau Dabus (sabulatus), bentuk daun hampir seperti silinder, ujung
runcing, seluruh bagian kaku. Contohnya pada daun Araucaria cunninghamii Ait..
e. Bangun Jarum (acerosus), serupa bangun paku tetapi lebih kecil dan meruncing
panjang. Contohnya pada daun Pinus (Pinus Merkusii Jungh. & De Vr.).
2.5 Ujung daun(Apex Folli)
1. Runcing(acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit sedikit
menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (lebih
kecil dari 90 derajat). Ujung daun yang runcing lazim kita dapati pada daun-daun bangun:
bulat memanjang, lanset, segitiga, delta, belah ketupat, dll. Contohnya ujung daun oleander
(Nerium oleander L).
2. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi
daunnya lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing,
misalnya ujung daun sirsak (Annona muricata L).
3. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menju
kesuatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul, sering dijumpai pada daun
bangun bulat telur terbalik atau bangun sudip, misalnya ujung daun sawo kecik (Manilkara
kauki Dub).
4. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama
saekali, hingga uung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun yang bulat
atau jorong, atau pada daun bangun ginjal, misalnya ujung daun teratai besar (Nelumbium
nelumbo Duce).
5. Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung anak
daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.).
6. Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan, kadang-kadang amat
jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.), kadang-kadang terbelahnya ujung
hanya akan kelihatan jelas jika diadakan pemeriksaan yang teliti, seperti misalnya ujung
daun bayam (Amaranthus hybridus L.).
7. Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing
keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung daun nanas sebrang (Agave sp).
2.6 Bentuk-bentuk Pangkal Daun (Basis Folli)
1. Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu
tulang/ujung tangkai daun. Dalam keadaan seperti pangkal daun dapat :
a. Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah
ketupat, dll.
b. Meruncing (acuminatus), biasanya pada bangun bulat telur sungsang atau bangun daun
sudip.
c. Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur.
d. Rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bangun segitiga, delta, tombak.
e. Berlekuk (emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal, anak panah.
2. Yang tepi daunnya dapat bertemu dan dapat berlekatan satu sama lain :
a. Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang sesuai
dengan letak daun pada batang, seperti pada daun-daun bangun perisai.
b. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau
berhadapanndengan letak daunnya. Contohnya pada daun bangun membulat.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, untuk kedepannya kami akan
lebih fokus dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan serta pembaca bisa dengan mudah
memahami makalah yang kami buat .
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Ir Tjitrosoepomo, Gembong 2005 Morfologi tumbuhan, Yogyakarta: gadja mada
university prese.
http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-fungsi-daun-bagi-tumbuhan.html
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/05/fungsi-daun-dan-bagian-bagian-daun-
pada.html