LINGKUNGAN
(Laporan Praktikum Fisiologi Ikan)
Oleh
Mengetahui,
Dosen Pengampu
Mengetahui,
Dosen PJ
Ikan bawal bintang yang bersifat euryhaline menyebabkan ikan tahan terhadap
rentang salintas yang luas, sehingga tahan terhadap perubahan salinitas. Namun,
kisaran salinitas yang optimal sangat penting dalam menunjang pertumbuhan
ikan. Salinitas diketahui dapat mengganggu siklus hidup ikan, baik dari fisiologi,
tingkah laku, nafsu makan, dan kelangsungan hidupnya atau angka kematian ikan.
Beberapa aspek fisiologi yang dipengaruhi oleh salinitas ialah tekanan osmotik
dan kebutuhan atau konsumsi oksigen (Ezraneti, et al., 2019). Selain salinitas,
variabel lingkungan yang memengaruhi aktivitas ikan ialah suhu. Ketidakstabilan
suhu akan menyebabkan terganggunya proses metabolisme dalam tubuh ikan
(Ariska, et al., 2018). Perubahan suhu perairan yang mendadak dan cepat bahkan
dapat menyebabkan terganggunya metabolisme sampai menyebabkan kematian.
Respon organisme akuatik yang bervariasi pada perubahan variabel-variabel
lingkungan tersebut perlu diamati lebih lanjut untuk mengetahui lebih jelas
pengaruhnya pada serangkaian perubahan perilaku pada tiap ikan.
Diisi container dengan 20 liter air suhu normal (control), suhu 400C (P1), suhu
dingin 200C (P2).
Ditimbang biomasa ikan tiap perlakuan dengan timbangan digital dan dicatat
bobot awalnya.
Diamati tingkah laku ikan, respon terhadap sentuhan, respon makan, bukaan
mulut, dan bukaan operculum setiap 5 menit selama 30 menit dan dicatat
jumlah ikan uji yang mati selama percobaan. Ditimbang bobot akhir dari ikan
uji tiap akuarium.
Diambil dua lamella insang untuk difiksasi dalam formalin 10% selama
semalaman kemudian dibilas dan diisi dengan 70% etanol sampai menutupi
jaringan yang akan dihistologi.
Hasil.
Disiapkan 2 buah container yang diisi 20 liter air dengan berbagai tingkat pH
yang berbeda-beda sebagai tempat untuk uji coba. Akuarium 1 dan 2 untuk
perlakuan yang berbeda (asam : pH 5; basa: pH 10.
Diambil dua lamella insang untuk difiksasi dalam formalin 10% selama
semalaman kemudian bilas dan isi dengan 70% etanol sampai menutupi
jaringan yang akan dihistologi.
Hasil.
Disiapkan media yang memiliki salinitas berbeda, 32 ppt (control), 24 ppt, 14.
Diamati tingkah laku ikan, respon terhadap sentuhan, respon makan, bukaan
mulut, dan bukaan operculum setiap 5 menit selama 30 menit dan dicatat
jumlah ikan uji yang mati selama percobaan. Ditimbang bobot akhir dari ikan
uji tiap akuarium
Dihitung juga ikan yang masih hidup untuk menghitung survival rate (SR).
Hasil.
.
4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
4.1.1 Grafik Bukaan Operkulum
Grafik bukaan operkulum yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut.
5.1 Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Organisme akuatik sangat rentan terhadap perubahan lingkungan seperti suhu,
pH, dan salinitas. Perubahan suhu dapat mempengaruhi metabolisme dan kadar
glukosa dalam darah organisme akuatik. Tingkat pH yang tidak stabil dapat
mengganggu keseimbangan asam-basa dan aktivitas enzim, berdampak buruk
pada fisiologi mereka. Tingkat salinitas yang tinggi dapat mempengaruhi
osmoregulasi, menyebabkan perubahan metabolisme glukosa dan gangguan
dalam proses fisiologis organisme akuatik.
2. Organisme akuatik memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang spesifik, namun bahkan perubahan kecil pun dapat memiliki
dampak yang signifikan pada fisiologi dan kelangsungan hidup mereka. Suhu
yang tinggi telah terbukti menyebabkan perubahan pada struktur jaringan
insang ikan, yang berdampak pada fungsi pernapasan mereka. Peningkatan
tingkat pH dapat memicu respons stres pada organisme akuatik, mengubah
keseimbangan glukosa mereka dan mengancam kesehatan secara keseluruhan.
Tingkat salinitas yang tinggi dapat menyebabkan perubahan pada histologi
jaringan insang, mempengaruhi fungsi pernapasan dan berpotensi mengganggu
regulasi glukosa.
3. Perubahan suhu, salinitas, dan pH dapat memengaruhi respon ikan yaitu
aktivitas Ikan yang menjadi lambat dan mempercepat respirasi ikan, di mana
terlihat dari bukaan operculum ikan yang meningkat.
4. Menurut literatur yang ada ikan bawal memiliki salinitas toleransi sekitar 14-19
ppt, suhu sekitar 25°-30°, dan pH sekitar 7,2-7,7. Dari Hal ini dapat diartikan
apabila Perubahan dari ketiga variabel baik kurang maupun meningkat dapat
memicu terjadinya kematian pada ikan.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu sebaiknya agar seluruh praktikan lebih
serius lagi dalam melaksankan setiap rangkaian praktikum, membawa alat dan
bahan, melakukan praktikum sesuai dengan panduan dan mengindahkan instruksi
dari asdos agar praktikum terlaksana semaksimal mungkin.